TEKNIK PENGEBORAN II TUGAS CEMENTING
DISUSUN OLEH : IKHSAN JAUHARI
163210065
KELAS : E
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU TA 2018/2019
KOMPOSIS DARI SEMEN LEAD : 1. WCR (Water Cement Ratio), yang merupakan rasio berat air dengan berat semen yang digunakan dalam campuran beton. Rasio yang lebih rendah mengarah pada kekuatan dan daya tahan yang lebih tinggi, tetapi mungkin membuat campuran sulit untuk dikerjakan dan dibentuk. 2. Bentonite merupakan bermineral clay. Sifat utamanya adalah dapat menghisap air dengan banyak, sehingga volume bubur semen yang terjadi bisa naik sampai 10 kali. Akibatnya berat jenis bubur semen dapat turun lebih besar. Penambahan bentonite harus diiringi dengan penambahan air. 3. CaCl2 (solid) merupakan senyawa organic berbentuk padatan kristal tak berwarna pada suhu kamar, sangat larut dalam air. 2% CaCl2 daapat melipat duakan compressive strength semen dalam tempo 24 jam, pada temperature 120°F. umumnya calcium chloride yang ditambahkan berkisan antara 2% sampai 4%. 4. Gilsonite adalah mineral hidrokarbon yang memiliki kandungan asphalten dan nitrogen yang cukup tinggi dan sangat mudah menyatu dengan aspal. Gilsonite tidak memerlukan banyak air. Sehingga menurunkan compressive strength semen akan lebih kecil dibandingkan denagn extender yang lain, untuk pengurangan berat jenis yang sama. 5. CMC(carboxymethyl cellulose).merupakan zat pengental. CMC berfungsi untuk memperlambat thickening time. 6. SSA-2 merupakan Strenght Stabilizing Agent adalah pasir kering no. 1 Oklahoma. Ini lebih kasar daripada SSA-1 silika. Ini membantu menstabilkan kekuatan dan permeabilitas semen pada temperature bottomhole antara 230°F dan 700°F. 7. Diacel-D power extender additive merupakan aditif kelas khusus dari diatomaceous refined earth yang memungkinkan hasil formulasi tinggi, semen dengan kepadatan rendah. Diacel-D berguna dalam aplikasi lost circulation atau diperlukan saat tekanan hidrostatis rendah. KOMPOSISI SEMEN TAIL 1. WCR (Water Cement Ratio), yang merupakan rasio berat air dengan berat semen yang digunakan dalam campuran beton. Rasio yang lebih rendah mengarah pada kekuatan dan daya tahan yang lebih tinggi, tetapi mungkin membuat campuran sulit untuk dikerjakan dan dibentuk.
2. Barite merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk menikkan berat jenis bubur semen maupun lumpur pemboran.SG dari barite adalah 4.3 dan dapat menaikkan berat jenis bubur semen menjadi 188 ppg. Kata lain untuk barite adalah barium sulfate. Dalam penambahan barite, perlu diiringi dengan penambahan air untuk membasahi partikelnya, karena barite memiliki surface area yang besar. Air inu juga dapat melarutkan retarder dari bubuk semen sehingga thickening time-nya jadi singkat. Penambahan air yang banyak dapat menurunkan compressive strength dari semen. 3. CMC merupakan zat pengental. CMC berfungsi untuk memperlambat thickening time. 4. SSA-2 merupakan Strenght Stabilizing Agent adalah pasir kering no. 1 Oklahoma. Ini lebih kasar daripada SSA-1 silika. Ini membantu menstabilkan kekuatan dan permeabilitas semen pada temperature bottomhole antara 230°F dan 700°F. 5. Diacel-D power extender additive merupakan aditif kelas khusus dari diatomaceous refined earth yang memungkinkan hasil formulasi tinggi, semen dengan kepadatan rendah. Diacel-D berguna dalam aplikasi lost circulation atau diperlukan saat tekanan hidrostatis rendah. 6. CaCl2 (solid) merupakan senyawa organic berbentuk padatan kristal tak berwarna pada suhu kamar, sangat larut dalam air. 2% CaCl2 daapat melipat duakan compressive strength semen dalam tempo 24 jam, pada temperature 120°F. umumnya calcium chloride yang ditambahkan berkisan antara 2% sampai 4%. 7. Gilsonite adalah mineral hidrokarbon yang memiliki kandungan asphalten dan nitrogen yang cukup tinggi dan sangat mudah menyatu dengan aspal. Gilsonite tidak memerlukan banyak air. Sehingga menurunkan compressive strength semen akan lebih kecil dibandingkan denagn extender yang lain, untuk pengurangan berat jenis yang sama. KOMPOSISI DARI EVALUASI PENYEMENAN 1. CBL (Cement Bond Log) merupakan metode logging untuk mengetahui kekuatan cement. Prinsip kerja CBL dianalogikan seperti lonceng yang dipukul dengan cement sebagai peredam disekitarnya. Semakin kuat/padat cement, gelombang suara yang dihasilkan akan semakin teredam. 2. BI digunakan untuk menggambarkan fraksi ikatan linkaran yang menunjukkan apakah bond index menunjukkan nilai yang baik atau buruk ataupun harus dilakukan cementing ulang. 3. Compressive strength adalah kemampuan suatu material atau semen untuk mempertahan keutuhannya dibawah tekanan berasal dari arah horizontal. Artinya
berapa besar tekanan yang dapat diterima oleh material itu sebelum ia hancur sehingga tidak dapat digunakan lagi sebagaimana yang diperuntukkannya. Tekana maksimum yang dapat diterima oleh suatu material sebelum kehancurannya disebut compressive strength dari material tersebut. 4. Shear Bond Strenght didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam menahan tekana yang berasal dari berat casing atau menahan tekanan dalam arah yang vertical. 5. Lb/ft adalah satuan torsi yang diciptakan oleh satu lb gaya yang bekerja pada jarak tegak lurus satu ft dari titik pivot. Sebaliknya satu lb/ft adalah momen tentag sumbu yang menerapkan satu lbf pada jari-jari satu kaki. 6. Variety Density Log (VDL) merupakan rekaman bulk density dari formasi. Bulk density merupakan densitas secara keseluruhan dari batuan, termasuk matriks dan fluida dalam pori batuan. Secara kualitatif, log densitas dapat digunakan untuk menghitung porositas dan secara tidak langsung densitas hidrokarbon. Log ini juga dapat digunakan untuk menghitung AI (Acoustic Impedance), indikator litologi, identifikasi mineral, membantu dalam penilaian konten material organik dalam batuan induk, dan dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi overpressure dan porositas fracture.