Teknik Arsitektur.docx

  • Uploaded by: Annisa Diah Astarini
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teknik Arsitektur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,221
  • Pages: 8
Teknik Arsitektur Articles …aryN

1 Arsitek berasal dari bahasa Yunani arkhe yang berarti asli dan tektoon yang berarti berdiri stabil dan kokoh. Apabila dua kata tersebut digabung menjadi arkhitekton mempunyai arti yang lain, yaitu pembangunan utama tukang ahli bangun. Jadi arsitektur adalah seni atau ilmu bangunan yang di dalamnya termasuk perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekoratif. Ada enam hal yang dipelajari dalam arsitektur, yaitu manusia, wadah aktivitas, teknik presentasi, ketrampilan, dan pengetahuan factual. Manfaat utama dari arsitektur adalah penyedia fasilitas. Keberhasilan seorang arsitek dilihat dari apakah arsitek tersebut dapatr memenuhi kebutuhan dari pengguna karya arsitek tersebut dan bisa memberikan dampak yang baik juga untuk lingkungan sekitarnya dan tidak dinilai dari bentuk bangunan yang didesain oleh arsitek, tetapi lebih ke dampak yang terjadi karena bangunan itu. Prospek ke depan dari arsitektur sangat luas. Seorang arsitek dapat berkerja menjadi drafter atau draftsman, konsultan, dan perancang interior. Kemampuan penunjang yang harus dimiliki adalah kreatif, peduli terhadap lingkungan, kemampuan berkomunikasi, ketelitian dan kecerdasan, suka menggambar, dan kemampuan membagi waktu.

2 Apa Itu Teknik Arsitektur? Teknik Arsitektur merupakan perpaduan antara seni dan teknik bangunan yang di dalamnya termasuk perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekoratif yang mempelajari bentuk fisik ruang buatan sebagai tempat bagi manusia yang berhubungan dengan segala kompleksitas kebutuhan kehidupannya, baik individu maupun kelompok.

Apa Yang Dipelajari Di Teknik Arsitektur? Dalam Teknik Arsitektur, para calon arsitek diajarkan untuk mendesain obyek pembangunan berskala luas secara lengkap dan menyeluruh mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada tata ruang perkotaan. Yang dipelajari dalam teknik arsitektur bukan hanya sekedar belajar menggambar. Namun juga dibutuhkan ide yang kreatif, kepedulian terhadap lingkungan, dan pengetahuan yang luas tentang banyak hal misalnya teknologi rancang bangun, ilmu struktur, teknologi bahan, industri, dan peralatan apa saja yang diperlukan agar bangunan dapt berfungsi dengan baik sehingga dapat tercipta suatu bangunan yang bagus dan nyaman, serta ilmu sosial dan ekonomi.

Dalam Teknik Arsitektur, ada beberapa bidang keahlian yang ditawarkan. Bidang keahlian tersebut antara lain adalah : 1. Sains dan Teknologi Bangunan 2. Perancangan Arsitektur berbasis komputer 3. Lingkungan kota dan pemukiman 4. Analis Kritik dan Sejarah Arsitektur

Prospek Lulusan Teknik Arsitektur Prospek ke depan dari lulusan Teknik Arsitektur sangat luas. Lulusan Teknik Arsitektur dapat bekerja di berbagai bidang antara lain adalah: 1. Instansi Pemerintah (Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan Daerah, dsb) 2. Konsultan Arsitektur 3. Pendidikan dan Penelitian 4. Kontraktor Daftar Perguruan Tinggi Negeri yang terdapat Teknik Arsitektur: 1.Inst. Teknologi Bandung (ITB) 2.Univ. Diponegoro (UNDIP) 3.Univ. Gadjah Mada (UGM) 4.Univ. Indonesia (UI) 5.Univ. Sebelas Maret (UNS) 6.Univ. Sumatera Utara (USU) 7.Univ. Lambung Mangkurat (UNLAM) 8.Univ. Sam Ratulangi 9.Univ. Syiah Kuala 10.Univ. Tadulako 11.Univ. Tanjungpura (UNTAN)

3 Untuk masuk jurusan arsitektur: 1. Kemampuan mendeskripsikan imajinasi suatu ruang ke dalam bentuk nyata 3D baik dalam gambar tangan maupun komputer. Misalnya ada soal cerita: aku duduk didalam kamar tidurku, kulihat keluar jendela hujan sedang rintik-rintik. Di samping jendela terletak gelas berisi coklat panas. Itu semua harus bisa digamabarin. Itu contoh soal yang simpel ya...masih banyak yang rumit. 2. Komposisi bentuk dalam suatu ruang. Contoh : komposisi geometri yang bermacam-macam misal kubus, kerucut, bola, harus bisa membuat komposisi yang indah dari bentuk dasar tersebut sehingga membuat bangunan yang unik. 3. Mendefinisikan makna dan bentuk dari objek arsitektur. Contoh : Menurut pendapatmu, seperti apakah bangunan minimalis itu? Apakah sudah sesuai dengan penggagasnya yang bilang bahwa "Less is More?" atau mungkin kamu stuju dengan yang menampiknya dan mengatakan "Less is Bore?" dll...

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Ruang lingkup dan keinginan Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.

Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.

Teori dan praktek Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktek tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "Praktek dan teori adalah akar arsitektur. Praktek adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang arsitek yang berpraktek tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktek hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan".

Sejarah Untuk lebih jelas lihat artikel utama: Sejarah arsitektur Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia. Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek. Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum. Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan

berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya. Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produkproduk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi. Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi. Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktekkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi. Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern. Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan. Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.

Kesimpulan bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.

Enaknya: Kalau benar-benar jago, 1 gambar aja duitnya banyak.. bisa beli mobil dll..

Gak enaknya: harus jago matematika, hitung menghitung... dan super teliti.. rajin.. Di ITB bagus.. masuknya pakai UMPTN kali.. biaya, gak tahu, peralatannya.. lumayan mahal sihhh.. (ratusan juta)

4 Yaaaaah begitulah kuliah di Arsitektur. Jurusan yang bisa dikatakan lebih dekat dengan rasa daripada logika, tidak ada yang pasti, susah memang kerja berdasarkan mood. Subjektivitas dalam penilaian lebih tinggi. Jangan pernah menganggap karyamu paling bagus. Faktor non teknis akan menjawabnya. Dan bisa dikatakan lebih berpengaruh daripada faktor teknis. Seringkali jarang kuliah bisa dapat nilai bagus sedangkan yang rajin dapet jelek, bukanlah hal yang aneh di dunia kampus Arsitektur. Dan jangan pernah hidup sendiri di dunia arsitektur. Yang namanya teman sangat berarti. Bagi yang egonya tinggi disarankan jangan coba-coba kuliah di arsitektur. Nah... buat yang mau kuliah Arsitektur... Ada sedikit tips: Pertama siapin fisik kuat dan mental yang tangguh untuk menghadapi faktor-faktor non teknis, kenyataannya banyak yang pindah jurusan karena gak sanggup lemburan serta gak kuat menghadapi justifikasi dari dosen.. Kedua siapin duit yang banyak, sekedar informasi, harga penggaris Rotring segitiga yang pake skala sekarang 100 ribuan, itu baru penggaris lho...belum kertas, pensil, berbagai macam cat, rapido, peralatan dan bahan untuk bikin maket, ntar kalo dah nambah semester pasti butuh komputer dan printer, jangan lupa speaker (komputer di rental mana ngangkat), makanan tambahan kalo lagi ngelembur, kopi, apalagi kalo ngerokok, kalo bisa sih punya kendaraan maklum sering ”jalan-jalan”....dan semua peralatan yang berhubungan dengan arsitektur biasanya mahal karena memang merek luar negeri...belom lagi buat refresing kalo lagi stres...tapi kalo memang duit dikit, siapin muka tebel aja ato tinggal di himpunan itu pun kalo himpunannya aktif...ini sih bagi yang masih ”standaran” belom kalo kamu dah punya pacar... Ketiga harus rajin dan jangan menunda pekerjaan...mood harus terus dijaga...rajin aja tugas gak selesai apalagi malas...yang namanya tugas gambar tuh gak mungkin selesai maklum terus berkembang...selesainya karena memang harus dikumpulin...pinter-pinter bagi waktu terutama bagi yang punya cewek ato cowok...biasanya keasyikan gambar jadi lupa segalanya...kan gak lucu kalo bubar karena alasan gambar... keempat sebaiknya punya banyak teman...so harus supel (bukan suka dipeluk) dan pandaipandailah bergaul serta latih kelancaran berkomunikasi...percuma gambar anda bagus tapi tidak bisa mempresentasikannya ke orang lain terutama ke dosen....yang terakhir tapi juga banyak mempengaruhi yaitu pastikan anda punya bakat terutama menggambar (punya rasa seni yang lebih) karena akan sangat membantu diawal perkuliahan. Kenyataannya banyak yang nilainya jatuh pada semester-semester awal karena kemampuan grafisnya kurang. Walaupun seiring perjalanan waktu anda pasti bisa karena memang sudah terbiasa. Oh ya...bagi cewek yg ngerasa cakep...modal tuh...biasanya banyak dosen sangat kooperatif kalo ngeasistensiin cewek cakep...aku aja kalo kelompokan, seneng kalo ada yg cakep dalam kelompokku, paling nggak suasana asistensi bisa lebih adem dan nggak terlalu tegang.

Related Documents


More Documents from "Muhammad Rofiq Abdillah"