T.docx

  • Uploaded by: Ferly Syaputra
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View T.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,627
  • Pages: 5
Persaingan Politik Memuncak, Incumbent Berpeluang Tergusur METRO - Pencoblosan Pemilu legislatif dan Pilpres kurang lebih 18 hari lagi. Partai politik yang memiliki potensi meraih jatah kursi di DPRD Mukomuko juga sudah mulai bisa dirangking, termasuk caleg yang punya peluang keluar sebagai pemenang. Menariknya, partai pengusung anggota dewan aktif mulai mendapat perlawanan, jika tidak hati-hati dan maksimal, bisa jadi terjungkal, nasib sebagian besar incumbent sudah diujung tanduk. Di Dapil I, jumlah kursi yang direbut sebanyak 9 kursi, sedangkan anggota dewan aktif atau incumbent yang maju sebanyak 8 orang. Disisi lain ada empat partai yang berpotensi meraih kursi, diluar parpol yang mengusung incumbent. Empat parpol tersebut yaitu, Hanura, menurut prediksi parpol ini dipastikan meraih satu kursi. Kemudian Parpol pendatang baru, Partai Perindo, setelah itu Partai Demokrat dan PDI Perjuangan. Bila empat partai ini benar-benar meraih kursi, maka mau tidak mau ada tiga incumbent akan tergusur dari tahtanya. Selain itu, anggota dewan aktif ini juga tidak aman dari persaingan diinternal partainya sendiri. Seperti di Partai Golkar Dapil I ini, setidaknya ada tiga caleg potensial bersaing dengan incumbent. Di Gerindra juga sama, ada tiga kandidat bersaing, incumbent di PAN, NasDem, PKPI dan PPP juga tidak pada posisi aman, bisa saja calon lain menang atau partainya gagal menembus parlemen. ‘’Di Gerindra memang tidak ada calon paling unggul, kami semuanya kompak, siapapun yang meraih suara terbanyak, dia akan duduk. Meski incumbent saya siap kalah, kalau calon lain yang menang, asal Gerindra tetap dapat kursi di Dapil I,’’ kata salah seorang incumbent Armansyah,ST. Didapil II sendiri kondisinya sama, jatah kursi hanya delapan. Partai yang bersaing ketat 12 parpol, lima diantaranya mengusung incumbent. Adapun partai yang tanpa incumbent berpotensi mencuri kursi yaitu, Partai Perindo, PAN, Gerinra, NasDem, Golkar dan PKS, termasuk Hanura. Artinya kalau enam partai ini positif meraih kursi, maka ada tiga anggota dewan aktif yang bakal tergusur. Jikapun tidak demikian, beberapa incumbent juga tidak pada posisi calon kuat tunggal di partainya. Seperti di Partai Demokrat, ada dua caleg pendatang baru berpotensi menggeser calon incumbent. PDIP juga demikian, incumbent berpeluang dikalahkan calon lain, sama halnya dengan PKB. PPP dan PKPI yang mengusung incumbent juga belum aman, harus berusaha maksimal guna meloloskan partai ke parlement. ‘’Saya memang belum banyak bergerak, masih fokus melayani warga yang datang ke sini. Kalau terpilih lagi untung, kalau tidak saya juga sudah siap,’’ kata incumbent partai Demokrat Dapil II, Sardiman,S.IP. Posisi lima orang incumbent di Dapil III juga diujung tanduk, meski jatah kursi ada delapan. Sebab setidaknya ada 8 partai yang tidak mengusung incumbent berpeluang meraih kursi. Adapun delapan parpol tersebut yaitu, PKS, bahkan partai yang identik dengan idiologi islam ini berpotensi meraih dua kursi Dapil III. Selanjutnya PDI Perjuangan, Partai Demokrat, Golkar, PKB dan Partai Perindo. Kemudian Partai Berkarya yang tengah naik daun juga siap mencuri kursi, termasuk PPP tidak bisa dianggap remeh. Artinya lima incumbent di Dapil III juga perlu kerja maksimal untuk mempertahankan tahtanya, mereka

bisa terjungkal lantaran partai tidak mampu menembus parlemen, ataupun dikalahkan kandidat lain diinternal partai sendiri. Salah seorang politisi senior, Sadariun,S.Pd mengatakan melihat perkembangan saat ini, memang mulai terlihat keseimbangan persaingan antar partai untuk meraih kursi. Partai yang mengusung incumbent bisa saja tidak dapat kursi, karena pergerakan mencari suara bertumpu pada satu atau dua calon saja. Selain itu, kejutan bisa saja terjadi saat pemilihan nanti. ‘’Rumusnya, semakin banyak caleg bergerak mencari suara dan punya basis, maka peluang meraih kursi lebih besar. Memang kita melihat beberapa partai pergerakannya hanya bertumpu pada satu calon, khususnya incumbent, ini bisa bahaya. Masyarakat kita sudah cerdas, walau ada hubungan saudara, kalau dilihat tidak mungkin duduk, maka tidak akan dipilihnya,’’ tutupnya.(jar)

/////////////////// Kecurangan Rawan di TPS, Caleg Siapkan Strategi //Bawaslu Sudah Antisipasi METRO – Isu kecurangan senantiasa mengiringi proses Pemilihan Umum (Pemilu). Seperti halnya pemilihan ligislatif dan pilpres seretak yang dilakukan 17 April nanti. Para calon maupun pengawas pemilu sudah menyusun strategi masing-masing mengantisipasi kecurangan. Dilihat dari ketatnya sistem, potensi kecurangan paling besar terjadi sebelum pemilihan dan saat proses pemilihan hingga penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Bentuk kecurangan yang banyak dibicarakan adalah, pertama serangan fajar atau money politik oleh kandidat. Kedua kecurangan di TPS, berupa pengondisian penghitungan suara hasil pencoblosan. Bisa berupa perubahan angka perolehan suara, contohnya suara calon hanya 10 ditambah menjadi 100. Kemudian pencoblosan ganda menggunakan C6 (surat pemberitahuan memilih,red) milik orang lain. Juga bisa berupa penggunaan suara tidak terpakai dan sebagainya. Salah seorang Caleg dari Gerindra, Ery Yanto,SP mengatakan memang potensi kecurangan paling ditakuti calon adalah di tingkat TPS. Sebab ada beberapa hal bisa saja dilakukan oleh pihak tertentu yang nekat demi memenangi pemilihan yang tentunya akan merobah nasibnya. Satu suara bisa menentukan nasib seseorang, menjadi anggota dewan atau tidak. Maka bisa saja ada calon mengondisikan petugas, sebab di desa-desa antara calon dengan petugas punya hubungan dekat atau bisa saja sanggup bayar. ‘’Potensi kecurangan di TPS ini sudah kami bahas ditingkat caleg Gerindra, semua bisa terjadi, karena ini sangat menentukan. Orang sudah habis-habisan demi duduk, bisa saja nekad. Petugas juga manusia, bisa khilaf. Maka kami pasang strategi untuk menjamin suara caleg Gerindra dan calon presiden nomor

urut 02 aman dari kecurangan. Salah satu strateginya memasang saksi sebanyak-banyaknya dan mengambil dokumentasi setiap proses yang berjalan,’’ kata Ery. Caleg Demokrat Dapil II, Nursalim juga mengakui, ada rasa was-was terjadinya kecurangan terutama saat pemilihan dilakukan hingga final di KPU. Yang paling ia takutkan, suaranya hilang atau suara orang lain tiba-tiba bertambah. Maka ia juga akan memasang saksi di semua TPS, saksi untuk jaga di PPK dan di KPU sendiri. Dibalik itu, ia juga berharap ketegasan dan kesiapan dari petugas pemilu, baik bawaslu maupun Banwaslu serta pihak keamanan lainnya. ‘’Kita sudah berusaha maksimal, mengorbankan tenaga, waktu dan bahkan materi, tiba-tiba kalah oleh kecurangan, itu sangat tidak wajar. Maka kami akan memasang saksi di semua TPS, PPK dan bahkan kita iringi sampai ke KPU. Kita yakin dengan petugas, tapi tetap saja, harapan kami semua berjalan dengan aman dan jujur,’’ tegasnya. Menjawab hal ini, Bawaslu Mukomuko mengku sudah menyiapkan strategi untuk antisipasi kecurangan dan kesalahan lainnya. Salah satunya membekali petugas Bawaslu dengan buku pedoman. Semua harus buka mata dan memastikan semua proses sesuai aturan yang berlaku. Maka nanti setiap saksi wajib ada surat tugas dari partai dan pemilih harus dilihat dengan jelas, jangan sampai memilih dua kali atau lebih. ‘’Setelah hitungan suara selesai langsung di foto C1 plenonya dan C1 hasil penghitungan dan dikirim ke sistem pengawasan Bawaslu. Kalau sempat terjadi perbedaan atau konflik masalah jumlah suara, kita sudah ada dokumen dalam bentuk foto, itu jadi pedoman. Maka kemungkinan curang sangat tipis, kalau terjadi sudah benar-benar nekad. Apalagi disana lengkap, ada Linmas, polisi, TNI dan pemantau independent lainnya, juga semua parpol punya saksi,’’ tutup anggota Bawaslu, Deny Setiabudi,SH dan didampingi Amrozi,SE,M.Pd.

////// Ketua PPK Pondok Suguh Mengundurkan Diri PONDOK SUGUH - Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pondok Suguh, Oswari, dikabarkan telah mengajukan surat pengunduran diri dari penyelenggara Pemilu. Ia mundur dari jabatan ketua sekaligus anggota PPK sejak Jum’at (22/3). Surat pengunduran resmi telah disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mukomuko dan telah diproses. Informasi terhimpun, Oswari mundur dengan alasan kepentingan urusan keluarga. Oswari kepada Radar Mukomuko (RM), kemarin menyebutkan, ada beberapa faktor penyebab pengunduran diri sebagai Ketua PPK Pondok Suguh, pertama sekali terkait meninggalnya anak kedua kemarin, diakibatkan tersengat listrik di Ponpes Darul Amal Pondok Suguh. Untuk itu ingin menenangkan diri terlebih dahulu dan tidak ingin disibukan dengan kegiatan yang lainnya. Pada intinya pengunduran diri ini ingin fokus dengan keluarga dan mengurus kebun yang ada.

‘’Saya belum bisa melupakan meninggalnya anak kedua saya yang kemarin. Oleh karena itu untuk sementara waktu saya mengundurkan diri dari Ketua PPK sekaligus anggota PPK,’’paparnya. Memang kinerja PPK saat sekarang ini telah berjalan sebagian, sebagian lagi menunggu proses pemilihan pada 17 April nanti. Adapun kerja yang terberat dari PPK adalah proses pendataan jumlah mata pilih yang sudah rampung dilaksanakan. Adapun penggantinya adalah orang yang sudah berpengalaman tentang pemilihan, karena sebelumnya ia sudah pernah menjabat sebagai Ketua Panwascam Pondok Suguh. ‘’Sebenarnya tugas berat PPK sudah dilalui yakni pendataan mata pilih dan tugas berat berikutnya yang menunggu adalah saat pemilihan nanti hingga penghitungan surat suara. Tapi apa boleh buat, semuanya diputuskan untuk lebih fokus pada keluarga,’’jelasnya. Hal ini dibenarkan oleh Camat Pondok Suguh, Abdul Hadi, S.Sos bahwa Ketua PPK Pondok Suguh sudah mengundurkan diri dari jabatannya pada minggu yang lalu. Tidak diketahui penyebab pastinya, kenapa ia mengundurkan diri dari Ketua PPK. Karena selama ini kinerja PPK Pondok Suguh berjalan dengan baik tanpa ada kendala. PPK Pondok Suguh juga selalu berkoordinasikan dengan instansi terkait terutama pemerintah kecamatan. ‘’Tidak tahu pasti apa penyebabnya, mungkin ingin fokus dengan keluarga saja. Kalau dari segi kinerja sebenarnya sangat bagus dan hingga saat sekarang berjalan dengan baik,’’tutup Hadi. ////

Disparpora Segera Seleksi Paskibra METRO – Kabar gembira bagi siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang berminat menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) upacara hari kemerdekaan. Dinas Parawisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mukomuko, akan melakukan seleksi Paskibra tingkat Provinsi dan Kabupaten. Seperti disampaikan Kepala Disparpora Mukomuko, Apriansyah, ST,MT melalui Kabid Pemuda dan Olahraga, Sutrisna Imam Santosa, ST saat ditemui diruang kerjanya. “Kuota Paskibra Provinsi untuk daerah kita sebanyak 6 orang, terdiri dari 3 orang putra dan 3 putri. Seleksi anggota Paskibra Provinsi ditingkat Kabupaten paling lambat tanggal 15 April mendatang,”ujarnya. Lanjutnya, sedangkan penyeleksian Paskibra tingkat Kabupaten diperkirakan akan dilaksana pada tanggal 12-13 April mendatang. Penyeleksian ini terlebih dahulu dilakukan di sekolah-sekolah yang akan dimulai pada 9 April. Hasil seleksi di berbagai sekolah nantinya akan mengikuti seleksi tingkat Kabupaten. “Tujuan kita melakukan seleksi disekolah untuk meminilimisir, agar tidak terjadinya kecurangan dalam penyeleksian. Untuktingkat daerah ada 36 orang yang kita ambil, untuk menjadi Paskibraka,”sampainya.

Masih ia sampaikan, pihaknya akan melibatkan berbagai instansi terkait untuk dijadikan tim seleksi. Diantaranya Polres Mukomuko, Kodim 0428/MM, Purna Paskibraka Indonesia (PPI), tim media Kesehatan dan Disparpora. “Kita sudah mempersiapkan eksprosedurnya, tinggal menunggu Kadis untuk melakukan rapat internal terkait mekanismenya. Mudah-mudahan eksedurnya yang kita buat ini bisa berjalan dengan baik,”tutupnya.

More Documents from "Ferly Syaputra"