BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TBM SEKAR MELATI adalah salah satu TBM di kecamatan Bantul. TBM ini bernaung di bawah PKBM BINA SEKAR MELATI yang beralamatan di Jl Wakhid Hasyim 37, Kompleks Masjid An. Najwa, Jetis Sumuran, Palbapang, Bantul, Yogyakarta 55713. TBM SEKAR MELATI memiliki Visi “Lembaga Sosial masyarakat yang tangguh, kuat, berkarakter, dalam membangun budaya baca, literasi pada masyarakat” melalui Buku dan teknologi : Seiring dengan berkembangnya Teknologi, ada beberapa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan TBM. Pengaruh globalisasi, generasimuda, masyarakat, anak anak saat ini lebih tertarik segala sesuatu yang terhubung dengan internet, karena lebih cepat dan lebih praktis. TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ) adalah sebuah tempat atau wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarang pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM. Program TBM bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca di masyarakat. Oleh karena itu keberadaan TBM sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, warga belajar dan masyarakat pada umumnya. Pada awal berdirinya TBM, masyarakat berduyun duyun untuk mendatangi, berkunjung ke TBM. Akan tetapi semakin berkembangnya teknologi, era digital justru berdampak pada menurunya tingkat membaca di kalangan warga belajar dan masyarakat. Minat untuk sekedar berkunjung saja di TBM menurun. Buku buku bacaan hanya tertata rapi dan hanya tersimpan didalam rak dan almari. Buku-buku di TBM ibarat “Bobok Manis” tertidur pulas karena tidak ada yang menyentuh untuk membangunkannya. Warga belajar / tutor masyarakat sekitar kurang berminat untuk meminjam apalagi untuk membacanya. Mengacu pada hasil survei lembaga International yang berserak di bidang pendidikan United Nation Education Society and Cultur Organization (UNESCO), minat baca masyarakat Indonesia jauh dibawah negara-negara Asia. Di negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman buku sebagai sahabat setia yang selalu menemani mereka kemana pun pergi. Sedangkan di negara kita Indonesia masyarakat lebih senang kemanamana ditemani oleh smartphone. Akibatnya dari kurangnya budaya membaca pola pikir remaja, masyarakat menjadi praktis dan membuat mereka mudah stres dan frustasi.
Rendahnya minat membaca antara lain akibat dihapuskannya secara bertahap buku bacaan wajib di sekolah. Gerakan Literasi Nasional (GLN) adalah salah satu program kementrian dan kebudayaan yang telah mulai digiatkan sejak tahun 2016. Gerakan ini merupakan implementasi dari peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Enam literasi dasar yang tercakup dalam GLN antara lain : 1. Literasi Baca Tulis 2. Literasi Numerasi 3. Literasi Sains 4. Literasi Finansial 5. Literasi Digital 6. Literasi Budaya dan Kewarganegaraan. Program GLN dari Pemerintah ternyata belum disambut diterima baik di masyarakat hal ini dibuktikan dengan masih rendahnya tingkat literasi di masyarakat. Literasi rendah juga berdampak pada tingginya angka putus sekolah dan pengangguran yang berdampak pada rendahnya kepercayaan diri, kriminalitas, penyalahgunaan obat dan alkohol serta kemiskinan, kesenjangan. Dampak literasi rendah juga muncul dalam persoalan kesehatan masyarakat, karena masyarakat dengan literasi rendah umunya memiliki kesadaran rendah akan kebersihan makanan dan gizi buruk memiliki perilaku seksual berisiko tinggi akibatnya prevalensi penyakit seksual kehamilan, aborsi, kelahiran, kematian tinggi. Rendahnya kesadaran literasi menjadi salah satu faktor pendorong masihnya peredaran kabar bohong atau hoax. Dnegan budaya baca yang rendah, masyarakat menekan informasi secara instan tanpa berupaya mencerna secara utuh. Hal inilah yang memerlukan pemecahan agar masyarakat pembelajar mau dan bersedia untuk kembali berkunjung, untuk membaca, melihat buku di TBM. Berdasarkan permasalahan diatas saya selaku pengelola TBM mempunyai strategi inovasi baru yaitu dengan strategi “Kelinthing Cakrawala Senja” diharapkan masyarakat akan bangkit lagi untuk membaca buku, literasi sehingga terwujud masyarakat pembelajar yang gemar membaca sehingga menguatkan dan menumbuhkan karakter bagi masyarakat dan generasi muda. Strategi atau langkah-langkah yang kami ambil adalah kami melakukan kerja sama dengan pemerintah, kepala desa, kepala dusun, RT. Kami melakukan pendekatan langsung kepada warga belajar maupun kepada masyarakat pembelajar.
B. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang diatas kami mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang muncul sebagai berikut : a. Masalah intern / masalah yang muncul di dalam TBm sebagai berikut : Minat meminjam buku di TBM yang semakin menurun Minat membaca buku baik warga belajar maupun tutor dan pengelola yang semakin kabur. Antusias dari warga masyarakat sekitar di lingkungan PKBM untuk mau, bersedia sekedar berkunjung yang semakin tidak berminat. Buku-buku bacaan di TBM “Sekar Melati” yang terdiri dari buku pelajaran, buku cerita fiksi dan nonfiksi yang tertata rapi dan tidak pernah tersentuh Penggunaan digital yang kurng begitu terarah di kalangan warga belajar lebuh khusu di kelas paket A, Kelas X, XI, XII, paket B, Kelas X, XI, XII b. Masalah Ekstern (masalah yang muncul di luar TBM “Sekar Melati” adalah : Warga pembelajar di lingkungan TBM yang kurang perduli terhadap keberadaan TBM di PKBM BINA SEKAR MELATI. Warga pembelajar yang tidak aktif dalam mendampingi putra putrinya dalam hal belajar orang tua yang pada saat jam jam belajar masyarakat yaitu antara 18-21 lebih mengutamakan melihat sinetron di televisi dari pada mendidik putra putrinya, mendampingi belajar mengerjakan PR nya. Penggunaan digital yang kurang terarah baik di kalangan anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan orang tua.
C. TUJUAN Dari uraian latar belakang dan permasalahan yang muncul kami merumuskan tujuan baik secara khusus maupun tujuan secara umum. Adapun tujuan yang ingin kami capai dengan menggunakan strategi ini adalah : a. Tujuan khusus Ingin membangkitkan lagi gairah semnagat berkunjung atau meminjam buku di lingkungan warga belajar, pengelola PKBM dan masyarakat di sekitar lingkungan PKBM agar memiliki perhatian, rasa tertarik untuk datang berkunjung dan meminjam buku kemudian di bacanya. Mengajak warga belajar dan pengelola PKBM serta masyarakat dilingkungan PKBM untuk membudayakan gerakan 5 M yaitu Melihat, Memegang, Membuka, Membaca, dan Meminjam agar memiliki sikap gemar membaca.
b. Tujuan secara umum Tujuan secara umum ini kami sebagai pengelola mempunyai keinginan sebagai berikut : 1) Mengajak masyarakat umum yang diawali dari lingkungan keluarga dengan diadankannya pojok perpustakaan di keluarga supaya keluarga itu memiliki sikap tulodho/memberi contoh kepada putra-putrinya untuk bersama membaca buku dengan moto “one book teen minets every day” dengan metode 5 M yaitu Melihat, Memegang, Membuka, Membaca dan Meminjam. 2) Ingin membantu pemerintah untuk mensukseskan gerakan literasi baik di lingkungan formal seperti kantor-kantor, sekolah-sekolah maupun di PKBM, juga dilingkungan nonformal seperti di kelompok tari, komunitas ibu-ibu pengajian di tempat umum.
D. MANFAAT HASIL KARYA 1. Strategi pengelolaan TBM di PKBM BINA SEKAR MELATI yaitu dengan menggunakan “Klinthing Cakrawala Senja” dengan metode 5 M, one book teen minutes every day diharapkan warga belajar Paket A, Paket B, Paket C, Tutor dan pengelola PKBM memiliki karakter yang berkembang memiliki pengetahuan yang bertambah dengan membaca sehingga anak-anak, remaja, orang tua tidak ketinggalan informasi. Bisa mengikuti perkembangan sain dan teknologi digitalisasi. 2. Menumbuhkan minat kecintaan kegemaran membaca 3. Memperkaya pengalaman belajar 4. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri 5. Membantu pengembangan kecakapan membaca 6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat