TASAWUF
Afan Tulus Satria 181321006 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SSAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA TAHUN 2018/2019
Pengertian Tasawuf Istilah tasawuf berasal dari kata sufi yang artinya suci. Tasawuf memang berasal dari golongan para sufi yang senantiasa menghubungkan ajaran agama dengan perasaan cinta mendalam dan kesucian hati. Untuk itu, tasawuf diartikan sebagai penyucian hati dan menjaganya agar tidak mendapatkan cedera, kotor, dan selanjutnya dapat menjadikan hati jernih serta harmonis dengan hubungan antara manusia dan Tuhan. Ilmu Tasawuf sendiri menjelaskan mengenai cara cara mengembangkan ruhani manusia untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dalam derajat tertentu, terdapat istilah Makrifat yang berarti telah bersatu dengan Tuhan. Itulah yang menjadi pencapaian tertinggi atau tujuan tertinggi dari tasawuf. Tasawuf mengedepankan kedisiplinan dalam beribadah, konsentrasi terhadap tujuan hidup menuju kepada Allah, serta membebaskan diri dan keterikatan manusia dengan kehidupan duniawi. Tasawuf mengajarkan untuk tidak mencintai dunia yang fana serta mengharapkan hanya keridhoan Allah semata. Dunia yang fana hanya akan membuat manusia lupa akan cinta pada yang sebenarnya yaitu hakikat cinta hanya kepada Allah SWT. Untuk itu, hal-hal yang duniawi tentu akan dijauhi dan dikurangi oleh orang-orang sufi.
Dasar Ajaran Tasawuf Dasar dari ajaran tasawuf adalah mensucikan diri dari dosa, mencari ridho Allah, dan hidup dalam keadaan zuhud. Mereka menghiasi hati dengan cinta dan menghias diri dengan akhlak yang mulia. Ajaran tasawuf ini disandarkan dari beberapa pandangan, diantaranya adalah.
1. Pandangan Bahwa Perilaku Nabi Muhammad adalah Nilai Sufisme Perilaku Nabi Muhammad bagi ulam sufisme adalah cerminan dari perilaku tasawuf. Diantaranya adalah berdiam diri di gua hira, hidup zuhud atau sederhana, tidak memiliki kecintaan terhadap harta duniawi, senantiasa melakukan pendekatan diri terhadap Allah baik lewat zikir, doa, dan shalat.
Pandangan mengenai tasawuf juga timbul karena pandangan akan sifat Nabi Muhammad seperti bertaubat, sabar, tawakal, dan ridha atas apa yang diberikan Allah. Perilaku tersebut dianggap sesuai dengan ajaran tasawuf dan sesuai dengan tujuan untuk meraih keridhoan Allah SWT.
2. Ayat dalam Al-Quran Di dalam ayat Al-Quran juga terdapat ayat-ayat yang menjadi dasar bagi ajaran Tasawuf, diantaranya adalah: “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya” (QS Asy-Syams: 9) Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang beruntung adalah orang yang mensucikan jiwa sebagaimana dari tasawuf. Untuk itu, ayat ini menjadi pendorong bagi muslim untuk senantiasa memelihara hati dan menjaganya agar tidak terkotori oleh hal-hal duniawi atau hal-hal yang merusak ketentraman jiwa. Selain itu disampaikan pula dalam ayat berikut bahwa ayat ini mendorong untuk senantiasa mencintai Allah dan Allah akan mengampuni dosa bagi yang mencintai Allah. Tentu ini pun juga menjadi dasar akan tasawuf bahwa kecintaan pada Allah adalah segala-galanya. “Katakanlah, “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
Pengertian dan Dasar Akhlak Islam Akhlak dalam islam adalah landasan mengenai perhitungan baik atau buruknya sesuatu. Landasan akhlak dalam islam didasarkan pada aspek Ketuhanan dimana benar atau salahnya serta baik atau buruknya akhlak bergantung kepada apa yang disampaikan oleh Allah SWT. Pertimbangan akhlak islam diantaranya berdasar kepada: 1. Kepatuhan dan Ketaatan Kepada Allah SWT “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taati Rasul-Nya dan Ulil Amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur`an) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa: 59)
Akhlak islam mengarahkan untuk taat kepada Allah SWT dan melarang untuk mengikuti selain dari perintahnya. Untuk itu, akhlak islam didasarkan kepada keaptuhan dan ketaatan hanya kepada Allah SWT. Baik dan Buruknya adalah sesuai dari perkataan Allah bukan manusia atau ajaran-ajaran yang bukan berasal dari islam. 2. Contoh dari Rasulullah SAW “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab : 21) Dalam islam sendiri telah dijelaskan bahwa Rasulullah adalah teladan bagi umat islam. Untuk itu, akhlak yang baik akan tercermin dari bagaimana Rasulullah berperilaku dan mencontohkan. Bisa dilihat dari tujuan perilaku atau teknis perilaku yang dicontohkan Rasulullah. 3. Hukum Keseimbangan atau Sunnatullah di Alam Selain dari apa yang Allah perintahkan dan rasul contohkan ada pula hukumhukum Allah yang ada di alam dan hanya dapat ditangkap dan dipahami oleh orangorang yang berakal, Diantaranya adalah ayat berikut yang melarang manusia untuk merusak hukum keseimbangan. Akhlak yang buruk pasti akan merusak, akhlak yang baik akan mengarahkan pada keseimbangan. “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS Ar Rahman 7-9)
Hubungan Akhlak dan Tasawuf Dalam ajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada yang bertentangan secara substansi. Akhlak islam menginginkan umat islam mendapatkan kemuliaan akhlak berdasarkan agama sedangkan tasawuf pun menuju kepada hal tersebut. Titik tekan akhlak islam berlandaskan 3 hal yang telah disebutkan di atas, sedangkan tasawuf pada kecintaan dan kebersihan jiwa. Penerapannya mungkin tasawuf memiliki hal yang berbeda, namun secara tujuan tidaklah bertentangan. Ajaran Tasawuf dan akhlak sama-sama tidak menginginkan keburukan dan kerusakan yang terjadi. Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak dan Tasawuf :
Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa
Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhirat Untuk memuliakan akhlak sejatinya kita juga bisa kembali melaksanakan sunnah rasul. Tasawuf tentu tidak dilarang secara praktik jika tidak ada hal yang bertentangan dengan Al-Quran, Sunnah, rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama. Hal ini dapat diperkuat misalnya dengan cara melaksanakan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah, melaksanakan Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.
Kesimpulan: Bahwa setiap manusui memiliki dosa terkecuali Nabi Muhammad SAW,karna beliau dari awal turun kebumi sudah diberi kelebihan oleh Allah. Dan manusia yang memiliki dosa dan selalu membuat dosa dapat melakukan hal ini yaitu dengan TASAWUF , karna tujuan Tasawuf sendiri untuk mencari Ridho Allah dan mendapatkan ampunannya Daftar pustaka: https://dalamislam.com/akhlaq/hubungan-akhlak-dan-tasawuf