TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman nilam
(Pogostemon
cablin benth) merupakan tanaman
perkebunan yang memiliki prospek ekonomi yang cukup cerah. Hasil yang diperoleh dari tanaman nilam adalah berupa minyak, yaitu minyak nilam. Minyak nilam diperoleh dengan proses penyulingan daun dan ranting tanaman nilam. Tanaman nilam yang tumbuh dengan baik, sudah dapat dipanen pada umur 6 – 8 bulan panen berikutnya dilakukan setiap 3 – 4 kali pemetikan daun dan ranting selama 6 bulan (Anonim, 2008). Nilam dibudidayakan pada lahan kering, dengan demikian pengembangan tanaman nilam sangat relevan dengan potensi lahan kering yang cukup luas di Tasikmalaya dibandingkan dengan lahan sawah. Pengembangan tanaman nilam memiliki tujuan ganda, disamping untuk meningkatkan pendapatan petani, juga memiliki keuntungan lain, yaitu: meningkatkan produktivitas lahan kering yang banyak tersebar di wilayah Tasikmalaya, sementara pemanfaatannyabelum maksimal (Anonim, 2008). Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki permintaan cukup cerah. Penggunaan terbesar minyak nilam sebagai bahan kosmetik pengikat wangi parfum. Pasar dunia saat ini membutuhkan sebesar 1.200 – 1.400 ton minyak nilam rata-rata setahun dengan kecenderungan yang terus meningkat. Kebutuhan tersebut 80-90% dipasok Indonesia. Importir minyak nilam terbesar saat ini adalah Amerika Serikat dengan tidak kurang dari 210 ton minyak nilam dibutuhkan rata-rata per tahun. Negara pengimpor lainnya antara lain Inggris, Prancis, Swis, Jerman dan Belanda (Anonim, 2008).
Selain sebagai pengikat wangi pada parfum, kosmetika dan sebagian obatobatan, ternyata minyak nilam berkhasiat sebagai antibiotik dan antiradang karena dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba. Dapat digunakan untuk deodorant, obat batuk, asma, sakit kepala, sakit perut, bisul, herpes dan lain-lain, wewangian (parfum), minyak nilam tergolong dalam jenis aroma woodsy (Anonim, 2008). Merupakan minyak eksotik (exotic oil) yang dapat meningkatkan gairah dan semangat, serta mempunyai sifat meningkatkan sensualitas. Biasa digunakan untuk mengharumkan kamar tidur untuk memberi efek menenangkan dan membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomnia). Dalam pengobatan tradisional India yang lebih dikenal dengan ayurveda, minyak nilam digunakan untuk penawar racun apabila digigit ular dan serangga (Anonim, 2008). Minyak nilam murni (100%) yang diteteskan pada kapas dan diusapkan pada bagian yang digigit uiar cobra, dapat menetralisir racun/bisa ular sebagai pertolongan pertama. Dalam perawatan kulit, minyak nilam dapat digunakan untuk mengobati jerawat, gangguan kulit, eksim, infeksi jamur, ketombe, keriput, luka, parut bekas luka, pemekaran pembuluh darah, kapalan pada kaki, dan lainlain (Anonim, 2008). Penggunaan 1 gram minyak nilam yang dicampur dengan shampo herbal dapat mencegah timbulnya ketombe, merangsang pertumbuhan rambut, serta menjaga warna rambut agar tetap hitam sehingga mencegah timbulnya uban. Dalam perawatan pakaian terutama yang terbuat dari bahan wol dan sutra, beberapa tetes minyak nilam dapat mencegah ngengat, semut dan serangga lain yang suka hidup dalam lemari atau laci (Anonim, 2008).
Dalam hal psikoemosional, minyak nilam termasuk dalam 'terapi aroma' kelas soothing dan tooning yang belakangan ini makin popular sebagai salah satu aspek pengobatan alternatif, karena minyak nilam mempunyai efek sedatif (menenangkan) dapat digunakan untuk menanggulangi gangguan depresi, gelisah, tegang karena kelelahan, stres, kebingungan, lesu dan tidak bergairah, meredakan kemarahan serta membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomnia). Dalam penggunaannya, minyak nilam akan lebih baik apabila dicampur dengan minyak cengkeh, cendana, lavender, mawar, dan lain-lain (Anonim, 2008). Penggunaan minyak nilam sebanyak 5-6 tetes dalam air rendaman mandi atau sabun mandi dapat mencegah problem kulit, seperti kulit kering dan kapalan serta mencegah keriput. Campuran 10-15 tetes minyak nilam dalam 60 ml minyak pencampur dapat digunakan untuk pijat, dan beberapa tetes dicampur dengan shampoo dapat digunakan untuk perawatan rambut. Beberapa tetes minyak nilam dalam air panas kemudian uapnya dihirup, dapat membantu menghilangkan stres. Selain itu, minyak nilam atau daun nilam kering dapat dibakar di mana asapnya berfungsi sebagai pengharum ruangan (Anonim, 2008). Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus (Anonim, 2008). Pembibitan tanaman nilam adalah sebagai berikut : 1) Stek diambil dari batang atau cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23 cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas, 2) Siapkan bedengan
persemaian, ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm, 3) Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 2550 kg Pupuk Kandang), 4) Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas para-para. 5) Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm 6) Siram dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10 - 15 liter air. 6) Setelah umur 3-4 minggu bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah semprot POC NASA (3-4 tutup/tangki) (Anonim, 2008). Pengolahannya adalah sebagai berikut : a) Lahan dibersihkan dari jenis rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak belukar, b) Tanah dicangkul atau dibajak serta digaru, c) Buat parit-parit pembuangan air lebar 30-40 cm dan dalamnya 50 cm. Sedangan jarak tanam yang baik adalah : 1) Dataran rendah yang tanahnya subur 100 x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi 50 x 100 cm, 2) Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm, 3) Tanah berbukit dengan mengikuti garis contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm (Anonim, 2008). Untuk penanaman secara tidak langsung : Bibit stek dicabut dari persemaian umur 3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya tidak mudah terserang busuk akar. Setiap lubang tanam ditanami 1-2 bibit stek, sedangkan untuk penanaman secara langsung : Tanam stek secara langsung di lahan 2-3 stek per lubang tanam. Akan lebih baik pada penanaman secara
langsung, sebelum di tanam stek direndam dulu dalam POC NASA (1-2 tutup) + HORMONIK ( 1 tutup ) per 5 -10 liter (Anonim, 2008). Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau kurang normal. Penyiangan dilakukan 2 bulan setelah tanam atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Penjarangan dan pemangkasan dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman yang jaraknya terlalu rapat. Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan menutupi cabang lainnya, yaitu pada cabang dari tingkat tiga ke atas. Untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan satu cabang saja yang tumbuh (Anonim, 2008) Pembumbunan dilakukan setelah panen, cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedang cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah (Anonim, 2008). Hama yang sering menyerang tanaman nilam adalah sebagai berikut (Anonim, 2008) : a. Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba stutalis) Ulat hidup dalam gulungan daun muda, sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang-tulang daun saja. Pengendalian : kumpulkan dan musnahkan. b. Belalang ( Orthoptera )
Hama ini memakan daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati. Pengendalian : sanitasi lingkungan. c. Criket Pemakan Daun (Gryllidae) Memakan daun muda sehingga daun berlubang-lubang dan produksi turun. Pengendalian : sanitasi lingkungan Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman nilam adalah (Anonim, 2008) : a. Budok (hoprosep) Penyebabnya adalah virus, gejala daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen. Pengendalian : sanitas kebun, Alatalat kerja steril. b. Penyakit Busuk Batang Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian : kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO + SUPERNASA. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki Penanganan panen dan pasca panen nilam adalah sebagai berikut : Panen dapat dilakukan pada umur 6 - 8 bulan setelah tanam. Semua bagian tanaman
nilam, yaitu akar, batang, cabang dan daun mengandung minyak atsiri. Alat yang digunakan sabit, gunting, atau parang yang tajam dan bersih. Panen pertama, bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedang cabang-cabang tingkat pertama ditinggalkan. Selesai panen pertama, bila cabang-cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian ditimbun tanah pada setiap tunasnya. Setelah tanaman umur 9 bulan, tanaman dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga akan diperoleh cabang-cabang baru dan anakan baru. Demikian selanjutnya sampai panenan pada bulan ke-12, 15, 18, 21, 24 , dst. Panenan daun nilam dipotongpotong + 3-5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 15 % kemudian di suling (Anonim, 2008). Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah dan panjang akar tanaman nilam hasil penyetekan dan juga untuk mengetahui besarnya luas daun.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman nilam, tanah, pupuk, dan air.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah polybag, gunting tanaman, cangkul, penggaris, dan kertas. Waktu Perlaksanaan Praktikum Budidaya Tanaman Penghasil Atsiri “Penyetekan Tanaman Nilam” ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2008 pukul 09.00 – 11.00 WITA. Bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur Kerja
Sediakan tanaman nilam. Potong 5 batang tengah, 5 batang bawah, dan 5 batang atas dengan menggunakan gunting tanaman/ pisau. Sediakan 15 polybag lalu masukkan tanah yang sudah tercampur dengan pupuk ke dalam polybag, lalu tanamlah bagian-bagian organ tanaman yang telah dipilih tadi ke dalam 15 polybag tersebut. Amati pertumbuhan setek tanaman tersebut setiap minggu. Catat hasilnya jumlah tunas yang tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun serta jumlah dan panjang akar tanaman nilam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut : 1) Jumlah Tunas Jumlah Tunas
Minggu
Atas
Tengah
Bawah
Ke-
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
I
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
II
-
-
2
1
1
-
-
1
1
-
-
-
1
-
-
III
2
2
4
3
2
1
1
2
3
1
1
-
1
-
-
IV
4
6
4
4
3
3
2
3
4
2
1
-
1
-
-
V
5
7
5
5
5
4
3
3
4
3
1
1
1
-
-
VI
6
8
6
6
6
5
3
4
5
4
2
1
2
-
-
VII
7
8
7
7
7
7
4
6
6
5
2
2
1
-
-
VIII
8
10
8
8
9
8
6
7
7
6
2
3
2
-
-
Rerata
4
5,1
4,5
4,3
4,1
3,5
2,4
3,3
3,8
2,6
1,1
0,875
1,1
-
-
(χ)
2. Tinggi tunas Jumlah Tunas
Minggu
Atas
Tengah
Bawah
Ke-
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
I
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
II
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
III
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,1
0,1
0,2
0,1
-
-
0,1
-
-
IV
0,2
1
0,2
0,2
0,2
0,3
0,3
0,3
0,5
0,3
0,1
-
0,2
-
-
V
2
2,5
2
2
2
1
1,5
1
1,7
1
0,3
0,1
0,2
-
-
VI
3
3,2
3
3
3
2
2,2
2
3
1,5
0,5
0,3
0,3
-
-
VII
4
4,8
4,2
4,4
4
3,1
2,6
3
4
2
2
2
1
-
-
VIII
5
6
6,2
6,5
5
5
4
4
5
3,3
2,5
2,3
1,7
-
-
Rerata
1,8
2,2
1,9
2,0
1,8
1,4
1,3
1,3
1,8
1,0
0,7
0,6
0,4
-
-
(χ)
3) Jumlah Daun Jumlah Daun
Minggu
Atas
Tengah
Bawah
Ke-
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
I
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
II
-
-
2
1
1
-
-
1
1
-
-
1
1
-
-
III
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
-
-
2
-
-
IV
2
4
4
2
4
2
2
4
4
2
1
-
1
-
-
V
3
4
5
4
6
4
4
5
5
4
1
1
1
-
-
VI
5
6
6
6
8
6
6
6
6
6
1
1
1
-
-
VII
6
8
7
8
9
8
8
7
7
7
1
2
1
-
-
VIII
8
9
8
10
10
9
8
8
8
8
1
4
2
-
-
Rerata (χ)
3,3
4,1
4,3
4,1
5
3,8
3,6
4,1
4,1
3,5
0,6
1,1
1,1
-
-
4) Tabel luas daun dan panjang akar Rerata (χ) Luas Daun
Rerata (χ) Panjang Akar
Σ Akar
Atas
9,95 cm
13,29 cm
12
Tengah
8,89 cm
13,16 cm
8
Bawah
-
14,26 cm
9
Perlakuan
Pembahasan
Pada praktikum budidaya tanaman hias tentang nilam ini, perlakuan yang dilaksanakan adalah perlakuan perbanyakan tanaman dengan penyetekan batang nilam. Terdiri dari tiga perlakuan, yaitu penyetekan batang bawah, batang atas, dan batang tengah. Masing-masing perlakuan tersebut, terdiri dari lima batang nilam yang akan disetek. Pengamatan dilakukan selama delapan minggu. Pada minggu pertama belum terlihat pertumbuhan tunas dan juga daunnya. Pertumbuhan tunas tanaman baru tampak pada minggu kedua, tetapi masih belum dapat diukur tingginya. Tinggi tunas baru dapat diukur pada minggu ketiga dimana pada batang atas dan tengah, semua tanaman tumbuh dan dapat diukur sedangkan pada batang bawah hanya satu saja yang dapat diukur. Untuk minggu berikutnya, batang atas dan tengah mempunyai keberhasilan pertumbuhan setek 100% karena semua tanaman tumbuh sampai pada minggu kedelapan, sedangkan pada batang bawah, pada minggu kedelapan hanya tiga tanaman yang tumbuh dan dapat diukur. Pertumbuhan batang atas lebih maksimal daripada pertumbuhan batang bawah dan tengah. Dari hasil yang didapatkan, batang bawah memiliki jumlah tunas yang lebih banyak serta tinggi yang lebih tinggi dan jumlah daun yang lebih banyak daripada bagian batang bawah dan tengah. Salah satu factor yang berpengaruh adalah karena pada batang atas, bagian pucuk atau bagian atas tanaman adalah bagian yang masih muda, atau pucuk muda, pada bagian tersebut mengandung hormone auksin yang lebih banyak. Dimana seperti yang kita ketahui, hormone auksin adalah salah satu hormone yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Hormone auksin berperan
dalam memacu terbentuknya akar (pertumbuhan akar tanaman). Dan seperti hasil percobaan ini, jumlah akar primer batang atas adalah lebih banyak jumlahnya daripada batang tengah dan bawah. Terdapat 12 akar primer batang atas, 8 akar primer untuk batang tengah dan 9 akar primer untuk akar bawah. Tetapi ternyata batang bawah mempunyai rerata panjang akar yang lebih panjang bila dibandingkan dengan akar batang atas dan tengah, yaitu 14,26 cm. Faktor media tumbuh atau tanah, tentunya juga sangat berpengaruh, karena kelembapan tanah akan berpengaruh dalam penyerapan unsure hara dan air. Apabila tanah terlalu kering karena tidak dilakukan penyiraman yang intensif, maka akar tanaman akan sulit untuk menyerap unsure-unsur hara dan air yang diperlukannya untuk pertumbuhan. Sedangkan apabila tanah terlalu lembab, maka akan memudahkan tanaman terserang hama dan penyakit,
yang akan
menyebabkan tanaman menjadi mati. Factor suhu juga sangat mempengaruhi. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan Pada batang bawah tidak dapat mengukur luas daunnya, dikarenakan pada saat pemanenan, tidak ada daun yang terdapat pada batang bawah. Rerata luas daun, masih lebih besar pada batang atas, salah satunya disebabkan karena daun mendapatkan sinar matahari yang cukup, sehingga tanaman dapat melakukan proses fotosintesa dengan maksimal. Proses perubahan energy kimia menjadi karbohidrat dapat terjadi dengan baik. Sehingga tanaman mempunyai cadangan makanan dan energy yang maksimal untuk pertumbuhannya. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Sehingga akan menghasilkan daun yang berwarna lebih hijau dan segar.
Pada lembar lampiran gambar, dapat terlihat bahwa memang pada batang atas memiliki jumlah daun yang lebih banyak daripada batang tengah, tetapi kondisi daun itu sendiri lebih bagus pada batang tengah, karena apabila terlalu banyak terkena sinar matahari maka daun pun akan menjadi kering dan menjadi kehitaman. Pada batang tengah dapat terlihat bahwa kondisi daun lebih hijau dan tidak bolong-bolong/rusak seperti pada daun yang terdapat pada batang atas. Pada dasarnya, selain factor-faktor internal dan eksternal, tanaman juga memerlukan perawatan yang intensif, karena pada fase tersebut, yakni fase awal pertumbuhan, tanaman sangat memerlukan unsure hara yang cukup, sinar matahari, dan juga air.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Hal-hal yang harus diperhatikan pada fase awal pertumbuhan tanaman (fase vegetative) meliputi : factor intensitas cahaya matahari, unsure hara, kelembapan tanah, suhu/ temperature, dan juga air. 2) Batang atas memiliki pertumbuhan jumlah dan luas daun yang lebih baik daripada batang tengah dan bawah. Memiliki rerata luas daun yaitu 9,95 cm, sedangkan batang tengah yaitu 8,89 cm, dan batang bawah tidak dapat diukur luas daunnya dikarenakan pada saat pemanenan tidak terdapat daun yang baik untuk dilakukan pengukuran luas daun. 3) Jumlah akar primer terbanyak adalah pada batang atas, yaitu 12, sedangkan pada batang tengah hanya 8, dan batang bawah 9. Tetapi rerata panjang akarnya paling tinggi adalah pada batang bawah, yaitu 14,26 cm. Untuk batang atas 13,29 cm dan batang bawah hanya 13,16 cm.
DAFTAR PUSTAKA Anonim1.2008.http://balittro.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content &task=view&id=23&Itemid=1. Diakses pada Hari Senin, tanggal 26 Mei 2008. Anonim2.
2008. http://www.pdfcoke.com/doc/1184458/Produktivitas-MinyakNilam?page=2. Diakses pada Hari Senin, tanggal 26 Mei 2008.
Anonim3.2008.http://www.tasikmalaya.go.id/potensidaerah/agribisnis/nilam.html. Diakses pada Hari Senin, tanggal 26 Mei 2008.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar daun dan akar tanaman nilam pada penyetekan batang atas
Lampiran 1. Gambar daun dan akar tanaman nilam pada penyetekan batang tengah
Lampiran 1. Gambar akar tanaman nilam pada penyetekan batang bawah
Lampiran 2. Grafik jumlah tunas batang atas tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik jumlah tunas batang tengah tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik jumlah tunas batang bawah tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik tinggi tanaman batang atas tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik tinggi tanaman batang tengah tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik tinggi tanaman batang bawah tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik jumlah daun batang atas tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik jumlah daun batang tengah tanaman nilam
Lampiran 2. Grafik jumlah daun batang bawah tanaman nilam
TANAMAN NILAM (Laporan Budidaya Tanaman Penghasil Atsiri)
Oleh : TIA SUTIANINGSIH E1A105014
FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2008