Tak Perilaku Kekerasan Sesi 3.docx

  • Uploaded by: Nugraha Adi Ramdani Kusumah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tak Perilaku Kekerasan Sesi 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,703
  • Pages: 12
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh: Kelompok 6 Nugraha Adi RK Angga Bahtera D Annisa Saraswati Dewi Juli W Ivon Guite Novi Astuti Sri Noviyanti Yovie Antia

4006180009 4006180037 4006180038 4006180048 4006180039 4006180040 4006180016 4006180026

PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG 2019

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) I. TOPIK Terapi aktivitas kelompok stimulasi persespi: Perilaku Kekerasan A. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Interaksi Sosial Asertif (cara verbal) II. TUJUAN A. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Interaksi Sosial Asertif (cara verbal) 1. Tujuan Umum Klien dapat Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Interaksi Sosial Asertif (cara verbal). 2. Tujuan Khusus a. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa b. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan 3. Tujuan yang ingin dicapai Klien dapat mengungkapkan: a. Keinginan dan permintaan tanpa memaksa b. Penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan

III. LANDASAN TEORI A. Latar Belakang Kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai hubungan satu sama lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart, 2013). Umumnya, anggota kelompok merupakan individu yang mempunyai latar belakang berbeda. Walaupun begitu, hal ini akan membuat antar individu dalam kelompok dapat belajar satu sama lain melalui cerita atau pengalaman yang diutarakan. Pada pasien dengan gangguan jiwa, kelompok dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi yang dinamakan terapi aktivitas kelompok. Terapi ini merupakan tanggung jawab penuh seorang perawat (Keliat, B & Akemat, 2009). Manfaat dari terapi aktivitas kelompok secara umum adalah untuk mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi, dan meningkatkan kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan balik terhadap orang lain (Susana & Sri, 2011). Terapi aktivitas kelompok dilakukan oleh 7-10 orang. Sebelum melakukan terapi aktivitas kelompok, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain lingkungan yang kondusif, rasa aman dan nyaman klien dengan menjaga privasinya, serta dilakukan pada waktu yang tepat (Direja, 2011). Selanjutnya, terdapat 4 macam terapi aktivitas kelompok yaitu TAK stimulasi kognitif atau persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK orientasi realita, dan TAK sosialisasi. Pada proposal ini akan membahas mengenai TAK stimulasi kognitif atau persepsi. TAK stimulasi kognitif atau persepsi merupakan terapi yang terfokus kepada pengalaman klien. Tujuan dari TAK stimulasi kognitif atau persepsi adalah agar pasien mampu untuk menyelesaikan masalah akibat stimulus yang diberikan kepadanya (Keliat, 2005). Stimulus tersebut dapat berupa marah, benci, atau pandangan negatif kepada orang lain. Menurut Keliat & Akemat (2009), stimulasi kognitif diterapkan pada klien dengan kondisi: (1) Klien dengan Harga Diri Rendah (HDR) menerapkan TAK stimulasi persepi dengan 2 sesi yaitu mengidentifikasi hal positif pada diri dan melatih hal positif pada diri. (2) Klien dengan halusinasi terdapat 5 sesi

TAK yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan menghardik, mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan, mencegah halusinasi melalui berbincang dengan orang lain, dan mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat. (3) Klien dengan defisit perawatan diri mempunyai 5 sesi yaitu mengetahui manfaat perawatan diri, menjaga kebersihan diri, tata cara makan dan minum, tata cara eliminasi, dan tata cara berhias, dan (4) pada klien dengan risiko perilaku kekerasan terdapat 5 sesi TAK yaitu mengenal perilaku kekerasan yang dilakukan, mencegah perilaku kekerasan fisik, mencegah perilaku kekerasan fisik, mencegah perilaku kekrasan sosial, mencegah perilaku kekerasan spiritual, dan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengonsumi obat. Tujuan dari Terapi Aktivitas pada klien yang mengalami perilaku kekerasan yaitu: klien diharapkan dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya, dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah), dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan), dan klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

IV. KRITERIA KLIEN A. Klien pernah mengalami perilaku kekerasan B. Klien yang sudah stabil (tenang) C. Klien bersedia mengikuti kegiatan TAK

V. PROSES SELEKSI A. Mengobservasi klien yang masuk criteria B. Mengidentifikasi klien yang masuk criteria C. Mengumpulkan klien yang masuk criteria D. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKS. Meliputi : menjelaskan tujuan TAKS pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

VI. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK A. Tempat Ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat B. Hari/tanggal Rabu, 3 April 2019 C. Waktu 45 Menit D. Pengorganisasian 1. Jumlah dan nama klien Jumlah pasien: 4 orang (Tn. Dedi, Tn. Cecep, Tn. Chaerul, Tn. Dadang) Jumlah pasien cadangan: 1 (Tn. Ahdan) 2. Leader dan uraian tugas Leader: Yovie Antia a. Memimpin TAK: merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalannya TAK. b. Membuka acara TAK c. Memimpin perkenalan d. Menjelaskan tujuan TAK e. Menjelaskan proses kegiatan f. Menutup kegiatan TAK 3. Co Leader dan uraian tugas Co Leader: Dewi Juli a. Membacakan tata tertib dan program antisipasi b. Mengambil alih tugas Leader apabila jalannya TAK pasif, dan menyerahkan kembali kepada Leader apabila jalnnya TAK sudah normal kembali c. Menuliskan apa yang diucapkan klien, dipapan tulis 4. Fasilitator dan uraian tugas Fasilitator: Nugraha Adi Ramdani Kusumah, Ivon Guite, Sri Noviyanti, Angga Bahtera Dewa, Novi Astuti a. Mempertahankan kehadiran peserta

b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok 5. Observer dan uraian tugas Observer: Annisa Saraswati a. Mengobservasi jalannya kegiatan TAK dari awal sampai akhir b. Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis c. Mengevaluasi jalannya TAK dari awal sampai akhir d. Mencatat modifikasi strategi kelompok yang akan dating e. Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya

E. Langkah-langkah 1. Persiapan: a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2 b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi (10 menit): a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis pada klien 2) Klien dan terapis memakai papan nama b. Evaluasi dan validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan yang dilakukan klien sebelum TAK saat ini. 3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara verbal untuk mencegah perilaku kekerasan

2) Menjelaskan aturan main berikut: a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis b) Lama kegiatan 45 menit. c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3. Tahap Kerja a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain b. Menuliskan cara cara yang disampaikan klien c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “saya perlu/ingin/minta …. Yang akan saya gunakan untuk….” d. Memilih 2 orang klien secara bergiliran mendemonstrasikan ulang cara pada point “c” e. Ulangi point “d” sampai semua klien mencoba f. Memberikan pujian pada peran serta klien g. Terapi mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain, yaitu “saya tidak dapat melakukan…” atau “saya tidak dapat menerima jika dikatakan…” atau “saya kesal dikatakan seperti…” h. Memilih 2 orang klien secara bergiliran mendemonstrasikan ulang cara pada point “d” i. Ulangi “h” sampai semua klien mencoba j. Memberikan pujian terkait peran serta klien 4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari 3) Memberikan pujian dan penghargaan untuk jawaban yang benar

b. Rencana Tindak Lanjut 1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif (cara verbal), jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi 2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif (cara verbal) secara teratur 3) Memasukan interaksi sosial yang asertif (cara verbal) pada jadwal kegiatan harian klien c. Kontrak Yang Akan Datang 1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah. 2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

F. Perilaku yang diharapkan 1. Persiapan (terapis dan klien) a. Terapis atau perawat 1) Mengidentifikasi masalah klien sebelum pelaksanaan 2) Menentukan tujuan 3) Menentukan waktu dan tempat 4) Mempersiapkan setting tempat, alat dan sebagainya b. Klien 1) Siap mengikuti TAK 2) Mengetahui dan mentaati tata tertib TAK 3) Hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai 2. Proses a. Klien atau anggota kelompok 1) Mampu mengikuti TAK sampai selesai 2) Mampu mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok 3) Mampu memberikan tanggapan dalam diskusi dan berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh anggota kelompok lain atau terapis

b. Terapis atau perawat 1) Perawat melaksanakan TAK sesuai perencanaan 2) Perawat dapat mengantisipasi hal-hal yang terjadi saat TAK 3) Perawat mampu memotivasi klien utuk berpartisipasi aktif 3. Hasil a. Perawat dapat melaksanakan tugas dengan baik b. Klien mampu memahami tujuan dari terapi dan mencapai tujuan yang ditetapkan pada pertemuan

VII. ATURAN MAIN A. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai B. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai C. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi D. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK berlangsung E. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin F. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari acara G. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai H. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksananakan TAK telah habis, sedangkan acara belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memeperpanjang waktu TAK kepada anggota.

VIII. PROGRAM ANTISIPASI A. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas 1. Memanggil klien 2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain

B. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin 1. Panggil nama klien 2. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan C. Bila klien lain ingin ikut 1. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih 2. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh klien tersebut.

IX. ALAT BANTU A. Bola tenis B. Laptop C. Speaker

X. SETTING TEMPAT

Keterangan: Leader Co Leader Klien Fasilitator Observer

XI. PENUTUP Demikian proposal terapi aktivitas kelompok sesi 3 ini kami susun sebagai media penuntun dalam pelaksanaan terapi aktifitas kelompok yang akan dilaksanakan di ruang merak rumah sakit jiwa pada praktik keperawatan jiwa semester 2 Program Profesi Ners Sarjana Keperawatan. Besar harapan kami agar terapi aktivitas ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, terutama klien perilaku kekerasan/risiko perilaku kekerasan. Atas kerja sama yang baik dan dukungannya kami mengucapkan terimakasih.

LAMPIRAN Sesi 3: TAK Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Interaksi Sosial Asertif (cara verbal) No

Nama Klien

Mempraktikan Cara fisik yang pertama

Mempraktikan Cara Fisik yang kedua

Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan du acara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda ( √ ) jika klien mampu dan tanda ( - ) jika klien tidak mampu

Related Documents


More Documents from "Rega Audia Nyayu"