Tak Menggambar Anis.docx

  • Uploaded by: Fahrus Shm
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tak Menggambar Anis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 879
  • Pages: 6
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Di Susun oleh; Anis Sanjaya

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. TOPIK 1

Terapi Aktivitas Kelompok : Terapi Stimulasi Menggambar B. TUJUAN 1. Tujuan Umum : Membantu klien mengekspresikan perasaan melalui gambar 2. Tujuan Khusus : a)

Klien dapat memberi makna gambar

b)

Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal

c)

Klien dapat berlatih mematuhi peraturan

d)

Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain saat presentasi gambar

e)

Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok

f)

Klien dapat meningkatkan aktifitas motorik

C. LANDASAN TEORITIS  Defisit keperawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa merupakan defisit perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.( Keliat dan Akemat, 2007). Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau 

berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009). Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,



tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006). Resiko bunuh diri merupakan tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan (Wilson dan Knesisl, 1988). Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena pasien berada dalam keadaan stres yang tinggi dan menggunakan koping yang maladaptif. Situasi gawat pada 2

bunuh diri adalah saat ide bunuh diri timbul secara berulang tanpa rencana yang spesifik untuk bunuh diri. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan perawat yang tinggi dalam merawat pasien dengan tingkah laku 

bunuh diri, agar pasien tidak melakukan tindak bunuh diri. Isolasi Sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi



pengamatan dengan orang lain (Balitbang, 2007 dalam Fitria, 2010). Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadp diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal diri (Keliat,



1998). Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993). Berdasarkan defenisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi



perilaku kekerasan scara verbal dan fisik (Keltner et al, 1995). Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui pancaindera tanpa stimulus eksternal; persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana pasien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi. Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata oleh pasien.

D. KLIEN 1. Karakteristik/kriteria a. Isolasi Sosial b. Waham

3

c. Resiko Perilaku Kekerasan d. Halusinasi 2. Proses seleksi Perawat mendatangi pasien dengan diagnosa diatas dan memberikan kertas untuk mewarnai dan pensil warna. E. PENGORGANISASIAN 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan a. Hari/tanggal : Senin , 03 September 2018 b. Tempat: Halaman RSMM c. Jam : 09.45 – 11.00 WIB 2. Tim terapis: leader, co leader, fasilitator, observer Leader Co leader Fasilitator 1 Fasilitator 2 Fasilitator 3 Fasilitator 4 Fasilitator 5 Fasilitator 7 Fasilitator 8 Observer

Anis Sanya Mufti Akbar H Umar Alfi Zakiyadid Darojah Abdul Har Siti Nur Paisa Diana Zaen Feby fitriatus Solicha Innana Syarifah Alfi Zakiyatid Darojah Khoir Ni’matuz zulfa

3. Metode a. Dinamika Kelompok b. Diskusi 4. Media a. Kertas HVS b. Pensil warna F. PROSES PELAKSANAAN 1. Orientasi a. Salam perkenalan b. Penjelasan tujuan dan aturan main 2. Kerja 4

Langkah-langkah kegiatan a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain . b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien c) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberii penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien. d) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien. e) Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran. f) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain bertepuk tangan.

3. Terminasi a. Evaluasi respon subjektif klien 1. Perawat menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK 2. Perawat memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Evaluasi respon objektif klien c. Tindak lanjut  Membuat terapi bermain untuk melatih kerjasama d. Kontrak yang akan datang  perpisahan 4. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar dan menceritakan makna gambar.

5

6

Related Documents


More Documents from ""