PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASIDI RUANG 7 HUDOWO RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINOGONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
A. TOPIK Terapi Aktivitas Kelompok : Defisit Perawatan Diri: Tujuh Langkah cara mencuci tangan yang benar
B. LATAR BELAKANG Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif, dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita dapat menyimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008). Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal, yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kesetabilan emosional (Sheila, 2008). Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Sheila, 2008) Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene). Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan dimana
seseorang
mengalami
kerusakan
kemampuan
untuk
melakukan
atau
menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit Perawatan Diri merupakan akibat dari ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya maupun ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting secara mandiri. Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias secara mandiri,dan toileting, buang air besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2010). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawtan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan dan toileting. (Herdman, 2012) Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu, atau kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat, 2010).
C. TUJUAN 1. Tujuan Umum : Klien mampu memahami tentang cara mencuci tangan yang benar 2. Tujuan khusus : a. Klien mampu menyebutkan manfaat cuci tangan b. Klien mampu menyebutkan alat dan bahan cuci tangan c. Klien mampu mempraktekkan 7 langkah cara memcuci tangan dengan benar d. Klien mampu menyebutkan 5 moment untuk mencuci tangan
D. SELEKSI KLIEN 1. Kriteria a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik. b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang c. Klien yang mudah mendengarkan dan dapat mempraktekkannya. d. Klien dapat diajak kerjasama (kooperatif).
2. Proses seleksi a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria. b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria. d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok e. Melibatkan perawat ruangan.
E. METODE Metode yang digunakan adalah metode diskusi, tanya jawab dan bermain peran.
F. MEDIA DAN ALAT Media yang digunakan : Smartphone,musik Alat yang digunakan : bola, hand rub
G. PENGORGANISASIAN 1. Waktu Hari/ Tanggal : 12 April 2019 Tempat
: Ruang.7 Hudowo
Jam
: 08.00 – selesai
2. Tim Terapis a. Leader
: Sukma Diyanatul F
Uraian Tugas Pelaksana
Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
Memimpin diskusi kelompok.
Membuka acara.
b. Co-Leader : Uswah Nur H Uraian Tugas Pelaksana
Mendampingi Leader
Mengambilalih posisi leader jika leader bloking.
Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator : 1. Titah Pangesti M 2. Viky Sutopo Uraian Tugas Pelaksana
Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer : Yasmina izzat Uraian Tugas Pelaksana
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.
H. SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Co- leader
: Fasilitator
: Leader
: Observer
: Pasien
I. KEGIATAN/ PELAKSANAAN 1. Perkenalan dan pengarahan a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut). b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok. c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok Defisit perawatan diri.
2. Pembukaan a. Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat tinggal b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi c. Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan berlangsung d. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Role play Co-Leader menjelaskan cara permainan yang dimulai dengan bermain peran oleh klien sesuai petunjuk co-leader selama 5 menit. Setelah itu fasilitator menghidupkan musik di HP dan memulai permainan, semua klien duduk di kursi. Selama musik masih berbunyi klien mengedarkan bola dari klien satu ke klien berikutnya. Bagi klien yang memegang bola pada saat musik dihentikan, klien diminta untuk memperkenalkan diri, dan mempraktekan apa yang sudah diajarkan . Peserta yang lain diminta untuk menanggapi.
4. Permainan Klien diminta untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia. Selanjutnya bermain sesuai dengan role play diatas.
5. Evaluasi a. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan b. Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
c. Klien mampu menyebutkan manfaat, alat dan bahan, mempraktekkan cara cuci tangan 6 langkah dan menyebutkan 5 moment cuci tangan. 6. Penutup a. Observer menyampaikan kesimpulan dari kegiatan terapi aktifitas kelompok Defisit perawatan diri tersebut. b. Memberikan pujian positif pada setiap klien yang mengikuti permainan dengan baik.
7. Kontrak yang akan datang a. Menyepakati kegiatan berikutnya b. Menyepakati waktu dan tempat untuk kegiatan berikutnya
I. ANTISIPASI KEGIATAN 1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok -
Memanggil klien
-
Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit : -
Panggil nama klien
-
Tanya alasan klien meninggalkan permainan
-
Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut -
Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
-
Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
-
Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut
J. EVALUASI 1. Evaluasi proses a.
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan sesuai jadwal
b.
Klien terlibat aktif dalam terapi aktivitas kelompok
c.
Klien mengikuti terapi aktivitas kelompok dari awal sampai akhir
2. Evaluasi hasil a. Klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara b. Klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan c. Klien mampu menterjemahkan perintah permainan d. Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan e. Klien mau mengemukakan pendapat tentang terapi aktifitas kelompok
Lembar Penilaian
NO.
Aspek yang dinilai Mengikuti kegiatan
1.
dari awal sampai akhir. Menceritakan
2.
perasaannya setelah TAK Menceritakan
3.
makna dari kegiatan yang dilakukan
Nama peserta TAK
FASE : ORIENTASI KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI
1. Kemampuan verbal No
Aspek Yang
Nama klien
Dinilai 1
Menyebutkan nama lengkap
2
Menyebutkan nama panggilan
3
Menyebutkan alamat
4
Menyebutkan kemampuan yang dimiliki Jumlah
2. Kemampuan Non Verbal No
Aspek Yang Dinilai
1
Kontak mata
2
Duduk tegak
3
Bahasa tubuh sesuai perintah
4
Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir Jumlah
Nama klien
Keterangan : Semua aspek dinilai dengan memberi tanda : jika ditemukan pada klien atau X : jika tidak ditemukan Jumlah kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 s/d 4 berarti klien mampu, jika 2 klien belum mampu
FASE : KERJA
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk Defisit perawatan diri, kemampuan yang diharapkan adalah mampu menyebutkan manfaat, alat dan bahan, mempraktekkan cara cuci tangan 7 langkah dan menyebutkan 5 moment cuci tangan.
No
Nama Klien
Menyebutkan
Menyebutkan
manfaat cuci
alat dan bahan
tangan
cuci tangan
Mempraktekkan cara cuci tangan
Menyebutkan 5 moment cuci tangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Keterangan : Semua aspek dinilai dengan memberi tanda : jika ditemukan pada klien atau X : jika tidak ditemukan Jumlah kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 s/d 4 berarti klien mampu, jika 2 klien belum mampu
FASE: TERMINASI
Tujuan: Klien mampu menyampaikan manfaat dari kegiatan kelompok yamg telah dilakukan.
No
Nama Klien
Menyebutkan
Menyebutkan
manfaat cuci
alat dan bahan
tangan
cuci tangan
Mempraktekkan cara cuci tangan
Menyebutkan 5 moment cuci tangan
Keterangan : Semua aspek dinilai dengan memberi tanda : jika ditemukan pada klien atau X : jika tidak ditemukan Jumlah kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 2 berarti klien mampu, jika 2 klien belum mampu
PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif. Terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi pesan berantai ditujukan kepada klien dengan masalah keperawatan : 1. Isolasi social : menarik diri 2. Harga diri rendah 3. Halusinasi 4. RPK 5. Waham Tujuan : 1. Tujuan Umum : Klien mampu memahami tentang cara mencuci tangan yang benar 2. Tujuan khusus :
Klien mampu menyebutkan manfaat cuci tangan
Klien mampu menyebutkan alat dan bahan cuci tangan
Klien mampu mempraktekkan 7 langkah cara memcuci tangan dengan benar
Klien mampu menyebutkan 5 moment untuk mencuci tangan
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang diberikan aktivitas kelompok adalah : 1. Aspek emosi Gelisah, curiga, merasa bersalah, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan, merasa disisihkan, dikucilkan, merasa takut dan cemas, menyandiri, menghindar dari orang lain. 2. Aspek Intelektal
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien hanya menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat. 3. Aspek Sosial Klien sudah bisa membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas, klien mau berintaraksi, minimal dengan satu perawat lain, ke satu klien lain.
B. Saran 1. Dalam memberikan terapi aktivitas kelompok kita harus mamperhatikan tugas kita masing- masing sesuai pengorganisasian yang telah ditetapkan. 2. Sebelum masuk ke acara permainan leader dan co leader jangan lupa kontrak waktu dengan klien terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalaam Praktik Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama. DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes Keliat, Akemat, (2010). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC Keliat, Budi Anna. Dkk, (2009). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Jakarta: EGC
DOKUMENTASI