1.Tahapan desain sistem
1.1Analisis Sistem Analisis Sistem (system analisis) adalah analisis masalah yang dicoba diselesaikan perusahaan dengan sistem informasi. Tahap ini terdiri atas pendefinisian masalah, indentifikasi penyebab, pencarian solusi dan identifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem. Berikut tahapan kerja analis sistem : 1. Membuat peta proses (road map) dari perusahaan dan sistem yang sudah ada 2. Mengidentifikasi para pemilik dan pengguna data primer bersama dengan perangkat keras dan lunak yang sudah ada. 3. Membuat perincian masalah dari sistem yang sudah ada. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mempelajari dokumen, lembar kerja dan prosedur, mengamati operasi sistem dan mewawancarai para pengguna utama dari sistem. Analis sistem akan meliputi studi kelayakan (feasibility study) untuk menentukan apakah solusinya layak, atau dapat dicapai, dari sisi finansial, teknis dan organisasional. Studi kelayakan akan menentukan apakah sistem tersedia dan dapat ditangani oleh spesialis sistem
12
informasi perusahaan, dan apakah perusahaan dapat menangani perubahan-perubahan yang dibawa oleh sistem tersebut. 1.2 Menentukan Kebutuhan Informasi
Tugas analis sistem yang dapat dikatakan paling menantang adalah mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang spesifik yang harus dipenuhi oleh solusi sistem yang dipilih. Pada tingkatan paling dasar, kebutuhan informasi (information requirement) dari sistem baru meliputi identifikasi siapa yang membutuhkan informasi apa, dimana, kapan, dan bagaimana caranya. Analis permintaan mendefinisikan dengan cermat sasaran-sasaran dari sistem yang baru atau yang telah dimodifikasi dan mengembangkan penjelasan terperinci dari fungsi yang harus dijalankan oleh sistem yang baru. Kesalahan analisis kebutuhan adalah penyebab utama kegagalan sistem dan tingginya biaya pengembangan sistem. 1.3 Perancangan Sistem
Analisis sistem menggambarkan apa yang harus dilaksanakan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi, dan perancangan sistem (system design) memperlihatkan bagaimana sistem tersebut akan memenuhi sasaran ini. Perancangan sistem informasi adalah keseluruhan rencana atau model untuk sistem ini. Seperti cetak biru dari sebuah bangunan atau rumah, ini terdiri atas semua spesifikasi yang memberikan bentuk dan struktur sistem tersebut. Perancangan sistem menjelaskan spesifikasi sistem yang akan melakukan fungsi-fungsi yang dididentifikasi pada saat analisis sistem. Spesifikasi ini harus menangani semua komponen manajerial, organisasional, dan teknologi dari solusi sistemnya. 1.4 Peran Pengguna Akhir
Kebutuhan informasi pengguna mengendalikan seluruh upaya pengembangan sistem. Pengguna harus memiliki kontrol yang cukup atas proses perancangan untuk memastikan bahwa sistemnya merefleksikan prioritas bisnis dan kebutuhan informasinya, bukan bias dari staf teknisnya. Kurangnya keterlibatan pengguna dalam upaya perancangan adalah penyebab utama kegagalan sistem.
1.5 Menyempurnakan Proses Pengembangan Sistem
Langkah selanjutnya dalam proses pengembangan sistem adalah menerjemahkan spesifikasi solusi yang dibuat selama analisis sistem dan merancang sistem informasi yang operasional sepenuhnya, terdiri atas langkah pemrograman, pengujian, konversi, produksi, dan pemeliharaan. 1.6 Pemrograman Selama tahap pemrograman (programming), spesifikasi sistem yang disiapkan selama perancangan diterjemahkan ke dalam kode program. Sekarang banyak perusahaan membeli peranti lunak yang memenuhi kebutuhan sistem baru dari sumber luar seperti paket peranti lunak dari vendor komersial, layanan peranti lunak dari penyedia layanan aplikasi atau perusahaan alih kontrak yang mengembangkan aplikasi peranti lunak yang disesuaikan dengan kebutuhan klien. 1.7 Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan seksama harus dilakukan untuk mengetahui apakah sistem memberikan hasil-hasil yang benar. Pengujian memakan waktu yang lama : data untuk pengujian harus dipersiapkan dengan hati-hati, hasilnya harus ditinjau kembali, dan koreksi harus dibuat ke dalam sistem. Pengujian sistem informasi dapat dibagi menjadi tiga jenis aktivitas : 1. Pengujian Unit (unit testing) Tujuan pengujian adalah menjamin bahwa pogram bebas dari kesalahan atau paling tidak pengujian harus dipandang sebagai cara untuk mencari kesalahan dalam program, berfokus dalam mencari segala cara untuk membuat program mengalami kegagalan. Setelah masalah diketahui, masalah tersebut dapat diperbaiki. 2. Pengujian Sistem (system testing) Yaitu menguji fungsi sistem informasi secara keseluruhan. Beberapa hal yang diperiksa adalah waktu kinerja, kapasitas untuk menyimpan file dan menangani beban yang berat, kapabilitas pemulihan dan kembali ke kondisi semula, dan prosedur-prosedur manual.
3. Uji Penerima (acceptance testing) Yaitu memberikan sertifikasi akhir bahwa sistem siap digunakan dalam situasi produksi. Pengujian sistem dievaluasi oleh pengguna dan ditinjau ulang oleh pihak manajemen. Ketika semua peserta puas karena sistem baru telah sesuai standar, sistemnya akan secara resmi diterima untuk diimplementasikan. 1.8 Konversi
Konversi (conversion) adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Empat strategi konversi yang utama dapat dilakukan : 1. Strategi Paralel (parallel strategy) Sistem lama dan calon penggantinya dijalankan bersama selama beberapa waktu sampai setiap orang merasa yakin bahwa fungsi yang baru telah berjalan dengan benar. Ktika terjadi kesalahan atau gangguan pada proses baru, sistem yang lama masih dapat digunakan sebagai cadangan. 2. Strategi Pindah Langsung (direct cutover) Mengganti sistem lama seluruhnya dengan sistem baru pada hari yang telah ditentukan. Ini adalah pendekatan yang sangat beresiko yang berpotensi menimbulkan kerugian yang lebih besar daripada menjalankan dua sistem secara paralel jika ditemukan masalah yang serius dalam sistem barunya. 3. Strategi Studi Percontohan (pilot study) Menjalankan sistem yang baru hanya dalam area yang terbatas seperti hanya satu departemen atau satu unit kegiatan. Ketika versi percontohan ini sempurna dan bekerja dengan lancar, barulah kemudian dipasang di seluruh perusahaan, secara simultan ataupun bertahap. 4. Strategi Pendekatan Bertahap (phased approach) Menjalankan sistem baru dalam setahap demi setahap, baik berdasarkan fungsi maupun unit organisasional. Perincian dokumentasi (documantation) yang memperlihatkan cara kerja sistem baik dari sudut pandang teknis maupun dari sudut pandang pengguna akhir diselesaikan selama waktu
konversi, untuk digunakan dalam pelatihan dan kegiatan setiap harinya. Tidak adanya pelatihan dan dokumentasi yang sepantasnya akan menimbulkan kegagalan sistem. 1.9 Produksi dan Pemeliharaan
Setelah sistem yang baru dipasang dan konversinya selesai dilakukan, sistem tersebut dikatakan beada dalam kondisi produksi (production). Selama tahap ini, sistem akan ditinjau ulang oleh para pengguna dan spesialis teknis untuk menentukan seberapa baik sistem ini mencapai sasarn awalnya, dan memutuskan apakah sistem tersebut perlu direvisi atau dimodifikasi. Setelah sistem dikonfigurasi dengan baik, sistem harus dipelihara ketika berada dalam kondisi produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi kebutuhan atau meningkatkan efisiensi pemrosesan. Perubahan perangkat keras, peranti lunak, dokumentasi atau prosedur dalam sistem produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi kebutuhan baru atau meningkatkan efisiensi pemrosesan disebut pemeliharaan (maintenance).