TABUNGAN DALAM NEGERI
Mata Kuliah : Pengantar Dalam Negri Kelompok 5 :
Moh. Yasin ( 21722056 )
Pengantar Capital Fundamentalism; pendekatan pembangunan ekonomi yg menekankan pada proses pembentukan modal, makin banyak persediaan modal di satu negara – pembangunan ekonomi akan makin bagus Sebagai aliran ilmu ekonomi yg paling banyak dianut, karena : Memiliki landasan kuat dari teori modernisasi ekonomi (Teori Harrod-‐Domar) Sejalan dgn kondisi ekonomi dunia, negara berkembang membutuhkan suntikan modal asing untuk merangsang timbulnya arus tabungan domestik Kerangka kerjanya cukup fleksibel utk memasukkan gagasan baru dlm ilmu ekonomi yg lahir pada tahun 1960-‐an (mis: gagasan modal insani/human capital).
Tingginya tingkat pembentukan modal tidak menjamin pertumbuhan ekonomi yang adil (sedikit lapangan kerja baru dan lemah distribusi pendapatan);
Perlu
Gagasan Baru dalam
Capital Fundamentalism
Proyek investasi raksasa dari asing berdampak kecil bagi pertumbuhan ekonomi bila kebijakan-‐kebijakan negara tuan rumah sangat lemah dalam menetapkan sistem bagi hasil; Negara-‐negara tuan rumah (biasanya negara dgn sumberdaya alam melimpah), akhirnya hanya mendapat bagian sangat sedikit dari proyek-‐proyek investasi asing.
Pokok Bahasan 1. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi a. Efisiensi Penggunaan Modal b. Rasio investasi di Negara Sedang Berkembang (NSB)
2. Sumber Tabungan Dalam Negeri a. Tabungan Domestik b. Tabungan Pemerintah c.
Tabungan Swasta
3. Faktor Penentu Tabungan Swasta a. Perilaku Tabungan Rumah Tangga b. Perilaku Tabungan Perusahaan
1 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Setengah dari pertumbuhan pendapatan agregat pada 9 negara maju disebabkan oleh ekspansi input modal fisik riil; Banyak studi mengungkapkan rendahnya tingkat investasi di AS mjd penyebab pokok menurunnya pertumbuhan pendapatan per-‐ kapita negara tersebut;
Pada negara berkembang, pengaruh pembentukan modal thd pertumbuhan ekonomi cukup teramati khususnya pada tahap-‐tahap awal pembangunan ekonomi; Namun pada tahap selanjutnya, pertumbuhan produktivitas (modal insani) jauh lebih penting dari pembentukan modal.
Akumulasi modal tidak lagi dilihat sebagai “obat mujarab” bagi NSB, tingkat pertumbuhan ekonomi yg mantap dlm jangka panjang hanya bs terjadi jika masyarakat mampu mempertahankan proporsi investasi yg cukup besar dari GDP-nya (>15%)
Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
a. Efisiensi Penggunaan Modal Jika menginginkan pertumbuhan pendapatan agregat riil 6 %, maka kebutuhan investasi tdk hanya ditentukan oleh tabungan yg tersedia, juga oleh LINGKUNGAN tempat pembentukan modal tsb Di NSB penggunaan modal yang langka akan efektif bila diKOMBINASIkan dengan tenaga kerja yang melimpah Penggunaan modal sec efisien membutuhkan keadaan dimana modal tsb dikombinasikan dgn faktor-‐faktor produksi lainnya dalam proporsi yg selaras dgn tersedianya SUMBERDAYA EKONOMI yg dimiliki.
Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
b. Rasio Investasi di NSB
Rasio Investasi Ideal untuk Negara Sedang Berkembang : Dalam kondisi surplus tenaga kerja, pertumbuhan pendapatan per kapita riil sebesar 4 % per tahun tdk bisa terjadi sepanjang waktu tanpa adanya rasio investasi sekurang-‐kurangnya 15 % di dlm pereknomian yg menekankan pendekatan padat tenaga kerja dan 25 % pada strategi-‐strategi padat modal.
Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Negara-‐negara berpendapatan menengah telah mencapai rasio investasi yg lebih tinggi daripada negara-‐negara industri maju pada tahun 1988. Dicerminkan oleh tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita yg relatif tinggi: tingkat pertumbuhan pendapatan pe kapita riil utk negara berpendapatan menengah adalah 2,3% selama periode 1965-‐88 dan 3,1% pada negara termiskin, dan sekitar 2,3% pada kelompok negara-‐negara industri.
Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
2 Sumber Tabungan Dalam Negeri
NSB membiayai rasio investasi-‐GDP mereka yang tinggi dengan cara mengintensi^an usaha-‐usaha mobilisasi
tabungan dari berbagai sumber, baik tabungan domestik maupun tabungan asing/luar negeri, tabungan pemerintah ataupun tabungan swasta. Sumber tabungan yg diandalkan masing-‐masing NSB tergantung pada faktor-‐faktor : kekayaan sumberdaya alam, komposisi sektoral GDP, sifat kebijakan mobilisasi tabungan dari pemerintah.
Sumber Tabungan Dalam Negeri
Taksonomi Tabungan Dalam Negeri
Tabungan negara (S) = tabungan domestik (Sd) + tabungan asing (Sf) Tabungan domestik (Sd) = tabungan pemerintah (Sg) + tabungan swasta (Sp) Tabungan pemerintah (Sg) = tabungan anggaran (Sgb) + tabungan bumn (Sge) Tabungan swasta (Sp) = tabungan perusahaan (Spe) + tabungan rumahtangga (Sph) Tabungan asing (Sf) = tabungan pem asing (Sfo) + tabungan swasta asing (Sfp) Tabungan swasta asing (Sfp) = investasi asing (Sfpe) + pinjaman komersial eksternal (Sfpd)
S = [(Sgb + Sge) + (Spe + Sgh)] + (Sfo + Sfpd + Sfpe)
Sumber Tabungan Dalam Negeri
Tabungan Domestik Tabungan Asing Tabungan pemerintah
bumn
Tabungan swasta
Rumah tangga Perusahaan
Pemerintah asing
Swasta asing
anggaran
investasi
Tabungan Negara
Komersial eksternal
a. Tabungan Domestik Meski banyak mengandalkan tabungan luar negeri sbg sumber pembiayaan investasi, kenaikan investasi diikuti oleh kenaikan hampir sepadan pada porsi tabungan domestik. Ini menunjukkan keberhasilan dalam memobilisir tambahan tabungan domestik, khususnya di negara-‐negara dengan pendapatan rendah. Makin kaya NSB, porsi tabungan domestik dalam pembiayaan investasinya cenderung makin besar
Sumber Tabungan Dalam Negeri
b. Tabungan Pemerintah Ekspansi investasi yg dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi tdk akan
berhasil tanpa adanya usaha keras utk meningkatkan
pangsa tabungan
pemerintah dalam GDP Pertumbuhan tabungan swasta dikendalai oleh hasrat konsumsi kelompok kaya yang besar yg harusnya punya kapasitas menabung besar Terbatasnya persedian tabungan luar negeri mengharuskan pendonor dan perencana ekonomi berfokus pada pentingnya mobilisasi
tabungan
pemerintah, yg paling sering melalui peningkatan rasio pengumpulan pajak thd GDP, reformasi struktur pajak, dan –jika mungkin-‐ peningkatan tingkat pajak
Rasio pajak menjadi indikator bagi negara pendonor untuk melihat komitmen negara yang layak untuk diberi suntikan bantuan dana.
Cara peningkatan rasio pajak hanya berhasil jika konsumsi pemerintah ditekan, khusus untuk negara iran venezuela dan indonesia karena sumberdaya alam minyak harha meningkat
Sumber Tabungan Dalam Negeri
c. Tabungan Swasta Domestik
Sebagai sumber dana kedua setelah tabungan pemerintah dan bantuan asing dlm pembiayaan investasi, namun di banyak NSB tabungan swasta memainkan peran dalam pembentukan modal dalam negeri
utama
Tetapi sulit menentukan komponen yg berperan lebih penting –tabungan rumah tangga ataukah tabungan swasta.
Sumber Tabungan Dalam Negeri
3 Faktor Penentu Tabungan Swasta
a. Perilaku Tabungan Rumah Tangga Semua teori perilaku tabungan rumah tangga menjelaskan 3 pola berikut : 1. Dalam suatu negara pada suatu waktu tertentu, fraksi pendapatan yg ditabung oleh rumah tangga berpendapatan lebih tinggi cenderung lebih besar ketimbang rumah tangga yg berpendapatan rendah 2. Dalam suatu negara, rasio tabungan rumah tangga cenderung konstan sepanjang waktu 3. Rasio tabungan rumah tangga bervariasi antar negara tanpa menunjukkan adanya hubungan yang jelas dengan pendapatan.
b. Perilaku Tabungan Rumah Tangga Hipotesa pendapatan absolut (Keynes): hasrat menabung meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan.
Hipotesia pendapatan relatif (Duesenberry): jika pendapatn
tumbuh dlm jangka waktu yg panjang, konsumen akan menyesuikan prilaku belanja ke tingkat konsumsi yg lebih tinggi, tp dalm jangka pendek enggan menurunkan/ menaikkan konsumsi meski pendapatan naik/turun
Hipotesa pendapatan permanen (Friedman): tabungan berasal dari pendapatan tidak tetap
Hipotesa tabungan-‐kelas
(Kaldor) : prilaku menabung dipengaruhi yingkat kelas ekonomi, buruh cenderung memiliki hasrat menabung rendah dari kaum highclass
Menujukkan lemahnya korelasi antara pendapatan – rasio tabungan swasta atas GNP di NSB (umur, desa-‐kota, gaya hidup, dll)
c. Perilaku Tabungan Perusahaan
Tidak banyak variabel yang mempengaruhi pola hasrat menabung perusahaan, hanya variabel kebijakan insentif
disinsetif perpajakan Di banyak negara dunia, rasio tabungan perusahaan dalam GDP < 20% di negara maju; < 5% di NSB Hanya ada sedikit perusahaan di NSB, lbh banyak berupa korporasi yang lebih banyak memberikan tabungan dlm negeri dgn rasio mencapai 50% dalam GDP Namun efektivitas besar rasio dari korporasi tsb
dipertanyakan ( ? )
E.N.D.