SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
TABU PADA MAKANAN
Disusun Oleh : Khairunisa Nyimas Siti Shofa Rani Nurul A Sasnia Juliantika
Dosen Pembimbing : 1. Imelda Telisa, S.Gz, MP 2. Drs.Tri Agus Susanto, MS
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN GIZI TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas berkat serta rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah yang berjudul “Tabu pada Makanan” ini berisi tentang Tabu pada Makanan, Pengaruh Kepercayaan Tradisional bagi Ibu Hamil, Tabu makanan pada Suku Tengger, Alasan yang mendasari pantangan makan Ibu hamil Suku Tengger Ngadas Jenis Makanan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi Antropologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam rangka membuat makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah yang telah dibuat ini belum sempurna, dan masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu, saran dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini di penyusunan tugas lainnya. Semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Palembang, Desember 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................I DAFTAR ISI...........................................................................................................................II BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................1 C. Tujuan....................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2
Tabu pada Makanan.....................................................................................2
Pengaruh Kepercayaan Tradisional Bagi Ibu Hamil.................................2
TABU MAKANAN PADA SUKU TENGGER...........................................3
Alasan yang Mendasari Pantangan Makan Ibu Hamil Suku Tengger Ngadas Jenis Makanan.................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................9 A. Kesimpulan...........................................................................................................9 B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Bagi sebagian masyarakat, jenis-jenis makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa kanak-kanak akan berlanjut menjadi makanan kesukaan pada saat dewasa. Sebagian besar masyarakat bersifat ”menyukai apa yang mereka makan” daripada “makan apa yang mereka suka”. Mereka mempunyai kesetiaan dan kepekaan terhadap susunan hidangan makanan tradisionalnya dan peka apabila ada kritik tentang makanan mereka. Hal yang berlaku umum dalam setiap kelompok sosial adalah adanya pembatasan-pembatasan tertentu terhadap bahan pangan yang tersedia dalam lingkungan alamnya. Artinya, ada bahan pangan yang potensial namun tidak dikonsumsi karena dianggap sebagai “bukan makanan“. Sebaliknya apa yang dianggap “makanan“ merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat, dan diwariskan ke generasi berikutnya lewat proses sosialisasi (Khumaidi,1994).
B. Rumusan Masalah 1. Bahan makanan apa saja yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat? 2. Resiko apa saja yang didapat pada ibu hamil apabila kurang asupan zat gizi?
C.
Tujuan 1. Untuk menegetahui makanan apa saja yang dianggap tabu bagi masyarakat. 2. Untuk menegetahui resiko yang didapat apabila kurang mengkonsumsi zat gizi. 3.
Untuk melakukan penyuluhan terhadap ibu hamil tentang pentingnya sumber zat gizi pada usia awal kehamilan.
BAB II PEMBAHASAN
Tabu pada Makanan Hal menarik dalam pemilihan makanan dari segi budaya adalah adanya konsep tabu makanan. Tabu adalah tindakan untuk menghindari apa yang diyakini berbahaya secara supranatural, sedangkan tabu makanan adalah tindakan untuk menghindari makanan tertentu berdasarkan penjelasan sebab akibat yang bersifat supranatural ( Sanjur, 1982). Hal tersebut kadang susah dijelaskan secara rasional. Tabu makanan biasanya dikelompokkan berdasarkan tahapan kehidupan. Masing-masing berbeda jenis maupun makna spiritual yang tersembunyi di dalamnya. Selain itu, masing-masing daerah mempunyai tabu yang berbeda untuk diterapkan pada masyarakatnya, walaupun terkadang dengan semakin moderen masyarakat, tabu tersebut banyak yang sudah dilupakan dan dilanggar oleh penganutnya.
Pengaruh Kepercayaan Tradisional Bagi Ibu Hamil Kepercayaan Tradisional atau biasanya terkenal dengan kata pamali merupakan bagaimana masyarakat sekarang memandang sebuah kapamalian.Seorang ibu melarang anaknya duduk di ambang pintu dengan dalih pamali.Anak itu malah mengkilahnya bahwa pamali merupakan sesuatu yang kuno; tidak sesuai dengan perkembangan zaman.Ibu itu tidak bisa berargumen.Ia hanya mengatakan bahwa kapamalian sudah ada semenjak dahulu kala, semenjak ibu dari nenek si anak itu masih ada.
Mungkin ia sendiri tidak tahu, mengapa perbuatan itu pamali. Atau, akibat apa yang kelak akan terjadi. Boleh jadi, kapamalian ini memang semata-mata berdasarkan pada kepercayan, kalaupun bukan berdasarkan pengalaman, pengetahuan, ataupun ada maksud lain tertentu di baliknya. Menurut sementara orang, konon, kapamalian merupakan cara orang tua di masa lalu dalam menakut-nakuti anaknya. Kelaziman di masa dulu, anak akan lebih takut pada hal yang gaib, belum tentu terjadi, ketimbang pada hal-hal yang nampak atau nyata.
Mengenai suatu pemikiran atau suatu kepercayaan tradisional ada sisi baik dan tidaknya (pengaruh kepercayaan tradisional ), namun permasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada seorang Ibu pada masa kehamilan adalah masalah gizi. Kegiatan ibu hamil sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil. Apabila kurangnya asupan energy dari makanan, tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantanganpantangan terhadap beberapa makanan. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan yang masih minim pengetahuan mengenai kehamilan, melahirkan dan menyusui . Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah
TABU MAKANAN PADA SUKU TENGGER Ibu hamil merupakan salah satu kelompok berisiko kekurangan gizi karena tabu terhadap makanan masih banyak dijumpai pada masyarakat dengan etnis budaya yang masih kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan yang ditabukan meliputi kelompok buah-buahan, lauk, sayuran, makanan yang dianggap panas, dan makanan yang dianggap tidak lazim, seperti makanan dempet atau kembar. Alasan tabu makanan di Tengger Ngadas karena adanya pendekatan secara simbolik, fungsional, dan nilai atau keagamaan. Diperlukan penyuluhan oleh bidan desa terkait gizi kehamilan pada ibu hamil, kader posyandu, tetua masyarakat, dan keluarga.Ibu hamil perlu didorong untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan tidak memantang makanan yang dapat mengeksklusikan zat gizi tertentu dari dietnya. Gangguan gizi kehamilan dapat mengakibatkan bayi prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan intra-uterine growth retardation(IUGR). Terdapat empat fak-tor yang memengaruhi keberhasilan kehamilan meliputi genetik, lingkungan maternal, imunobiologi, dan statusgizi.Status gizi ibu hamil merupakan faktor yang dapat dimodifikasi. Pada tahun 2007, presentase wanita usia subur(WUS) yang berisiko mengalami kurang energi kronis(KEK) di Jawa Timur adalah sekitar 15,9% atau lebihtinggi 2,3% dari
angka nasional. Kasus kematian perina-tal atau kematian pada bayi berusia 0 – 6 hari juga dila-porkan tinggi (217 kasus), sekitar 34,6% di antaranya merupakan proporsi lahir mati. Di Jawa Timur, presen-tase balita yang mempunyai status gizi sangat pendek mencapai 20,9% dan melebihi angka nasional (8,5%).Hal yang sama ditemukan pada proporsi balita sangat kurus yang mencapai 7,3% yang lebih tinggi daripada angka nasional (6%). Pada periode 2007 – 2010, balita pendek dan kurus memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Beberapa penelitian di dunia menemukan bahwa ibu hamil merupakan kelompok risiko tinggi kekurangan gizi karena tabu makanan ( food taboo). Di beberapa wilayahdi Indonesia, ibu hamil pantang mengonsumsi udang,ikan pari, cumi, dan kepiting karena dianggap dapat menyebabkan kaki anak mencengkeram rahim ibu dan sulit untuk dilahirkan. Tabu makanan dapat mening-katkan risiko defisiensi protein hewani, lemak, vitaminA, kalsium, dan zat besi ibu hamil Selain itu, risiko kekurangan zat gizi diperparah oleh peningkatan kebu-tuhan zat gizi kehamilan.Tabu makanan umumnya berkembang dalam tatanan sosial politik yang masih sederhana. Meskipun saat ini arus informasi berkembang sangat cepat dan luas, tabu makanan masih banyak di- jumpai pada masyarakat Indonesia.Tabu makanan dapat mengakibatkan konsep ‘dapat’ (eatable) atau‘tidak’ suatu makanan dimakan oleh kelompok masya-rakat. Pada kondisi kelaparan pun, masyarakat cende-rung memilih tidak makan daripada harus mengonsumsi makanan tersedia yang menjadi pantangan.Pada tahun2010, data jumlah ibu hamil Indonesia yang mengon-sumsi kebutuhan energi di bawah minimal tergolong tinggi sekitar 44,2%. Indonesia merupakan salah satu negara yang kayaakan tradisi dan budaya. Salah satu suku yang mempunyai kebudayaan khas adalah suku Tengger yang men-diami kawasan pegunungan Tengger yang membujur pa-da empat kabupaten di Jawa Timur meliputi Malang,Lumajang, Pasuruan, dan Probolinggo. Dari keempat wilayah tersebut, hanya di kabupaten Probolinggo per-nah dilakukan penelitian terkait tabu makanan.Secara umum, tidak semua masyarakat Tengger masih menjalankan adat Tengger secara kuat. Hanya ada beberapa desa yang masih memegang budaya adat leluhurnya, salah satunya yaitu Desa Ngadas, Malang. Dibandingkan desa Jetak Probolinggo, yang dominan beragama Hindu, Ngadas lebih didominasi oleh agama Budha. Selain itu, desa Probolinggo lebih terbuka jika dibandingkan dengan desa Ngadas yang letaknya agakterisolir.Perbedaan agama dan
aksesibilitas di dua kabu-paten tersebut memungkinkan adanya perbedaan tabu makanan. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai tabu makanan pada ibu hamil di Desa Ngadas Kabupaten Malang. Pene-litian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui makanan apa saja yang ditabukan ibu hamil suku Tengger di Ngadas, Malang dan alasan mena-bukannya.
Alasan yang Mendasari Pantangan Makan Ibu Hamil Suku Tengger Ngadas Jenis Makanan: 1.Buah melodi ,Menyebabkan darah rendah. 2.Salak Kesulitan saat melahirkan, menyebabkan kulit anak yang dilahirkan menjadi kasar, buahnya kembar atau dempet . 3.Mangga kweni atau poh, Menyebabkan keguguran dan mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan. 4.Durian Mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan. 5.Nangka Mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan. 6.Pisang rajamala Menyebabkan keguguran. 7.Makanan dempet (pisang dempet dan telur yang kuningnya ada dua), Tidak ilok(pamali), dapat menyebabkan petaka pada anak yang dilahirkan nanti. 8.Makanan ‘panas’ Menyebabkan panas pada janin dan dapat menyebabkan keguguran (cabai, merica, tapai, durian, dan nanas). 10.Bandeng Merupakan pengapesan wanita dan dapat menyebabkan keguguran. 11.Lele(Kumisnya) dapat menyebabkan kesulitan saat melahirkan. 12.EsAnak menjadi lahir besar sehingga mempersulit proses kelahiran. 13.Buah terlalu banyak Anak menjadi lahir besar sehingga mempersulit proses kelahiran. 14..Kol dan kubis Kandungan gizinya sudah tidak baik karena adanya kontaminasi dengan zat kimia (pestisida).
15.Babi Larangan agama Islam Vegetarianisme Nilai saling mengasihi sesama makhluk hidup (ikan, daging, dan bawang putih).
Makanan yang dipantang ibu hamil suku Tengger di Ngadas, Malang dapat dikelompokkan menjadi kelom-pok buah dan sayur, kelompok lauk, kelompok makanan yang dianggap panas, dan kelompok makanan yang di-anggap tidak lazim seperti makanan dempet atau kem-bar.Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, pan-tangan makan yang ada di Tengger Ngadas hampir mem-punyai kesamaan dengan pantangan makan yang dianutoleh masyarakat Tengger Probolinggo.Dilihat dari jum-lahnya, pantangan makan ibu hamil di Tengger Ngadas jauh lebih banyak daripada pantangan makan ibu hami ldi Tengger Probolinggo. Pola makan masyarakat sukuTengger Probolinggo, makanan yang dipantangkan untuk ibu hamil meliputi nanas, tapai, mangga kweni, makanan pedas, jantung pisang, ikan sembilang, udang, dan babi bagi masyarakat beragama Islam. Lebih banyak pantang-an makan kehamilan di Ngadas disebabkan budaya Tengger yang ada di wilayah tersebut lebih kuat diban-dingkan dengan Tengger Probolinggo. Nilai-nilai budaya masyarakat Tengger Ngadas pun lebih terjaga dari gene-rasi ke generasi. Ditinjau dari tabu makanan yang ada, terdapat be-berapa zat gizi yang mungkin terhindarkan pada ibu hamil Tengger Ngadas. Zat gizi tersebut antara lain serat,mineral, vitamin, dan protein. Selama kehamilan, kebu-tuhan zat gizi meningkat dan tabu makanan dapat mem-perparah kejadian kurang gizi selama kehamilan.Jika tabu makanan bersifat sangat ketat, defisiensi zat gizi tersebut menjadi lebih parah dan dapat berdampak tidak saja pada ibu hamil, tetapi juga pada bayi yang dilahirkan.Tabu makanan di India meningkatkan risiko de-fisiensi zat gizi seperti protein hewani, lemak, vitamin A,kalsium, dan zat besi pada ibu hamil. Buah-buahan merupakan kelompok makanan yang paling banyak dipantangkan. Hal ini berbeda dengan pernyataan FAO,bahwa makanan hewani merupakan jenis makanan yang paling banyak dipantangkan didunia. Di Ghana, makanan hewani merupakan makanan yang lebih banyak dipantangkan daripada makanan nabati. Faktor geografis dan kebiasaan makan pen-duduk mungkin menjadi salah satu faktor pengaruh.Secara geografis, Ngadas merupakan dataran tinggi yang terletak cukup jauh dari pusat kota dan pantai. Sebagian besar wilayah Ngadas terdiri dari perkebunan. Selain itu,menurut pengamatan peneliti selama tinggal di Ngadas,pola makan penduduk di daerah
tersebut cenderung lebih banyak terdiri dari sayuran dan jarang mengonsumsi. makanan hewani. Makanan hewani yang sering dikon-sumsi antara lain telur dan bakso, sedangkan ikan-ikanan jarang ditemui. Buah-buahan dan sayuran kaya akan serat dan zatgizi. Kekurangan serat dapat memperparah kondisi kons-tipasi yang umum ditemui pada kehamilan.Selain serat, buah melodi (pepino), mangga kweni, pisang,nanas, nangka, durian, dan salak merupakan buah yang kaya karoten (prekursor vitamin A), vitamin C, zat besi,asam folat, dan mineral seperti kalium, fosfor, serta kali-um.Defisiensi vitamin A pada kehamilan dapat meningkatkan risiko malformasi organ pada janin seper-ti paru-paru, jantung, dan saluran urinaria. Kekuranganzat besi, vitamin C, dan asam folat bersama-sama dapat menyebabkan anemia ibu hamil dan anak yang dilahir-kan.Lauk yang ditabukan pada ibu hamil Tengger Ngadas adalah lele dan bandeng, Bagi ibu hamil beragama Islam,babi dianggap pantangan dan daging juga pantang bagi penganut. Tabu makanan ikan air tawar seperti bandeng dan lele dapat mengeksklusikan zat gizi seperti asamlemak omega 3 dan omega 6, protein hewani, niasin, dan kobalalamin. Kekurangan asam omega tiga dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat,Intelligence Quotient(IQ) pada anak menjadi rendah, perkembangan saraf dan penglihatan bayi terganggu, serta anemia ibuhamil. Makanan yang ditabukan karena dianggap panas an-tara lain merica, cabai, nanas, dan durian.Dikotomimakanan panas dan dingin bukan berasal dari suhu makanan tersebut.Sistem pengelompokkan tersebut datang dari China dan India dan merupakan penyim-bolan suatu makanan.Sehat didefinisikan sebagai kon-disi seimbang antara unsur panas dan unsur dingin.Ibu yang hamil diibaratkan sedang mengalami kondisi sangat panas sehingga diperlukan makanan dingin dan terdapat larangan mengonsumsi makanan panas. Makanan panas baru boleh dikonsumsi menjelang proses kelahiran untuk mempercepat persalinan. Kelompok makanan tabu yang tidak lazim antara lain buah dempet atau telur yang berkuning dua. Makanan tersebut dipercaya mempunyai dampak yang buruk bagi kehamilan di masyarakat Tengger Ngadas.Semua tabu makanan ibu hamil bertujuan untuk melindungi ibu hamil dan janin dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari makanan tertentu baik karena alasan yang bersifat magis atau kesehatan. Dari sisi magis, ba-haya makanan diasosiasikan dengan bentuk makanan.Hal tersebut dapat dilihat pada pantangan makan salakatau lele.Ibu hamil pantang makan salak karena diper-caya dapat membuat kulit anak bersisik seperti salak.Pantangan makan jenis ini menggunakan alasan pen-dekatan secara simbolis.Alasan pendekatan pantangan makan lainnya yaitu secara fungsional melihat suatu makanan berdasarkan nilai manfaatnya terhadap kese-hatan.
Pantangan makan seperti ini misalnya adalah pantangan makan buah melodi yang dapat mengakibatkan darah rendah, makanan ‘panas’ dan makanan yang bersifat menggugurkan, kol dan kubis yang mengandungzat kimia berbahaya (pestisida), es, dan makan buah yang banyak. Masyarakat Tengger Ngadas juga memantangkan makanan berdasarkan nilai dan agama yang mereka anut seperti pada vegetarianisme dan masyarakat beragama Islam.Jenis pantangan yang didasarkan atas agama merupakan perilaku makan yang bersifat absolut atau tidak dapat berubah karena didasarkan atas larangan agama.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Makanan yang dipantang ibu hamil suku Tengger ter-diri dari kelompok buahbuahan, kelompok lauk, kelom-pok sayuran, kelompok makanan yang dianggap panas,dan kelompok makanan yang dianggap tidak lazim seper-ti makanan dempet atau kembar. Alasan tabu makanan diTengger Ngadas terjadi karena pendekatan secara simbo-lis, fungsional, dan nilai atau keagamaan.
B. Saran Diperlukan penyuluhan terkait gizi kehamilan kepada ibu hamil, kader posyandu, tetua masyarakat, dan keluarga oleh pihak terkait seperti bidan desa.Ibu hamil per-lu didorong untuk mengonsumsi makanan yang bergizidan tidak memantang makanan yang dapat mengeksklusikan zat gizi tertentu dari dietnya.
Daftar Pustaka 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2007. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI; 2010. 3. Swasono MF. Kehamilan, kelahiran, dan perawatan ibu dan bayi, Jakarta: Penerbit universitas Indonesia (UI Press); 1998. 4. Yuniati S. Pola pangan dan kebiasaan makan masyarakat Tengger dan bukan Tengger di kecataman Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 1982.