BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan Volume pohon adalah ukuran tiga dimensi, yang bergantung pada LBDS atau diameter pangkal, tinggi atau panjang batang dan faktor bentuk batang. Penentuan volume pohon batang dibedakan dengan dua cara yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Penentuan volume dengan cara langsung hanya bisa dilakukan untuk kayu dalam bentuk sortimen (log) dengan menggunakan alat yaitu xylometer, atau dengan menggunakan metode pengukuran LBDS dan tinggi pohon secara terpisah. Sedangkan penentuan volume cara tidak langsung, dilakukan dengan metode grafis atau dengan menggunakan persamaan volume (Dephutbun, 1998). Volume kayu merupakan salah satu parameter penting yang diukur dalam alometri pohon. Hal ini dikarenakan dalam bidang kehutanan, volume kayu penting diketahui untuk menduga potensi suatu pohon. Akan tetapi, dalam praktiknya penaksiran volume didasarkan pada pengukuran-pengukuran karakter-karakter pohon atau tegakan (diameter, tinggi, luas bidang dasar) dan hubungan kuantitatif antara karakter yang diukur tersebut dengan volume yang ditaksir dimana penaksiran kualitas kayu dan penilaian asesabilitas pada tingkat yang kurang, dengan didasarkan setidak-tidaknya secara bagian pada pendapat perorangan dan karena itu kurang objektif. Oleh karena itu, perbedaan dalam pengukuran sangat rentan terjadi, apalagi dengan banyaknya sampel yang diukur volumenya. Praktikum kali ini fokus kepada pembuatan tabel volume, yang berfungsi sebagai alat bantu dalam pengukuran volume sampel pohon berjumlah banyak. Terdapat beberapa langkah dalam penyusunan tabel volume, seperti melakukan analisis variasi dan uji validasi, agar hasil yang diperoleh dapat seakurat mungkin.
1.2 Tujuan Tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini adalah menentukan tabel volume dari pengukuran volume beberapa sampel pohon.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tabel Volume Tabel volume merupakan suatu tabel yang mencantumkan nilai rata-rata volume pohon menurut satu atau lebih dimensi pohon seperti DBH, tinggi, dan angka bentuk (Hush dkk, 2003). Prinsip penyusunan tabel volume adalah melalui pengukuran diameter dan tinggi yang selanjutnya yang selanjutnya volume dihitung berdasarkan rumus persamaan volume dan dimasukkan ke dalam tabel tahapan penyusunan tabel volume pohon meliputi pemilihan pohon contoh yang mewakili, pengukuran peubah-peubah bebas pohon contoh, metode perhitungan dan penaksiran volume pohon, pemilihan model persamaan volume dan pemilihan model persamaan volume. Jenis-jenis tabel volume :
2.1.1 Tabel Volume Lokal Tabel volume lokal atau disebut juga tarif volume merupakan tabel yang menduga volume pohon dari pengukuran DBH. Tabel ini berlaku pada lokasi tertentu saja. Tabel 2.1 berikut merupakan contoh tabel volume lokal.
2.1.2 Tabel Volume Standar Tabel volume standar merupakan tabel penduga volume melalui pengukuran DBH dan tinggi pohon. Tabel ini lebih akurat dibandingkan tabel volume lokal.
2.1.3 Tabel Volume Kelas Bentuk Tabel volume kelas bentuk merupakan tabel penduga volume melalui pengukuran DBH,
tinggi , dan angka bentuk pohon. Tabel ini lebih akurat
dibanding tabel volume lokal dan tabel volume standar. Namun tabel ini kurang praktis jika digunakan di lapangan.
Untuk memperoleh tabel volume, terlebih dahulu dilakukan eksplorasi data. Setiap dimensi pohon (DBH dan tinggi) menggunakan alat ukur tertentu. Untuk mengukur DBH digunakan pita ukur (Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Pita ukur (sumber : www.aliexpress.com)
Dengan pita ukur diameter setinggi dada (DBH) dapat diketahui dengan melingkarkan pita ke pohon. Hasil pengukuran pita ukur masih berupa keliling pohon sehingga perlu dikonversi ke diameter pohon dengan membaginya dengan phi (π = 3,141593). Kelebihan pita ukur adalah kemudahan dalam membawa alat di lapangan sehingga lebih praktis di lapangan. Namun kelemahannya pita ukur mudah rusak. Untuk mengukur tinggi atau panjang pohon digunakan roll meter (Gambar 2.2). Roll meter digunakan jika pohon sudah ditebang dan diukur perseksinya.
Gambar 2.2 Rollmeter (sumber : www.gpsmurah.com )
2.2 Volume Pohon Log Salah satu cara yang sudah dikenal luas dalam penentuan volume batang pohon adalah dengan menggunakan rumus empiris seperti rumus Brereton, Smalian, Huber, Hoppus dan Newton (Muhdin, 1999). Selain itu, ada pula variasi dari rumus Smalian, yaitu rumus Bruce. Adapula rumus Centroid yang dikembangkan oleh Wood, dengan mengombinasikan rumus Newton dan persamaan (fungsi) taper. Gambar 2.2 berikut merupakan rumus-rumus penentuan volume batang pohon.
.Gambar 2.2 Rumus-rumus perhitungan volume kayu
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum penyusunan tabel volume dilaksanakan pada hari Rabu , 22 Maret 2017 pukul 13.00 – 16.00 WIB di Gedung Kehutanan Labtek VA Kampus ITB Jatinangor.
Gambar 3.1 Lokasi Praktikum, Gedung Labtek VA Kampus ITB Jatinangor (Sumber : Google Earth)
3.2 Alat dan Bahan Alat :
Bahan :
Laptop
Software Micorosoft Excel Tabel data diameter
3.3 Metode Kerja Tabel data diketik ulang pada Micorosoft Excel , lalu diolah untuk mendapatkan LBDS ujung dan pangkal , LBDS ujung seksi dihilangkan sehingga perhitungannya hanya sampai banyak seksi dikurangi satu . Selanjutnya dibuat tabel terpisah untuk menghitung volume per seksi dengan tinggi sama dengan jumlah seksi awal sehingga volume adalah jumlah volume per seksi. Dibuat tabel terpisah dengan parameter volume , DBH , dan tinggi kemudian dibuat scatter plot dengan dua parameter berbeda , yaitu volume-tinggi, DBHvolume , dan tinggi-DBH lalu diamati trend grafiknya. Ditentukan korelasi antara
dua parameter , jika r hitung lebih besar dari r tabel maka disimpulkan bahwa korelasi antara kedua parameter tersebut adalah nyata. Dilakukan analisis statistik terhadap pengukuran peubah DBH dan volume pohon dengan menggunakan transformasi logaritmis, yang disederhanakan menjadi pendekatan model regresi sehingga di dapatkan nilai a dan b dan menjadi alometri khusus antara volume dan diameter. Dilakukan pengujian terhadap nilai regresi yang sudah dianalisis menggunakan tabel analisis keragaman (anova). Selang kepercayaan yang digunakan adalah 95% . Kemudian dibandingkan antar Ftabel dengan Fhitung , jika Fhitung > Ftabel maka simpulan dari nilai regresi tersebut adalah linear. Dilakukan uji validasi dengan memilih lima diameter dengan volume dicari dengan menjumlahkan volume per seksi dan volume yang dicari menggunakan alometri yang dihasilkan sebelumnya . Ditentukan nilai Xhitung , apabila nilai Xhitung < Xtabel maka terima H0 . Dan disimpulkan bahwa model alometri volume bisa digunakan (sama). dengan
H0 : Ym = Ya H1 : Ym ≠ Ya
dan
Ym = Y berdasarkan model Ya = Y aktual
Kemudian dibuat tabel volume dengan kisaran DBH 20 – 40 cm dengan selang 1cm. Berikut merupakan rumus korelasi (r),
dengan r = Korelasi x = DBH (cm)
y = volume pohon (m3) n = jumlah sampel
Berikut rumus perhitungan LBDS, L = 1⁄4 × 𝜋 × (
𝐵+𝑏 2 ) 2
dengan B = Diameter Pangkal (cm) b = Diameter Ujung (cm) L = Luas Bidang Dasar (m2)
Berikut rumus perhitungan volume per seksi, 𝑉 =𝐿 ×𝑡 dengan V = Volume pohon (m3) L = LBDS (m2) t = Tinggi (m) , dimana t = jumlah total seksi
berikut rumus analisis statistik, 𝑉 = 𝑎 × 𝐷𝑏 dengan V = Volume pohon (m3) D = DBH (m) a , b = Konstanta Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan “Transformasi Logaritmis”, yaitu dengan merubah nilai dengan logaritmis seperti rumus berikut : Log V = log a + b log D Atau disederhanakan menjadi model regresi y = b0 + b1 x dengan b0 = log a x = log D
b1 = b y = log v Konstanta b0 dan b1 dapat diperoleh dari
Pengujian terhadap nilai regresi dapat dilakukan dengan menggunakan tabel analisis keragaman yang terdapat pada tabel 3.1,
Tabel 3.1 Analisis Keragaman (ANOVA)
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat Tengah
Keragaman
Bebas
Kuadrat (JK)
(KT)
Regresi
k
JKreg
Sisaan
n–k-1
JKtot – JKreg
𝐾𝑇𝑟𝑒𝑔 =
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑘
𝐾𝑇𝑠𝑖𝑠𝑎 Total
n-1
JKtot = JKy
=
𝐽𝐾𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑛−𝑘−1
dengan k = Jumlah peubah bebas n = Jumlah contoh pengamatan 𝑛
𝐽𝐻𝐾𝑋𝑌 = ∑ 𝑋𝐼 𝑌𝑖 − 1
∑𝑛1 𝑋𝑖 × ∑𝑛1 𝑌𝑖 𝑛
𝑛
∑𝑛1(𝑌𝑖 )2 𝐽𝐾𝑦 = ∑ 𝑌 − 𝑛 𝑖2
1
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 = b1 × 𝐽𝐻𝐾𝑦
Fhit
𝐾𝑇𝑟𝑒𝑔 𝐾𝑇𝑠𝑖𝑠𝑎
Untuk mengetahui bias terhadap data sebenarnya dengan data hasil dari model dilakukan uji validasi. Uji validasi dilakukan dengan rumus,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hubungan Korelasi antar Peubah Berdasarkan data pengukuran tinggi, DBH perseksi pada lampiran 1 tabel 1 dan volume perseksi dan volume perpohon pada lampiran 1 tabel 2 dan perhitungan yang dilakukan yang terlampir pada lampiran 2 diperoleh hasil nilai korelasi yang dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Nilai korelasi antara volume-DBH, volume-tinggi dan DBH-tinggi
Korelasi Volume-DBH Volume-Tinggi DBH-Tinggi
R 0.95216238 212.10238 71.2986423
dan diagram scatter hubungan volume dengan DBH dapat dilihat pada gambar 4.2.1, 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 Vol 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
DBH Gambar 4.2.1 Diagram scatter hubungan anara volume dengan DBH
Dari tabel 4.1 kita peroleh bahwa nilai korelasi (r) volume-DBH lebih besar dari r tabel, dengan r tabel sebesar 0,3961 dan pada diagram scatter terlihat pada gambar 4.2.1 nilai volume berbanding lurus dengan DBH maka volume dengan DBH memiliki korelasi positif. Karena r hitung lebih besar dari r tabel dan volumeDBH memiliki korelasi positif maka volume dengan DBH memiliki korelasi yang nyata.
Diagram scatter hubungan antara DBH dan tinggi dapat dilihat pada gambar 4.2.2, 25
DBH
20 15 10 5 0 0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
Tinggi Gambar 4.2.2 Diagram scatter hubungan antara DBH dengan tinggi
Dari tabel 4.1 kita peroleh bahwa nilai korelasi (r) DBH-tinggi lebih besar dari r tabel dan pada diagram scatter pada gambar 4.2.2 terlihat bahwa nilai DBH berbanding lurus dengan tinggi maka DBH dan tinggi memiliki korelasi yang positif. Karena r hitung lebih besar dari r tabel dan DBH-tinggi memiliki korelasi positif maka DBH dengan tinggi memiliki korelasi yang nyata. Diagram scatter hubungan antara volume dan tinggi dapat dilihat pada gambar 4.2.3, 25
Volume
20 15 10 5 0 0
0.5
1
1.5
Tinggi Gambar 4.2.3 Diagram scatter hubungan volume dengan tinggi
Dari tabel 4.1 kita peroleh bahwa nilai korelasi (r) volume-tinggi lebih besar dari r tabel dan pada diagram scatter pada gambar 4.2.3 terlihat bahwa nilai volume berbanding lurus dengan tinggi maka volume dan tinggi memiliki korelasi yang positif. Karena r hitung lebih besar dari r tabel dan volume-tinggi memiliki korelasi positif maka volume dengan tinggi memiliki korelasi yang nyat (Rukmayadi, 2008)
4.2 Pengujian Model Dengan melakukan perhitungan yang terlampir pada lampiran 2, diperoleh hasil, a = 19, 97 b = 2, 84 dengan nilai a dan b diketahui, maka diperoleh persamaan model pendugaan volume pohon yaitu, 𝑉 = 19,97 × 𝐷2,84 Untuk menguji nilai regresi yang telah dianalisis, digunakan tabel analisis keragaman yang dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Analisis keragaman
Sumber keragaman Regresi Sisaan Total
DB 1 18 19
JK KT Fhit 1.36791361 1.367913608 139.734 0.17620917 0.009789398 1.54412277
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, dengan Ftabel sebesar 4,41. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka nilai dugaan volume (V) memiliki hubungan yang linier dengan diameter. Untuk mengetahui bias terhadap data sebenarnya dengan data hasil model dilakukan uji validasi, dari hasil perhitungan yang terlampir pada lampiran 2 diperoleh, 𝜒 2 = 0,00869 Dengan H0 : Vm = Va
H1 : Vm ≠ Va dengan Vm = Volume model Va = Volume actual dan jika, 2 2 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 terima H0, 2 2 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 tolak H0,
2 2 2 Karena nilai 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil dari 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 9.488, maka terima H0,
atau dapat disimpulkan volume model sama dengan volume actual atau volume sebenarnya (Walpole, et al., 2012)
4.3 Tabel Volume Setelah melakukan pengujian model diatas diperoleh tabel volume dengan rentang DBH 20-40 cm seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Tabel volume
Diameter (m)
Volume (V) 0.21 0.22 0.23 0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29 0.3 0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38 0.39 0.4
0.2374 0.2709 0.3074 0.3469 0.3895 0.4354 0.4847 0.5374 0.5937 0.6537 0.7175 0.7852 0.8570 0.9328 1.0128 1.0972 1.1860 1.2793 1.3772 1.4799
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dan pengujian yang dilakukan diperoleh tabel volume dengan rentang DBH 20-40 cm yang dapat dilihat pada tabel 4.3
5.2 Saran Untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya
sebelum praktikum, praktikan
diarahkan untuk membawa terminal agar saat praktikum terhindar dari gangguan teknis seperti kurangnya stopkontak.
DAFTAR PUSTAKA
Dephutbun, 1998. Panduan Kehutanan Indonesia. Jakarta: Balai Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Muhdin, 1999. Analisis Beberapa Rumus Penduga Volume Log: Studi Kasus pada Jenis Meranti (Shorea sp.) di areal HPH PT Siak Raya Timber, Provinsi Riau. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, pp. 33-44. Rukmayadi, D., 2008. Pengantar Teknik Industri. [Online] Available at: http://modul.mercubuana.ac.id [Accessed 28 Maret 2017]. Walpole, R. E., Mayers, R. E., Myers, S. L. & Ye, K., 2012. Probablities & Statistics for Engineers and Scientist. Boston: Pearson .
LAMPIRAN
15
LAMPIRAN 1 Tabel 1 Data pengukuran diameter dan tinggi perseksi No
DIAMETER SEKSI KE......(meter)
DBH 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
14
15
16
17
18
19
20
0.2
0.16
1
0.24
0.24
0.24
0.24
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
2
0.2
0.18
0.18
0.15
0.15
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
3
0.18
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
0.12
0.12
4
0.21
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
0.12
0.12
5
0.19
0.2
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
0.12
0.12
6
0.21
0.2
0.2
0.2
0.18
0.18
0.18
0.16
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
7
0.2
0.21
0.21
0.18
0.18
0.18
0.18
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.12
8
0.23
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.18
0.18
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
0.12
0.12
9
0.2
0.21
0.21
0.18
0.18
0.18
0.15
0.15
0.12
0.12
0.12
10
0.25
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.18
0.2
0.2
0.18
0.18
0.18
0.16
0.16
0.16
0.16
11
0.29
0.32
0.28
0.28
0.28
0.26
0.26
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
12
0.3
0.32
0.28
0.28
0.28
0.28
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
13
0.29
0.28
0.28
0.28
0.24
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.2
0.18
0.16
0.16
0.16
0.16
14
0.25
0.26
0.24
0.24
0.2
0.2
0.18
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
0.12
15
0.3
0.32
0.32
0.28
0.28
0.28
0.24
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.16
0.12
0.12
0.12
16
0.2
0.24
0.2
0.2
0.2
0.2
0.18
0.18
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
0.12
17
0.29
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.28
0.28
0.24
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.16
18
0.28
0.32
0.28
0.28
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.12
19
0.32
0.32
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.24
0.24
0.2
0.2
20
0.41
0.48
0.4
0.4
0.4
0.36
0.36
0.36
0.32
0.32
0.32
0.28
0.28
0.28
0.24
0.24
0.2
0.2
0.16
21
0.22
0.24
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.12
0.12
0.12
0.12
22
0.33
0.36
0.32
0.32
0.32
0.32
0.28
0.28
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
23
0.27
0.28
0.28
0.28
0.24
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
24
0.22
0.24
0.2
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
25
0.23
0.24
0.24
0.4
0.2
0.2
0.16
0.16
0.16
0.12
0.12
0.16
Tabel 2 Data perhitungan volume perseksi dan volume perpohon No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0.045
0.045
0.031
0.020
0.020
0.020
0.020
0.020
0.015
0.011
0.011
0.011
0.025
0.021
0.018
0.014
0.011
0.011
0.011
0.011
0.020
0.020
0.020
0.020
0.015
0.011
0.011
0.011
0.031
0.031
0.025
0.020
0.020
0.020
0.015
0.011
0.011
0.011
0.031
0.031
0.031
0.025
0.020
0.020
0.015
0.011
0.011
0.011
0.031
0.031
0.028
0.025
0.025
0.023
0.020
0.020
0.020
0.015
0.011
0.035
0.030
0.025
0.025
0.025
0.021
0.018
0.018
0.018
0.018
0.018
0.014
0.045
0.038
0.031
0.031
0.028
0.025
0.023
0.020
0.020
0.020
0.020
0.015
0.035
0.030
0.025
0.025
0.021
0.018
0.014
0.011
0.011
13
14
15
16
17
18
19
Vol Tot 0.273 0.124 0.130
0.011
0.011
0.221 0.210 0.252 0.265 0.011
0.011
0.011
0.353 0.192
16
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
0.045
0.045
0.038
0.031
0.031
0.028
0.028
0.031
0.028
0.025
0.025
0.023
0.020
0.020
0.020
0.442
0.071
0.062
0.062
0.057
0.053
0.049
0.045
0.045
0.045
0.045
0.045
0.038
0.031
0.031
0.031
0.031
0.031
0.071
0.062
0.062
0.062
0.053
0.045
0.045
0.038
0.031
0.031
0.031
0.031
0.025
0.020
0.020
0.015
0.011
0.062
0.062
0.053
0.045
0.045
0.045
0.038
0.031
0.031
0.031
0.028
0.023
0.020
0.020
0.020
0.049
0.045
0.038
0.031
0.028
0.023
0.020
0.020
0.015
0.011
0.011
0.080
0.071
0.062
0.062
0.053
0.045
0.045
0.045
0.038
0.031
0.031
0.025
0.015
0.011
0.011
0.038
0.031
0.031
0.031
0.028
0.025
0.023
0.020
0.020
0.015
0.011
0.011
0.080
0.080
0.080
0.080
0.071
0.062
0.053
0.045
0.045
0.045
0.038
0.031
0.031
0.025
0.071
0.062
0.053
0.045
0.045
0.038
0.031
0.031
0.025
0.020
0.020
0.020
0.020
0.015
0.071
0.062
0.062
0.062
0.062
0.062
0.062
0.062
0.062
0.053
0.045
0.038
0.031
0.152
0.126
0.126
0.113
0.102
0.102
0.091
0.080
0.080
0.071
0.062
0.062
0.053
0.038
0.031
0.031
0.031
0.031
0.031
0.031
0.020
0.011
0.011
0.011
0.091
0.080
0.080
0.080
0.071
0.062
0.053
0.045
0.045
0.045
0.045
0.038
0.031
0.062
0.062
0.053
0.038
0.031
0.031
0.031
0.031
0.025
0.020
0.020
0.015
0.011
0.038
0.031
0.031
0.025
0.020
0.020
0.020
0.015
0.011
0.214
0.045
0.080
0.071
0.031
0.025
0.020
0.020
0.015
0.011
0.333
0.031
0.025
0.832 0.656 0.556 0.294 0.629 0.288
0.020
0.020
0.020
0.830 0.499 0.732
0.045
0.038
0.031
0.025
0.020
1.382 0.282
0.031
0.025
0.020
0.846 0.433
LAMPIRAN 2 Tabel 1 Perhitungan korelasi Volume-DBH No
V total
DBH
v^2
DBH^2
V*DBH
1
0.2732
0.24
0.0746
0.0576
0.0656
2
0.1243
0.20
0.0155
0.0400
0.0249
3
0.1300
0.18
0.0169
0.0324
0.0234
4
0.2211
0.21
0.0489
0.0441
0.0464
5
0.2098
0.19
0.0440
0.0361
0.0399
6
0.2521
0.21
0.0636
0.0441
0.0529
7
0.2653
0.20
0.0704
0.0400
0.0531
8
0.3529
0.23
0.1246
0.0529
0.0812
9
0.1918
0.20
0.0368
0.0400
0.0384
10
0.4421
0.25
0.1955
0.0625
0.1105
11
0.8321
0.29
0.6924
0.0841
0.2413
12
0.6563
0.30
0.4307
0.0900
0.1969
13
0.5561
0.29
0.3092
0.0841
0.1613
14
0.2937
0.25
0.0863
0.0625
0.0734
15
0.6286
0.30
0.3952
0.0900
0.1886
16
0.2876
0.20
0.0827
0.0400
0.0575
17
0.8302
0.29
0.6893
0.0841
0.2408
18
0.4993
0.28
0.2493
0.0784
0.1398
19
0.7316
0.32
0.5353
0.1024
0.2341
20
1.3816
0.41
1.9088
0.1681
0.5665
Total
9.1598
5.04
6.0697
1.3334
2.6363
𝑟=
2.6363 −
√[(6.0697) −
9.1598 × 5.04 20
9.15982 5.042 ] × [(1.3334) − ] 20 20
= 0.952162
Tabel 2 Perhitungan korelasi DBH-tinggi No
DBH
Tinggi
DBH^2
t^2
DBH*t
1
0.24
13
0.0576
169
9.734
2
0.2
9
0.04
81
3.240
3
0.18
9
0.0324
81
2.624
4
0.21
13
0.0441
169
7.453
5
0.19
11
0.0361
121
4.368
6
0.21
12
0.0441
144
6.350
7
0.2
13
0.04
169
6.760
8
0.23
16
0.0529
256
13.542
9
0.2
10
0.04
100
4.000
10
0.25
16
0.0625
256
16.000
11
0.29
20
0.0841
400
33.640
12
0.3
18
0.09
324
29.160
13
0.29
16
0.0841
256
21.530
14
0.25
12
0.0625
144
9.000
15
0.3
16
0.09
256
23.040
16
0.2
13
0.04
169
6.760
17
0.29
18
0.0841
324
27.248
18
0.28
15
0.0784
225
17.640
19
0.32
14
0.1024
196
20.070
20
0.41
19
0.1681
361
60.684
Total
5.04
283
1.3334
4201
322.845
𝑟=
322.845 −
5.04 × 283 20
5.042 2832 √[(1.3334) − ] × [(4201) − ] 20 20
= 71.29
Tabel 3 Perhitungan korelasi volume-tinggi No
V total
tinggi
v^2
t^2
v*t
1
0.273
13
0.075
169
3.551
2
0.124
9
0.015
81
1.119
3
0.130
9
0.017
81
1.170
4
0.221
13
0.049
169
2.874
5
0.210
11
0.044
121
2.307
6
0.252
12
0.064
144
3.026
7
0.265
13
0.070
169
3.449
8
0.353
16
0.125
256
5.647
9
0.192
10
0.037
100
1.918
10
0.442
16
0.195
256
7.074
11
0.832
20
0.692
400
16.642
12
0.656
18
0.431
324
11.813
13
0.556
16
0.309
256
8.898
14
0.294
12
0.086
144
3.525
15
0.629
16
0.395
256
10.058
16
0.288
13
0.083
169
3.739
17
0.830
18
0.689
324
14.944
𝑟=
145.735 −
9.160 × 283 20
2
2
√[(6.070) − 9.160 ] × [(4201) − 283 ] 20
20
= 0,84
18
0.499
15
0.249
225
7.489
19
0.732
14
0.535
196
10.243
20
1.382
19
1.909
361
26.250
9.160
283
6.070
4201
145.735
Total
` Tabel 4 Perhitungan analisis regresi No
y (log v)
x (log D)
x*y
x^2
y^2
1
-0.5636
-0.6198
0.3493
0.3841
0.3176
2
-0.9054
-0.6990
0.6328
0.4886
0.8197
3
-0.8861
-0.7447
0.6599
0.5546
0.7851
4
-0.6555
-0.6778
0.4443
0.4594
0.4297
5
-0.6783
-0.7212
0.4892
0.5202
0.4601
6
-0.5984
-0.6778
0.4056
0.4594
0.3580
7
-0.5763
-0.6990
0.4028
0.4886
0.3321
8
-0.4523
-0.6383
0.2887
0.4074
0.2046
9
-0.7171
-0.6990
0.5012
0.4886
0.5143
10
-0.3545
-0.6021
0.2134
0.3625
0.1256
11
-0.0798
-0.5376
0.0429
0.2890
0.0064
12
-0.1829
-0.5229
0.0956
0.2734
0.0335
13
-0.2549
-0.5376
0.1370
0.2890
0.0649
14
-0.5320
-0.6021
0.3203
0.3625
0.2831
15
-0.2016
-0.5229
0.1054
0.2734
0.0406
16
-0.5412
-0.6990
0.3783
0.4886
0.2929
17
-0.0808
-0.5376
0.0434
0.2890
0.0065
18
-0.3017
-0.5528
0.1668
0.3056
0.0910
19
-0.1357
-0.4949
0.0672
0.2449
0.0184
20
0.1404
-0.3872
-0.0544
0.1499
0.0197
-8.5575
-12.1731
5.6898
7.5786
5.2038
-0.4279
-0.6087
11.3796
15.1572
10.4076
Total Ratarata
𝑏1 =
−0.6087 × −0.4279 20 −0.60872 15.1572 − 20
11.3796 −
= 2,8402
𝑏0 = −0.4279 − 2,8402) × (−0.6087) = 1.3008 𝑎 = 10𝑏0 = 101.3008 = 19,97 𝑏 = 𝑏1 = 2,8402 𝑉 = 19,97 × 𝐷2,8402
Perhitungan Analisis Keragaman 𝑛
𝐽𝐻𝐾𝑋𝑌 = ∑ 𝑋𝐼 𝑌𝑖 − 1
𝑛
∑𝑛1 𝑋𝑖 × ∑𝑛1 𝑌𝑖 −0,4279 × −0,6087 = 11,3796 − = 0,4812 𝑛 20
∑𝑛1(𝑌𝑖 )2 𝐽𝐾𝑦 = ∑ 𝑌𝑖 2 − = 𝑛 1
(−0.6087)2 10.4076 − = 1,54228 20
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 = b1 × 𝐽𝐻𝐾𝑦 = 2,8402 ×1,54228
Tabel 5 Perhitungan 𝜒 2 hitung NO
DBH
Vol
Vol model
𝜒 2 hitung
21
0.22
0.5624
0.2709
0.1510
22
0.33
0.8443
0.8570
0.0002
23
0.27
0.4321
0.4847
0.0064
9
0.20
0.1910
0.2067
0.0013
25
0.23
0.3200
0.3074
0.0005
Total
0.1594