Syarat Uts.docx

  • Uploaded by: sriniantidaud
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Syarat Uts.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,633
  • Pages: 15
MAKALAH KIMIA ANALITIK T (BAHAN KIMIA, ANALISIS KUALITATIF,ANALISIS KUANTITATIF)

NAMA : SRINIANTI U. DAUD NPM: 85AK17027 KELAS: A

STIKES BINA MANDIRI GORONTALO PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

1

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “KIMIA ANALITIK” Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki.

Gorontalo,21 oktober 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI COVER ................................................................................................................. 1 KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2 DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3 BAB I BAHAN KIMIA ........................................................................................ 4 1.1 Pengertian Bahan Kimia ....................................................................... 5 1.2 Sifat-sifat Bahan Kimia ........................................................................ 7 1.3 Bahan kimia rumah tangga ................................................................... 8 BAB II ANALISA KIMIA KUALITATIF .......................................................... 9 2.1 Pengertian Analisa Kimia Kualitatif ................................................... 9 2.2 Reaksi Analisa Kualitatif .................................................................... 10 BAB III ANALISA KIMIA KUANTITATIF ...................................................... 11 3.1 Pengertian Analisa Kimia Kuantitatif ................................................. 12 3.2 Jenis-jenis Analisa Kimia Kuantitatif ................................................. 13 BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 14 4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

3

BAB I BAHAN KIMIA

1.1 Pengertian bahan Kimia Bahan kimia merupakan bahan-bahan yang biasanya di sebut materi yang semua materi terdiri dari bahan kimia. Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan “materi” daripada “bahan kimia” bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Dan keracunan didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paruparu, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.

1.2 Sifat-Sifat Bahan Kimia 1. Explosive (Mudah Meledak) Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar disamping adalah bahan yang mudah meledak (explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa penyebab, misalnya karena benturan, pemanasan, pukulan,

4

gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau karena adanya sumber percikan api. Ledakan pada bahan kimia dengan simbol ini kadang kali bahkan dapat terjadi meski dalam kondisi tanpa oksigen. Beberapa contoh bahan kimia dengan sifat explosivem misalnya TNT, ammonium nitrat, dan nitroselulosa. Bekerja dengan bahan kimia yang mudah meledak membutuhkan pengalaman praktis sekaligus pengetahuan. Menghindari hal-hal yang dapat memicu ledakan sangat penting dilakukan untuk mencegah risiko fatal bagi keselamatandiri. 2. Oxidizing (Mudah Teroksidasi) Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah bahan kimia yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu saat Anda bekerja dengan kedua bahan tersebut, hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. 3. Flammable (Mudah Terbakar) Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa bahan tersebut besifat mudah terbakar (flammable). Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable(sangat,mudahterbakar. ) Bahan dengan label Extremely Flammable memiliki titik nyala pada suhu 0 derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35 derajat Celcius. Bahan ini umumnya berupa gas pada suhu normal dan disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan tinggi. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Bahan dengan label Highly Flammable memiliki titik nyala pada suhu 21 derajat

5

Celcius dan titik didih pada suhu yang tak terbatas. Pengaruh kelembaban pada terbakar atau tidaknya bahan ini sangat besar. Oleh karena itu, mereka biasanya disimpan pada kondisi kelembaban tinggi. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakaryaituR11. Adapun beberapa contoh bahan bersifat flammable dapat diklasifikasikan sebagaiberikut: 1. Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor. Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara. 2. Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane. Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara dan sumber api. 3. Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api atau loncatan bunga api. 4. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api. 4. Toxic (Beracun) Simbol bahan kimia disamping mengunjukan bahwa bahan tersebut adalah bahan beracun. Keracunan yang bisa diakibatkan bahan kimia tersebut bisa bersifat akut dan kronis, bahkan bisa hingga menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi. Keracunan karena bahan dengan simbol di atas bukan hanya terjadi jika bahan masuk melalui mulut. Ia juga bisa meracuni lewat proses pernafasan (inhalasi)

atau

melalui

kontak

dengan

kulit.

Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun misalnya arsen triklorida dan merkuri klorida. Bekerja dengan bahan-bahan tersebut harus memperhatikan keselamatan diri. Hindari kontak langsung dengan kulit, menelan, serta gunakan selubung masker untuk mencegah uapnya masuk melalui pernafasan. 5. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi) Simbol bahan kimia disamping sebetulnya terbagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh bahan dengan kode Xn misalnya peridin. Sedangkan kode

6

Xi menunjukan adanya risiko inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir, contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan benzyl klorida. Frase-R untuk bahan berkode Xn yaitu R20, R21 dan R22, sedangkan untuk kode Xi yaitu R36, R37, R38 dan

R41.

6. Corrosive (Korosif) Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu bahan tersebut bersifat korosif dan dapat merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya belerang oksida dan klor. Jangan menghirup uap dari bahan ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata dan kulit Anda. Mereka juga bisa menyebabkan iritasi. Frase-R untuk bahan korosif yaituR34

dan

R35.

7. Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan) Simbol bahan kimia pada gambar di samping menunjukan bahwa bahan tersebut berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment). Melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum bensin. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.

1.2 Bahan Kimia Rumah Tangga Bahan kimia dalam rumah tangga dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu : a. Pembersih Pembersih berfungsi untuk membersihkan berbagai benda di rumah tangga dari kotoran. Ada beberapa jenis bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pembersih. Misalnya, pembersih badan, pembersih rambut,

7

pembersih motor dan mobil, pembersih piring, pembersih baju, serta pembersih lantai. Pembersih dikenal secara umum dengan detergen. b. Pemutih Produk pemutih berfungsi untuk memutihkan pakaian putih yang terkena noda yang susah dibersihkan dengan pembersih biasa. Selain untuk memutihkan pakaian, ada pula produk pemutih yang berfungsi untuk memutihkan wajah atau tubuh. c. Pewangi Produk pewangi digunakan untuk mengharumkan ruangan atau tubuh. Produk pewangi ada yang berbentuk cair, seperti pengharum tubuh, ruangan, dan pakaian. d. Pembasmi Serangga Produk pembasmi serangga atau insektisida digunakan untuk membunuh serangga yang merusak atau mengganggu manusia, seperti nyamuk, lalat, dan kecoa. Sebagian besar produk pembasmi serangga yang beredar di pasaran adalah untuk membasmi nyamuk. Produk ini biasa dikenal dengan sebutan ‘obat nyamuk’. Bahan untuk mengharumkan lemari pakaian biasanya menggunakan kapur barus atau yang lebih dikenal dengan nama kamfer. d. Pengaruh Bahan Kimia pada Produk Pembasmi Serangga Produk pembasmi serangga sangat beraneka ragam. Serangga yang paling sering mengganggu adalah nyamuk. Biasanya bahan kimia yang terdapat pada pembasmi serangga terdiri atas senyawa karbamat, fosfat, dan klorin.

8

BAB II ANALISIS KUALITATIF 2.1 Pengertian Analisis kualitatif Analisis kualitatif yaitu pekerjaan yang mempunyai tujuan untuk menyelidiki dan mengetahui kandungan senyawa-senyawa apa saja yang terdapat dalam sampel uji. Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis, seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya. 

Reaksi Kering Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat

dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation dengan reaksi kering. perhatikan tabel dibawah ini : CATATAN : terkadang uji warna nyala juga dapat menjadi satu-satunya indikator pemastian suatu unsur tanpa memerlukan analisis yang lebih lanjut dalam pengidentifikasiannya. Seperti unsur Astatin (At) yang hanya berwarna putih pada saat di uji warna nyalanya. 

Reaksi Basah Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering

digunakan pada umumnya. Senyawa NO3– hanya membentuk cincin coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero sulfatdan H2SO4. Lain halnya dengan senyawa borat yang jika ditambahkan metanol kemudian dipanaskan dengan nyala api, maka menghasilkan uapatauasap berwarna hijau. Uraian diatas merupakan bebera pa contoh senyawa yang dalampengidentifikasiannya tidak memerlukan tahapan analisis selanjutnya.Karenasifat kimia ataupun fisika dari senyawa tersebut sangat khas, dimana senyawa yang lain tidak memilikinya.

9



Reaksi Pengendapan Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali

pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapatdilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas.Kenaikan suhuakan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kationlainnyatidak. 

Reaksi Asam-Basa Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan

dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen.,sedangkan basa mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidroksil. Asam atau pun basa yang mengalami disosiasi sempurna merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCl, HNO3, NaOH dan KOH. Sebaliknya bila asam atau basa hanya terdisosiasi sebagian maka disebut asam atau basa lemah, misalnya asam asetat, H2S dan amonium hidroksida. Dalam analisa kualitatif H2S digunakan untuk mengendapkan sejumlah kation menjadi garam sulfidanya.  Reaksi Redoks Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif, baik sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh penggunaan Reaksi

redoks dalam analisis kualitatif: Kalium permanganat, KMNO4 Zat

padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkandengan air, merupakan pengoksidasi kuat yang dipengaruhi oleh pH darimediumnya. a) dalam asam;MnO4- + 8H+ + 5e _ Mn2+ (warna merah muda) + 4H2O b) dalam larutan netral MnO4– + 4H+ + 3e _ MnO2 (endapan coklat) + 2H2O c) dalam larutan basa MnO4– + e _ MnO42- ( warna hijau)  Reaksi Pembentukan Kompleks Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau

10

molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut.

11

BAB III ANLISIS KUANTITATIF 3.1 Pengertian Analisa Kimia Kuantitatif Analisis kuantitatif merupakan suatu tekhnik atau metode untuk menentukan Kuantitas atau kadar suatu unsur/senyawa dalam suatu cuplikan. Analisis Kuantitatif dilakukan apabila kita telah mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu contoh. Sehingga dilakukan Analisis Kuantitatif ini untuk menentukan kadar dari suatu unsure yang terkandung. 3.2 Macam-Macam Analisa Kuantitatif Secara garis besar metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif dibagi menjadi dua macam yaitu kimia analisis kuantitatif instrumental, yaitu metode analisis bahan-bahan kimia menggunakan alat-alat instrumen, dan analisa kimia konvensional. Metode dalam analisa kuantitatif dibedakan menjadi 2 bagian: metode gravimeter, yaitu penetapan kadar suatu unsur atau senyawa berdasarkan berat, tetapnya dengan cara penimbangan. Cara dilakukan dengan unsur atau senyawa yang diselidiki dan bahan yang menyusunnya. Bagian terbesar yang dilakukan metode gravimetri adalah perubahan unsur berat tetapnya. Berat senyawa selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan jenis senyawa (khoppar, 1990).. Metode volumetri, adalah analisa kuantitatif yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah larutan baru yang lebih diketahui kadarnya. Dengan mengetahui jumlah larutan baru yang ditambahkan dan reaksinya berjalan secara kuantitatif sehingga senyawa yang dianalisis dapat dihitung jumlahnya (Sumardjo, 1997). Volumetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dan reaksi kimia. Pada analisis ini zat yang akan ditentukan kadarnya direaksikan dengan zat lainnya telah diketahui konsentrasinya sampai tercapai suatu titik ekuivalensi hingga kepekatan zat yang kita cari dapat dihitung. Larutan yang kita ketahui konsentraasinya dengan teliti disebut larutan standar. Larutan ini biasanya diteteskan dari buret ke dalam erlenmeyer yang mengandung reaksinya selesai. Proses ini dinamakan titrasi. Titik dimana terjadi perubahan karena indikator 12

disebut titik titrasi. Titik ini seharusnya jatuh pada titik yang bersamaan, tetapi hal ini sulit karena kesulitan dalam mencari indikator yang pH intervalnya mendekati pH ekuivalen. Perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik titrasi disebut kesalahan titrasi (Day dan Underwood, 2002). Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan terionisasi sebagian dimana warna yang terionisasi berbeda dengan warna yang tak terionisasi (Sumardjo, 1994). Analisis volumetri merupakan suatu analisa untuk menentukan suatu volume larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya untuk mengukur volume larutan standar tersebut harus ditambahkan dengan melalui alat yang disebut buret. Proses penambahan larutan standar ke dalam larutan yang ditentukan sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut titrasi (Lehninger, 1995). Reaksi dalam volumetri dibedakan menjadi 3: (1) Reaksi netralisasi adalah suatu proses terbentuknya garam dari reaksi asam dan basa. Contoh reaksi: HCl + NaOH  NaCl + H2O. (2) Reaksi pengendapan atau pembentukan senyawa kompleks. Reaksi meliputi pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan (Khoppar, 1990). Contoh reaksi: AgNO3 +

NaCl AgCl

+

NaNO3, KCN

+

AgNO3  K{Ag(CN)2}

+

KNO3, K{Ag(CN)2} + AgNO3  Ag{(CN)2} + KNO3. (3) Reaksi oksidasi-reduksi (redoks).Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung secara serentak, dimana jumlah elektron yang dilepaskan pada oksidasi harus sama dengan elektron yang didapatkan

pada

reduksi,

Contoh

reaksi:

2FeCl3 +

SnCl2  2FeCl2 +

SnCl4. (Surakiti, 1989).Analisa volumetri dapat dibedakan menjadi: (1) Asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri: bila yang diketahui konsentrasi asamnya. Alkalimetri adalah apabila konsentrasi basanya diketahui. (2) Oksidimetri dibagi menjadi dua yaitu permanganametri dan kromatometri. Permanganametri sebagai oksidatornya adalah KMnO4. Reaksinya: MnO4- + 8H+  Mn2+ + 4H2O. Kromatometri bila kita

mamakai

oksidator

K2Cr2O7. Reaksinya:

Cr2O72- +

14H+  Cr.

(3)

Kalorimetri adalah titrasi dengan iodium secara tidak langsung.

13

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1.

Bahan kimia merupakan suatu zat tau senyawa yang berasal dari alam maupun hasil olah tangan manusiaproduksi yang komponen penyusunnya dapat berupa zat atau senyawa tunggal, maupun senyawa hasil perpaduan dari beberapa zat atau senyawa .

2.

Analiis kualitatif merupakan suatu rangkaian yang bertujuan mengetahui keberadaan (identifikasi ) suatu ion unsure atau senyawa kimia baik organik maupun maupu anorganik dalam suatu sampel yang akan kita analisa

3.

Analisisi kuantitatif merupakan suatu tekhnik atau metode untuk menentukan Kuantitas atau kadar suatu unsur/senyawa dalam suatu cuplikan. Analisis Kuantitatif dilakukan apabila kita telah mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu contoh.

14

DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A. dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.(https://www.google.com/amp/s/bisakimia.com/2016/05/14/kimiaanalisis/amp/). Diakses pada 21 Oktober 2017 Lehninger, A. 1995. Dasar - Dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta. Terjemahan Maggy Tenawidjaja. https://www.google.com/amp/s/muthiaura.wordpress.com/2012/03/06anal isis-kimia-kualitatif-i-3/amp/). Diakses pada 21 Oktober 2017. Sumardjo. 1997. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Kedokteran Umum, Semarang. (queenratnasambhawa.blogspot.co.id/2012/09/pengenalanbahan-bahankimia.html?m=1). Diakses pada 21 Oktober 2017 Surakiti. 1989. Kimia Program Ilmu Biologi dan Ilmu Fisik. Intan Pariwara, Klaten.

15

Related Documents


More Documents from "Ahmad Taufik"