Nama : Maülana Iman Pratamå Nim
: 16.12.9269
Kelas : S1-Sistem Informasi 05
1. SYARAT SEBUAH KALIMAT EFEKTIF Kalimat dibuat untuk menyampaikan pesan/informasi yang tepat. Agar pesan yang ingin disampaikan ini mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman, maka kalimat tersebut haruslah kalimat yang efektif. Beberapa syarat yang harus dimiliki sebuah kalimat yang efektif antara lain adalah sebagai berikut :
Mempunyai Subjek (S) dan Predikat (P) yang jelas.
Tidak menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dapat diterima oleh logika (logis)
Tepat sasaran dan tidak bertele – tele.
Informasi yang ingin disampaikan tidak mengandung makna ganda.
Memenuhi aturan Ejaan yang berlaku.
Menggunakan diksi (pemilihan dan penempatan) kata yang tepat.
Adanya penekanan ide pokok.
2. CIRI-CIRI KALIMAT Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut ialah: bermakna, bersistem urutan frasa, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Kelima ciri tersebut ialah ciri umum sebuah kalimat. kalimat yang memenuhi kelima ciri tersebut ialah kalimat bahasa Indonesia, namun hal itu belum menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku. 1.
Dalam Bahasa Lisan Diawali Dengan Kesenyapan Dan Diakhiri Dengan Kesenyapan. DAlam Bahasa Tulis Diawali Huruf Capital Dan Diakhiri Dengan Titik(.), Tanda Tanya(?), Dan Tanda Seru(!).
2.
Kalimat Aktif Sekurang-Kurangnya Terdiri Atas Subyek Dan Predikat.
3.
Predikat Transitif Disertai Objek, Predikat Intransitive Dapat Disertai Pelengkap.
4.
Mengandung Pikiran Yang Utuh.
5.
Menggunakan Urutan Logis Setiap Kata Atau Kelompok Kata Yang Mendukung Fungsi (Subjek, Predikat, Objek, Dan Keterangan) Disusun Dalam Satuan Menurut Fungsinya.
6.
Mengandung, Satuan Makna, Ide, Atas Pesan Yang Jelas.
7.
Dalam Paragraph Yang Terdiri Dari Dua Kalimat Atau Lebih, Kalimat-Kalimat Disusun Dalam Satuan Makna Pikiran Yang Saling Berhubungan. Hubungan Dijalin Dalam Konjungsi, Pronominal Atau Kata Ganti, Repetisi, Atau Struktur Sejajar.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
3. BENTUK-BENTUK KALIMAT Berdasarkan Struktur Gramatikalnya : A. Kalimat Tunggal Kalimat Tunggal Hanya Mempunyai Subjek Dan Predikat. Bila Dilihat Dari Unsur Penyusunnya, Kalimat Yang Panjang Dalam Bahasa Indonesia Bisa Dikembalikan Ke Bentuk Dasar Yang Sederhana. Contoh Kalimat Tunggal : Bapak-Bapak Bersalaman S
P
Pola Contoh Kalimat Diatas Hanya Mempunyai Subjek Dan Predikat Sehingga Termasuk Kedalam Kalimat Tunggal.
B. Kalimat Majemuk Orang-Orang Sering Kali Menggabungkan Beberapa Pertanyaan Ke Dalam Satu Kalimat Untuk Memudahkan Dalam Berkomunikasi. Hasilnya, Lahirlah Penggabungan Struktur Kalimat Yang Didalamnya Terdapat Beberapa Kalimat Dasar. Penggabungan Inilah Yang Dinamakan Kalimat Majemuk. Kalimat Majemuk Ini Masih Terbagi Lagi Dalam Beberapa Jenis, Yaitu Sebagai Berikut :
Kalimat Majemuk Setara
Struktur Kalimat Ini Mempunyai Dua Kalimat Tunggal Atau Lebih Yang Bila Dipisahkan Bisa Berdiri Sendiri. Kata Penghubung Kalimat Majemuk Setara Biasanya Digunakan Kata Dan, Serta, Tanda Koma (,), Tetapi, Lalu, Kemudian, Atau. Contoh Kalimat Majemuk Setara : Indonesia Tergolong Negara Berkembang Tetapi Jepang Telah Digolongkan Negara Maju.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk Bertingkat Mempunyai Dua Kalimat Yang Satunya Bisa Berdiri Sendiri (Induk Kalimat) Atau Bebas Sedangkan Yang Satunya Lagi Tidak(Anak Kalimat). Kata Penghubung Yang Dipakai Dalam Kalimat Majemuk Ini Yaitu Ketika, Sejak, Karena, Oleh Sebab Itu, Hingga, Sehingga, Maka, Jika, Asalkan, Apabila, Meskipun, Walaupun, Andai Kata, Seandainya, Agar Supaya, Seperti, Kecuali, Dengan. Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat : Ilmuan Masih Saja Mencari Asal Usul Bulan (Induk Kalimat) Meskipun Hingga Sekarang Masih Belum Ada Kepastian Yang Jelas (Anak Kalimat).
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat Majemuk Campuran Adalah Dua Jenis Kalimat Majemuk (Setara Dan Bertingkat) Yang Digabungkan. Contoh : Karena Hujan Turun Dengan Derasnya, Kami Tidak Dapat Pulang Dan Menunggu Di Sekolah.
4. PEMBAGIAN JENIS-JENIS KALIMAT BERDASARKAN ISI ATAU FUNGSINYA
Menurut pembagian berdasarkan isi atau fungsi suatu kalimat, kalimat dibedakan menjadi lima jenis, seperti berikut: a) Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif) Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun. Contoh :
Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian)
Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran)
Pemain baru itu sepertinya tidak periu dikhawatirkan. (memberitahu kesangsian)
b) Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif) Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau jawaban atau respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca tanya (?). Contoh :
Bagaimana kabarmu hari ini?
Apakah kau sudah bertemu langsung dengan ayahnya?
Di mana kamu tinggal sekarang?
Siapa yang mengantarkanmu ke rumah tadi?
Kapan terakhir kali Anda melihat pria tersebut?
Mengapa kamu nampak ceria sekali hari ini?
c) Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif) Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda baca seru (!). Serta dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan intonasi yang meninggi. Contoh :
Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)
Jangan mendekat! (larangan)
Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)
d) Kalimat Seruan Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!). Contoh :
Wah, indah sekali pantai!
Hore, aku menang!
e) Kalimat Pengandaian Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.). Contoh:
Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.
Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah terpencil dan memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.
5. PERKEMBANGAN DAN PERLUASAN KALIMAT Perkembangan kalimat
Perluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata sambung ketika, setelah, sewaktu, selama, sementara. Contoh : ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman modal dri bank. Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, manakala. Contoh : saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai dikantor itu. Saya akan bekerja dengan Tekun……… bila = induk kalimat Berhasil diterima sebagai pegawai di Kantor itu …… = anak kalimat (pengganti keterangan syarat)