C. Sumbangan Peradaban Islam dalam Ilmu Pengetahuan. Sejak sekitar abad ke-8 M hingga abad ke-20 M, Islam telah melahirkan ribuan ilmuwan, baik dalam bidang ilmu filsafat, kalam, tasawuf maupun sains, tekhnologi, dan seni. Apapun bidangnya, mereka adalah tokoh-tokoh langka yang telah memperkaya dunia ilmu pengetahuan bahkan secara khusus menjadi simbol kemajuan peradaban Islam. Berikut diantara sarjana-sarjana Muslim terkenal beserta karyanya. 1.
Ibnu Musa Al-Khawarizmi (Astronom, Penemu Algoritma danAljabar). Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-Khawirzmi, ilmuan Muslim
penemu Algoritma dan Aljabar. Nama Algoritma sendiri diambil dari nama penemunya, yaitu Al-Khawarizmi. Di kalangan ilmuan Barat ia lebih dikenal dengan nama Algorizm. Selain Algoritma, teori Aljabar juga merupakan buah fikirnya. Nama Aljabar sendiri diambil dari bukunya yang terkenal, yakni Al- Jabr wa-al-Muqabilah. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus, tangen dan kotangen serta konsep diferensiasi. Tak hanya itu,
di
bidang
ilmu
ukur,
Al-Khawarizmi
juga
dikenal
sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma serta desimal.
hitungan
Masih berkaitan dengan masalah perhitungan, ternyata Al-Khawarizmi
juga seorang ahli ilmu bumi. Bukunya Kitab Surat Al-ard, menjadi dasar ilmu bumi Arab. 2.
Ibnu Khaldun (Bapak Ilmu Sosiologi Politik). Khaldun sangat terlibat dengan politik. Kariernya di bidang politik
membawanya
keluar
masuk
istana.
Usia
mudanya
dihabiskan
sebagai pendamping, penasihat sultan serta menduduki beraneka jabatan. Salah satu di antara karya Ibnu Khaldun bahwa ia memetakan masyarakat dengan interaksi
sosial, politik, ekonomi dan geografi yang
melingkupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi terobosan yang sangat signifikan. Menurutnya, organisme dapat tumbuh dan matang karena sebab-sebab nyata yang mempengaruhinya.
Formasi masyarakat, fikiran yang dituangkan dalam karya besarnya, Muqaddimah,
misalnya,
dikatakan
sebagai
hasrat
manusia
untuk
berkumpul, bersaing, lalu memperebutkan kepemimpinan. Mereka diikat dengan solidaritasashabiyah (ungkapan pra-Islam) yang diarahkan oleh para pimpinannya. Ia memperkirakan bahwa solidaritas itu berlangsung empat generasi. Model ini menempatkan
Ibnu
Khaldun
sebagai
penganut
teori
siklus
sejarah. Masyarakat lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati untuk diganti dengan yang lain, demikian seterusnya. 3.
Jabir Ibnu Hayyan (Bapak Kimia). Ilmu kimia di kemudian hari berkembang sangat pesat dan dikenal banyak
orang. Tapi, hanya sedikit yang mengetahui siapa sejatinya orang pertama yang menemukan ilmu eksakta tersebut. Ia adalah Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H.) ilmuan muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia. 4.
Ibnu Sina. Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di dunia barat adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya dibidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Dia adalah pengarangdari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan padafilosofidan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb). 5.
Ibnu Majid. Ibnu Majid adalah seorang navigator Arab terbesar yang bergelar “singa laut”.
Pada usianya yang ke-15, Ibnu Majid sudah memimpin sebuah pelayaran. Selain
itu, ia juga menguasai ilmu geografi dan astronomi sebagai syarat utama untuk menjadi navigator ulung. Diantara buku-buku karya Ibnu Majid berjudul al-Hijaziah (sejarahnegei hijaz), Urjuza (melagukan syair dengan prosa raja-raja ) terdiri dari 3 jilid, Hawiyatul-Ikhtisar fi Ushul Ilmil-Bihar (ringkasan ilmu navigator) yang ia tulis pada tahun 1490 M. Buku ini berisi tentang rute-rute laut sepanjang pantai India hingga Sumatera, Cina, Taiwan dan sepanjang pantai Samudra Hindia, serta tanda-tanda dekatnya daratan. 6.
Ibnu Rusyd. Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam
bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan
besar
karya-karya
aslinya
sudah
tidak
ada.
Di antara karyanya adalah : Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi At-Tib (buku
kedokteran),
Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat). Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.
D. Sebab Runtuhya Peradaban Islam Faktor Internal Kondisi runtuhnya peradaban islam dikarnakan adanya perubahan pola hidup umat muslim yang pada saat masa kejayaan islam dimana al-Qur’an menjadi sumber energi, motivasi, dan pedoman hidup tidak di terapkan lagi, juga dengan sikap yang terbuai oleh kekuasaan dan kemajuan
didukung
yang dialami
peradaban Islam, peangabaian terhadap al-Qur’an sebagai pedoman hidup sangatlah tidak baik, karna dapat berdampak tumbuhnya berbagai sikap seperti “annaniah” (akuisme), “ashabiah” (golongan, sukuisme) yang mengakibatkan terjadinya perpecahan dan tidak ada kesatuan politik antara umat Islam. Dengan
pengertian lain rasa solidaritas (ukhuwah Islamiyah) yang selama ini menjadi tali pemersatu antara umat Islam, telah hilang pada dirinya. Adapun unsur lain yang mengakibatkan kemunduran dan keruntuhan Islam, yaitu munculnya sikap puas diri dan kejumudan (kebekuan) berfikir yang melanda umat Islam, dengan ditandai oleh berbagai bentuk penyimpangan ketauhidan dan ajaran-ajaran Islam. Faktor Eksternal 1. Perang Salib Dalam dunia Islam dampak perang salib menghabiskan aset umat Islam baik harta benda maupun putra-putra terbaik. Kemiskinan terjadi karena seluruh kekayaan negara dialokasikan untuk perang. Kemunduran ilmu pengetahuan terjadi karena umat Islam menghabiskan seluruh waktunya untuk memikirkan perang sehingga para ulama tidak punya waktu untuk mengadakan penemuan-penemuan dan karya-karya baru kecuali yang berhubungan dengan dunia perang. 2.
Jatuhnya Baghdad karena Serangan Mongol Seperti dijelaskan pada bab – bab awal, serangan mongol di negeri islam khususnya di baghdad selain berdampak berakhirnya masa khalifah Abbasiyah, tetapi menjadi awal kemunduran umat islam terlebih khazana ke-ilmuannya.
Secara khusus dampak serangan mongol terhadap
peradaban islam diantaranya : kehancuran ibukota baghdad sebagai pusat pemerintahan khalifah Abbasiyah berpengaruh besar terhadap mundurnya peradaban islam. Kekosongan ke-khalifahan melemahkan kekuatan umat islam, bahkan peradaban islam banyak dipandang tenggelam setelah diapit diantara dua kekuatan musuh islam, tentara salib di barat dan pasukan mongol di timur. Namun, anehnya Kota baghdad tidak semuanya dihancurkan, mungkin hulagu bermaksud menjadikan baghdad sebagai tempat kediamannya, sehingga tidak dihancurkan seperti kota—kota lainnya. Pada rezim Il-Khan atau Hulagu, Baghdad di turunkan posisinya menjadi ibukota provinsi dengan nama Iraq al- Arabi.
Dampak sosial akibat serangan mongol di ibukota khalifah abbasiyah tidak jauh berbeda dengan kondisi politiknya. Pembunuhan massal, pembantaian bayi, anak, wanita, pemerkosaan, penjarahan. Menjadi catatan hitam umat islam dalam perjalanan sejarah peradaban islam. Kemakmuran yang perna dicapai pada masa khalifah Harun Al-Rasyd dan anaknya tinggal cerita. Pada masa kehancuran kota baghdad sejarah mencatat kisah pemusnahan buku-buku di Baitul Hikma yang sebagiannya di buang di sungai Tigris. Hanya beberapa karya yang sempat diselamatkan. Ibnu Jubayr menyatakan bahwa di Baghdad pada masa itu terdapat sekitar tiga puluh sekolah, salah satu sekolah yang selamat dari malapetaka pemusnahan oleh bangsa Mongol adalah Maadrasah Nizhamiyah dan dari sanalah sejarah dan karya-karya para ilmuan kembali di hidupkan. Kehancuran Khalifah Abbasiyah menandai hancurnya pemerintahan Islam bahkan mulai mundurnya peradaban Islam dalam percaturan Internasional. Dampak dari serangan ini memperluas pengaruh kristen, dengan ditandai dengan pemberian anugerah istimewah kepada kepala keluarga Nestor dan keberpihakan Hulagu terhadap pasukan perang salib dan Hulagu sendiri lebih menyukai warga Kristen dibanding warga Islam.[16] meskipun Pada masa kekuasaan Ghazan Mahmud(1295 – 1304) penerus ketujuh Il-Khan Islam menjadi Agama Negara meskipun kecenderungan kepada mahzab atau sekte Syiah. 3. Karena adanya imperialisme barat ke negara-negara islam Meihat kelemahan dan kemunduran di dunia islam, dimanfaatkan oleh bangsa barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke negara-nergara islam dengan tujuan menjajah dan menguasainya.Motivasi mereka datang ke negara-negara islam adalah motivasi ekonomi,politik dan agama.Mereka datang dengan dalih berdagang, atau mencari rempah-rempah di dunia timur.Akhirmya mereka terangsang oleh keuntungan yang besar dan ambisi yang kuat,sehingga muncullah keinginan untuk menguasai semua sistem ekonomi dan politik negara-negara islam yang dikuasainya.
E. Kebangkitan kembali peradaban Islam setelah beberapa abad Islam terperosot dalam era kemunduran dan masa kegelapan, maka pada saat ini, perbincangan menegenai kebangkitan islam di era modern ini mulai menggejala dan ramai di perbincangkan. Kenyataan ini sejalan dengan analisa Hasan Hanafi yang mengatakan bahwa fenomena kebangkitan merupakan siklus, karna islam tidak hanya dipahami sebagai sebuah agama, tetapi juga tatanan budaya yang bukan merupakan hasil pemikiran yang statis, namun sebagai kretifitas yang dinamis, lahir untuk hidup kemudian berkembang dan akhirnya sirna. Bukti dari realitas ini dapat dilihat dari maraknya ajakan untuk kembali kepada prinsip-prinsip Islam, ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam serta ajakan kepada pandangan hidup yang lebih islami yang hampir terdengar diseluruh kawasan Islam. Pada dasarnya, sebagian besar analisa dan perbincangan mengenai kebangkitan Islam pada era modern ini muncul, didorong serta di dukung seiring dengan meletusnya peristiwa yang terjadi di Iran, yaitu keberhasilan Revolusi Iran pada tahun 1979 dibawah pimpinan Ayyatullah Khomeini dalam menggulingkan Rezim Syah Iran. Keberhasilan Revolusi iran ini berhasil membawa perubahan yang sangat signifikan dalam bidang politik, yaitu dengan menghasilkan perubahan dari sistem monarki menjadi Republik Islam yang didsarakan atas konsep vilayat-e-faqih (perwalian oleh pimpinan keagamaan tertinggi) yang berakar pada teori Syi’ah tentang legitimasi politik dan konsep imamat.