Suksesi Hewan.doc

  • Uploaded by: Putri Azizah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Suksesi Hewan.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,132
  • Pages: 4
Di alam terdapat dua macam suksesi yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder: A.Suksesi primer Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien padatanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atautidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m(Prawihartono,1966) B.Suksesi sekunder Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan. Penyebab Suksesi: 1. Iklim Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi. 2. Topograf Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain: Erosi:

Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai. Pengendapan (denudasi): Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut. 3. Biotik Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi. Ada beberapa macam tipe suksesi yaitu: 1.

Hidrosere:

Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut hidrosere. Suksesi ini dapat terjadi di telaga , rawa , kolam air , dengan urutan stratifkasi tumbuhan dari tengah perairan sebagai berikut :Hydrilla , Teratai , Tifa , Marsilea , rumput , semak , pohon besar. 2.

Halosere:Suksesi yang dimulai pada tanah bergaram atau air asin.

3. Xerosere:Suksesi vegetasi yang berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch.Ada dua macam yaitu: ·

Psammosere : suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.

·

Lithosere

: suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.

Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja. Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang biasanya merupakan pioner adalah lumut kerak (Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam proses respirasi Lichenes akan mengeluarakan CO2 dan akan bereaksi dengan H2O sehingga menjadi H2CO3. Asam karbonat ini akan bereaksi dengan bahan-bahan dari batuan induk sehingga melepaskan ikatan partikel batuan. Partikel batuan yang lepas itu akan bereaksi dengan sisa-sisa Lichenes yang mengalami pembusukan, mengikat N yang terbawa oleh air hujan. Kondisi seperti itu tidak sesuai lagi bagi lumut kerak sehingga lumut kerak mati. Setelah itu akan muncul vegetasi jenis lain yaitu Thallus (Thallophyta). Begitu seterusnya vegetasi pertama akan memberikan pengaruh pada habitat yang tidak cocok untuk vegetasi kedua. Urut-urutan terjadinya proses ini: Lumut kerak——-lumut kerak berdaun——–lumut ——— rumput-rumputan (herbaceus) ——— semaksemak (shrubs) ——- pohon-pohonan.

Tidak semua proses suksesi xerik seperti di atas. Kalau habitat permukaannya merupakan pasir maka akan dimulai oleh rumput tahan kering, baru kemudian semak dan pohon-pohonan 1. Teori monoklimaks: Dalam teorinya pada tahun 1916 Clements menyatakan bahwa komunitas klimaks untuk suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim. Dia memperkirakan bahwa pada waktu yang cukup dan bebas dari berbagai pengaruh gangguan luar, suatu bentuk umum vegetasi klimaks yang akan terbentuk untuk setiap daerah iklim yang sama. Dengan demikian sangat menentukan batas dari formasi klimaks. Pemikiran ini difahami sebagai teori monoklimaks. Teori ini dipelopori oleh Clements yang menyatakan bahwa teori klimaks berkembang dan terjadi hanya satu kali. Hal ini merupakan klimaks klimatik di suatu wilayah iklim utama. Clements dan para pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat kenyataan bahwa banyak sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah berada dalam suatu bentuk klimaks di suatu daerah iklim tertentu. Variasi-variasi ini oleh Clements dianggap fasa seral meskipun berada dalam keadaan yang stabil. Clements menganut teori klimaks ini didasarkan pada keyakinan akan waktu yang panjang, dimana perbedaan-perbedaan lokal dari suatu vegetasi akibat kondisi tanahnya akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regionalnya apabila diberi waktu yang cukup lama. 2. Teori poliklimaks: Klimaks merupakan keadaan komunitas yang stabil dan mandiri sehingga pada suatu habitat dapat terjadi sejumlah klimaks karena kondisi selain iklim yang berbeda. Beberapa pakar ekologi berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu kaku. Tidak memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam suatu komunitas tumbuhan. Dalam tahun 1939, Tansley, seorang pakar botani dari Inggris mengusulkan suatu teori alternatif yaitu teori poliklimaks, dengan teori ini memungkinkan untuk mendapat mosaik dari bentuk klimaks dari setiap daerah iklim. Dia menyadari bahwa komunitas klimaks erat hubungannya dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu meliputi tanah, drainage, dan berbagai faktor lainnya. Teori poliklimaks mengenal kepentingan dari iklim, tetapi faktor lain hendaknya jangan dipandang sebagai fenomena yang bersifat temporal. Teori poliklimaks mempunyai keuntungan yang besar, dalam memandang semua komunitas tumbuhan yang sifatnya stabil bisa dianggap bentuk klimaks.

4.

Psammosere : suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.

5.

Lithosere

: suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.

6. Serule:Suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa produsen/konsumen. (Shukla : 1980) Perubahan komunitas hewan di dalam suksesi sulit diamati , karena hewan bersifat mobil artinya terus bergerak masuk dan keluar kedalam lingkungan yang sedang mengalami suksesi. Proses suksesi komunitas hewan yang mungkin dapat diamati adalah komunitas yang hidup di batang pohon yang mati. (Susanto : 2000)

C.Interaksi Biotik Hubungan antar individu itu bermacam macam: 1.

Simbiosis

Hubungan antar individu dari dua jenis organisme yang keduanya selalu bersama sama. 2.

Kompetisi

Hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu macam sumber daya sehingga hubungan itu bersifat merugikan bagi salah satu pihak. 3.

Predatorisme

Hubungan yang terjadi jika hewan hewan sesama anggota jenis organisme memakan yang lain.Contohnya:Harimau memangsa rusa. (Susanto: 2000)

Related Documents

Suksesi Hewan.doc
December 2019 1

More Documents from "Putri Azizah"