SUDDEN DEAFNESS
PENDAHULUAN • Tuli mendadak atau sudden deafness keadaan emergensi di telinga, telinga mengalami ketulian secara mendadak, kadang tanpa disertai
keluhan. • umumnya mengenai satu telinga dengan kehilangan pendengaran 30 dB atau lebih pada 3 frekuensi dan berlangsung selama kurang dari 3 hari.
• Di Amerika Serikat, kejadian tuli mendadak ditemukan pada 5-20 tiap 100.000 orang per tahun dengan 4000 kasus baru tiap tahunnya.
TINJAUAN PUSTAKA • ANATOMI TELINGA
• Telinga merupakan organ untuk pedengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari: 1. Telinga luar,
2. Telinga tengah, dan 3. Telinga dalam.
TELINGA LUAR • Telinga luar terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang telinga (meatus akusticus eksternus) sampai membran timpani
TELINGA TENGAH
TELINGA DALAM • Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks yang terdiri dari dua bagian utama yaitu:
1. koklea (organ pendengaran) 2. kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).
TELINGA DALAM
FISIOLOGI PENDENGARAN
Lainnya (2,2%). Neoplasma (2,3%) Vaskular Dan Hematologik (2,8%)
Trauma (4,2%) Penyakit Telinga (4,7%) Penyakit Infeksi (12,8%) Idiopatik (71%)
ETIOLOGI
GEJALA KLINIS • Terjadi penurunan pendengaran yang terjadi secara tiba-tiba • Kadang-kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan,
biasanya bersifat menetap. • Penderita mengeluh pendengarannya berkurang pada satu telinga • Ketulian dapat mengenai semua frekuensi pendengaran paling sering
pada frekuensi tinggi • Keluhan disertai rasa penuh di telinga yang sakit, tinnitus, dan vertigo.
ANAMNESIS • Sesuai dengan gejala klinis • Riwayat cedera kepala, telinga tertampar, riwayat pemakaian obat-obatan
yang bersifat ototoksik, • Riwayat pekerjaan bekerja di tempat yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi
PEMERIKSAAN PENDENGARAN • Tes penala penilaian pendengaran secara kualitatif • Audiometri nada murni menentukan derajat dan jenis ketulian • Audiometri khusus yaitu SISI (shoert increment sensitivity test) mengetahui adanya kelainan koklea dan tes kelelahan (tone decay) untuk mengetahui adanya tuli retrococlea. • Audiometri tutur menilai kemampuan pasien dalam pembicaraan sehari-hari dan penggunaan alat bantu dengar • Audiometri ipmedans kelainan di telinga temgah, lesi di koklea, atau retrokoklea.
• BERA
HASIL PEMERIKSAAN PENDENGARAN • Tes garpu tala Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang normal, swabach memendek, kesan tuli sensorineural.
• Audiometri nada tinggi tuli sensorineural ringan sampai berat • Pemeriksaan audiometri nada tutur hasil tuli sensorineural • Audiometri impedans kesan tuli sensorineural koklea. • BERA tuli sensorineural ringan sampai berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratorium menyingkirkan penyakit infeksi dan penyakit lainnya yang bisa menyebabkan ketulian mendadak seperti virus, bakteri,
hiperlipidemia, hiperfibrinogen, hipotiroid, penyakit auto imun dan faal hemostasis 2. Pemeriksaan radiologi CT-Scan, apabila terdapat malformasi kongenital
dari tulang temporal.
TATALAKSANA • Vasodilator meningkatkan aliran darah ke koklea sehingga mengurangi hipoksia (Xantinol Nicotinat injeksi dan tablet), dosis injeksi yaitu :
• 3x 900 mg selama 4 hari • 3 x 600 mg selama 4 hari • 3 x 300 mg selama 6 hari • Dosis dalam bentuk tablet yaitu 3x2 tablet setiap hari selama 2 minggu
TATALAKSANA Kortikosteroid sistemik • glukokortikoid sintetik oral, intravena, dan/atau intratimpani, meliputi
prednison, metilprednisolon, dan deksametason. • prednison oral 1 mg/kg/hari dosis tunggal dengan dosis maksimum 60 mg/hari selama 10- 14 hari. • dosis maksimum selama 4 hari diikuti tapering off 10 mg setiap dua hari
TATALAKSANA Kortikosteroid intratimpani • alternatif bagi pasien diabetes yang tidak bisa mengonsumsi kortikosteroid
sistemik 1. Deksametason 10-24 mg/mL 2. Metilprednisolon 30 mg/mL
TATALAKSANA Terapi oksigen hiperbarik • Memberi oksigen 100% dengan tekanan lebih dari 1 ATA (atmosphere absolute). Bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi koklea dan perilimfe, agar dapat menghantarkan oksigen dengan tekanan parsial yang lebih tinggi ke jaringan, terutama koklea yang sangat peka terhadap keadaan iskemik.
• Memiliki efek yang kompleks pada imunitas tubuh, transpor oksigen dan hemodinamik, peningkatkan respons normal pejamu terhadap infeksi dan iskemia, serta mengurangi hipoksia dan edema. • Dilakukan dalam 2 minggu hingga 3 bulan dari saat diagnosis tuli mendadak
PROGNOSIS • Pada
umumnya
makin
cepat
diberikan
pengobatan
makin
besar
kemungkinan untuk sembuh, bila sudah lebih dari 2 minggu kemungkinan
sembuh menjadi kecil. Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh. Hal ini disebabkan karena pasien yang pernah mendapat obat ototoksik yang cukup lama, kadar kolesterol yang tinggi,
viskositas darah yang tinggi, dan sebagainya, walaupun pengobatan diberikan pada stadium yang dini
KESIMPULAN • Tuli mendadak salah satu kegawatdaruratan otologi yang memerlukan penanganan segera agar tidak menimbulkan ketulian permanen • Jenis ketulian yang paling sering SNHL • Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini dapat disebabkan karena spasme, trombosis atau perdarahan arteri auditiva interna yang merupakan end artery, sehingga mudah mengalami kerusakan Iskemia mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan ligamen spiralis • Diagnosis tuli mendadak dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan pendengaran (audiologi), dan pemeriksaan penunjang