Substansi Suatu Keseragaman Dan Keberagaman

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Substansi Suatu Keseragaman Dan Keberagaman as PDF for free.

More details

  • Words: 762
  • Pages: 2
SUBSTANSI SEBUAH KESERAGAMAN DAN KEBERAGAMAN OLEH : Aryo Dwiatmojo Raksa Buana Aku pernah bertemu seorang akademisi yang brilian, yang mampu menganalisis banyak permasalahan dari perspektif yang kritis, kajian-kajian empirik yang ditemukan bahkan dipecahkannya sudah begitu banyak, hingga aku harus mengakui dia sebagai seorang Cendikiawan Sains. Akhirnya aku mencoba meminta sedikit jawaban padanya tentang sebuah permasalahan yang kuhadapi. Aku bertanya “ Mengapa orang begitu senang dengan keseragaman daripada keberagaman pak ? “ mengapa orang lebih senang meletakan esensi win-win solution sebagai pemecahan dalam sebuah substansi permasalahan, padahal secara tidak sadar substansi heterogenitas dipangkas dan dipasung keberadaannya oleh hal itu. Akhirnya dengan antusiasnya seorang cendikiawan ini memberikan jawaban kepadaku. keseragaman merupakan suatau esensi fundamental yang mengikat dimensi keberagaman itu sendiri. Melebur esensi-esensi ketidaksepahaman tentang suatu obyek yang menjadi tujuan yang satu. Sungguh jawaban singkat yang terbangun atas kerangka pikir yang brilian, beliau bercerita panjang tentang ranah filosofis jawaban beliau, termasuk epistemology pemecahannya. Akan tetapi jawaban yang kuterima tetap saja menjadikanku semakin dahaga, aku tidak menangkap suatu signal yang mehubungkanku dengan pola pikir beliau, apakah mungkin karena aku mengudara pada frekuensi yang berbeda dengan pola pikir beliau. Tapi kurasa tidak, aku sedang mengudara di frekuensi FM yang bersih dan jernih tanpa gangguan diatmosfir pikiranku. Melebur esensi-esensi ketidaksepahaman adalah keyword dari beliau, aku membantah tentang paradigma melebur esensi-esensi ketidaksepahaman yang diajukan beliau, karena pada dasarnya Bumi ini sendiri (sebagai analog yang kugunakan) tersusun oleh heterogenitas unsur yang saling mengikat. Ada eter, api, udara, tanah, dan air. Tapi semua unsur ini tidak ada yang melepasakan fungsi pembentuknya. api tidak membuang unsur panasnya untuk membentuk bumi, air tidak membuang unsur keembabannya untuk membentuk bumi, begitu juga udara tidak melepaskan unsur kesejukannya ketika harus menyatukan dirinya dengan unsur-unsur lainnya, artinya apa? untuk mencari titik temu dalam membentuk unsur yang hebat. Esensi peleburan tidak perlu dilakukan. Karena itu adalah menghilangkan kodrat penciptaan. Begitu juga dengan prilaku manusia, untuk mencari titik temu dalam sebuah tujuan besar, manusia tidak boleh meleburkan unsur perbedaan yang ada didirinya, biarkan keragaman itu tumbuh sesuai kodrat penciptaannya. Begitupula dengan win-win solution, teori ini sebenarnya memasung eksistensi heterogentitas itu sendiri. Memang benar masing-masing pihak diakomodasi kepentingannya, akan tetapi setengah dari keinginanya harus di pangkas sebagai konsekuensi dari adanya penyatuan unsur kepentingan itu sendiri, disini sifat unsur itu terbuang sebagian, sehingga tak jarang banyak pihak walaupun telah menemukan solusi dari praktek ini, merasa tak nyaman. Merujuk pada perumusan sila ketiga pancasila yang dirumuskan oleh Soekarno, bunyinya “ Persatuan Indonesia”, Soekarno adalah Konseptor Brilian dalam merumuskan idenya, Soekarno tidak pernah menginginkan Kesatuan Indonesia, yang diinginkannya adalah Persatuan, artinya soekarno mengerti benar akan komposisi Heterogenitas Kultur Masyarakat Indonesia, soekarno menghargai benar keragaman

bangsa ini, Soekarno memberikan ruang yang luas untuk menumbuhkan keberagaman. Soekareno tidak pernah menginginkan keseragaman di Indonesia, karena pada hakikatnya keseragaman merupakan bentuk pengingkaran terhadap kodrat penciptaan, Persatuan memiilki seribu makna yang perlu dimengerti oleh penduduk bangsa ini, bahwa persatuan memiliki esensi keberagaman, memiliki makna Penghargaan atas ide-ide yang berbeda, tidak ada pemangkasan Kepentingan, semua unsur berada pada Equiliberiumnya ( keseimbangan), tidak ada ide yang harus bersatu, ide haruslah selalu diberagamkan, bukan diseragamkan, apa artinya potensi besar yang diberikan Tuhan ketika kita harus berpikir tentang sesuatu yang sama. Keberagaman itulah yang melahirkan Tujuan besar, dan manfaat bagi kehidupan serta umat manusia. perbedaan itulah yang menjadi jawaban atas permasalahan kehidupan. Unsur haruslah berada pada porsi keseimbangannya. Ibarat bumi dan bintang. Keduanya memiliki gravitasi, Bintang memiliki gravitasi yang jauh lebih besar daripada bumi. Andaikata Bumi dan bintang tidak terpisahkan oleh jarak, maka Bumi pasti akan Musnah akibat gravitasi Bintang yang menarik Bumi kedalamnya. Artinya apa?, walaupun keduanya memiliki gravitasi, akan tetapi jarak adalah jawabannya, jarak adalah porsi keseimbangan gravitasi. Substansi pemikiran saya adalah bahwa keberagaman membutuhkan porsi keseimbangan agar harmonisasi kehidupan dapat diwujudkan. Saya teringat dengan perkataan Habermes seorang filsuf besar dalam buku Posmodernisme Jean Francois Lyotard, bahwa ia menolak legitimasi akan menemukan nilai kebenaran dan keadilan dalam proses Konsensus( Kesepakatan), menurutnya Konsensus akan menindas heterogenitas. Pengetahuan Pascamodern dalam perspektifnya akan menemukan nilai keadilan dan kebenaran melalui proses Disensus (Perselisihan). Artinya apa pandangan penulis dan Hebermes sama, bahwa Keberagaman adalah unsur yang akan menemukan nilai-nilai kebenaran dan keadilan itu sendiri. Akhirnya dalam tulisan ini Penulis mengajak pembaca untuk membuka paradigma kritis tentang bagaimana seharusnya berpikir dan berprilku yang arif dan bijaksana dalam memecahkan banyak persoalan. Hargailah perbedaan yang ada, karena perbedaan akan mengantarkan kita pada kodrat penciptaan Tuhan yang maha Mulia. Keberagaman adalah suatu nikmat Penciptaan yang akan membuat Manusia menjadi kaya. Bukalah hati dan pikiran untuk menuju Satu tujuan besar kehidupan. Apa Tujuan itu ….? Anda berhak mendefenisikannya sesuai keinginan anda, asalkan tetap berada pada konsep porsi keseimbangan Alam.

Related Documents