Sub Bab.docx

  • Uploaded by: Blank
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sub Bab.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,298
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia diciptakan dengan kelebihan kecerdasan masingmasing.Bahkan makhluk lainnya tidak memiliki kemampuan yang dimiliki oleh manusia dan kecerdasan inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain dimuka bumi.Akan tetapi meskipun setiap manusia memiliki kecerdasan ada perbedaan pada setiap orang.Semakin orang itu memiliki kecerdasan atau intelegensi yang tinggi maka semakin tinggi prestasi yang akan diadapatkan. Intelegensi berasal dari kata latin yang berarti memahami jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.Sehingga ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Dalam makalah ini kami akan memaparkan apa itu pengertian dari intelegensi,teori apa saja

yang membahas

tentang intelegensi

dan

menunjukkan bagaimana cara untuk mengukur intelegensi yang dimiliki oleh masing-masing individu.semua hal tersebut akan dipaparkan lebih terperinci lagi pada bab selanjutnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian intelegensi? 2. Apa saja teori teori yang membahas tentang intelegensi? 3. Bagaimana cara mengukur intelegensi seseorang? C. Tujuan 1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami pengertian dari intelegensi. 2. Untuk mengetahui serta memahami apa saja teori yang membahas intelegensi. 3. Untuk mengetahui cara mengukur intelegensi manusia dan mengetahui tingkat kemampuan pada setiap individu masing-masing.

1

BAB II12 PEMBAHASAN A. Intelegensi a. Pengertian Intelegensi Secara Etimologis Intelegensi berasal dari bahas Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa latin yaitu Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere.Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Selain itu ada pengertian intelegensi lainnya yang memiliki arti kesanggupan rohani untuk menyesuaikan diri kepada situasi yang baru yakni dengan menyesuaikan diri kepada situasi yang baru dengan mempergunakan

berfikir

menurut

tujuannya.Seseorang

dikatakan

intelligen kalau dalam suatu situasi tertentu,ia dapat berbuat dengan cara yang tepat. b. Pengertian Intelegensi Menurut Para Ahli Ada beberapa pengertian Intelegensi yang dikemukakan oleh para ahli dimana pada dasarnya memiliki pengertian yang sama namun rumusan masalah yang berbeda beda.berikut beberapa ahli yang mendefinisikan tentang intelegensi : 1. Super and Cites Super and Cites mengemukakan suatu definisi yang sering dikemukakan oleh sebagian orang pada saat ini,yakni : “Intellegence has frequently been defined as the ability to adjust to the environment or to leam from experience”. Pengertian dari definisi diatas bahwa intelegensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.

1

Achmadi Ishom. Pengantar Psikologi Umum Berdasarkan Pendekatan Religi (Yogyakarta: SJ Press,2015).

2

Soemanto Wasty.Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,1998)

2

2. Garret Garret mengemukakan definisi secara lebih operasional,yakni sebagai berikut : “Intellegence,includes at least the abilities demanded in the solution of problems which require the comperehension and use of symbols” Arti dari definisi yang disimpulkan oleh Garret adalah Intelegensi itu setidaknya mencakup sesuatu yang mampu menyelesaikan suatu masalah yang memerlukan pengertian serta simbol-simbol. 3. Bischof Berbeda dengan Super and Cites dan Garet,apabila Garret mengemukakan

intelegensi

secara

khusus

maka

Bischof

mengemukakan intelegensi dengan pengertian yang lebih luwes.namun pada dasarnya tetap bersifat operasional dan fungsional terhadap kehidupan masyarakat.Dengan definisi sebagai berikut : “Intellegence is the ability to clove problems of all kinds” Yang memiliki pengertian kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah. 4. Heidenrich Intelegensi menurut Heidenrich pada dasarnya memiliki rumusan dan definisi yang berbeda namun pengertian sama dengan definisi Bischof, yakni : “Intellegence refers to the ability to leam and to utilize what has been learned in adjuting to unfamiliar sittuations or in the solving of problems”. Pengertian dari definisi diatas adalah bahwa intelegensi itu menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian diri terhadap situasi baru.3

3

Soemanto Wasty.Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,1998)

3

a.

Teori – Teori Intelegensi4 Dikemukakan beberapa teori tentang intelegensi ini bertujuan untuk memperjelas pengertian dari intelegensi.berikut ini adalah beberapa teori mengenai intelegensi : i.

Teori Uni-Factor Teori ini dikenal sebagai teori kapasitas umum.Menurut teori ini,intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum.Karena itu cara kerja intelegensi juga bersifat umum.Reaksi atau tindakan seseorang seseorang dalam menyusaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan suatu masalah adalah bersifat umum pula.kapasitas itu tumbuh karena adanya pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar.

ii.

Teori Two-Factors Pada tahun 1904 yaitu sebelum Stern,seorang ahli matematika yang bernama

Charles

Sperman,

mengajukan

sebuah

teori

tentang

intelegensi.Teori Spearman ini dijuluki sebagai “Two Kinds Of Factors Theory”. Dalam teori yang dikembangkan intelegensi yang beradasarkan suatu faktor mental umum diberi kode “g” serta faktor –faktor spesifik yang diberi kode “s”.Faktor “g” mewakili kekuatan mental umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental individu,sedangkan faktor “s”

menentukan

tindakan-tindakan

mental

untuk

mengatasi

permasalahan. Orang yang mempunyai intelegensi faktor “g” luas,biasanya memiliki kapasitas mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.Mereka cenderung memiliki

kapasitas

mempelajari

berbagai

pelajaran

seperti

matematik,sains,sejarah dan sebagainya.Berbeda dengan faktor “g” yang luas faktor “s” hanya didasarkan pada gagasan atau koneksi yang tepat bagi situasi atau masalah tertentu yang khusus.Dengan demikian,luasnya faktor “s” mencerminkan kerja khusus dari otak atau

4

Soemanto Wasty.Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,1998)

4

lebih tergantung pada organisasi neurologis yang berhubungan dengan kemampuan khusus.5 iii.

Teori Multi-Factors Teori

intelegensi

multi

faktor

ini

dikembangkan

oleh

E.L.Thomdike.Teori ini tidak berhubungan dengan konsep general abillity atau faktor “g”.Dalam teori ini intelegensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara simulus dan respon.Hubunganhubungan inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. iv.

Teori Primary-Mental-Abilities L.L Thurstone adalah pencetus dari teori ini dan yang telah berusaha menjelaskan tentang organisasi intelegensi yang abstrak.Yakni dengan menggunakan tes-tes mental serta teknik-teknik statistik khusus dan telah dibagi menjadi tujuh kemampuan primer,yaitu : 1.

Kemampuan numerikal/matematis.

2.

Kemampuan verbal, atau berbahasa.

3.

Kemampuan abstraksi berupa visualisasi atau berpikir.

4.

Kemampuan menghubungkan kata-kata

5.

Kemampuan membuat keputusan,baik induktif maupun deduktif.

6.

Kemampuan mengenal atau mengamati.

7.

Kemampuan mengingat.

Dari ketujuh kemampuan primer diatas adalah independen serta menjadikan fungsi-fungsi pikiran yang berbeda atau berdiri sendiri.para ahli lain mengatakan bahwa teori ini mengandung kelemahan karena menganggap adanya pemisahan fungsi. v.

Teori Sampling Godfrey H.T pada tahun 1916 menjelaskan tentang intelegensi dan telah mengajukan teorinya yang disebut dengan teori sampling ini. dalam teori ini intelegensi merupakan berbagai bidang pengalaman yang terkuasai oleh pikiran manusia tetapi tidak semuanya.Intelegensi ini berupa kemampuan overlapping.

5

Soemanto Wasty.Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,1998)

5

b. Cara Mengukur Intelegensi6 Sejak tahun 1905, Alferd Binet telah mengembangkan suatu cara untuk mengukur intelegensi.untuk mengembangkan tes intelegensi ini,Binet terus mengadakan penyempurnaaan,yang dibantu oleh St.Simon, hasil dari usaha mereka itu kemudian diterbitkan lagi pada tahun 1908 yang kemudian dikenal dengan sebutan “Tes Binet Simon”.Ada 2 hal yang diperhitungkan dalam tes ini,yaitu : 1. Umur kronologis (cronological age disingkat C.A) yaitu umur seseorang sebagaimana ditunjukkan dengan hari kelahiran atau lamanya ia hidup. 2. Umur mental (mental age disingkat MA) yaitu umur kecerdasan sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik. Dalam membuat rumus pengukuran intelegensi,Binet menggunakan selisih tetap yaitu apabila MA adalah 3 tahun diatas atau dibawah kronologis (CA) , maka MA yang demikian pada individu dinyatakan normal.Cara ini kemudian dikembangkan oleh Binet lagi pada tahun 1911 dengan terbitnya tes intelegensi “Binet-Simon” yang kemudian dipakai hingga sekarang. Cara

baru

ini

tidak

lagi

menggunakan

selisih

tetap,melainkan

menggunakan pedoman perbandingan tetap antara umur kronologis dengan umur mental seseorang.Istilah yang dipakai adalah “Intelligence Quotient” yang biasa disingkat IQ. Perbandingan kecerdasan = umur mental dibandingkan dengan umur kronologis,sehingga cara penulisan rumusnya ialah : IQ = MA;CA atau dituliskan IQ =

6

𝑀𝐴 𝐶𝐴

Soemanto Wasty.Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,1998)

6

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Bahwa dengan membuat makalah seperti ini akan memberi dampak positif baik bagi penulis maupun pembaca,yakni mampu memahami lebih jelas pengertian dari intelegensi. 2. Bahwa akan memudahkan seseorang mengetahui tentang apa saja menjadi landasan teori mengenai intelegensi. 3. Bahwa dengan makalah ini akan membuat penulis dan pembaca tahu cara apa saja yang bisa dilakukan untuk mengukur intelegensi manusia. B. Saran Makalah yang telah saya buat merupakan penjelasan dari intelegensi dan seluk beluknya yang sederhana sehingga sebaiknya dalam membuat makalah membutuhkan materi yang lebih lengkap lagi dan penulis seharusnya mampu menguasai

materi

secara

lebih

signifikan.Sehingga

nantinya

bisa

menghasilkan makalah “Intelegensi Manusia” yang lebih jelas dan lebih baik lagi.

7

Related Documents

Sub
May 2020 32
Sub
June 2020 22
Sub
May 2020 24
Sub
December 2019 55
Sub 24
June 2020 0
Ham Sub
April 2020 3

More Documents from ""

Cover.docx
December 2019 16
Sub Bab.docx
December 2019 14
Beschwerdebrief An Cablecom
November 2019 12