Su 5 Lengkap.docx

  • Uploaded by: Indriani Citra Lestari
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Su 5 Lengkap.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,037
  • Pages: 22
AVAZ TWIST TOWER

Diajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Struktur Dan Utilitas 5

Disusun oleh: INDRIANI CITRA LESTARI 41215010099

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR JAKARTA JULI 2017

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan struktur adalah bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, kuat, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil bila ia tidak mudah terguling, miring, atau tergeser selama umur bangunan yang direncanakan. Suatu struktur bisa dikatakan sebagai sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran bangunan di dalam tanah. Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat tinggi adalah kekuatan struktur bangunan, dimana faktor ini sangat terkait dengan keamanan dan ketahanan bangunan dalam menahan dan menampung beban yang bekerja pada struktur. Oleh karena itu, dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi harus direncanakan dan didisain sedemikian rupa agar dapat digunakan sebaik-baiknya, nyaman, dan aman terhadap bahaya gempa bagi pemakai. Selain bangunan bertingkat tinggi juga sedang hits sekarang adalah bangunan bertingkat tinggi melintir atau Twisting High Rise Building. Selain karena tampilannya yang menakjubkan juga karena strukturnya yang rumit. Oleh karena itu, pada paper kali ini saya ingin membahas mengenai struktur pada Avaz Twist Tower di Bosnia. 1.2. TUJUAN a. Mahasiswa mengetahui struktur bangunan bertingkat tinggi b. Mahasiswa mengetahui struktur Twisting High Rise Building c. Mahasiswa mengetahui distribusi beban pada Twisting High Rise Building d. Mahasiswa memahami Struktur Avaz Twist Tower 2. KAJIAN TEORI 2.1. BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI 2.1.1. PENGERTIAN 1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi" 2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang memiliki banyak tingkat" 3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m) 4. Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m). 2.1.2. BEBAN a. BEBAN MATI (BM) Adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangunan itu (perlengkapan/peralatan bangunan). b. BEBAN HIDUP (BH) Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu bangunan, dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan it, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut. Khusus untuk atap yang dianggap beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (Energy Kinetic) butiran air. Beban Ledakan (Blast) Beban hidup tidak termasuk Beban Angin dan Beban Gempa.

c. BEBAN ANGIN (BA) Adalah semua beban yang bekerja pada bangunan, atau bagian bangunan, yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Tekanan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2 . Rumus: P = V2/16 (kg/m2) --> V = Kecepatan angin dalam m/det d. BEBAN GEMPA Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada bangunan atau bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Ketika pengaruh gempa pada struktur bangunan ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. 2.1.3. STRUKTUR Hal penting pada struktur bangunan tinggi adalah stabilitas dan kemampuannya untuk menahan gaya lateral, baik yang disebabkan oleh angin atau gempa bumi. Beban angin lebih terkait pada dimensi ketinggian bangunan, sedang beban gempa lebih terkait pada massa bangunan. a. JENIS-JENIS  Elemen struktural dasar dari suatu bangunan: 1. Elemen linier  Kolom Mampu menahan gaya aksial dan rotasi  Balok 2. Elemen bidang  Dinding: Baik masif, berlubang-lubang, maupun ber-rangka, harus mampu menahan gaya aksial dan rotasi.  Pelat lantai (slab): Baik masif, ber-rusuk-rusuk, maupun didukung oleh rangka/balok-balok lantai harus mampu mendukung gaya-gaya yang mengenai maupun tegak lupus pada bidang tersebut. 3. Elemen ruang  Core: Mengikat bangunan menjadi satu kesatuan dan bekerja sebagai satu unit.  SUBSISTEM STRUKTUR VERTIKAL  EKSTERNAL

 Wall (Solid, Truss)

 Shaft

 Rigid Frame

     

Portal Braced Frame Space Frame EXO Skeleton Diagrid Cangkang

 INTERNAL  Fungsi:  Memperkokoh Gedung  Meredam Goncangan akibat Gempa.  Mengurangi Biaya Perawatan Gedung  Daya Pikul Beban disekitar dinding mampu ditingkatkan  Umur Pakai Gedung semakin lama  Jenis-Jenis:  Core Adalah dinding geser yang diletakkan di dalam bangunan. Biasa difungsikan sebagai area servis, shaft, dan tangga darurat yang menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku.  Bentuk  Core Terbuka  Core Tertutup  Core Kombinasi dengan dinding Linier  Letak  Central

 Single  Exterior  Double

 Penataan  Simetri  Asimetri

 Material  Baja  Beton  Shear Wall (Dinding Geser) Adalah element struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung bertingkat dan bangunan tinggi.

 Bearing Wall (Dinding Pemikul) Adalah sistem struktur yang menggunakan dinding sebagai penopang atau pemikul beban pada bangunan (Penahan Gaya Gravitasi)

 SUBSISTEM STRUKTUR HORIZONTAL  Flat Plate / Flat Slab Adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung tanpa bantuan balok atau kepala kolom atau drop panel. Flat plate dapat dibuat dengan cepat karena bekisting dan susunan tulangan yang sederhana. Flat Plate akan memerlukan beton dan tulangan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan struktur bangunan yang menggunakan balok. Pada struktur flat slab, transfer beban kolom diselesaikan oleh ketebalan pelat di dekat kolom menggunakan drop panel atau mengembangkan bagian atas kolom mmembentuk coloum capital. Drop panel biasanya sampai seperenam dari panjang tiap arah bentang dari tiap kolom, memberikan kekuatan lebih pada daerah kolom sehingga meminimalkan jumlah beton di bangian tengah. Keuntungan: Menurut Darsono (2002), yaitu fleksibilitasnya terhadap tata ruang; waktu pengerjaannya relatif lebih pendek, hal ini dapat dilihat dari proses pembuatan bekisting pelat yang langsung dapat dibuat merata secara keseluruhan tanpa harus membuat bekisting balok baloknya terlebih dahulu; kemudahan dalam pemasangan instalasi mekanikal dan elektrikal; menghemat tinggi bangunan (tinggi ruang bebas lebih besar dikarenakan tidak adanya pengurangan ketinggian akibat balok dan komponen

pendukung struktur lainnya); pemakaian tulangan pelat bisa dengan tulangan fabrikasi (Wire Mesh). Kerugian: Batasan kemampuan bentang yang relatif pendek (15-25 kaki bahkan hingga 35 kaki) yang dapat digunakan pada jenis bangunan dengan susunan partisi yang sering (padat), contohnya apartment ; selain itu rasio kedalaman bentang yang besar dapat menyebabkan munculnya defleksi atau pembengkokan berlebihan dari platnya.

 Space Truss Sistem konstruksi rangka dengan suatu sistem sambungan antara batang/member satu sama lain yang menggunakan bola/ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga agar mudah dipasang, dibentuk, dan dibongkar kembali. Kelebihan: a. Berat: Material disebarkan dengan leluasa dalam suatu mekanisme transfer beban utama secara aksial; tegangan atau kompresi. Alhasil, seluruh material di dalam elemen yang tersedia dimanfaatkan hingga tingkat batasnya. Juga, kebanyakan space-frame menggunakan alumunium yang sifatnya sangat ringan sebagai material. b. Keras/Kaku: Suatu konstruksi space-frame umumnya cukup kaku didukung tingkat keringannya, karena karakteristik rangka 3 dimensi keterlibatan seluruh elemen utamanya. c. Produksi: Space –frame dapat dibuat dari unit-unit yang terfabrikasi, yang biasanya banyak ukuran dan bentuknya. Unit-unit tersebut dapat diangkut dengan mudah dan dengan cepat dirakit bahkan oleh tenaga yang kurang terampil, serta biaya pelaksanaannya cenderung lebih kecil. d. Kesanggupan: Space-frame mampu dibentuk secara variatif karena memanfaatkan sistem modul standar untuk menghasilkan berbagai grid datar, pola-pola shell, dan bentuk-bentuk yang lebih bebas. Keindahan visual dan kesederhanaan garis dalam space-frame membuat sistem ini sering digunakan. Prinsip-Prinsip: a. Penyusunan elemen-elemen menjadi himpunan segitiga yang membentuk komposisi lengkap dan stabil.

b. Struktur rangka batang dari elemen segitiga akan semakin efektif (juga efisien) apabila struktur tersebut dibuat menjadi rangkaian yang meruang (3 dimensi). c. Penahanan gaya (tarik-tekan) diharapkan tidak melentur. d. Bentuk segitiga dapat menahan gaya-gaya eksternal dari berbagai vektor arah sehingga efisien dan teratur apabila sistem sambungan memiliki kemiringan vektor 45-60 derajat. e. Struktur space-frame tidak membedakan antara batang utama (mayor) dan batang pendukung (minor).

Penanganan terhadap tegangan tekuk dapat diterapkan dengan metode-metode yang mudah dan efisien.

 Joist and Ginder Adalah struktur lantai yang memiliki sedikit balok besar (Girder) menopang banyak balok kecil (Joist) dengan posisi yang berlawanan. (Indriani Citra Lestari)

 Waffle Adalah

 Slab and Beam b. BENTUK-BENTUK BANGUNAN a) Dinding pendukung paralel (parallel bearing walls) Merupakan elemen vertical planar yang ter-prategang (prestress) karena beratnya sendiri, sehingga dapat menyerap beban lateral secara efisien. Sistem ini digunakan untuk bangunan yang tidak membutuhkan ruangruang yang luas dan tidak membutuhkan struktur core untuk sistem mekaniknya. b) Core dan dindidg pendukung facade (cores and facade bearing walls) Elemen vertikal planar membentuk dinding eksterior mengelilingi struktur core, yang memungkinkan bentuk ruang interior terbuka. Hal ini tergantung dari kapasitas rentang (span) dari struktur lantainya. Bagian core mewadahi mekanikal dan sistem transportasi vertikal, yang menambah kekakuan bangunan. c) Kotak-kotak yang mampu mendukung sendiri (self supporting boxes) Kotak-kotak tersebut merupakan unit preflab 3 dimensi, yang membentuk dinding-dinding pendukung bila diatur dan saling dikaitkan. Bila dilakukan penyusunan seperti susunan batu bata, maka dapat dibentuk sistem balok-dinding bersilang. d) Pelat lantai konsol (cantilever slab)

Dengan mendukung sistem lantai dari core pusat memungkinkan terbentuknya ruang yang bebas kolom dengan kekuatan pelat lantai sesuai kebutuhan bangunan. Kekakuan pelat dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan teknik pra-tegang. e) Pelat lantai datar (flab slab) Sistem planar horisontal ini terdiri atas pelat lantai beton yang tebalseragam yang didukung oleh kolom-kolom. Bila pada puncak kolom-kolom tidak terdapat penebalan/kepala, maka bentuknya adalah sistem pelat lantai datar. Sistem ini tidak memiliki balok-balok yang tebal sehingga memungkinkan adanya efisiensi/minimum jarak antar lantai bangunan. f) Interspasial (interspatial) Struktur konsol ber-rangka berlantai banyak pada setiap lantai memebentuk ruang-ruang yang dapat dimanfaatkan pada dan diatas rangka. Ruang-ruang diatas rangka merupakan ruang yang terbuka (free space) g) Sistem gantung (suspension) Sistem ini memanfaatkan bahan secara efisien dengan memanfaatkan penggantung untuk mendukng beban. Beban grafitasi didukung oleh kabelkabel untuk membentuk rangka konsol pada core pusat. h) Sistem rangka pendukung (staggered truss) Bangunan rangka berlantai banyak merupakan rangkaian rangka yang letaknya berselang-seling. Selain mendukung beban vertikal, penataan rangka dapat mengurangi persyaratan pengukuh pengaruh angin (wind bracing) dengan menyalurkan beban angin ke dasar bangunan melalui bagian beban (web) dan pelat lantai (slab). i) Sistem rangka kaku (rigid frame) Hubungan yang kaku digunakan untuk mengikatkan elemen linier membentuk bidang-bidang vertikal dan horisontal. Dengan kesempurnaan rangka ruang yang bergantung pada kekuatan dan kekakuansetiap blok dan kolom, maka tinggi lantai dan jarak antar kolom menjadi dasar perancangannya. j) Core dan sistem rangka kaku (core and rigid frame) Rangka kaku mewadahi beban lateral melalui kelenturan balok-balok dan kolom-kolom, maka dengan struktur core akan meningkatkan daya tahan terhadap lateral sebagai akibat interaksi antara core dan rangka kaku. k) Sistem rangka ber-rangka (trussed frame) Merupakan kombinasi struktur rangka kaku dengan rangka vertikal tahan geser akan meningkatkan kekuatan dan kekakuan struktur. Dalam sistem ini, rangka menahan beban grafitasi dan rangka (truss) vertikalnya menahan beban angin. l) Core dan rangka ber-rangka terikat (belt trussed frame and core) Sabuk rangka mengikat kolom-kolom tepi pada core sehingga mengurangi aksi yang timbul pada setiap kolom dari rangka core. Batang pengukuh (bracing) ini disebut “cap trussing” bila terletak pada puncak bangunan, dan disebut “belt trussing” bila terletak pada bagian bawahnya. m) Sistem tabung di dalam tabung (tube in tube) Kolom-kolom dan balok-balok eksterior tersusun saling berdekatan sehingga nampaknya dari facade bangunan sebagai dinding dengan lubanglubang pembukaan sebagai jendela. Keseluruhan bangunan bekerja sebagai tabung diatas muka tanah dengan core dalam membentuk tabung yang meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara membagi beban dengan tabung luar. n) Sistem ikatan tabung (bundled tube) Dalam sistem ini terdiri atas gabung beberapa buah tabung yang akan meningkatkan kekakuan, sehingga memungkinkan mencapai ketinggian bangunan optimal dengan luasan lantai maksimal.

b. FUNGSI 1. Sebagai elemen untuk mewujudkan rancangan dan hanya berfungsi sebagai elemen untuk meneruskan beban. 2. Sebagai struktur yang terintegrasi dengan fungsi dan bentuk. 2.1.4. DISTRIBUSI BEBAN a. Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal:

Sistem bentang bebas (free-span) dengan pendukung di tengah

Beban perlantai disalurkan sebagian ke bagian tengah dan sebagian ke dinding tepi

Sistem bentang (bay) dan kantilever

Sistem bentang bebas (free-span) dan kantilever

Sistem bentang tidak simetri

Beban-beban disalurkan Beban disalurkan ke titik antara Beban disalurkan tidak seimbang ke tittik (intermediate) pengumpul beban, ke titik-titik di tengah pengumpul sistem bentang yang keduanya mengumpulkan pengumpul beban beban dari bagian tepid an tengah bangunan

b. Prinsip dasar sistem penyaluran beban pada struktur vertikal: Sistem bentang (Bay System)

Sistem kantilever (Cantilever System)

Sistem bentang bebas (Free-Span System) Pengumpulan beban horizontal dan penyaluran beban vertikal

Titik-titik pengumpulan beban disalurkan merata

Titik-titik pengumpulan beban dibagian tengah bangunan

Titik-titik pengumpulan beban pada bagian tepi bangunan Bentang dua arah (2Way Span Direction)

Bentang satu arah (1Way Span Direction) Beban lantai per unit area terkumpul dan disalurkan ke tanah pada setiap titik

Beban lantai disalurkan ke shafa di tengah bangunan dan disalurkan ke tanah memusat

Beban lantai disalurkan ke tepi luar bangunan dan disalurkan ke tanah

c. Sistem Dengan Pembebanan Vertikal Tidak Langsung Pada Tipe Bentang (Bay-Type) Sistem Gantung (Suspension) Pada Struktur Vertikal a) Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah b) Sistem dengan gantung yang menerus c) Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa kelompok lantai

d. Sistem Yang Lengkap Dan Tambahan Pada Penyaluran Beban Angin

 Kelengkapan Pengikat Angin Dalam Perancangan Denah Lantai

Elemen struktur untuk pengikat angin (windbracing): Dinding-dinding core sirkulasi Dinding-dinding luar atau partisi Rangka-rangka kolom dan balok

 Ketahanan Terhadap Pengaruh Angin Pada Arah Melintang Dan Memanjang Berkaitan dengan denah lantai dan bidang-bidang penutup / dinding.  Melalui core sirkulasi

 Melalui dinding luar

 Melalui rangka

e. Tingkah Laku Saat Terjadi Gempa

Persyaratan tambahan:  Pondasi ”pile” atau ”caisson” yang dihubungkan dengan pengikat, dengan kemampuan terhadap tekanan/tegangan beban horisontal sebersar 10 % beban pile terbesar.  Distribusi beban geser horisontal ke elemen sistem penahan gaya lateral harus proporsional terhadap kekakuan elemen-elemen tersebut.

 Momen torsi horiosntal (puntiran) yang timbul kerana perbedaan titik pusat masa bangunan dan titik pusat kekakuan bangunan, maka elemen penahan geser harus tahan terhadap momen torsi sebesar yang berpengaruh pada lantai (geser) dengan titik pusat 5 % dimensi bangunan maksimal pada lantai tersebut.  Putaran yang disebabkan oleh angin dan gempa harus dapat ditahan oleh bangunan. Kemampuan rangka ruang menahan momen paling tidak 25 % dari syarat gaya seismik dari struktur keseluruhan.  Dan lain-lain (HRBS page 28) f. Beban tekanan tanah dan air Bagian struktur bangunan di bawah muka tanah mendukung beban yang berbeda dengan bagian yang ada diatas muka tanah. Sub struktur mendukung tekanan lateral dari tanah dan air tanah yang tegak lurus terhadap dinding substruktur dan lantainya. Tekanan air tanah pada setiap titik setara dengan berat satuan zat cair yang dikalikan dengan jarak muka air tanah kedalam substruktur.

g. Beban karena menahan perubahan volume material Yaitu memuai dan menyusut karena pengaruh temperatur. Bangunan tinggi yang lebih ringan dengan bentuk-bentuk arsitektural ”exposed” menyebabkan kekakuan bangunannya berkurang dan mudah sekali terpengaruh gerakan dan beban induksi temperatur. Fasade struktur yang ”exposed” yang punya perbedaan suhu terhadap suhu interior bangunan yang dikontrol, menyebabkan gerakan vertikal pada bidang tepi bangunan, yaitu terjadinya kontraksi (menyusut) bila suhu menurun dan ekspansi (memuai) saat temperatur naik. Gerakan horisontal pada struktur lantai disebabkan oleh struktur atap yang ’exposed”, dengan adanya perbedaan suhu disekitar tepi bangunan yaitu bagian yang exposed terhadap radiasi matahari dan bagian yang terlindung. Macam dan pengaruh gerakan induksi temperatur: a) bengkoknya kolom (”bending”) b) gerakan karena perbedaan kolom-kolom exterior dan interior c) gerakan karena perbedaan kolom-kolom eksterior d) gaya perubahan bentuk pada lantai e) gerakan karena perbedaan atap dan lantai di bawahnya

Perbedaan susut dan muai antara bidang atap exposed dan lantai dibawahnya dapat meretakkan struktur dinding pendukung batu bata atau terjadi kolom yang membengkok (bending) pada bangunan rangka kaku (rigid)

h. Lokasi titik-titik pengumpulan beban kaitannya dengan unit bentang (bay)

i. Posisi beban unit bentang pertitik pada pengumpulan beban

12 unit  12 kolom

12 unit  16 kolom

12 unit  20 kolom

12 unit  31 kolom

j. Bentuk Tipikal Tower Yang Dikembangkan Dari Denah 4 Persegi Pengumpulan beban Dalam sistem bentang (bay) Dalam sistem kantilever Dalam sistem bentang bebas (free-spam)

g. Bentuk Tower Dikembangkan Dari Bentuk Denah Bundar Pengumpulan beban Dalam sistem bentang (bay) Dalam sistem kantilever Dalam sistem bentang bebas (free-spam) h. Bentuk Plat Tipikal Sebagai Perkembangan Denah Persegi Pengumpulan beban Dalam sistem bentang (bay) Dalam sistem kantilever Dalam sistem bentang bebas (free-spam) i. Bentuk Plat Sebagai Pengembangan Denah Lantai Lengkung

j. Sistem Penerima Beban Kolom Di Atas Muka Tanah

Keterangan: A. Balok sprandel di bawah pelat lantai B. Balok sprandel di atas pelat lantai C. Balok sprandel pada 2 lantai D. Panel ganda (multi-panel) berbentuk rangka sebagai balok sprandel 2.1.5. DEFORMASI Beban-beban yang menentukan dalam perancangan sistem struktur vertikal merupakan hasil dari beban hidup wajib (super-imposing): beban mati, beban hidup dan angin. Kombinasi tersebut membentuk gaya miring (slant). Semakin kecil sudut gaya miring, semakin besar kesulitan penyaluran gaya tersebut ke tanah/dasar bangunan.

Gaya kompresif/tekan

Momen putar(filting)

Momen lentur (bending)

Gaya geser (shear)

2.1.6. STABILITAS a. Mekanisme dukung beban lateral: Dengan peningkatan tinggi bangunan maka tekanan angin per-unit area meningkat juga. Akibatnya pada struktur menjadi lebih banyak (predominant) dalam kaitannya dengan penyebab beban vertikal. Struktur vertikal dipertegang oleh angin (beban)

b. Sistem stabilisasi beban lateral karena pengaruh angin pada struktur bentang (bay-type): 1. Dinding geser (sistem surface-aktif) 2. Pengait/pengaku angin (wind-bracing) – (sistem vektor-aktif) 3. Rangka angin (wind-frame) – (sistem bulk-aktif) 4. Diafragma rangka (sistem surface aktif) 2.2. TWISTING HIGH RISE 2.2.1. PENGERTIAN

3. ANALISA 3.1. PROFIL BANGUNAN Nama

Avaz Twist Tower / Avaz Tower Sarajevo, Bosnia and Herzegovina

Lokasi

43°51′38″N 18°24′09″E KONSTRUKSI Dimulai 2007 Selesai 2009 TINGGI Antenna Spire 176 M (577 ft) Lantai Teratas 150 (490 ft) DETAIL TEKNIK Jumlah Lantai 40 ( 5 Lantai Basement ) Lift / Elevator 7 KONSTRUKSI DAN DESAIN Arsitek Faruk Kapidžić Project Engineer Faruk Kapidžić dia. Kontraktor Utama GP Vranica Area Projek 32.000 M2 Web www.avaztwisttower.ba Koordinat

3.2. STRUKTUR

1. TOWER  Subsistem Struktur Vertikal:  Eksterior : Portal dan Shear Wall

(Kolom)

(Balok)

(Shear Wall)

 Interior : Shear Wall dan Core Tube (berbentuk tak beraturan)

(Shear Wall)

(Core)

 Subsistem Struktur Horizontal:  Slab and Beam

(Balok)

2. PODIUM (Tidak akan dibahas karena bukan merupakan Bangunan Tingkat Tinggi)  Subsistem Struktur Vertikal: Portal dan Shearwall

 Subsistem Struktur Horizontal: Slab and Beam

PENJELASAN RANGKA PORTAL Rangka adalah karena struktur merupakan kolom dan balok.

Related Documents

Su 5 Lengkap.docx
July 2020 2
Rosenbaum Su Irving 5
May 2020 13
Speer Su Morell 5
May 2020 7
Su
April 2020 23
Su
October 2019 34
Su
June 2020 18

More Documents from ""