Studi Pengaruh Jarak Celah Terhadap Kualitas Biji Kopi

  • Uploaded by: jonidwi antara
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Studi Pengaruh Jarak Celah Terhadap Kualitas Biji Kopi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,794
  • Pages: 12
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN

Disusun oleh : Joni Dwi Antara ( 16.06.03.0063 )

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI CILACAP KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI 2019

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................ i BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1.

Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2.

Tujuan ....................................................................................................... 2

1.3.

Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3 2.1.

Pemeliharaan ............................................................................................ 3

2.2.

Bentuk Kebijakan Perawatan ................................................................... 3

2.3.

Downtime ................................................................................................. 6

2.4.

Gerinda Datar ........................................................................................... 7

BAB III JADWAL PERAWATAN MESIN GERINDA DATAR .................... 119 BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11 4.1.

Kesimpulan ............................................................................................. 11

i

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas atau peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya dapat berjalan dengan lancar. Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar

kesinambungan produk dapat terjamin, maka

dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki dan perbaikan / reparasi atas kerusakankerusakan yang ada serta penyesuaian atau penggantian komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut (Aldila Sagarayudha, 2008). Untuk menjaga agar mesin dapat selalu berada pada kondisi yang prima maka diperlukan perawatan, guna mengoptimalkan keandalan (reliability) dari komponen-komponen peralatan maupun sistem tersebut. Penggunaan mesin yang dilakukan secara terus-menerus harus didukung oleh kegiatan perawatan mesin yang baik juga dalam setiap perawatannya, hal ini bertujuan untuk menghindari penurunan kemampuan atau fungsi mesin dan menghindari terjadinya kerusakan total mesin (breakdown). Seringkali mesin-mesin produksi mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan ringan sampai kerusakan berat. Pada akhirnya banyak kerugian yang terjadi dan masalah bertambah. Maka, diperlukan suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada mesin produksi salah satunya yaitu mesin gurdi, guna menunjang dalam proses produksi dan meminimalisir biaya akibat mesin rusak.

1

2

1.2. Tujuan Menurut Ating Sudrajat (2011) tujuan dilakukannya kegiatan pemeliharaan dan perawatan adalah sebagai berikut ; 1. Menjamin ketersediaan, keandalan fasilitas (mesin dan peralatan) secara ekonomis maupun teknis, sehingga dalam penggunaannya dapat dilaksanakan seoptimal mungkin. 2. Memperpanjang usia kegunaan fasilitas. 3. Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan dalam keadaan darurat. 4. Menjamin keselamatan kerja, keamanan dalam penggunaannya

1.3. Manfaat Manfaat

pemeliharaan menurut M. Syamsul Ma’arif dan Hendri

Tanjung (2006:485) menyatakan bahwa ada 6 manfaat pemeliharaan diantaranya: 1. Perbaikan terus menerus 2. Meningkatkan kapasitas 3. Mengurangi persediaan 4. Biaya operasi lebih rendah 5. Produktivitas lebih tinggi 6. Meningkatkan kualitas

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pemeliharaan Maintenance

yang

dalam

bahasa

indonesia

biasa

disebut

pemeliharaan/perawatan merupakan sebuah aktifitas yang bertujuan untuk memastikan suatu fasilitas secara fisik bisa secara terus menerus melakukan apa yang pengguna/pemakai inginkan. Untuk pengertian pemeliharaan lebih jelas adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima (Kurniawan, 2013). Perawatan (Maintenance) adalah hal yang sangat penting agar mesin selalu dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Perawatan adalah fungsi yang memonitor dan memelihara fasilitas pabrik, peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang, mengatur, menangani, dan memeriksa pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu operasi (uptime) dan meminimisasi selang waktu berhenti (downtime) yang diakibatkan oleh adanya kerusakan maupun perbaikan (Manzini, 2010).

2.2. Bentuk Kebijakan Perawatan Menurut Sudradjat (2011) bentuk kebijakan perawatan adalah sebagai berikut: 1. Preventive Maintenance Perawatan pencegahan adalah merupakan perawatan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin. Kebijakan ini cukup baik dapat mencegah berhentinya mesin yang tidak direncanakan. Keuntungan kebijakan perawatan pencegahan terutama akan menjamin keandalan dari suatu sistem tersebut, menjamin keselamatan bagi pemakai, umur pakai mesin menjadi lebih panjang, downtime proses produksi dapat diperendah. Sedangkan kerugian yang terjadi di antaranya waktu operasi akan banyak terbuang, kemungkinan akan terjadi human error dalam proses assembling atau

lainnya.

Tujuan

perawatan

3

pencegahan

diarahkan

untuk

4

memaksimalkan availability, dan meminimasikan ongkos melalui peningkatan reliability. Terdapat empat kategori dalam Preventive Maintenance. Keempat ketegori tersebut adalah sebagai berikut: a. Time-Directed (TD) Adalah perawatan yang diarahkan secara langsung pada pencegahan kegagalan atau kerusakan. b. Condition-Directed (CD) Adalah perawatan yang diarahkan pada deteksi kegagalan atau gejalagejala kerusakan. c. Failure-Finding (FF) Adalah perawatan yang diarahkan pada penemuan kegagalan tersembunyi. d. Run-to-Failure (RTF) Adalah perawatan yang didasarkan pada pertimbangan untuk menjalankan komponen hingga rusak karena pilihan

lain tidak

memungkinkan atau tidak menguntungkan dari segi ekonomi. 2. Breakdown Maintenance Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan cara mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki atau diganti. Kebijakan ini merupakan strategi yang kasar dan kurang baik karena dapat menimbulkan biaya tinggi, kehilangan kesempatan untuk mengambil keuntungan bagi perusahaan karena diakibatkan terhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi mesin tidak diketahui, dan tidak ada perencanaan waktu, tenaga kerja, maupun biaya yang baik. Keuntungan dari kebijakan perawatan kerusakan adalah sebagai berikut : a. Murah dan tidak perlu melakukan perawatan. b. Cocok untuk mesin/peralatan yang murah dan sederhana, dan atau modular.

5

Adapun kerugiannya adalah: a. Kasar dan berbahaya. b. Menimbulkan kerugian besar bila ditetapkan pada mesin yang mahal, kompleks, dan dituntut tingkat keselamatan tinggi. c. Tidak bisa menyiapkan sumber daya manusia.

3. Scheduled Maintenance Perawatan ini bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan. 4. Predictive Maintenance Perawatan predictive ini pun merupakan bagian perawatan pencegahan. Perawatan predictive ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin Soesetyo dan Bendatu (2014) melakukan penelitian terhadap Mesin Pelet di PT. Charoen Pokphand Indonesia berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dengan melakukan Predictive Maintenance Usulan predictive maintenance pada komponen kritis untuk setiap mesin pellet dapat meningkatkan availability dan reliability dari mesin pellet. Penerapan predictive maintenance dapat meningkatkan availability pada mesin pellet satu, tiga dan empat dimana peningkatannya berkisar antara 1% hingga 3% jika dibandingkan dengan system maintenance sebelumnya. Nilai reliability untuk beberapa mesin pellet mengalami peningkatan sebesar 20,55% untuk pellet 1 dan 19,71% untuk pellet 2. Total biaya predictive maintenance pada setiap komponen kritis

6

juga mengalami penuruan dibandingkan biaya maintenance sebelumnya Penghematan biaya untuk masing - masing komponen kritis berkisar antara 12% hingga 90% dari biaya preventive maintenance sebelumnya. 5. Corrective Maintenance Menurut Nachnul dan imron (2013) corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan pada peralatan sehingga peralatan tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kegiatan

perawatan

korektif

meliputi

seluruh

aktivitas

mengembalikan sistem dari keadaan rusak menjadi beroperasi kembali. Perbaikan baru terjadi ketika mengalami kerusakan, walaupun terdapat beberapa perbaikan yang dapat diundur. Aktivitas corrective maintenance meliputi kegiatan Persiapan (Preparation Time) berupa persiapan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan ini, adanya perjalanan, adanya alat dan peralatan test, dan lainlain, kegiatan Perawatan (Active Maintenance time) berupa kegiatan rutin dalam pekerjaan perawatan dan kegiatan Perawatan (Active Maintenance time) berupa kegiatan rutin dalam pekerjaan perawatan. Tujuan dari Aktivitas yang telah dilakukan ialah perbaikan yaitu menunggu sampai kerusakan terjadi terlebih dahulu, kemudian baru diperbaiki agar fasilitas produksi maupun peralatan yang ada dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga operasi dalam proses produksi dapat berjalan lancar dan kembali normal.

2.3. Downtime Gasper, (1992) Pada dasarnya downtime didefinisikan sebagai waktu suatu komponen sistem tidak dapat digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik), sehingga membuat fungsi sistem tidak berjalan. Berdasarkan kenyataan bahwa pada dasarnya prinsip utama dalam manajemen perawatan adalah untuk menekan periode kerusakan (breakdown period) sampai batas minimum, maka keputusan penggantian komponen sistem berdasarkan downtime minimum menjadi sangat penting. Pembahasan berikut akan

7

difokuskan pada proses pembuatan keputusan penggantian komponen sistem yang meminimumkan downtime, sehingga tujuan utama dari manajamen sistem perawatan untuk memperpendek periode kerusakan sampai batas minimum dapat dicapai. Penentuan tindakan preventif yang optimum dengan meminimumkan downtime akan dikemukakan berdasarkan interval waktu penggantian (replacement interval). Tujuan untuk menentukan penggantian komponen yang optimum berdasarkan interval waktu, tp, diantara penggantian preventif dengan menggunakan kriteria meminimumkan total downtime per unit waktu.

2.4. Gerinda Datar Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada posisi horizontal (searah jarum jam) dan bersentuhan/ bersinggunggan dengan benda kerja yang bergerak mendatar bolak-balik Jenis mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak balik terdapat dua jenis yaitu, mesin gerinda datar posisi spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik (kolom mesin satu buah)dan mesin gerinda datar posisi spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik (kolom mesin dua buah). Jenis mesin gerinda datar yang pertama, spindel mesin hanya dapat bergerak satu arah yaitu naik/turun arah vertikal karena hanya memilki satu kolom mesin sebagai pengarahnya. Untuk jenis mesin gerinda datar yang kedua, spindel mesin dapat bergerak dua arah yaitu naik/turun arah vertikal dan bergerak kesamping kanan/kiri arah horisontal, karena memiliki dua kolom mesin sebagai pengarahnya. Mesin gerinda datar jenis ini, digunakan untuk menggerinda benda kerja berbentuk persegi panjang dengan bidang permukaan rata, betingkat atau menyudut.

8

Gambar 2.1 Mesin Gerinda Datar Bagian-bagian utama mesin gerinda datar : 1. Body mesin 2. Spindel Mesin 3. Roda Gerinda 4. Meja Gerinda 5. Motor Penggerak Fungsi masing-masing dari bagian utama mesin gerinda : 1. Body mesin, sebagai dudukan bagian-bagian mesin lainnya. 2. Spindel mesin, sebagai dudukan roda gerinda. 3. Roda gerinda, sebagai alat potong pada saat penggerindaan. 4. Meja Gerinda, sebagai dudukan meja magnetik dan bagian lainnya. 5. Motor penggerak, sebagai penggerak roda gerinda agar dapat berputar.

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Perawatan secara berkala/teratur sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan agar mesin selalu dalam kondisi yang baik guna mendukung proses produksi. Selain itu juga untuk memperpanjang usia kegunaan fasilitas, menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan dalam keadaan darurat, menjamin keselamatan kerja, keamanan dalam penggunaannya. Selain itu juga bertujuan untuk memfokuskan dalam langkah pencegahan untuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya perawatan

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Sagarayudha, Aldila. 2008. Perbaikan Manajemen Pemeliharaan Sebagai Langkah Mencapai ISO 9001:2000. Universitas Gunadarma. 2. Sudrajat, Ating. 2011. Pedoman Praktis Manajemen Perawatan Mesin Industri. Bandung : PT Refika Aditama. 3. Ma’arif, Muhammad Syamsul & Tanjung, Hendri. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta : PT Grasindo. 4. Kurniawan, Fajar. 2013. Manajemen Perawatan Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu. 5. Manini, R. 2010. Maintenance for Industrial System. London : Springer 6. Soesetyo, I. & Bendatu, L.Y. 2014. “Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pelet di PT Charoen Pokphand Indonesia”. Vol.2 No.2, Hlm 147-154. 7. Nachnul, Ansori. & Mustajib, M. Imron. 2013. Sistem Perawatan Terpadu. Yogyakarta : Graha ilmu. 8. Gasper, V. 1992. Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri. Guide Book of Caterpillar 9. Mursidi, Hadi. & Tatang, Rahmat. 2013. Teknik Pemesinan Gerinda 1. Cimahi: DPSMK Kemendikbud.

Related Documents


More Documents from "Iqbal Gusranda Rhainaldy"