BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Studi kelayakan bisnis mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha. Beberapa proyek gagal di tengah jalan, bisnis yang berhenti beroperasi dan kredit yang macet di dunia perbankan, serta kegagalan investasi lainnya merupakan akibat dari tidak diterapkannya studi kelayakan secara konsisten. Studi kelayakan yang diterapkan secara benar dan konsisten akan menghasilkan laporan yang komprehensif tentang kelayakan suatu proyek atau bisnis
yang
akan
didirikan, dikembangkan, didanai dan kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan terjadi. Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk menilai kelayakan investasi pada suatu proyek maupun bisnis yang baru atau bisnis yang sudah berjalan. Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan sebuah proyek yang akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan bisnis. Maksud layak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa proyek yang akan dilakukan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Menurut Ahmad Subagyo : ”Studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan”. Sedangkan menurut Suad Husnan dan Suwarsono (2002,4) Studi kelayakan proyek adalah “Penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian ini bisa diartikan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.
1
Suatu kegiatan bisnis pasti melibatkan banyak pihak yang memiliki berbagai kepentingan yang berbeda, seperti para investor selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan. Investor berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain. Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam memulai suatu bisnis, dimana dasar dari pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu studi terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu bisnis yang akan dijalankan, sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut diatas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari studi kelayakan bisnis ? 2. Apa tujuan dari studi kelayakan bisnis ? 3. Apa manfaat studi kelayakan bisnis ? 4. Apa saja tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis ? 5. Apa saja aspek dalam menilai studi kelayakan bisnis ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari studi kelayakan bisnis 2. Untuk mengetahui tujuan dari studi kelayakan bisnis
2
3. Untuk mengetahui manfaat studi kelayakan bisnis 4. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis 5. Untuk mengetahui aspek dalam menilai studi kelayakan bisnis
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kelayakan Pengertiann studi kelayakan menurut para ahli diantara: 1. Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7) “studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”. 2. Menutut Umar H (2007:5) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian sebuah rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan, tetapi juga pengontrolan kegiantan operasionalnya secara rutin dalam rangka untuk pencapaian tujuan serta keuntungan yang maksimal untuk jangka waktu yang tidak ditentukan 3. Menurut Husnan dan Muhammad (2004:4) studi kelayakan bisnis, yang juga disebut studi kelayakan proyek adalah sebuah penelitian yang menjelaskan tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya sebuah proyek
investasi)
dilaksanakan
dengan
berhasil.
Istilah
“proyek”diartikan sebagai bentuk pendirian suatu usaha baru atau pengenalan suatu produk baru, modifikasi produk yang sudah ada. 4. Menurut Siswanto Sutojo (2002:7) hal-hal yang harus diketahui dalam studi kelayakan yaitu:
Ruang lingkup kegiatan proyek.
Bagaimana cara kegiatan proyek itu sendiri dilakukan.
Evalusi berbagai aspek-aspek yang dapat menenentukan keberhasiln proyek secara keseluruhan.
Sarana apa yang diperlukan oleh proyek.
Hasil dari kegiatan proyek, biaya-biaya yang ditanggun untuk memperoleh hasil proyek tersebut.
4
Langkah-langkah pendirian proyek atau perluasan proyek, serta jadwal masing-masing dari proyek
B. Tujuan Studi Kelayakan Husnan dan Muhamad (2000) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untukkegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Studi Kelayakan dibuat untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak dan masing-masing pihak mempunyai kepentingan serta keinginan yang berbeda. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) studi kelayakan bisnis memiliki lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yaitu: 1. Menghindari resiko kerugian Bertujuan untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian sehingga perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk menimimalisasi resiko. 2. Mempermudah perencanaan Dengan adanya peramalan masa yang akan datang, maka perencanaan akan mudah untuk dilakukan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal yang diperlukan, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta keuntungan serta bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan. 3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan yang disusun dapat mempermudah implementasi bisnis, proses bisnis dapat dilakukan secara sistematik sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang direcanakan. 4. Memudahkan Pengawasan Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka pengawasan terhadap proses bisnis
5
menjadi lebih mudah. Pengawasan dilakukan, agar pelaksanaan usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 5. Memudahkan Pengendalian Bila terjadi penyimpangan, maka akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadi.
C. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Kasmir dan Jakfar (2012) Hasil penelitian studi kelayakan sangat diperlukan oleh berbagai pihak terutama para pihak yang berkepentingan terhadap proyek atau usaha yang akan dijalankan (stakeholder). Hasil penelitian yang dianggap layak harus dapat dipertanggung jawabkan, sehingga para stakeholder merasa yakin dan percaya terhadap hasil dari studi kelayakan yang telah dilakukan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan, yaitu: 1. Pemilik usaha Pihak yang paling memiliki kepentingan langsung terhadap hasil dan analisis dari studi kelayakan yang telah dibuat. Bila implementasi dari studi kelayakan mengalami kerugian maka para pemilik usaha yang paling merasakan dampaknya. 2. Pihak Kreditur Pihak bank atau lembaga keuangan lainnya tidak ingin sampai kredit atau pinjaman yang diberikan macet, akibat proyek atau usaha yang akan direalisasikan tidak layak untuk dijalankan. 3. Pihak Manajemen Perusahaan Bagi manajemen hasil studi kelayakan bisnismerupakan suatu ukuran kinerja atau petunjuk apa saja yang di tugaskan. Kinerja tersebut dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat sejauh mana prestasi kinerja pihak manajemen dalam menjalankan suatu proyek atau usaha. 4. Pihak Pemerintah Studi kelayakan yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, karena secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.
6
5. Pihak Masyarakat luas Proyek atau usaha yang dibangun dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat lain dimana suatu proyek atau usaha akan dibangun.
D. Tahap-tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan dalam studi kelayakan juga untuk keakuratan penilaian. Berikut tahap-tahap studi kelayakan yang umumnya dilakukan (Husein Umar 2003:p21): 1. Penemuan Ide Ciptakan produk atau jasa yang dapat berpotensi terjual dan dapat menguntungkan. Penelitian terhadap permintaan dan kebutuhan pasar, serta jenis produk atau jasa yang akan dibuat harus dilakukan. Penelitian tersebut harus mengacu pada pemenuhan kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi. 2. Tahap Penelitian Pada tahap ini, penelitian yang lebih dalam dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dimuali dari pengumpulkan data, pengolah data menggunakan teori-teori yang relevan, serta melakukan analisis dan interpretasi hasil pengolahan data dengan menggunakan alatalat analisis yang sesuai. 3. Tahap Evaluasi Proyek Terdapat tiga evaluasi proyek. Pertama, melakukan evaluasi terhadap usulan proyek yang akan dijalankan. Kedua, melakukan evaluasi proyek yang sedang berjalan. Dan yang Ketiga, melakukan evaluasi pada proyek yang baru selesai dibangun. 4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak Apabila terdapat lebih dari satu usulan proyek yang dianggap layak dan terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk menjalankan proyek- proyek tersebut. Pemilihan proyek yang dianggap paling penting harus dilakukan 5. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis Setelah terdapat proyek yang sudah terpilih untuk dijalankan, maka perlu dibuat suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Dimulai dari menentukan
7
jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya yang diperlukan dan lain-lain. 6. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis Setelah semua persiapan selesai, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan proyek.
E. Aspek Menilai Studi Kelayakan Menurut Jakfar dan Kasmir (2012) terdapat tahap-tahap yang telah ditentukan dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan. Setiap tahapan mempunyai berbagai aspek yang harus diukur, diteliti serta dinilai berdasarkan ketentuannya. Setiap aspek saling terkait, jadi jika ada salah satu aspek yang tidak terpenuhi, maka harus dilakukan penambahan atau perbaikan yang diperlukan.Gambaran secara ringkas mengenai prioritas aspek-aspek studi kelayakan yang perlu dilakukan secara umum, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
8
Gambar Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan Sumber: Kasmir & Jakfar, 2003
1. Aspek Hukum Aspek hukum mempelajari tentang: -
Bentuk badan usaha yang akan digunakan
-
Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dan yang berupa pinjaman
-
Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.
2. Aspek Manajemen dan SDM Freddy Rangkuti (2012:) mengemukakan bahwa manajemen meliputi dua hal pokok, yaitu manajemen waktu dan manajemen operasi. Manajemen waktu mengulas tentang rencana penyusunan dan perkiraan waktu yang akan digunakan dalam implementasi bisnis (proyek). Sementara manajemen operasional mengemukakan tentang tiga hal pokok, yaitu jenis
9
pekerjaan yang diperlukan, struktur organisasi yang dibuat, persyaratan dan penunjukan tenaga-tenaga yang akan menempati jabatan tertentu, ketiga hal pokok tersebut mengandung: deskripsi pekerjaan, lingkup tanggung jawab, koordinasi dan lingkup pengawasan. Berkaitan dengan aspek manajemen, penekanan utama yang diberikan adalah pada aspek sumber daya manusia baik pada masa pembangunan bisnis atau proyek maupun pada saat proyek atau bisnis tersebut telah beroperasi. Perlu dianalisis kesiapan perusahaan berkaitan dengan sumber daya manusia mulai dari pengadaan sampai penempatan jabatan tertentu. Manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola orang untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Lebih dalam lagi dijelaskan mengenai aspek manajemen dan sumber daya manusia (Subagyo,2007) : -
Job Analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.
-
Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
-
Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur pertanggungjawaban dalam perusahaan.
-
Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
-
Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis structural dan fungsional. .
3. Aspek Operasional Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) aspek ini berkaitan dengan penentuan lokasi proyek atau, tata letak (layout), penyusunan peralatan perusahaan, proses produksinya dan pemilihan teknologi.
10
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian terhadapmaspek teknis atau operasi, yaitu: -
Dapat menentukan lokasi dengan tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang, cabang, atau kantor pusat
-
Dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses bisnis atau produksi yang dipilih
-
Dapat menentukan teknologi yang tepat untuk menjalankan bisnis atau produksinya
-
Dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan dating
4. Aspek Pasar dan Pemasaran Pasar dan pemasaran merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan pasar selalu disertai oleh pemasaran dan kegiatan dari pemasaran itu sendiri adalah untuk menciptakan atau mencari pasar. Umar (2005) menyatakan pasar merupakan tempat dimana bertemunya penjual dan pembeli, atau saling bertemunya kekuatan permintaan dengan penawaran untuk membentuk suatu harga. Dalam praktiknya pasar di definisikan lebih luas, transaksi penjualan tidak hanya dilakukan pada suatu tempat saja melainkan dapat dilakukan melalui sarana elektronik seperti internet, telepon, dan lain-lain. Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang mampu dibeli oleh para konsumen selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu, sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dijual oleh para produsen dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok kondisi tertentu pula. Permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dapat menimbulkan peluang pasar. Adanya peluang pasar ini memungkinkan timbul produsen baru yang menjadi pesaing bisnis dari produsen yang sudah berjalan atau beroperasi. Akibatnya terjadi perebutan pangsa pasar yang masih ada antara produsen untuk menjual barang atau jasa yang dihasilkannya.
11
Suci Sucipto (2010) mengemukakan bahwa kajian yang dilakukan dalam aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis yang direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran sesuai dengan rencana (pangsa pasar), dan semua itu bergantung pada penerapan strategi pemasaran yang dipilih. Terdapat empat hal pokok yang dapat ditelaah dalam aspek pasar, yaitu: a. Potensi Pasar (Market Potential) Sucipto (2010) menyatakan bahwa potensi pasar adalah peluang penjualan optimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualan baik saat ini maupun yang akan datang atau potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen yang didasarkan pada dua faktor yaitu jumlah konsumen potensial dan daya beli. Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan/hasrat untuk membeli, sedangkan daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli barang/produk. Dengan melihat potensi pasar maka dapat dilakukan evaluasi apakah ada atau tidak potensi untuk memasarkan barang/produk di pasar. b. Pengukuran dan Peramalan Permintaan Apabila perusahaan menemukan suatu pasar yang menarik, maka perusahaan perlu mengestismasi berapa besarnya pasar di masa sekarang dan di masa yang akan datang dengan cermat Kottler (2003). Apabila perusahaan tidak melakukan pengukuran dan permalan permintaan dengan cermat (mengestimasi pasar terlalu kecil atau terlalu besar), perusahaan akan mengalami kerugian. Peramalan permintaan dilakukan untuk memperkirakan permintaan yang akan terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang. -
Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini Manajemen perlu mengestimasi tiga aspek dari permintaan pasar sekarang. Ada tiga metode praktis untuk mengestimasi permintaan saat ini, yaitu:
Mengestimasi Total Permintaan Pasar.
12
-
Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
Meramal Permintaan Mendatang Jakfar dan Kasmir (2012). Riset pasar dan pemasaran dilakukan dengan menganalisis data sekunder maupun data primer dengan jalan , melakukan pengamatan dan wawancara. Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk meramalkan permintaan, setiap cara memiliki kelebihannya masingmasing. Berikut beberapa cara melakukan peramalan permintaan di masa yang akan datang:
Survey niat pembeli
Pendapat para tenaga penjual (Wiraniaga)
Pendapat para ahli
Analisis regresi
Analisis deret waktu.
Menurut Kotler dan Keller (2009) pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh profit. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta kegiatan-kegiatan pesaing. Strategi pemasaran merupakan langkah-langkah yang dilakukan sebuah perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dalam upaya memenangkan persaingan dalam situasi yang kompetitif seperti sekarang ini. Menurut Tull dan Kahle dalam Fandy Tjiptono (2008): Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
13
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran Menurut Kotler & Keller (2009). Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP. Langkah pertama adalah melakukan segmentasi (segmentation) yaitu dengan melakukan pengelompokan dari sekeluruhan pasar, langkah penetapan sasaran pasaryaitu memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki (Targeting), dan yang terakhir adalah penentuan posisi pasar (Positioning).
F. Aspek Keuangan Menurut Siswanto Sutojo (2000) aspek keuangan sendiri adalah rencana investasi proyek yang disebut juga ilmu pembiayaan investasi proyek atau capital budgeting. Sedangkan menurut sofyan (2003) analisis aspek keuangan adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuanrupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha. Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan berkembang terus (Umar,2001). Menurut Sofyan (2003), kegiatan analisis keuangan dapat dikelompokkan kedalam tiga kegiatan utama yaitu: 1. Rekapitulasi penerimaan usaha, yaitu membuat seluruh rekap penerimaan yang dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha baik berupa penerimaan utama maupun penerimaan lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha. Rekapitulasi ini bertujuan untuk menghitung besarnya arus kas masuk, yaitu besarnya perkiraan netto dari pemasukan yang akan diterima selama periode umur usaha tersebut. Unsur penerimaan usaha meliputi:
14
-
Perkiraan penjualan yang telah dihitung pada analisis pemasaran
-
Harga jual yang ditetapkan
-
Tambahan
pendapatan
lain-lain
yang
mungkin
diperoleh
karenaadanya pendirian usaha ini. 2. Rekapitulasi biaya usaha, yaitu membuat rekap dari semua biaya usaha yang sudah dihasilkan atau diputuskan. Unsur biaya usaha meliputi: biaya praoperasi, biaya investasi, biaya operasi. Pengelompokkan biaya meliputi biaya penyusutan, biaya amortisasi, biaya bunga. 3. Membuat laporan aliran kas yaitu menguji aliran kas masuk yang dihasilkan berdasarkan kriteria keuangan yang ada. Secara umum laporan kas dapat diperoleh dengan cara mengurangi total rekap perkiraan penerimaan dengan total rekap perkiraan biaya usaha.
Dalam analisis dari aspek keuangan diperlukan data yang akan dipakai untukmencari besar-besaran yang dibutuhkan dalam perhitungan dan teori yang mendukung dalam penilaian studi kelayakan meliputi kebutuhan dana, sumber dana, biaya modal dan struktur modal, nilai waktu dari uang, depresiasi, amortisasi dan pajak.
15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll. Sitematika studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.tujuan utama dilakukan studi kelaykan bisnis ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung.
B. Saran Mengingat
bahwa
kondisi
yang
akan
datang
dipenuhi
dengan
ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai
16
dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya. Dan studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
17
Daftar Pustaka
Ciputra
UCEO.
2015.
Studi
Kelayakan
Bisnis.
http://ciputrauceo.net/blog/2015/11/12/studi-kelayakan-bisnis. Diakses tanggal 14 November 2018.
Wijaya, Jeremy L. 2017. Apa Yang Dimaksud Studi Kelayakan Bisnis (Feasibilty Study)
?.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-studi-kelayakan-
bisnis-feasibility-study/13400. Diakses tanggal 14 November 2018.
Mubarok,
Abdullah.
2012.
Contoh
Makalah
ekonomi.
http://abdullahmubarroq.blogspot.com/2012/07/makalah-studi-kelayakanbisnis.html. Diakses tanggal 14 November 2018.
18