Studi Kasus Talaga Bodas.docx

  • Uploaded by: dithal
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Studi Kasus Talaga Bodas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,630
  • Pages: 25
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah limpahkan rahmat serta hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyusun laporan studi kasus mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis DHF. Laporan studi kasus ini penulis susun guna melengkapi tugas-tugas bagi mahasiswa program Diploma Tiga keperawatan tahun ajaran 2018/2019 mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Dalam pengumpulan data penulis dibantu oleh berbagai pihak terkait termasuk sesama rekan mahasiswa lainnya. Atas selesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. 2. Kedua orang tua penulis yang telah membantu dengan doa sehingga laporan ini selesai. 3. Bapak Jahidul fikri selaku dosen serta Pembimbing Mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 27 November 2018

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS A. KONSEP DASAR 1. Pengertian  Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotip virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya perdarahan sebagai akibat kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Soegijanto, 2002)  Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama. (Nabiel 2014)  Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer, Arif 2008)  Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah contoh dari penyakit yang disebabkan oleh vektor. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia yaitu oleh aedes aegypti ( Smeltzer, 2001) Kesimpulannya : dengue hemorogik fever atau demam berdarah dengue merupakan deman oleh infeksi akut yang disebabkan oleh virus atau arto virus dengan melalui gigitan nyamuk aedes dengan ditandai pelebaran permiabilitas kapiler, kelainan nomeostasis, perdarahan dan bertendensi menyebabkan syok. 2. Klasifikasi a. Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif b. Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain. c. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi ) d. Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur.

3. Etiologi

a) Virus dengue Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36). b) Vektor Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2002). c) host Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990).

4. Tanda dan gejala

a) Demam tinggi selama 5 – 7 hari b) Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. c)Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. d) Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. e) Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. f) Sakit kepala. g) Pembengkakan sekitar mata. h) Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. i) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). 5. Patofisiologi virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepti. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita menjadi demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal, di seluruh tubuh, ruam pada kulit, hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali). Kemudian virus akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibody sehingga terjadi trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastroinstenstinal pada dhf.

PATHWAY ARBOVIRUS (NYMUK AEDES AEGEPTY)

BEREDAR DI ALIRAN DARAH

INFEKSI VIRUS DENGUE (VIREMIA)

AKTIVASI SISTEM KOMPLEMEN

PROSES INFLAMASI

AKTIVASI INTERLEUKIN 1 DI HIPOTALAMUS

MEMBENTUK DAN MELEPASKAN ZAT C3A DAN C5A

PELEPASAN MEDIATOR KIMIA MENEKAN FREE NERVE ENDING

PENGELUARAN PROSTAGLANDIN

PENINGKATAN KERJA THERMOSTAT

PENINGKATAN PERMEABILITAS MEMBRAN

SAKIT PADA OTOT/ SENDI

NYERI AKUT

PENINGKATAN SUHU TUBUH

AGRESASI TROMBOSIT

JUMLAH TROMBOSIT DI VASKULER BERKURANG HIPERTERMIA

KERUSAKAN ENDOTEL PEM. DARAH

MERANGSANG DAN MENGAKTIVASIFAKT OR PEMBEKUAN

TROMBOSTITOPENIA DIC PK PERDARAHAN

PETEKIA, PENDARAHAN GUSI, HEMTEMESIS MELENA

KEBOCORAN PLASMA

PERDARAHAN

PENURUNAN HEMOGLOBIN

PK ANEMIA

B. Pendekatan proses keperawatan pada klien dengan kasus tersebut 1. Pengkajian 1. Wawancara a. Biodata Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga. b. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan saat ini. Biasanya klien mengeluh demam, lemah, mengeluh sakit kepala, terjadi anemia, nyeri pada ulu hati dan nyeri otot. 2) Riwayat kesehatan keluarga. Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama seperti di derita oleh klien. 3) Riwayat kesehatan dahulu Apakah sebelumnya klien pernah mengalami riwayat penyakit yg sama. 2. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari derajat penyakit DHF) TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital b. Kepala 1) Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis 2) Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak kering & kadang-kadang lidah tampak kotor dan adanya hiperemia pada tenggorokan 3) Leher : Tidak ada masalah pada leher c. Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat ditemukan bunyi redup lantaran adanya efusi fleura

d.

Jantung : Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan

e. Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat ditemukan adanya pembesaran hepar & limpa f. Ekstremitas : Biasanya di temukan nyeri sendi g. Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan hyperemia serta hematoma.

2. perencanaan Diagnosa 1. Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan refluks laring dan glotis terhadap cairan refluks.

Intervensi 1. Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan kemampuan menelan

Implementasi 1. Memonitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan kemampuan menelan

Rasional 1. Meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat pembersihan jalan napas.

2. Naikkan kepala 30-45 derajat setelah makan.

2. Menaikkan kepala 30-45 derajat setelah makan.

2. Meningkatkan pengisian udara seluruh segmen paru, memobilisasi dan mengeluarkan sekret.

3. Potong makanan kecil kecil. 3.Memotong makanan kecil 4. Hindari makan kecil. kalau residu masih banyak 4. Menghindari makan kalau residu masih banyak

Evaluasi Risiko aspirasi pada klien dapat diatasi

3. Menghindari terjadinya risiko aspirasi yang terlalu tinggi. 4. Dapat membatasi ekspansi gastroesofagus

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual dan muntah / pengeluaran yang berlebihan. 1.Monitor status hidrasi.

1.Memonitor status hidrasi.

2. Kaji tanda vital, catat perubahan TD, takikardi, turgor kulit dan kelembaban

2. Mengkaji tanda vital, catat perubahan TD, takikardi, turgor kulit dan kelembaban membran mukosa.

1. Perubahan pada kapasitas gaster dan mual sangat mempengaruhi masukan dan kebutuahan cairan, peningkatan risiko dehidrasi. 2. Indikator dehidrasi/hipovole

Defisit volume cairan dapat diatasi

membran mukosa. 3. Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi. 4. Dorong masukan oral bila mampu

3.Memberikan cairan tambahan IV sesuai indikasi. 4.Mendorong masukan oral bila mampu

mia, keadekuatan penggantian cairan. 3.Menggantikan kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam fase segera dan pasien mampu memenuhi cairan per oral. 4. Memungkinkan penghentian tindakan dukungan cairan infasif dan kembali ke normal.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah 1. Diskusikan 1. Mendiskusikan 1. Dengan memilih Ketidakseimbangan pada pasien pada pasien makanan yang nutrisi pada pasien makanan makanan yang disukai pasien maka GERD dapat yang disukainya dan selera makan si ditangani disukainya makanan yang pasien akan dan makanan tidak disukainya. bertambah dan yang tidak dapat mengurangi 2. Membuat jadwal disukainya. rasa mual dan masukan tiap jam. muntah. 2. Buat Anjurkan jadwal mengukur 2. Setelah tindakan masukan tiap cairan/makanan dan pembagian, jam. Anjurkan minum sedikit demi kapasitas gaster mengukur sedikit atau makan menurun kurang cairan/makan secara perlahan. dari 50 ml, an dan minum sehingga perlu 3. Memberitahu sedikit demi makan pasien untuk duduk sedikit atau sedikit/sering. makan secara saat makan/minum. 3. Menurunkan perlahan. 4. Mekankan kemungkinan pentingnya 3. Beritahu aspirasi. menyadari kenyang pasien untuk dan menghentikan 4. Makan duduk saat masukan. berlebihan dapat

makan/minum 5. Menimbang . berat badan tiap hari. Buat jadwal 4. Tekankan teratur setelah pentingnya pulang. menyadari kenyang dan 6. Berkolaborasi menghentikan dengan ahli gizi masukan. 5. Timbang berat badan tiap hari. Buat jadwal teratur setelah pulang.

mengakibatkan mual dan muntah 5. Pengawasan kehilangan dan alat pengkajian kebutuhan nutrisi 6. Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi

6. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus.

1. Kurangi faktor presipitasi nyeri 2. Tingkatkan istirahat 3. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang, dan antisipasi ketidaknyamanan prosedur. 4. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi nafas dalam, distraksi

1.Mengurangi faktor presipitasi nyeri 2. Meningkatkan istirahat 3. Memberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang, dan antisipasi ketidaknyamanan prosedur. 4. Mengajarkan tentang teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi nafas dalam, distraksi dan

1. Dengan Nyeri akut berkurangnya faktor pada pasien pencetus nyeri maka dapat diatasi pasien tidak terlalu merasakan intensitas nyeri. 2. Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa kontrol. 3. Pemberian informasi yang berulang dapat mengurangi rasa kecemasan pasien terhadap rasa nyerinya. 4. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian

5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan refluks cairan ke laring dan tenggorokan

dan kompres hangat/dingin.

kompres hangat/dingin.

dan meningkatkan kemampuan koping.

5. Kolaborasikan dalam pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri

5. . Berkolaborasikan dalam pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri

5. Perlu penanganan obat untuk memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan

1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

1. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

1. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan menggunakan gravitasi.

2. Lakukan 2. Melakukan fisioterapi dada jika fisioterapi dada jika perlu perlu 3.Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

3. Mengatur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

2. Fisioterapi dada dapat mengeluarkan sisa sekret yang masih tertinggal. 3. Keseimbangan akan stabil apabila antara pemasukan dan pengeluaran diatur

Bersihan jalan nafas efektif.

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus 1.Pengkajian a. Pengumpulan Data 1. Identitas A. Identitas Pasien 1) Nama

: Tn.I

2) No RM

: 567385

3) Usia

: 19th

4) Status Perkawinan

: Belum Menikah

5) Pekerjaan

: tidak bekerja

6) Agama

: Islam

7) Pendidikan

: tidak sekolah

8) Suku

: Sunda

9) Alamat Rumah

: kp. Torobosan rt 4/12 cipageran, cimahi

10) Sumber Biaya

: keluarga, Bpjs

11) Tanggal Masuk RS

: 22 November 2018 ( 14.00)

12) Diagnosa medis

: DHF (Dengue hemorragic fever)

B. Identitas Penanggung jawab

1) Nama

: Ny. O

2) Umur

: 39 tahun

3) Hub dengan pasien

: kakak

4) Pendidikan

: SLTA

5) Alamat

: kp. Torobosan rt 4/12 cipageran, cimahi

II. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama Klien mengeluh demam b. Alasan Masuk RS Klien datang ke rs dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam naik turun, diserttai mual, pusing, dan nyeri pada bola mata dan nafsu makan menurun. c. Riwayat Kesehatan lalu Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat, dan tidak memliki riwayat hipertensi dan yang lainnya d. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti klien e. Riwayat Psikososial dan Spiritual 1. Support system Keluarga klien mengatakan selalu mendukung dan mendoakan klien agar cepat sembuh 2. Interaksi Sosial Klien sangat kooperatif dalam berbicara 3. Nilai Kepercayaan Klien merupakan seorang muslim, sebelum sakit klien rajin ibadah sholat 5 waktu setelah sakit klien hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya

f. Lingkungan 1. Rumah Kebersihan : keluarga klien sering membersihkan rumah Polusi : rumah klien memiliki ventilasi yang cukup dan 2. Pekerjaan Kebersihan : tidak bekerja Polusi : tidak terkaji Bahaya : tidak terkaji

g. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit no kebiasaan Sebelum masuk di rumah sakit 1 Pola Nutrisi a. Asupan b. Frekuensi makan c. Nafsu makan d. Makana tambahan e. Makanan alergi f. Perubahan BB 2

Secara oral 3 x sehari Baik, habis 1 porsi Camilan Tidak ada

Secara oral 3x sehari Menurun

Tidak ada tetap

Tidak ada Turun 1 kilo

Secara oral

Secara oral

Air putih 6-8 gelas ± 2000 ml/hari

Air putih 6 - 8 gelas ± 1500 ml/hari

5 - 8 x/ hari ± 1000 ml

6 - 7 x / hari ± 1000 ml

Kuning jernih Khas Tidak ada

Kuning jernih Khas Tidak ada

Tidak ada

Pola cairan a. Asupan cairan b. Jenis c. Frekuensi d. Volume

3

Dirumah sakit

Pola eliminasi BAK a. Frekuensi b. Jumlah output c. Warna d. Bau e. Keluhan BAB

4

5

6

a. b. c. d. e. f.

Frekuensi Warna Bau Konsistensi Keluhan Penggunaan obat pencahar Personal hygiene

1 x 1/ hari Kuning Khas Lembek Tidak ada Tidak ada

1x 1/ hari kuning Khas Lembek Sudah sehari tidak bab Tidak ada

a. Mandi b. Oral hygiene - Frekuens i - waktu c. Cuci rambut

Mandiri Mandiri 1x1

Diseka keluarga Mandiri 1x1

Pagi hari 3 x seminggu

Pagi hari Belum

± 7 jam

7 - 8 jam

Jarang ± 7 jam

± 2 jam ± 8 jam

Pola istirahat tidur a. Lama tidur b. Waktu tidur - Siang - malam c. Kebiasaan sebelum tidur - Penggun aan obat tidur - Kegiatan lain d. Kesulitan dalam tidur -menjelang tidur - sering terbangun - merasa tidak nyaman setelah bangun tidur Pola aktivitas dan latihan

Tidak ada Tidak ada

Berdoa

Berdoa

Insomnia

Tidak ada

a. Kegiatan dalam pekerjaan b. waktu bekerja c. kegiatan waktu luang d. keluhan dalam beraktivitas e. olahraga - jenis - frekuensi f. keterbatasan dalam hal - mandi - menggun akan pakaian - berhias 7.

8

Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan a. merokok - frekuensi - jumlah - lama pemakai an b. minuman keras - frekuensi - jumlah - lama pemakai an c. ketergantung an obat Pola persepsin kognitif

Seorang pengangguran

Seorang pasien Tidak ada

Tidak Nongkrong

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

- lari kecil - kadang kadang

- tidak melakukan - tidak melakukan

Mandiri Mandiri

Mandiri Mandiri

Mandiri

Mandiri

8-9x 8 - 9 batang 1 smp

Tidak merokok Tidak merokok Tidak merokok

tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah

Tidak minum Tidak minum Tidak minum

Tidak ada

Tidak ada

a. gambaran penginderaa n - penglihata n - penciuman - pendengar an

9

- perasa - peraba b. penggunaan alat bantu indera Pola konsep diri a. keadaan sosial : pekerjaan situasi keluatga, kelompok sosial b. Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki c. Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh d. Harga diri: perasaan mengenai diri sendiri

Baik Baik Baik

Baik Baik Tidak ada

Baik dapat mebaca nama perwat Baik dapat membedakan bau Baik dapat menjawab pertanyaan perawat Baik Baik Tidak ada

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

e. Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran) f. Riwayat berhubungan dengan masalah fisik atau psikologi g. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung tidak mau berinteraksi)

10

Pola hubungan dan peran a. Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, kerja b. Kepuasan/ ketidakpuasaan menjalankan peran C. Efek terhadap status kesehatan D. Pentinya keluarga E. Struktur dan dukungan keluarga F. Proses pengambilan keputusan G. Pola membesarkan anak

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Tidak bermasalah

Penting

Penting

Puas

Puas

Tidak ada

Tidak ada

Sangat penting

Sangat penting

Baik

Baik

Musyawarah

Musyawarah

Belum menikah dan belum punya anak

Belum menikah dan belum punya anak

H. Hubungan dengan orang lain I. Orang terdekat dengan klien J. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan 11

12

Pola reproduksi seksualitas a. Masalah atau perhatian seksualitas b. Menstruasi, jumlah anak, jumlah suami/istri C. Gambaran perilaku seksual (perilaku seksual yang aman, pelukan sentuhan) D. Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi E. Efek terhadap kesehatan F. Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi G. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genitalia, payudara, rektum) Pola toleransi stress a. Sifat pencetus stress yang dirasakan baru baru ini

Baik

Baik

Kakak

Kakak

Tidak ada

Tidak baik

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak mengalami menstruasi, blm punya istri atau anak Tidak terkaji

Tidak mengalami menstruasi, blm punya istri atau anak Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

13

b. Tingkat stress yang dirasakan c. Gambaran respon umum dan khusus terhadap stres d. Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifan nya e. Strategi koping yang biasa digunakan f. Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stres g. Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga Pola keyakinan nilai a. Latar belakang budaya / etnik b. Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok budaya / etnik c. Tujuan kehidupan bagi pasien d. Pentingnya agama / spiritualitas e. Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas f. Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, larangan, adat) yang dapat mempengaruhi kesehatan

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Klien berasal dari suku sunda cukup

Klien berasal dari suku sunda cukup

Untuk keluarganya

Untuk keluarganya

Klien seorang penganut agama islam Tidak ada

Klien seorang penganut agama islam Tidak ada

Tidak ada Tidak ada

III. Pengkajian Fisik Kesadaran (GCS)

: Composmentis E: 4 V: 5 M : 6 = 15

Tekanan Darah

: 110/80 mmhg

Nadi

: 82 x menit

Respirasi Rate

: 21 x menit

Suhu

:38,4 c

Pemeriksaan Fisik Head To Toe : 1) Kepala : tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada hematoma 2) Rambut : warna hitam ada uban , pendek, kebersihan bersih, distribusi merata, tidak ada kerontokan 3) Mata : bentuk simetris, konjungtiva ananemis, fungsi penglihatan baik, tidak ada sekret, tidak ada katarak, ada nyeri tekan, sklera anikterik, tidak ada penggunaan alat bantu 4) Telinga : bentuk simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada lesi 5) Hidung : tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak terpasang oksigen, tidak terpasang selang NGT, tidak ada nyeri tekan fungsi penciuman baik bisa mencium wangi parfum 6) Mulut : warna bibir pink pucat kehitaman, mukosa bibir sedikit kering, tidak ada stomatitis, gigi utuh berlubang, kebersihan lidah bersih, tes pengecapan baik bisa merasakan rasa manis asin tidak ada sekresi dahak 7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan, rom baik tidak ada nyeri saat menelan 8) Dada : bentuk dada simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak terdengar wheezing ataupun ronkhi bunyi jantung lubdub 9) Abdomen :tidak ada nyeri tekan pada bagian perut, kebersihan bersih, bising usus 6 10) Genital : tidak terpasang selang kateter 11) Ekstremitas atas dan bawah : warna kulit coklat, lengan kanan kiri simetris, crt <2 detik, turgor kulit baik, tidak ada luka ataupun lesi tidak ada nyeri tekan kekuatan otot kiri 5 kanan 5, kaki kiri dan kanan simetris kekuatan otot kiri 5 kanan 5 reflek patela baik sensor babinski baik

b. Pemeriksaan dan penatalaksanaan 1) Pemeriksaan Laboratorium Nama klien : Tn I

Ruangan : Talaga Bodas

Usia

: 19 tahun.

Tanggal : 22 november 2018

No RM

: 567385

Pemeriksaan lab darah Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Rujukan

Hemoglobin

15,3

g/dl

13.0 - 18.0

Eritrosit

5.4

10^6/ul

4.0 - 5.5

Leukosit

4.0

10^3/ ul

4.0 - 10.0

Hematokrit

41,1

%

38.0 - 51.0

Trombosit

65

10^3/ul

150 - 450

MCV

76,3

Fl

75.0 - 100.0

MCH

28,4

Pq

25.0 - 32.0

MCHC

37,2

g/dl

32.0 - 36.0

Hematologi

MCV, MCH, MCHC,

II. Penatalaksaan medis 1) Tindakan medis Pemasangan infus rl 2) Pemberian obat Ondansetron iv 2x1 Omz iv 1x1 Pci po 2x500

ANALISA DATA

Keterangan

DATA DS: - klien mengatakn mual -

Klien mengatakn pusing

DO: -keadaan umum klien=lemah -

Ttv: TD: 110/80 mmhg S: 38,4 c Rr: 21x/menit Nadi: 82x/menit Trombosit: 65000/mm3

ETIOLOGI Arbovirus

MASALAH hipertermia

↓ Beredar di aliran darah ↓ Infeksi virus dengue ↓ Proses inflamasi ↓ Aktivasi interleukin menurun di hipotalamus ↓ Pengeluaran prostaglandin ↓ Peningkatan kerja thermostat ↓ Peningkatan suhu tubuh ↓ hipertermia

Ds: - klien mengeluh mual Do: - klien terlihat tidak menghabiskan makanan -penurunan bb sebanyak 1 kilo Ttv: TD: 110/80 mmhg S: 38,4 c Rr: 21x/menit Nadi: 82x/menit. Trombosit: 65000/mm3

Arbovirus ↓ Beredar di aliran darah ↓ Infeksi virus dengue ↓ Peningkatan permeabilitas membran ↓ Kebocoran plasma ke extravaskuler

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

↓ Abdomen ↓ Ascites ↓ Mual, muntah ↓ Penurunan nafsu makan ↓ penurunan intake makanan ↓ ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rencana tindakan keperawatan Diagnosa keperawatan Hipertermi b.d infeksi virus dengue

tujuan

intevensi

rasional

implementasi

kaji suhu tubuh klien

Mengetahui peningkatan suhu tubuh

Mengkaji suhu tubuh klien

Mengurangi panas

Memberi kompres air hangat

beri kompres air hangat anjurkan pasien ubntuk banyak minum (3000 cc) anjurkan pasien menggunakan pakaian yang tipis dan mudah

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi Memberikan rasa nyaman

Menganjurkan pasien untuk banyak minum (3000 cc) Menganjurkan pasien menggunakan pakaian tipis dan mudah

evaluasi

menyerap keringat Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah

menyerap keringat

Related Documents

Studi Kasus
October 2019 31
Studi Kasus
June 2020 23
Studi Kasus
August 2019 52
Studi Kasus Cqi.docx
December 2019 9
Studi Kasus Yoga.docx
June 2020 2

More Documents from "Budi Jr"