STUDI KASUS PENATALAKSANAAN DIET KASUS KE-3 (Rectal Bleeding, Hemorrhoid interna+anemia) 1. Identitas Pasien Nama No. Rekam medik Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Agama Alamat Ruang Tanggal masuk RS Tanggal pengamatan Dx medis Status Gizi
: : : : : : : : : : : : :
Tn. M 01-24-60-08 52 tahun- 2 bulan- 1 hari Laki-laki Pegawai swasta Informal Islam Jetak 1 wedang, Demak Baitus Salam I kamar B.4 08 Oktober 2015 09 Oktober 2015 Rectal Bleeding, Hemorrhoid interna+anemia Normal
2. Riwayat Penyakit Keluhan utama saat masuk rumah sakit : - Sesak Nafas - Pusing - Lemas - BAB Berdarah Riwayat penyakit personal : - Hipotensi (tekanan darah 90/60 mmhg) - Gastritis Riwayat penyakit keluarga : Tidak diketahui 3. Riwayat Gizi Alergi makanan/pantangan Diet yang pernah dijalankan Makanan kesukaan Fungsi gastrointestinal Riwayat konsumsi obat
: Tidak ada alergi atau pantangan : : Jenis : kue basah Frekuensi : 1-2x sehari @30 g : - Mual - Konstipasi : Jenis : Obat pereda sakit kepala dan obat maag Merk : Paramex dan promag Frekuensi : 1 tablet jika pasien mengalami sakit kepala atau saat gastritis kambuh
lanjutan riwayat gizi Suplemen gizi
Perubahan BB Kebiasan Makan Makanan pokok Lauk hewani
Lauk nabati Sayur Buah
Minuman
Makanan ringan Makanan instan Simpulan
: Jenis : pil penambah darah Merk : sangobion Frekuensi : 2x sehari @ satu kapsul : Tidak ada penambahan dan pengurangan berat badan dalam 6 bulan terakhir : Nasi : Ayam Telur Ikan Udang Jeroan : Tempe : Semua jenis sayuran : Melon Pisang Jeruk : Teh Kopi Air putih : Kue basah : Roti : Mie instan
3x sehari @100 g 1-2x seminggu @60 g 1-2x seminggu @ 1btr 1x sehari @50 g 3-4x sebulan@ 100g 1-2x seminggu @50 g 1x sehari @50 g 3x sehari @80 g 1-2x seminggu @70 g 3-4x seminggu @90 g 1-2x seminggu @1 bh 1x sehari @200ml 1-2x sehari @200 ml ± 1,5 liter/ hari 3-4 buah/hari 3-4x seminggu @ 50 g 1x sehari@1 bks
: Pasien tidak memiliki alergi atau pantangan terhadap makanan, pasien sangat suka mengkonsumsi jeroan dan minum kopi.pasien juga sering mengkonsumsi mie instan.
4. Antropometri BB aktual TB aktual BBI IMT Status gizi
: 52 kg : 160 cm : (TB-100) – 10%(TB-100) (160-100) – 10%(160-100) = 54 kg : ( 52 ) = 20,3 kg/m2 (1,60𝑚)2 : Berdasarkan IMT adalah normal
Simpulan : Status gizi pasien normal, dihitung berdasarkan IMT.
5. Pemeriksaan Klinis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Biokimia Data pemeriksaan pasien pada saat masuk Rumah Sakit tanggal 08 Oktober 2015 jam 20.15 WIB Pemeriksaan klinis Jenis
Data lab
- TD - S - N Vital Sign - RR Kesadaran Keadaan umum
Hasil Satuan Nilai rujukan pemeriksaan 100/80 mmHg 120/80 360 celcius 36-370 141 x/menit 60-80 22 x/menit 20 Komposmentis Komposmentis Sedang
-
Baik
Kategori Rendah Normal Tinggi Tinggi Normal Tidak baik
Simpulan : Pemeriksaan Klinis pasien menunjukan keadaan umum pasien kurang baik dan adanya peningkatan denyut nadi (takhikardi) dan laju pernafasan (respiratory rate). Pemeriksaan fisik Pemeriksaan USG Abdomen
: -
Pemeriksaan Biokimia Pemeriksaan
Hasil laboratorium
Satuan
Hasil rujukan
Hematologi : - Hemoglobin 4,1 g/dl 11,7-15,5 14,1 % 33-45 - Hematokrit 4,2 ribu/ml 3,6-11,0 - Leukosit 248 ribu/ml 150-450 - Trombosit Kimia Darah : - GDS 107 mg/dl 75-110 - Ureum 23 mg/dl 10-50 0,80 mg/dl 0,5-0,9 - Creatinin 2,98 mmol/dl 3,5-5 - Kalium 111,3 mmol/dl 95-105 - Klorida Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit Sultan Agung, 2015 Simpulan
Kategori Anemia Rendah Normal Normal
Normal Normal Normal
: Pasien mengalami Anemia yaitu kadar Hemoglobin kurang dari normal hal ini disebabkan karena adanya perdarahan pada saat BAB (Hemorrhoid).
6. Analisa Assesment Tanda dan gejala penyakit Anemia Hb 4,2 g/dl
Masalah gizi
Jenis intervensi
Kekurangan zat gizi pembentuk sel darah merah
Membantu mencapai kadar Hb dalam darah mendekati normal Membantu memenuhi kebutuhan energi yang meningkat
Takikardi N = 141 x/menit
Peningkatan kebutuhan energi
Tujuan intervensi Memberikan makanan sumber protein dan Fe Memberikan makanan tinggi energi dan zat gizi
Memberikan makanan yang mudah dicerna dan Anoreksia, nausea tidak merangsang pencernaan Berdasarkan tabel rumusan masalah gizi pada domain klinik adalah pasien mengalami anemia karena perdarahan pada rektal, peningkatan kebutuhan energi, dan menurunya intake energi dan zat gizi akibat mual dan penurunan nafsu makan. Menurunnya intake energi dan zat gizi
Meningkatkan intake energi dan zat gizi
7. Terapi medis dan pemberian gizi parenteral Terapi Medis Jenis obat
Fungsi
Paracetamol
Obat penurun demam
Asam tranexamat
Sebagai pereda nyeri
Vitamin B compleks Vitamin C
Sebagai vitamin Sebagai vitamin
Gizi Parenteral Jenis
Ecosol RL 100 ml pemberian 20 tpm
Isi Sodium klorida 3,00 g Sodium laktat 1,35 g Potasium klorida 0,20 g Kalsium klorida 0,135 g Na+ 131 mg K+ 5 mg Ca++ 2 mg Cl- 111 mg
Interaksi obat dengan zat gizi Tidak ada interaksi dengan zat gizi, dimunum setelah makan Tidak ada interaksi dengan zat gizi, dimunum setelah makan Meningkatkan absobsi Fe
Fungsi
Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh
8. Tujuan Diit, Jenis Diit, Bentuk Makanan dan Syarat Diit 8.1 Tujuan Diit Tujuan diit yang diberikan pada pasien adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan energi dan zat gizi yang sesedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatsi volume feses,dan tidak merangsang saluran cerna. 8.2 Jenis Diit dan Syarat Diit : Diet sisa rendah - Jenis diit : Makanan lunak (bubur) - Bentuk makanan : 1. Energi cukup sesuai dengan kebutuhan energi - Syarat diit yang dihitung berdasarkan amb 2. Protein cukup yaitu 15% dari kebutuhan energi sehari 3. Lemak cukup, yaitu 25 % dari kebutuhan energi sehari 4. Karbohidrat cukup, yaitu 60 % dari kebutuhan energi sehari 5. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8g/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan. 6. Membatasi susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat) sesuai dengan penggunaan perseorangan. 7. Membatasi makanan yang berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan berbumbu tajam 8.3 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi BBI = (TB-100)- 10%(TB-100) (160-100)- 10%(160-100) = 54 kg AMB = 66+(13,7 x BB)+(5 x TB)-(6,8 x U) 66+(13,7 x 52)+(5 x 160)-(6,8 x 52) 1224,8 Kebutuhan Energi = AMB x FA x FS Sehari 1224,8 x 1,3 x 1,2= 1911 kkal Kebutuhan Protein 15% = ( 15 x 1911 kkal) : 4 kkal/g 100 71,6 g Kebutuhan Lemak 25 % = ( 25 x 1911 kkal) : 9 kkal/g 100 53,1 g Kebutuhan Karbohidrat = ( 60 x 1911 kkal) : 4 kkal/g 100 60% 286,7 g 1000-1200 mg/hari, pengolahan boleh Kebutuhan Natrium = ditambahkan 4g garam dapur.
9. Konseling Gizi Sasaran Primer Sasaran Sekunder Tempat Tujuan
: : : :
Waktu Metode Materi Evaluasi
: : : :
Alat bantu
:
Pasien Keluarga pasien Ruang Baitus Salam II kamar B.4 Memberikan pengetahuan tentang bahan makanan yang diperbolehkan dan dibatasi sesuai syarat diet serta memberikan gambaran mengenai pola makan yang sesuai Senin,10 Oktober 2015 Tanya jawab dan diskusi Diet Sisa Rendah Pasien dan keluarga pasien dapat menerima dengan baik Leaflet
10. Konsumsi makanan dan asupan energi dan zat gizi Waktu makan
Kerangka menu Mkn. Pokok
Menu hari ke-1 siklus hari ke-9 Bubur nasi Otak-otak bandeng asam manis Oseng buncis jagung Air putih
Menu hari-2 siklus hari ke-10 Bubur nasi
Menu hari-3 siklus hari ke-1 Bubur nasi
Makan pagi
Lauk hewani
Ayam bacem
Ayam bacem
Sup jamur Air putih
Oseng buncis wortel Air putih
Teh manis
Teh manis
Teh manis
Bubur nasi
Bubur nasi
Lauk hewani
Gadon ayam giling
Gadon telur asin
Lauk nabati
Nugget tempe
Sate tempe
Bubur nasi Pepes otak-otak bandeng Tempe dadu saus tiram
Hid. Sayur
Sayur lodeh
Minuman
Air putih
Gulai kc. panjang tomat Air putih
Susu coklat
Susu coklat
Susu coklat
Bubur nasi
Bubur nasi Kakap krispy asam manis Asem-asem buncis wortel labu siam Air putih
Bubur nasi Ayam saus asam manis
Hid. Sayur Minuman
Selingan Buah/minuman pagi Mkn. Pokok
Makan siang
Selingan Buah/minuman sore Mkn. Pokok Makan sore
Lauk hewani
Dadar isi ayam
Hid. Sayur
Capcay goreng
Minuman
Air putih
Sayur asem jakarta Air putih
Sayur lodeh Air putih
11. Konsumsi Makan pasien Hari ke
Menu ke
1
Hari ke 1 dlm siklus ke 9
2
Hari ke 2 dlm siklus ke 10
3
Hari ke 3 dlm siklus ke 1
Konsumsi MP LH LN SYR BH Susu ps ps Ps ps ps gls Pagi 1 1 ¾ Selingan Siang 1 1 1 ½ 1 Selingan 1 Sore 1 ¾ ½ Total asupan energi dan zat gizi sehari Pagi 1 1 ¾ Selingan Siang 1 1 ½ 1 1 selingan 1 Sore 1 1 1 Total asupan energi dan zat gizi sehari Pagi 1 1 ¾ Selingan Siang 1 1 ½ ½ selingan 1 Sore 1 1 1 Total asupan energi dan zat gizi sehari Waktu makan
Snack ps -
Gula sdm 1 1 -
-
1 1 -
-
1 1 -
E Kal 233 36 475 189 322 1255 386 36 458 189 358 1429 381 36 401 189 490 1497
Asupan P L g g 13,7 0 19,6 43,8 9,7 86,7 13,3 0 18,7 43,8 13,8 89,6 12,3 0 20,2 43,8 14,9 54,8
6,6 0 13,3 9 7,5 36,4 22,2 0 13,1 9 8,0 52,3 22,2 0 8,6 9 22,1 61,9
12. Catatan Konsumsi Pasien dan Tingkat Pemenuhan Asupan Pengamatan hari keHari ke-1 09-Okt-15
Hari ke-2 10-Okt-15
Hari ke-3 11-Okt-15
Kandungan energi dan zat gizi E (kkal) P (g) L (g) KH (g) E (kkal) P (g) L (g) KH (g) E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Asupan makanan RS 1255 86,7 36,4 179,4 1429 89,6 52,3 186,7 1497 54,8 61,9 176,1
Asupan makanan LRS -
Total Asupan
Ketersediaan RS
1255 86,7 36,4 179,4 1429 89,6 52,3 186,7 1497 54,8 61,9 176,1
1353 95,7 43,9 187,0 1486 94,4 52,6 191,1 1590 60,0 64,8 182,3
% Pemenuhan asupan 93 90,6 82,9 95,9 96 94,9 99,4 97,7 94 91,3 95,5 96,6
KH G 27,7 9,4 69,4 20,3 52,6 179,4 36,5 9,4 65,3 20,3 55,3 186,7 32,6 9,4 58,9 20,3 54,9 176,1
Persentase Asupan Energi Persentase %
97 96 95
96
94 93 92
94
Energi
93
91 9-Oct-15
10-Oct-15
11-Oct-15
Tanggal Pengamatan
Berdasarkan grafik persentase asupan energi pasien mengalami peningkatan pada hari kedua pengamatan yakni pada tanggal 10 Oktober 2015. peningkatan asupan makanan ini dapat dilihat dari sisa konsumsi makan pasien yang selalu habis. akan tetapi pada hari ketiga pengamatan yakni pada tanggal 11 oktober persentase asupan energi mengalami penurunan.Penurunan asupan makanan pada hari kedua pengamatan dikarenakan pasien tidak terlalu suka dengan menu yang disediakan RS sehingga konsumsi tidak habis, pasien juga mengalami mual sehingga ada penurunan nafsu makan.
Persentase %
Persentase Asupan Protein 96 95 94 93 92 91 90 89 88
94.9
91.3
90.6 2-Oct-15
3-Oct-15
Protein
4-Oct-15
Tanggal Pengamatan
Berdasarkan grafik persentase asupan protein pasien mengalami peningkatan pada hari kedua pengamatan yakni pada tanggal 10 Oktober 2015 akan tetapi pada hari ketiga pengamatan mengalami penurunan.
Persentase %
Persentase Asupan Lemak 105 100 95 90 85 80 75 70
99.4
95.5 Lemak
82.9 9-Oct-15
10-Oct-15
11-Oct-15
Tanggal Pengamatan
Berdasarkan grafik persentase asupan lemak pasien mengalami peningkatan pada hari kedua pengamatan yakni pada tanggal 10 Oktober 2015 akan tetapi pada hari ketiga pengamatan mengalami penurunan.
Persentase %
Persentase Asupan Karbohidrat 98 97.5 97 96.5 96 95.5 95
97.7 96.6
Karbohidrat
95.9 9-Oct-15
10-Oct-15
11-Oct-15
Tanggal Pengamatan
Berdasarkan grafik persentase asupan karbohidrat pasien mengalami peningkatan pada hari kedua pengamatan yakni pada tanggal 10 Oktober 2015 akan tetapi pada hari ketiga pengamatan mengalami penurunan.
13. Monitoring dan Evaluasi Tanggal 09-10-15
Ket
Tanggal 10-10-15
Ket
Tanggal 11-10-15
Ket
-KU
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
- TD(mmHg)
100/80
Rendah
140/80
Tinggi
140/80
Tinggi
-S(oC)
36
Normal
36,6
Normal
36
Normal
-N(x/menit)
70
Rendah
82
Tinggi
81
Tinggi
-R(x/menit)
20
Normal
22
Tinggi
20
Normal
Monitoring Klinis
Edema
-
-
-
Rehidrasi
-
-
-
Biokimia
-
-
-
Riwayat Medis & Keluhan
Sakit saat BAB, pusing, lemas dan sesak nafas
Sakit saat BAB, Lemas, pusing, sesak nafas
Nyeri uluhati, sesak nafas
Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit Sultan Agung Simpulan
: Keadaan umum pasien dalam 3 hari cukup baik akan tetapi tekanan darah pasien masih tinggi hingga hari terakhir pengamatan. Suhu pasien menunjukan normal yaitu 36o C. Nadi cenderung rendah pada hari pertama pengamatan dan tinggi pada hari kedua dan ketiga pengamatan. Keluhan dan riwayat medis pasien berangsur-angsur membaik, nyeri pada perut masih terasa hingga hari terakhir pengamatan. Intervensi dilanjutkan. . Keterangan : KU
: Keadaan Umun
TD
: Tekanan Darah
S
: Suhu
N
: Nadi
R
: Respirasi
Pembahasan : Tn. M adalah pasien kelas 3 di ruang Baitus Salam I kamar B.4. Pasien masuk ke RSI Sultan Agung pada tanggal 08 Oktober 2015 melalui IGD dengan keluhan saat buang air besar terjadi perdarahan. Pasien terlihat pucat, lemas dan mengeluh sakit pada bagian perut dan sesak nafas. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien di diagnosa menderita Hemorrhoid interna derajat 1 dan anemia. Hemmoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoriodalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal. (Felix, 2006) Pasien memiliki riwayat penyakit hipotensi (tekanan darah kurang dari normal yaitu 90/60 mmhg) serta Gastritis Kronis yang sudah berlangsung 2 tahun. Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien tidak diketahui. Pasien tidak memiliki alergi atau pantangan terhadap makanan. Kebiasaan makan pasien, pasien sering mengkonsumsi jeroan, mie instan dan merokok. Faktor penyebab terjadinya homoroid lebih banyak disebabkan karena pola makan yang tidak teratur. Penyakit hemoroid yang diderita pasien lebih dominan disebabkan karena kebiasaan makan diantaranya mengkonsumsi makanan berlemak seperti jeroan. Jeroan mengandung kadar kolesterol dan lemak jenuh yang cukup tinggi, kandungan lemak inilah yang dapat memperlambat proses pencernaan. Selain itu, pasien juga sering mengkonsumsi kopi. Kopi juga menjadi salah satu faktor penyebab penyakit hemorroid. Kafein dalam kopi akan membuat tubuh kekurangan cairan sehingga cairan dalam tubuh akan berkurang dan membuat pencernaan menjadi terhambat. Selain itu feses juga akan mengeras karena kekurangan air sehingga pasien akan kesulitan buang air besar, dan pada saat akan buang air besar pasien harus mengejan untuk mengeluarkan feses. Pasien kurang mengkonsumsi makanan berserat kurang dari 30 g/hari dan kurang konsumsi air putih. Pemeriksaan Biokimia dilakukan pada saat pasien pertama kali masuk ke RS yaitu pada tanggal 08 Oktober 2015 pukul 22:00. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukan adanya anemia yaitu kadar hemoglobin kurang dari normal yaitu 4,1 mg/dl. Anemia pada penderita disebabkan karena adanya perdarahan yang berulang. Perdarahan disebabkan karena sobeknya pembuluh darah hemoroidalis yang terjadi secara berulang-ulang sehingga menyebabkan pasien kekurangan darah, lemas dan sesak nafas. Pemeriksaan kimia darah menunjukan normal. Pemeriksaan gula darah sewaktu, kreatinin dan ureum menunjukan angka normal. Pemeriksaan klinis menunjukan tekanan darah pasien rendah yaitu 100/80 mmhg dengan peningkatan denyut nadi (takhikardi) hingga 141 x/menit dan peningkatan laju pernafasan (respiratory rate) hingga 22 x/menit. Masalah gizi yang timbul dari fungsi gastrointestinal yaitu mual, konstipasi, perut
terasa mulas, dan anoreksia sehingga pasien mengalami penurunan nafsu makan yang berdampak pada penurunan asupan energi dan zat gizi. Berdasarkan analisa assesment masalah gizi pasien adalah menurunnya intake energi dan zat gizi, anemia dan peningkatan kebutuhan energi. Diet yang diberikan kepada pasien adalah diet Rendah Sisa dengan konsistensi makanan lunak (bubur nasi). Tujuan dietnya adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan energi dan zat gizi yang sesedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatsi volume feses,dan tidak merangsang saluran cerna. Kebutuhan energi pasien yaitu sebesar 1911 kkal/hari dengan protein yang diberikan sebesar 15% dari total kebutuhan energi sehari yaitu 71,6 g, lemak yang diberikan sebesar 25% dari total kebutuhan energi sehari yaitu 53,1 g, sedangkan untuk karbohidrat diberikan sebesar 60% dari total kebutuhan energi sehari yaitu 286,7 g. Serat yang diberikan maksimal 8g/hari. Berdasarkan pengamatan asupan makan pasien selama tiga hari dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien mengalami peningkatan dan penurunan karena presentase pemenuhan makanan >80% baik energi dan zat gizi lainnya akan tetapi masih termasuk ke dalam kategori defisit, karena menurut Depkes RI 1996 asupan makan pasien yang baik yaitu <90-119 % sehingga intervensi dilanjutkan. Asupan energi pasien pada hari pertama adalah 93% dan hari kedua 96% hal ini menunjukan adanya peningkatan asupan makanan pasien. Akan tetapi pada hari ketiga pengamatan persentase asupan energi menglami penurunan sebesar 94% hal ini disebabkan karena adanya gangguan rasa nyaman pada bagian perut. Berdasarkan pengamatan hasil monitoring klinis pasien selama tiga hari kesadaran pasien adalah komposmentis artinya pasien dalam keadaan sadar penuh. Tanda vital lainnya seperti nadi, respiratory rate dan suhu pasien selama tiga hari pengamatan ini dikategorikan normal akan tetapi untuk tekanan darah pasien menunjukan adanya hipertensi ringan yaitu tekenan darah 140/80 mmhg. Keluhan pasien selama pengamatan selama 3 hari seperti Sakit saat BAB, lemas, pusing dan sesak nafas mulai berkurang. Pasien mendapatkan tranfusi darah setiap hari sebanyak 4 kalf, 2 kalf WB (white blood) dan 2 kalf PRC(pocket red cell) sehingga kadar hemoglobin dalam darah berangsur-angsur stabil.
Kesimpulan kasus : Berdasarkan hasil pengamatan tiga hari yang dilakukan mulai tanggal 09 Okt 2015 sampai 11 Okt 2015 dapat disimpulkan bahwa : 1. Tn. M adalah seorang laki-laki berusia 52 tahun memiliki BB 52 kg dan TB 160 cm dengan status gizi Normal. Pasien mengalami masalah fungsi gastrointestinal berupa nyeri uluhati, konstipasi, dan anoreksia. Berdasarkan pemeriksaan Biokimia Tn. M mengalami Anemia yang disebabkan kerena adanya perdarahan pada saat BAB. 2. Diagnosa medis Tn. M adalah Rectal Bleeding, Hemorrhoid Interna dengan Anemia dengan masalah gizi penurunan intake energi dan zat gizi, adanya peningkatan kebutuhan energi dan anemia. 3. Pasien diberikan diit Sisa Rendah 1 dengan pembatasan serat sehari maksimal 8g/ hari. Kebutuhan energi sehari pasien sebesar 1911 kkal, kebutuhan protein 15% sebesar 71,6g, lemak yang diberikan 25% dari total kebutuhan energi sehari yaitu 53,1 g, sedangkan untuk karbohidrat diberikan sebesar 60% dari total kebutuhan energi sehari yaitu 286,7g. 4. Berdasarkan pengamatan asupan makan pasien selama tiga hari dapat disimpulkan bahwa asupan makan pasien mengalami penurunan pada hari ketiga disebabkan karena adanya gangguan rasa nyaman pasien akibat perdarahan. Asupan makanan dari RS >80% walaupun masih termasuk ke dalam kategori defisit menurut Depkes RI 1996.