Struktur Biografi Terdiri Atas Struktur Teks Dan Struktur Kebahasan Biografi.docx

  • Uploaded by: imnala
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Struktur Biografi Terdiri Atas Struktur Teks Dan Struktur Kebahasan Biografi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,373
  • Pages: 4
Struktur biografi terdiri atas struktur teks dan struktur kebahasan biografi. Syafithri (2017, 16-18) membagi struktur teks biografi menjadi tiga bagian, yaitu orientasi, peristiwa atau masalah, dan reorientasi. Kemudian, penjelasan dari ketiga struktur tersebut yaitu, sebagai berikut. a. Orientasi merupakan bagian yang berisi pengenalan tokoh dan gambaran awal dari tokoh yang diceritakan. b. Peristiwa atau masalah merupakan bagian yang berisi tentang berbagai permasalahan yang dihadapi oleh tokoh dan berisi hal-hal menarik, mengesankan, mengagumkan, dan mengharukan dari tokoh tersebut. Bagian ini disebut juga bagian inti dari biografi. c. Reorientasi merupakan bagian akhir dari biografi yang biasanya berisi tentang qoute dari si tokoh tersebut. Biasanya berisi kata-kata motivasi bagi kita untuk tidak. Ketiga bagian struktur teks cerita ulang biografi tersebut berdasarkan buku bahasa dan sastra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 119) dibangun dengan cara teks diawali oleh orientasi yang memberi pengenalan tokoh secara umum, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat. Bagian berikutnya merupakan urutan peristiwa kehidupan tokoh yang pernah dialami sosok yang 39 digambarkan. Pada bagian ini terlihat berbagai pengalaman sang tokoh, baik peristiwa yang mengesankan maupun persoalan yang dihadapinya. Bagian akhir teks ditutup dengan reorientasi, yang berisikan pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita ulang biografi. Unsur-unsur pendukung yang dimuat dalam biografi adalah sebagai berikut. a. Riwayat kelahiran suatu masih kecil tokoh yang ditulis. b. Teman-teman dan lingkungan bermain sewaktu masih kecil. c. Riwayat pendidikan dari awal sampai selesai. d. Riwayat membina rumah tangga (jika sudah menikah). e. Upaya meniti karir/pekerjaan/profesi. f. Prestasi dan penghargaan yang diperoleh. g. Penutup. Struktur kebahasaan biografi meliputi penggunaan bahasa dalam penulisan teks biografi. Penggunaan bahasa tersebut sebagai berikut. a. Pronomina, yaitu kata ganti yang sering digunakan adalah kata ganti persona ketiga beliau (dia). Kata ganti ini bervariasi dengan nama diri atau penyebutan nama tokoh atau panggilan tokoh. b. Konjungsi temporal, yaitu kata yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa atau kalimat dengan kalimat dan kata penghubung waktu seperti selanjutnya, lalu, kemudian, ketika, sebelum, dan sesudah, tatkala, sewaktu. 40 c. Kalimat simpleks/tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat. Minimal kalimat tunggal memiliki unsur subjek dan predikat sedangkan objek dan keterangan tidak selalu muncul secara lengkap. Selebihnya banyak juga yang menggunakan kalimat majemuk setara. d. Kata keterangan, misalnya: ke sekolah, di rumah, ke Bandung, dan lain-lain. e. Kata kerja material, yaitu kata kerja yang berhubungan dengan perbuatan, contoh memulai, mengambil, dan lain-lain. f. Kata kerja pasif, yaitu kata kerja yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh. Contoh: dikenal g. Banyak menggunakan kata sifat (adjektiva). h. Kata hubung yang dapat berupa kata penghubung koordinatif dan subordinatif. Kata penghubung koordinatif yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya setara ( Suherli, 2017 : 235) (Sumber https://scholar.google.co.id/scholar)

Menurut kemendikbud (2014:37) menyatakan, bahwa teks biografi merupakan teks yang mengisahkan tokoh atau pelaku, peristiwa, dan masalah yang dihadapinya. Sedangkan menurut Toyidin (2013 : 292) mengatakan, bahwa biografi adalah riwayat hidup seseorang atau tokoh yang ditulis oleh orang lain. Pembaca membaca biografi orang lain biasanya ingin tahu ideologinya, kehidupannya, perjuangannya, dan lain-lain. Hal-hal tersebut yang dianggap baik tentu diteladani dan dijadikan tolak ukur dirinya. Biografi merupakan sebuah tulisan yang membahas tentang kehidupan seseorang. Secara sederhana, biografi dapat di artikan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi sendiri dapat berbentuk hanya beberapa barisi kalimat saja, namun biografi tersebut dapat lebih dari 1 buku. Biografi singkat hanya menjelaskan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang serta peranpentingnya. Biografi panjang meliputi informasi-informasi yang bersifat penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail serta dituliskan dengan gaya cerita yang baik. (Sumber:https://scholar.google.co.id/scholar) http://repository.unpas.ac.id/12292/4/BAB%20II%20vera.pdf Analisis peristiwa (antara lain: perjalanan pendidikan, karier, perjuangan) dalam biografi tokoh. Ki Hajar Dewantara (Kemdikbud, 2014:34). Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (SekolahDasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Ia tidak dapat menamatkan pendidikan disekolah tersebut karena sakit. Setelah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi pembacanya. Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Ia selalu menyampaikan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasanasionalisme rakyat dan menggerakan k e s a t u a n u n t u k m e n e n t a n g p e m e r i n t a h

kolonial Belanda. Semangat Ki Hajar Dewantara te rus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat kara ngannya itu, pemerintah kol o ni al B el and a m el al u i Gu be r nu r J en dr al Id e nb u r g m e nj at u hk an h uk um buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte. Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama denganrekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagaitokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara Kemampuan Siswa Kelas VIII... (Intan Mutia, Ridwan Ibrahim, & Mukhlis) 83 meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangannya, penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. Pada bagian peristiwa dan masalah Ki Hajar Dewantara di atas, menunjukkan perjuangan Ki Hajar Dewantara yang terus berjuang, walaupun tetap dirundung masalah. Peristiwa dan masalah dalam teks cerita biografi dapat dilihat pada kutipan: Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.

(Sumber:https://scholar.google.co.id/scholar) http://repository.unpas.ac.id/12292/4/BAB%20II%20vera.pdf

Kemdikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kosasih. 2014. Jenis-Jenis Teks. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Related Documents

Struktur
November 2019 59
Struktur
June 2020 43
Struktur
May 2020 39
Struktur
June 2020 33
Struktur
July 2020 40

More Documents from ""

Cube Of Fate.docx
June 2020 3
Vio.docx
June 2020 5
Bab Iv.docx
June 2020 5
Lp Morbili.docx
June 2020 4
Cth Surat Lamaran.docx
June 2020 15