STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN CORE PROBLEM :PerilakuKekerasan Pertemuan
:1
Hari/tanggal
: .senin/09 oktober 2017
NamaKlien
: Tn.K
Ruangan
: Cempaka
A.
Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : Saat pengkajian dilakukan, diperoleh data bahwa klien mengatakan bahwa klien pernah melakukan tindak kekerasan. Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab. Pada saat berbicara dengan perawat klien menggunakan bahasa dan kata-kata kasar saat klien mengungkapkan kemarahannya. Kontak mata ada dan intonasi suara klien agak tinggi. 2. Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan 3. Tujuan Tindakan Keperawatan : a.
Tujuan Umum - Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan secara fisik
b.
Tujuan Khusus - Klien dapat membinahubungan saling percaya - Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan - Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan - Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan - Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan - Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan -Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan fisik 1 : teknik nafas dalam - Klien dapat memasukkan latihan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan : a. Binahubungansalingpercaya b. Bantu klienuntukmengungkapkanperasaanmarahnya c. Bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan
d. Bantu klienmengungkapkantanda gejala perilakukekerasan yang dialaminya e. Diskusikandenganklienperilakukekerasan yang dilakukanselamaini f. Diskusikandenganklienakibat negative (kerugian) cara yang dilakukanpada dirisendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan g. Diskusikanbersamakliencaramengontrolperilakukekerasan secara fisik : teknik napas dalam h. Anjurkanklienuntukmemasukkankegiatandidalamjadwalkegiatanharian B.
Strategi Komunikasi 1. Fase Orientasi P
:
Selamatpagi .Perkenalkannamasaya Desy
Nurwulan, panggil
saja saya
Desy. Saya adalah mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.Nama Ibu siapa ? S
: Nia Handayani
P
:Ibu sukanya dipanggil siapa?
S
: Nia
P
:Baiklahmulaisekarangsayaakan panggil Ibu Nia saja ya.
S
: Ya
2. Fase Kerja P : “Nah,
sekarang
coba
Ibu
ceritakan, Apa
yang
membuat Ibu Nia
merasa marah? ” S : “Saya marah karena ketika saya mengamuk, tetangga saya menghajar saya dan membawa kesini. P : “Apakahsebelumnya Ibupernahmarah?
Terus,
penyebabnyaapa?
Samakahdengan yang sekarang?” S : “sering saya dengan keluarga saya, karena sampai sekarang saya tidak boleh menikah dengan orang saya cintai, oleh karena itu saya tidak menikah sampai sekarang kalau tidak dengan dia, saya dengar dari tetangga bahwa si dia sudah menikah dengan yang lain.” P : “Lalu saat Ibu sedangmarahapa yang Ibu rasakan? Apakah Ibu merasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebihkencang, matamelotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk? ” S : “iya seperti itu, dan badan saya merasa panas ingin menghajar orang” P : “Setelah itu apa yang Ibu lakukan? ” S : “ Saya mengamuk di kampung, dan memecahkan jendela rumah saya dan tetangga-tetangga saya” P : “Apakahdengancaraitumarah atau kesal masalah Ibu dapatterselesaikan?” S : “tidak, tapi saya merasa lega”. P : “Menurut Ibu adakahcara lain yang lebihbaik?
S P
: “menurut saya tidak ada”. :
“Maukah Ibu belajarcaramengungkapkankemarahandenganbaiktanpamenimbulkanke rugian?” S : “ Kalau saya tau caranya saya akan lakukan itu”. P : “Ibu Nia, ada beberapacarauntukmengontrolkemarahan, Ibu.
Salah
satunyaadalahdengancarafisik. Ibu Niamelaluikegiatanfisik, rasa marah Ibu dapat tersalurkan, ada beberapa cara, bagaimanakalaukitabelajar 1 caradulu? Namanya teknik
napas
dalam,
begini Bu,
Niasudah Ibu rasakan, maka Ibu berdiri atau lalutariknapasdarihidung,tahansebentar,
kalautanda-tandamarahIbu duduk
lalukeluarkan
dengan atau
rileks,
tiupperlahan
–
lahanmelaluimulut” “Ayo Bu coba lakukan apa yang saya praktikan Ibu Nia, Ibu berdiri atau duduk dengan rileks tarik nafas darihidung, bagus.., tahan, dantiupmelaluimulut. Nah, lakukan 5 kali.” S : “Seperti itukah ?” P : “ iya Bu,bagussekali, Ibu sudahbisamelakukannya” Nah.. Ibutelahmelakukanlatihanteknikrelaksasi nafas dalam, sebaiknyalatihanini Ibu lakukansecararutin, sehinggabilasewaktu-waktu rasa marahitumuncul Ibu sudahterbiasamelakukannya. 3. Fase Terminasi a. Evaluasi a) Subyektif P
:
“Bagaimanaperasaan Ibu setelah kita
berbincang-bincang
dan melakukanlatihanteknikrelaksasinapasdalamIbu Nia? S
: “Saya lebih enakan”.
P
: “Ya...betul, dankelihatannya Ibu terlihatsudahlebihrileks”.
b) Obyektif P
: “Coba Ibu sebutkan lagi apa yang membuat Ibu marah?”
S
: “ saya marah karena sampai sekarang saya tidak boleh menikah
dengan orang saya cintai, oleh karena itu saya tidak menikah sampai sekarang kalau tidak dengan dia, saya dengar dari tetangga bahwa si dia sudah menikah dengan yang lain dan itu membuat saya tambah marah.” P
: “lalu apa yang Ibu rasakan ? dan apa yang akan Ibu lakukan untuk
meredakan rasa marah?”.
S
: “ badan saya merasa panas, dan merasa sangat kesal, dada berdebar-
debar lebihkencang, matamelotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk. Saya akan melakukan nafas dalam jika saya mengingat masalh tersebut”. P
: “Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang benar.”
S
: melakukan nafas dalam
P
: “Wah...bagus, Ibu masih ingat semua...”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL) P
:“Bagaimanakalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan
di tulis dalam jadwal kegiatan harian Ibu ?” S
: “Baik saya setuju kalau begitu”.
c. Kontrak yang akan datang a) Topik : P : “ Nah, Bu. Cara yang kita praktikkan Ibu Nia baru salah 1 nya saja. Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Ibu. Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik memukul bantal . b) Waktu : P
: “Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok jam 10 pagi
ya, dan bagaimana kalau 15 menit ? S
: “Baik saya setuju”.
c) Tempat : P
: “Kita latihannya dimana, Bu? Di teras ruangan ini saja lagi , Bu”.
“ok, Bu. S
: “Oke disini lagi saja”.
P
: “Sampai ketemu besok ya Bu”
Sebelum kita bercerita saya akan melatih Ibu latihan fisik. S
: Kita mau ngapain?
P
: Latihan nafas dalam agar Ibu dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif. Teknik nafas dalam tidak akan menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain.
S
: Caranya gimana ?
P
: Gini Bu caranya, pertama tarik nafas dalam, tahan hingga 3-7 detik lalu keluarkan melalui mulut. Seperti ini Bu...... skrng coba Ibu lakukan seperti yang saya lakukan.
S
: (Ibu Sutris melakukan seperti yang saya lakukan)
P
: Bagaimana Bu, merasa lebih enak atau tidak ?
S
: Sedikit lebih enak, tapi saya masih masih benci dan marah dengan orangorang yang membawa saya kesini.