Stop Sawit

  • Uploaded by: Heri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Stop Sawit as PDF for free.

More details

  • Words: 957
  • Pages: 3
Karya Tulis Opini“Stop Sawit adalah Stop Pemusnahan Hutan” Heri Setiawan, SMAN 2 Palangka Raya, Kalimantan Tengah

Tema

: Perkebunan Sawit Berkelanjutan, Mungkinkah ?

Judul

: Stop Sawit adalah Stop Pemusnahan Hutan Kemajuan peradaban manusia telah mengubah wajah hutan di seluruh dunia.

Hutan memiliki fungsi yang sangat kompleks sebagai pengatur keseimbangan manusia dan alam. Hutan adalah sumber kekayaan plasma nutfah yang sangat penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Hutan telah memberikan kehidupan bagi manusia, flora dan fauna. Hutan Indonesia adalah 10 % hutan tropis yang masih tersisa di dunia. Sampai dengan tahun 1997, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 % [World Resource Institute, 1997]. Ironisnya, kerusakan hutan dari tahun ke tahun terus terjadi. Penyusutan hutan tropis Indonesia disebabkan banyak faktor, diantaranya penebangan hutan secara tak terkendali dan pengkonversian perkebunan sawit. Sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Perkebunan sawit adalah salah satu bentuk manuver politik ekonomi pemerintah dan pengusaha yang kontra lingkungan. Nilai ekspor sawit yang sangat tinggi dan menambah devisa negara telah membutakan banyak mata. Hutan-hutan telah dibuka dan dikonversi secara tidak bertanggung jawab. Menurut Teguh Surya, Kepala Departemen Advokasi dan Jaringan WALHI “Sekitar 3 juta hektar lahan gambut telah dikonversi atau rusak antara tahun 1987 – 2000. Serta hingga saat ini tidak kurang dari 6 juta hektar kawasan gambut telah dikonversi menjadi perkebunan besar, termasuk hutan tanaman industri, yang menyebabkan terganggunya stabilitas ekosistem pada berbagai kawasan di Indonesia.”. Peningkatan pengkonversian hutan yang membabi buta oleh perusahaan dilindungi aparat pemerintah dan keamanan. Hal ini menjadi tidak mustahil jika perkebunan sawit telah merubah hijaunya hutan menjadi blok-blok penghasil milyaran rupiah. Perkebunan sawit telah menjadi raja hutan baru. Raja penghasil rupiah dan penghasil kesengsaraan saat ini dan akan datang. Pemerintah yang secara langsung berada di balik layar pemusnahan hutan melalui perkebunan sawit hanya membuat janji pembenahan lingkungan tanpa bukti. Pembatasan pembukaan lahan hanyalah peraturan tanpa implementasi belaka. Perkebunan sawit telah tumbuh bak jamur dimusim hujan. Kalimantan dan Sumatera telah menjadi sentra perkebunan sawit. Devisa Negara meningkat, tetapi kesejahteraan masyarakat tidak satu rupiah pun

Karya Tulis Opini“Stop Sawit adalah Stop Pemusnahan Hutan” Heri Setiawan, SMAN 2 Palangka Raya, Kalimantan Tengah

meningkat. Keuntungan perkebunan sawitlah yang menjadi sasaran utama. Masyarakat lokal yang berada disekitar perkebunan pun sangat dirugikan. Tak ada satu pun tanda kesejahteraan. Kesejahteraan hanya dinikmati pemerintah pro sawit dan petinggi perkebunan sawit. Hanya setetes madu dari hasil perkebunan sawit yang dinikmati segelintir masyarakat. Masyarakat tetap saja miskin dan menerima dampak negatif dari pembukaan lahan tersebut. Kebijakan perkebunan pun tidak pro masyarakat sekitar perkebunan.

Hutan yang telah dikonversi menjadi perkebunan sawit tidak hanya

merugikan masyarakat lokal, tetapi juga merugikan keberlangsungan ekosistem hutan. Hutan Indonesia adalah penyerap kadar CO2 tertinggi dari hasil limbah polusi seluruh negara di dunia. Penetralan kadar CO2 oleh hutan memberikan manfaat yang teramat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Hingga saat ini hutan Indonesia telah mengalami pengurangan tingkat efisiensi penyerapan CO2 akibat berkurangnya hutan asli yang telah tergeser oleh keberadaan perkebunan sawit dan penebangan liar. Sangat memilukan jika kita lihat situasi sekarang. Ditengah kemajuan teknologi, alam telah terlupakan. Keserakahan manusia telah melupakan hutan sebagai penyangga utama kehidupan di bumi. Polusi pabrik-pabrik, kendaraan dan efek rumah kaca telah menjadikan bumi panas dan gerah. Hutan yang sudah tidak sanggup menyerap CO2 mengakibatkan panas tak mampu dipantulkan kembali ke angkasa luar. Akibatnya, pemanasan global telah mengintimidasi kehidupan manusia. Perkebunan sawit kian merajai hutan dan hanya dengan hitungan tahun, hutan akan musnah. Kerusakan hutan yang terjadi akibat konversi perkebunan sawit secara tidak langsung membunuh satwa-satwa endemik yang ada di Indonesia dan menghancurkan flora yang ada. Habitat yang rusak telah memutuskan rantai ekosistem di alam. Satwasatwa Kalimantan seperti Orangutan, Beruang madu, dan Bekantan telah berada diujung kepunahan dan tak akan ada lagi tempat tinggal untuk satwa-satwa tersebut. Bahkan ironisnya dari data statistik pun menyatakan bahwa saat ini rata-rata 2000 Orangutan lenyap setiap tahunnya dan kurang dari 10 tahun mendatang, Orangutan akan punah sepenuhnya dari muka bumi. Perkebunan sawit telah membuktikan adanya dampak negatif yang sangat berkepanjangan. Pemanasan global yang seharusnya dikurangi melalui efisiensi fungsi hutan menjadi harapan terkubur jika perkebunan sawit terus berlanjut. Apabila perkebunan sawit terus dilanjutkan maka akan terjadi pemusnahan hutan secara perlahan dan pasti.

Karya Tulis Opini“Stop Sawit adalah Stop Pemusnahan Hutan” Heri Setiawan, SMAN 2 Palangka Raya, Kalimantan Tengah

Pemusnahan hutan melalui perkebunan sawit telah menunjukkan akibatnya. Salah satunya adalah banjir yang telah terjadi di Kalimantan Barat. Bencana lain seperti tanah longsor pun dapat terjadi. Milyaran rupiah yang didapatkan dari perkebunan sawit tidak akan mampu menggantikan manfaat besar hutan bagi manusia. Keuntungan perkebunan sawit saat ini hanya bersifat relatif. Keserakahan manusia terhadap alam telah mengakibatkan bencana alam dan pemanasan global. Bencana alam terus menerjang terjang, diiringi pemanasan global yang membuncah-buncah pertanda protesnya terhadap kesewenangan manusia. Dalam jangka waktu yang tidak lama bukan tidak mungkin jika kita sudah tak mampu lagi menemukan hutan. Hutan yang terus dieksploitasi tanpa bertanggung jawab akan musnah. Jika terus berlanjut, maka hanya akan ada perkebunan sawit. Perkebunan adalah aset yang hanya dinikmati pemerintah dan pengusaha, perkebunan hanya merusak habitat flora dan fauna, perkebunan adalah ujung tombang pemusnahan hutan. Apakah semua ini terus berlanjut? Katakan “lanjutkan” jika kita ingin tak ada lagi hutan yang dapat anak cucu kita lihat. Hanya akan menjadi sebuah kenangan manis yang sangat berharga hilang tengggelam bersama keserakahan manusia yang tak pernah puas. Prakiraan Bank Dunia turut menyayat hati ketika menyebutkan bahwa industri penebangan hutan dan perkebunan sawit di Kalimantan akan mengakibatkan kepunahan hutan total pada tahun 2010. Bumi akan semakin panas dan hanya akan ada bencana tanpa keharmonisan antara manusia dan alam. Stop perkebunan sawit sejak detik ini, tak ada kata terlambat jika niat telah tertancap disemua hati kita serta para aparat pemerintah dan pengusaha. Stop sawit adalah stop pemusnahan hutan. Keharmonisan alam dan manusia pasti akan terulang seperti masa silam. Semoga.

Related Documents

Stop Sawit
April 2020 23
Kebun Sawit
November 2019 32
Stop
May 2020 44
Sawit Baru
May 2020 17
Sawit Sample
November 2019 29
2.2 Menanam Sawit
December 2019 24

More Documents from "eliza82"