Step 5.docx

  • Uploaded by: Listiana Windy
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Step 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,799
  • Pages: 13
LBM 1 IMUN IIDY imunisasi 1. Apa macam macam imunisasi

- Imunisasi Aktif Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat anti bodi. a. Imunisasi aktif alamiah: adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit. b. Imunisasi aktif buatan: adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit - Imunisasi Pasif Imunisasi adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar. a. Imunisasi pasif alamiah: Adalah antibody yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan. b. Imunisasi pasif buatan: Adalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu. Baratawidjaja, K.G., Rengganis, I., 2014, Imunologi Dasar, Edisi ke-11, FKUI, Jakarta. 2. Mengapa imunisasi dapat menyebabkan inflamasi dan deman? Pelepasan awal histamine, substansi P dan mediator lainnya oleh selmast dan makrofag menyebabkan peningkatan darah local, eksudasi protein plasma dan merangsang ujung saraf. Perubahan tersebut menyebabkan gejala kemerahan, rasa hangat, bengkak dan nyeri Demam adalah respon tubuh dengan cara meningkatnya suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan. Sel- sel fagosit tertentu seperti makrofag memberikan responnya terhadap masuknya mikroba atau antigen di dalam tubuh. Makrofag akan mengeluarkan bahan yang dinamakan pirogen endogen yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus (fungsi hipotalamus yang paling penting karena terhubung dengan sistem saraf dan kelenjar hipofisis yang merupakan salah satu homeostasis sistem endokrin, adalah fungsi neuroendokrin yang berpengaruh terhadap sistem saraf otonomi sehingga dapat

memelihara homeostasis tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh dan perilaku konsumsi dan emosi) untuk meningkatkan patokan thermostat. Hipotalamus akan mempertahankan suhunya ditingkat yang baru dan tidak mempertahankannya di tingkat normal. Contohnya pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 39C. Secara spesifik hipotalamus akan memicu menggigil agar produksi panas segera meningkat, dan mendorong vasokontriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas, kedua tindakan ini mendorong suhu naik. Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem Edisi 9. Jakarta : EGC

3. Apa saja perbedaan dari efek yang ditimbulkan dari pemberian imunisasi secar oral, intradermal dan intramoskular  Pemberian imunisasi secara oral akan meningkatkan respon imunitas tubuh dilihat dari  

aspek sel limfosit B, T, pembentukan antibodi dan kemampuan makrofag Pemberian imunisasi secara subkutan akan meningkatkan respon imunitas tubuh dilihat dari aspek sel limfosit B, T, pembentukan antibodi dan kemampuan makrofag. Pemberian imunisasi secara subkutan lebih baik dibanding pemberian per oral ditinjau dari respon imunitas tubuh.

Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35. Juli-Desember 2011  Vaksin dapat diberikan secara subkutan, intramuskular, intrakutan (intradermal), dan per-oral sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam

kemasan. Cara pemberian vaksin selalu tertera pada label vaksin, maka harus dibaca dengan baik. Vaksin harus diberikan pada tempat yang dapat memberikan respons imun optimal dan memberikan kerusakan minimal terhadap jaringan sekitar, pembuluh darah maupun persarafan. Suntikan subkutan tidak mengganggu sistem neurovaskular, biasanya diberikan untuk vaksin hidup dan vaksin yang menghasilkan imunogenisitas yang tinggi apabila diberikan secara subkutan. Vaksin yang seharusnya diberikan intramuskular (misalnya Hepatitis B) akan menurun imunogenisitasnya apablia diberikan subkutan. Suntikan subkutan pada bayi diberikan pada paha atas bagian anterolateral atau daerah deltoid untuk anak besar. Jarum yang dipergunakan berukuran 5/8-3/4 inci yaitu jarum ukuran 23-25. Kulit dan jaringan di bawahnya dicubit tebal perlahan dengan mempergunakan jempol dan jari telunjuk sehingga terangkat dari otot, kemudian jarum ditusukkan pada lipatan kulit tersebut dengan kemiringan kira-kira 45 derajat. Suntikan intramuskular secara umum direkomendasikan pada vaksin yang berisi ajuvan, apabila diberikan secara subkutan atau intradermal dapat menyebabkan iritasi pada kulit setempat, menimbulkan indurasi, kulit menjadi pucat, reaksi inflamasi, dan pembentukan granuloma, Pemilihan tempat dan ukuran jarum harus mempertimbangkan volume vaksin, tebal jaringan subkutan, dan tebal otot. M.quadricep pada anterolateral tungkai atas dan M.deltoideus merupakan pilihan untuk suntikan intramuskular, dengan mempergunakan jarum nomor 2225. Menurut pedoman WHO, pada suntikan intramuskular, jarum harus masuk 5/8 inci atau 16 mm sedangkan FDA menganjurkan kedalaman 7/8-1 inci atau 22-25 mm. Suntikan intradermal diberikan pada BCG dan kadang-kadang pada vaksin rabies dan tifoid, pada lengan atas atau daerah volar. Ukuran jarum 3/83/4 inci atau jarum nomor 25-27. Untuk vaksin oral, apabila dalam 10 menit anak muntah sebaiknya pemberian vaksin diulang; tetapi bila kemudian muntah lagi ulangan diberikan pada keesokan harinya.

Sistem imun 4. Apa saja macam macam sistem imun

[Imunologi Dasar Edisi ke 10. FK UI] 5. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi sistem imun Spesies = Diantara berbagai spesies ada perbedaan kerentanan yang jelas terhadap berbagai mikroba,ex. Tikus sangat resisten terhadap difteri sedangkan manusia itu sangat rentan Keturunan dan usia = Infeksi lebih berat pada usia muda karena sistem imun yang belum matang pada usia muda dan ketika usia lanjut disertai dengan penurunan resistensi terhadap infeksi terutama virus. Hormon = Abnrogen yang dilepas pria bersifat imunosupresif dilepas secara menetap selama masa dewasa dan tidak fluktuasi sampai usia lanjut.Pada wanita,respons imun terintegrasi dengan sistem endokrin yang tujuannya agar janin dalam kandungan tidak ditolak selama hamil. Estrogen meningkatkan sintesis IgG dan IgA saat hamil karena IgG dapat menembus sawar plasenta dan pada saat menyusui itu untuk melindungi bayi terhadap infeksi. Suhu = Mempengaruhi kehidupan mikroba. Beberapa mikroba tidak dapat hidup baik pada suhu 37ᵒ ada pula yang mati pada suhu 40ᵒ. Nutrisi Flora bakteri normal = Flora bakteri normal dikulit dapat menproduksi bergabai bahan antimikrobial seperti bakteri dan asam. Pada waktu yang sama,flora normal berkompetisi dengan patogen potensial untuk mendapatkan nutrisi essensial,akhirnya si flora normal ini berusaha untuk menyingkirkan mikroba lain atau patogen. [Imunologi Dasar Edisi ke 10. FK UI]

6. Apa fungsi dari sistem imun

  

Mencegah dan membasmi infeksi Mencegah berkembangnya beberapa tumor tertentu dan beberapa jenis kanker dapat diobati dengan merangsang respon imun yang melawan sel tumor Pembersihan sel mati dan memulai perbaikan jaringan [Imunologi Dasar Abbas.Abul K.Abbas]

The most important physiologic function of the immune system is to prevent or eradicate infections (imunologi dasar ABBAS) 7. Bagaimana mekanisme sistem imun interferon dihasilkan oleh Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi makrofag yang diaktifkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. IFN mempunya sifat antivirus dan dapat menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus menjadi resisten terhadap virus. Di samping itu,IFN juga adapat mengaktifkan sel NK. Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya yang akan dikenal dan dihancurkan sel NK. Dengan demikian penyebaran virus dapat dicegah (Baratawidjaja dan Rengganis, 2010). Innate: a) Neutrofil dan makrofag menelan (fagositosis) mikroba dan mengalami fusi dengan lisosom dimana mikroba dibunuh oleh enzim dan beberapa toksis yang diproduksi didalam fagolisosom. b) Interveron tipe 1 menghambat replikasi virus dan memicu suatu keadaan antivirus, dimana sel menjadi resisten terhadap infeksi Adaptive: a) Limfosit T

a. Antigen protein mikroba yang masuk ke dalam tubuh ditangkap terutama oleh sel dendritic dan dibawa ke organ limfoid perifer, dimana respons-respons imun dibangkitkan b. Antigen diarahkan ke limfo nodi oleh sel dendritic dalam APC c. Protein ekstraseluler yang ditelan oleh APC yang diolah di dalalm endosome dan lisosom akan ditampilkan oleh molekul MHC kelas II, sedangkan protein dalam sitosol sel berinti diolah dalam struktur proteolitik yang disebut proteasome dan ditampilkan oleh molekul MHC kelas I d. Antigen dihadapkan dengan limfosit T b) Sel B berdeferansiasi sebagai sinyal-sinyal lainnya menjadi sel yang mensekresi antibody. Antibodi yang disekresikan memasuki sirkulasi dan cairan mukosa dan mengikat antigen, menyebabkan netralisasi dan eliminasi antigen. Basic immunology: Fuctions and Disorders of the Immune System, 5th edition. 2016. Elsevier

8. Sebagian imunisasi harus diulang, mengapa? Imunisasi dilakukan berulang yaitu untuk memberikan pajanan kepada sistem imun spesifik agar dapat diingat jenis antigennya,sehingga jika ada mikroorganisme yang masuk maka antibodi sudah siap. [Imunologi Dasar Edisi ke 10.FK UI] 9. Apa saja komponen komponen sistem imun Inflamsi 10. Tanda-tanda Reaksi inflamasi Inflamasi adalah suatu reaksi jaringan yang mengirimkan mediator-mediator pertahanan inang sel dan protein dalam darah menuju lokasi infeksi dan kerusakan jaringan. Proses inflamasi terdiri dair pengerahan sel dan kebocoran protein plasma melalui pembuluh darah dan aktivasi sel dan protein tersebut pada jaringan ekstravaskuler. Pelepasan awal histamine, substansi P dan mediator lainnya oleh sel mast dan makrofag menyebabkan peningkatan aliran darah local, eksudasi protein plasma dan merangsang ujung saraf. Perubahan tersebut menyebabkan kejala kemerahan, rasa hangat, bengkak dan nyeri. Basic immunology: Fuctions and Disorders of the Immune System, 5th edition. 2016. Elsevier.

11. Mengapa terjadi inflamasi Sel-sel sistem imun non spesifik seperti neutrofil,sel mast,basofil,eosinofil,dan makrofag jaringan berperan dalam inflamasi.Proses inflamasi diperlukan sebagai pertahanan penjamu terhadap mikroorganisme yang masuk. Nah, Imunisasi artinya prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksik. Proses inflamasi akan berjalan sampai antigen dapat disingkirkan dan akan pulih setelah mediator-mediator diinaktifkan. Imunisasi termasuk inflamasi lokal karena memberikan proteksi dini terhadap infeksi. Respom inflamasi

lokal disertai dengan respon fase akut-sistemik. Respon tersebut salah satunya ditandai oleh induksi demam. Peningkatan suhu(demam) dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan sejumlah kuman patogen dan nampaknya meningkatkan respon imun terhadap patogen. [Imunologi Dasar Edisi ke 10.FK UI] Antigen \ 12. Apa saja macam macam antigen

 Menurut epitope spesifisitas 1. Unideterminanunivalen : hanya satu jenis determinan pada satu molekul (hapten) 2. Unideterminanmultivalent : hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tsb ditemukan dalam molekul (polisakarida) 3. Multideterminanunivalent : banyak epitope tapi hanya satu dari macamnya (kebanyakan protein) 4. Multidetrminanmultivalent :banyak macam determinan dan banyak setiap macam pada satumolekul ( antigen dg berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi)  Menurutspesifitas : 1. Hetergoantigen :dimiliki banyak spesies 2. Xenoantigen : hanya dimiliki spesies tertentu 3. Alloantigen : spesifik untuk individu dalam satu spesies 4. Antigen organ spesifik :hanya dimiliki organ tertentu 5. Autoantigen :dimiliki oleh alat tubuh sendiri  Ketergantungansel T 1. T independent 2. T dependent  Sifatkimiawi 1 .hidrat arang 2. Lipid 3. Asamnukleat 4. protein

Baratawidjaja, K.G., Rengganis, I., 2014, Imunologi Dasar, Edisi ke-11, FKUI, Jakarta.

[Imunologi Dasar Edisi ke 11. FK UI]

13. Bagaimana antigen dapat dikenali oleh sistem imun

Innate: c) Neutrofil dan makrofag menelan (fagositosis) mikroba dan mengalami fusi dengan lisosom dimana mikroba dibunuh oleh enzim dan beberapa toksis yang diproduksi didalam fagolisosom. d) Interveron tipe 1 menghambat replikasi virus dan memicu suatu keadaan antivirus, dimana sel menjadi resisten terhadap infeksi Adaptive: c) Limfosit T a. Antigen protein mikroba yang masuk ke dalam tubuh ditangkap terutama oleh sel dendritic dan dibawa ke organ limfoid perifer, dimana respons-respons imun dibangkitkan b. Antigen diarahkan ke limfo nodi oleh sel dendritic dalam APC c. Protein ekstraseluler yang ditelan oleh APC yang diolah di dalalm endosome dan lisosom akan ditampilkan oleh molekul MHC kelas II, sedangkan protein dalam sitosol sel berinti diolah dalam struktur proteolitik yang disebut proteasome dan ditampilkan oleh molekul MHC kelas I d. Antigen dihadapkan dengan limfosit T d) Sel B berdeferansiasi sebagai sinyal-sinyal lainnya menjadi sel yang mensekresi antibody. Antibodi yang disekresikan memasuki sirkulasi dan cairan mukosa dan mengikat antigen, menyebabkan netralisasi dan eliminasi antigen. Basic immunology: Fuctions and Disorders of the Immune System, 5th edition. 2016. Elsevier

Related Documents

Step
June 2020 11
Step
June 2020 13
Step
May 2020 13
Step By Step
November 2019 33
Tunics Step By Step
November 2019 36
Step By Step
June 2020 27

More Documents from "Interweave"

Hipertensi.docx
April 2020 20
Step 5.docx
April 2020 18
Sgd 1 Lbm 1.docx
April 2020 40
Pasal3.docx
April 2020 11