Standarisasi Penggambaran.docx

  • Uploaded by: Elvira Januaris Valianti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Standarisasi Penggambaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,959
  • Pages: 20
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN ARSITEKTUR

TEORI ARSITEKTUR

Dosen Pembimbing : Rina Widayanti, ST. MT

“STANDARISASI GAMBAR TEKNIK DALAM ARSITEKTUR”

2TB07 KELOMPOK 6 ANGGOTA : ADINDA THALITA PUSPA JUWITA 20317146 APRILIANA NUR AGITA 20317889 ELVIRA JANUARIS VALIANTI 21317927 NADIAH SALSABILA HARDANIA 24317377 MUHAMMAD BAGUS ERNASTIYANTO 23317907 AFRISSA SALSA AZZAHRA 20317248

UNIVERSITAS GUNADARMA KARAWACI 2018/2019

STANDARISASI PENGGAMBARAN -

Standarisasi adalah proses pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau praktik), dll. Standarisasi Penggambaran Proses Perancangan Arsitektur adalah proses pembentukan standar teknis perancangan dalam membangun sebuah bangunan sesuai prosedur standar spesifikasi, standar cara uji yang berlaku.

TAHAPAN PROSES PERANCANGAN 1. Concept Design (Konsep Perancangan) 



Menjabarkan keinginan pemilik proyek dari menjadi kerangka acuan kerja sehingga dapat dipahami tim perancang atau menjabarkan kerangka acuan kerja yang sudah ada dari pemilik proyek dan melakukan studi awal rancangan. Membuat konsep perancangan mulai dari program ruang sampai dengan sketsa – sketsa, berupa alternatif – alternatif yang bisa dipilih pemilik proyek.

2. Schematic Design (Perancangan Skematik) 

  

Mewujudkan konsep / gagasan dalam gambar skematik site lokasi, denah, bentuk bangunan (tampak) dan outline spesifikasi yang akan digunakan dalam pengembangan, pada tahap ini disiplin lain seperti struktur dan M/E sudah memberikan arahannya. Membantu pemilik proyek dengan membuat rancangan yang masih dalam batasan anggaran (dibantu Quantity Surveyor) Membantu pemilik proyek dengan membuat rancangan yang marketable (untuk bangunan komersial) sesuai saran konsultan. Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan rancangan / proyek dan proses perijinan serta berkonsultasi dengan pihak-pihak yang terkait.

3. Design Development (Pengembangan Rancangan)  

 

Mewujudkan rancangan skematik dalam skala yang lebih jelas dan detail, semua kebutuhan antar disiplin sudah terakomodasi. Mengkoordinasi tim perancang dengan basis pengetahuan komperehensif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang timbul pada proses pembuatan gambar kerja. Berkoordinasi pemilik proyek serta pihak-pihak yang terkait dengan perijinan atau pihak konsultan spesialis lain yang ditunjuk. Memperjelas outline spefisifikasi sesuai bagian bangunan yang dirancang dan penjelasan mengenai sistem dan peralatan pada bangunan.

4. Construction Documentation (Dokumen Konstrusi / Pelaksanaan) 



Menyelesaikan gambar kerja yang telah terkoordinasi multidisiplin dan mengembangkan detail konstruksi untuk mewujudkan rancangan dalam detail-detail teknis Memahami pengetahuan standar gambar kerja yang dipahami semua pihak.

 

Menyusun detail spefisifikasi teknis atau rencana kerja & syarat-syarat (RKS) sesuai bagian bangunan yang dirancang. Mengkoordinasikan penyiapan dokumen pelaksanaan dan memonitor proses persiapan dokumen lelang / tender (gambar, spesifikasi, BQ).

Standarisasi penggambaran berupa : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pengumpulan data (survey tapak atau lahan untuk site). Mempunyai data yang lengkap (berupa data analisis, studi banding, deskripsi proyek). Membuat konsep dan tema. Adanya penggambaran gubahan massa bentuk bangunan setelah proses menemukan konsep dan tema yang sesuai dengan essensinya. Pembuatan site plan dan blok plan. Pembuatan denah yang tepat. Adanya penggambaran tampak depan, tampak samping (kiri dan kanan) dan tampak belakang. Adanya penggambaran min. 2 potongan (Potongan A-A dan Potongan B-B). Adanya penggambaran prespektif (dari berbagai sudut pandang).

A. SITE PLAN DAN BLOK PLAN -

Site Plan (Rencana Tapak) Site Plan adalah gambar dua dimensi yang menunjukan detail dari rencana yang akan dilakukan terhadap sebuah kaveling tanah, baik menyagkut rencana jalan, utilitas air bersih , listrik, dan air kotor, fasilitas umum dan fasilitas sosial.

-

Blok Plan Blok Plan merupakan penjabaran dari rencana umum tata ruang suatu wilayah kedalam rencana pemanfaatan ruang kawasan tersebut.

Ketentuan umum (Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 15 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Tapak (Site Plan). 1.Rencana Tapak (Site Plan) adalah gambaran /peta rencana peletakan bangunan /kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. 2.Perubahan rencana Tapak atau revisi gambar/peta rencana perubahan penataan peletakan bangunan kavling sebagian atau secara keseluruhan. 3.Pengesahan rencana Tapak dan Atau Pengesahan perubahan r encana tapak adalah pengesahan yang ditetapkan oleh Walikota Bekasi atas penggunaan lahan sebagaimana tercantum dalam gambar/peta rencana tapak.

4.Setiap orang atau badan hukum yang akan merencanakan penggunaan lahan untuk keperluan pembangunan proyek/bangunan harus mendapat Izin lokasi atau advice planing dari pejabat yang berwenang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 5.Setiap orang atau badan hukum yang melaksanakan pembangunan atas tanah yang dibebaskan sesuai dengan Izin lokasi/rekomendasi atau f atwa rencana pengarahan lokasi terlebih dahulu dibuat rencana tapak untuk diajukan pengesahannya kepada Walikota Bekasi Kepala daerah melalui Kepala Dinas Tata Kota dan Pemukiman 6.Rencana Tapak dibuat dalam gambar/peta dalam skala tertentu diatas kertas kal kir dengan bentuk format yang telah ditetapkan oleh Dinas. 7.Setiap orang atau badan hukum yang akan melaksanakan pembangunan sarana ibadah dan pendidikan atau yang bersifat sosial murni dengan luas tanah kurang dari 5.000m2 dibebaskan dari persyaratan pengesahan rencana tapak Pada pembuatan site pada lahan tertentu, kita juga harus memperhatikan beberapa aturan, seperti : -

GSB (Garis Sepadan Bangunan) adalah suatu aturan oleh pemerintah daerah setempat yang mengatur batasan lahan yang boleh dan tidak boleh dibangun.

GSB ini berfungsi untuk menyediakan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air, yang pada akhirnya menciptakan rumah sehat. Karena rumah akan memiliki halaman yang memadai sehingga penetrasi udara kedalam rumah akan lebih optimal. Selain itu, dengan adanya jarak rumah anda dengan jalan di depannya, privasi anda tentunya akan lebih terjaga. Misalnya saja, rumah anda memiliki GSB 3 meter, artinya anda hanya diperbolehkan membangun sampai batas 3 meter tepi jalan raya. -

KLB (Koefisien Lantai Bangunan) adalah perbandingan antara luas total bangunan dibandingkan dengan luas lahan. Luas bangunan yang dihitung KLB ini merupakan seluruh luas bangunan yang ada, mulai dari lantai dasar hingga lantai diatasnya. Mezanin atau bangunan dengan dindingnya yang lebih tinggi dari 1.20 m, yang digunakan sebagai ruangan harus dimasukkan kedalam perhitungan KLB.

Angka-angka KLB ini berkaitan dengan jumlah lantai yang akan dibangun. Seandainya anda punya lahan 150 m2, dengan KDB 40 % dan KLB = 1, perhitungannya sebagai berikut:  

Lantai dasar = 40% x 150 m2 = 60 m2 Total luas bangunan yang boleh dibangun = 150 m2

Dari perhitungan diatas diperoleh, luas lantai dasar yang boleh dibangun hanya seluas 60 m2 saja. Sedangkan luas total bangunan yang diizinkan seluas 150 m2, berarti anda bisa membangun rumah secara vertikal, dengan jumlah lantai hanya dua atau bisa juga 2 1/5 lantai. Dari dua lantai ini, kalau dikalikan 2 didapat jumlah luas total bangunan anda = 120 m2, masih tersisa 30 m2. Sisa luas yang diizinkan (30 m2) ini dapat anda bangun diatasnya.

-

KDB (Koefisien Dasar Bangunan) adalah sebuah perhitungan luas bangunan yang tertutup atap. Si pemilik wajib menyisakan lahannya untuk area resapan air. KDB ini dinyatakan dengan persentase. Misalnya anda memiliki lahan disuatu daerah dengan KDB 60% dengan luasnya 150 m2, artinya anda hanya boleh membangun rumah seluas 60% x 150 m2 = 90 m2, sisanya 60 m2 sebagai area terbuka yang fungsinya seperti disebutkan diatas. CONTOH SITE PLAN

CONTOH BLOK PLAN

B. DENAH Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian atas bangunan dibuang/dihilangkan.

Fungsi denah antara lain untuk menunjukkan: – fungsi ruang – susunan ruang – sirkulasi ruang – dimensi ruang – letak pintu dan bukaan – isi ruang – fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.) pada denah-denah tertentu Pada gambar denah presentasi, biasanya bagian dinding yang terpotong hanya diblok dengan warna hitam, sementara kolom diberi warna putih untuk pembedaan. Sedangkan, pada gambar teknik untuk pekerjaan lapangan, bagian yang terpotong tersebut perlu dilengkapi dengan notasi material sebagai pedoman pengerjaan. Untuk ketebalan, bagian yang terpotong digambar dengan garis yang lebih tebal. Furnitur dalam ruangan, kecuali tingginya melebihi 1m dari level 0.00 yang ditentukan, digambar dengan garis yang lebih tipis. Diperlukan pertimbangan yang matang untuk membuat sesuatu yang penting, berikut beberapa tips membuat denah yang nyaman: 1. Menyiapkan peralatan kerja yang dibutuhkan untuk membuat gambar seperti pensil, kertas computer serta beserta desain arsitektur. Untuk desain, anda bisa mendapatkan inspirasi dari manapun. 2. Menentukan hal-hal yang menjadi kebutuhan ruangan yang akan dituang ke dalam rancangan denah. Sesuaikan dengan kondisi luas tanah. 3. Menentukan hubungan konsep antar ruang. Misal ruang tamu baiknya di tempatkan bagian depan, sementara ruang keluarga dekat ruang dapur dan kamar. Dan ruangan-ruangan lain perlu diatur agar rumah benar-benar nyaman untuk keluarga. 4. Pastikan ruangan dalam desain terbentuk denah serta pencahayaan dan sirkulasi udara. Mungkin terlihat sepele namun hal ini membantu terbentuknya rumah sehat kaya oksigen. 5. Menyesuaikan ruangan dengan kebutuhan dasar akan kepercayaan pemilik. Misalkan anda muslim, tentukan letak mushola yang mengarah ke kiblat. Jika anda Chinesse, konsultasilah dengan ahli fengshui 6. Mengatur dinding rumah sesuai konsep yang diinginkan seperti soal siku, struktur kolam, pondasi rumah. 7. Menyesuaikan denah dengan luas lantai. Misal konsep Anda adalah rumah satu lantai, upayakan hasilnya maksimal di setiap ruangan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian gambar denah : 1. Penggambaran menggunakan software AutoCAD 2. Gambar Situasi menggunakan skala 1 : 100

3. Penulisan judul harus dituliskan di dalam gambar 4. Besar huruf untuk dimensi jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Huruf dimensi harus sesuai dengan skala yang tertera dalam gambar. 5. Pergunakan ketebalan, warna, dan jenis garis yang berbeda-beda agar gambar terlihat lebih rapi dan dan lebih mudah untuk dibaca. 6. Gunakanlah arsiran untuk membedakan bagian-bagian tertentu, contohnya untuk bagian teras/ balkon, kanopi, halaman rumput atau perkerasan, dll. 7. Tulislah nama-nama ruangan dalam denah 8. Gambarkan jendela dan pintu dalam denah sesuai dengan kondisi existing di lapangan. 9. Berilah tanda silang untuk bagian-bagian bangunan yang melanggar atau tidak diizinkan. 10. Tambahkan foto bangunan apabila memungkinkan, apabila tidak cukup ruang untuk foto lokasi atau bangunan maka dapat dilampirkan di halaman selanjutnya.

C. TAMPAK Tampak adalah wujud bangunan secara dua dimensi yang terlihat dari luar bangunan. Tampak bias dilihat dari depan, semping (kiri dan kanan) dan belakang. Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukkan: – dimensi bangunan – proporsi – gaya arsitektur – warna & material – estetika Karena digambar secara dua dimensi, pada gambar tampak kemungkinan akan ada beberapa bagian bangunan yang ukurannya menjadi tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (sesuai skala), yakni garis atau bidang yang tidak sejajar dengan bidang gambar. Untuk arah pandang sendiri tidak tergantung pada suatu patokan yang pasti. Bisa jadi gambar tampak dinamai sesuai dengan arah mata angin (tampak utara, tampak timur, dll.) atau dinamai sesuai view tertentu seperti tampak dari danau, tampak dari jalan raya, dsb.

Prinsip Tampak Prinsip tampak dalam gambar kerja arsitektur adalah gambar proyeksi yang dihasilkan dari gambar denah, potongan dan atau tampak lain dalam bangunan itu. Tampak muka atau samping atau belakang dapat saling diproyeksikan untuk melihat keterkaitan gambar-gambar tampak arah pandang yang berbeda tersebut. Untuk menghasilkan tampak yang baik dan benar diperlukan konsistensi yang benar antara interior dan ekterior bangunan. Fungsi-fungsi ruang interior harus dapat diakomodasi dalam wajah atau façade bangunan terutama dalam hal desain bukaan. Jumlah, ukuran dan proporsi bukaan dalam façade bangunan akan berhubungan langsung dengan fungsi ruang yang ada dibaliknya. Dengan demikian setiap keputusan desain harus disesuaikan antara kepentingan bentuk arsitektural dengan bentuk fungsional sehingga bangunan tidak hanya indah namun juga dapat memberikan fungsi yang aman dan nyaman. Dalam gambar tampak juga akan memuat informasi bagaimana atap bangunan terbentuk. Atap juga merupakan elemen tampak utama bangunan terutama bangunan rendah atau bertingkat rendah. Kadang karena akibat hasil tampak yang kurang proporsional atau kurang sesuai dengan tujuan perencana semua gambar baik denah ataupun potongan bahkan fungsi ruang yang ada di dalam bangunan dapat dirubah atau disesuaikan. Dengan demikian ketiga gambar utama baik denah, potongan dan tampak saling kuat keterikatannya sekaligus saling dapat mempengaruhi untuk dapat dihasilkan desain yang ideal. Seorang arsitek yang bijaksana harus dapat mengintegrasikan semua aspek bangunannya yang dicerminkan ke dalam ketiga gambar utama tersebut. Membaca Tampak Sebuah gambar tampak disamping akan memuat informasi bentukan bangunan juga akan memberitahukan kepada fihak lain mengenai sistem-sistem bangunan. Sekalipun pada desain bangunan yang lebih menganut faham bentuk yang utama selain fungsi, sistem dan sebagainya, satu wujud tampak bangunan akan dapat menginformasikan tentang beberapa hal yang terdapat di dalamnya. Bahkan tampak bangunan ini juga kerap kali dijadikan “senjata” bagi para arsitek baik untuk membuat daya tarik bagi calon pemilik ataupun bagi sasaran

fungsi bangunan. Keterpaduan keindahan tampak dengan fungsi ataupun sistem dalam bangunan adalah kunci untuk menghasilkan hasil akhir yang ideal.

CONTOH TAMPAK :

D. POTONGAN Potongan adalah gambar dari suatu bangunan yang dipotong vertikal pada sisi yang ditentukan (tertera pada denah) dan memperlihatkan isi atau bagian dalam bangunan tersebut. Fungsi potongan untuk menunjukkan: – Struktur bangunan – Dimensi tinggi ruang Untuk kriteria penggambaran, potongan kurang lebih sama dengan denah. Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi material bila merupakan gambar kerja. Ada juga yang disebut potongan ortogonal, yaitu gambar potongan yang berkesan tiga dimensi karena digambar dengan teknik gambar perspektif satu titik lenyap. Letak titiknya sendiri berada di tengah bangunan. Istilah potongan bangunan dalam perancangan struktur arsitektur adalah istilah yang diberikan untuk gambar yang memperlihatkan bagian-bagian atau elemen-elemen bangunan secara utuh dan lengkap. Oleh karena itu gambar potongan dianggap gambar yang sangat penting karena disamping memperlihatkan sistem struktur juga akan menunjukkan sistemsistem lain dalam bangunan. Bagian yang dipotong dalam bangunan ditunjukkan dengan garis terpustus-putus yang menunjukkan letak dan arah pandangan dalam potongan pada denah setiap lantai bangunan. Dengan demikian proses gambar potongan ini relatif akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengolah sistem bangunan secara keseluruhan.

Prinsip Potongan. Gambar potongan sangat penting untuk menunjukkan prinsip struktur bangunan, kedudukan elemen bangunan, konstruksi dan bentukan, ukuran dan juga bahan yang dipakai dalam bangunan, serta dapat pula menunjukkan kaitan dengan sistem bangunan. Potongan dalam gambar kerja arsitektur biasanya sengaja diletakkan pada bagian-bagian yang memerlukan penjelasan lebih rinci yang dapat menunjukkan prinsip bangunan secara keseluruhan. Baik sistem struktur ataupun sistem yang lain dalam bangunan harus dapat ditunjukkan dengan baik dan jelas. Oleh karena itu bagian-bagian dalam bangunan yang sering tepat dipotong adalah ruang-ruang seperti kamar mandi, tangga, shaft serta ruang-ruang khusus seperti ruang yang mempunyai ukuran lebih besar, lebih tinggi dan sebagainya. Bagian-bagian itu ditunjukkan disamping untuk memperlihatkan keterpaduannya dengan elemen bangunan lain juga ditujukan untuk memperjelas masing masing ruang tersebut yang biasanya diperlukan potongan detail dengan skala yang lebih besar. Demikian juga dengan letak, arah serta posisi potongan diperlukan keberagamannya sehingga informasi mengenai bangunan ini akan dapat ditunjukkan dengan jelas. Potongan dibuat dengan tujuan memperlihatkan: - Sistem struktur dan elemennya - Konstruksi antar elemen sistem struktur - Konstruksi inter elemen struktur - Bahan bangunan - Ukuran dan satuan - Konstruksi ruangan bangunan - Sistem bangunan Potongan Arsitektural Adakalanya sebuah potongan hanya dimaksudkan untuk menunjukkan salah satu aspek saja dalam bangunan. Untuk menghindari gambar yang lebih rumit atau untuk menghindari kesalah pahaman antara perencana dengan fihak lain terutama pelakana dan pemilik, gambar potongan hanya memberikan satu informasi saja. Potongan runag yang hanya menunjukan bentuk dan suasana ruang biasanya dapat digambar dengan menggunakan metoda potongan tertentu seperti potongan tiga dimensi atau potongan perspektif atau axonometri. Potongan ini lebih bersifat arsitektural karena belum dapat dipakai sebagai gambar pelaksanaan di lapangan. Gambar potongan sejenis ini lebih ditujukan untuk kepentingan pencarian gagasan atau presentasi. Potongan Struktural Fungsi utama gambar potongan lengkap pada bangunan adalah untuk menunjukkan prinsip struktur secara jelas. Oleh karena itu teknis penggambaran potongan tidaklah seperti teknik memotong kue dan memandanganya pada arah samping apa adanya seperti pada teknik arsitektural di atas. Teknik seperti itu justeru akan membingungkan karena tidak dapat memuat informasi yang lengkap dan jelas. Karena gambar potongan harus menunjukkan posisi sistem dengan lengkap, maka sekalipun bagian bangunan tersebut terdapat pada bagian belakang pandangan, elemen tersebut tetap akan digambar. Begitu juga dengan elemen yang berada secara tidak langsung pada garis potongnya pada denah, jika merupakan bagian utama dari sistem struktur, seperti pondasi, kolom, balok, kuda kuda dan sebagainya tetap diperlihatkan dalam potongan. Garis potong pada denah lebih ditujukan untuk menunjukkan posisi ruang dan bukan pada posisi elemen atau sistem.

Potongan Detail Potongan juga diperlukan untuk memperjelas detail konstruksi bangunan tertentu. Potongan detail ini sifatnya lebih teknis dan akan dipergunakan secara langsung baik sebagai pedoman pelaksanaan ataupun sebagai pedoman untuk memprakirakan harga bangunan (RAB) karena perhitungan baik jenis bahan ataupun ukurannya beserta posisinya baru dapat dihitung jika dengan gambar jelas. Dengan demikian gambar detail ini sangat diperlukan pada setiap bagian dalam bangunan dengan sangat jelas beserta notasi ketentuan bahan dan ukuran untuk dapat dilaksanakannya bangunan dengan benar. Potongan detail dalam satu rangkaian konstruksi juga dapat digambarkan secara sekaligus. Potongan ini biasanya disebut dengan potongan prinsip yang akan menunjukkan dengan jelas prinsip-prinsip dalam satu bagian atau elemen bangunan seperti potongan pada area kamar mandi dengan shaftnya, potongan pada bagian atap bangunan beserta konstruksi pelengkapnya seperti talang dan bubungan, potongan pada dinding luar bangunan yang berkaitan dengan tritis serta kanopi dan sebagainya.

Menentukan Garis Potongan Pada Denah Untuk dapat menghasilkan gambar potongan yang lengkap dan informatif, maka perlu dibuat tempat atau garis potong pada bangunan. Garis potong ini dapat digambarkan melalui denah bangunan. Tentu saja denah yang telah hampir 100% benar untuk mendapatkan potongan yang benar. Tempat-tempat yang perlu dijelaskan biasanya pada ruang-ruang istimewa semacam kamar mandi karena distribusi sistem sir bersih dan kotornya yang akan berpengaruh pada konstruksi balok, pelat atau kolom dan shaft. Ruang tangga juga perlu dipotong untuk menunjukkan konstruksi tangga dan kaitannya dengan aspek-aspek lain, juga ruang-ruang lebar untuk menjelaskan bagaimana struktur dapat mengakomodasi tuntutan ruang. Memotong Atap Potongan pada atap dimaksudkan disamping untuk memperlihatkan konstruksi sistem struktur atap juga untuk memperlihatkan fungsi-fungsi atap. Fungsi atap dapat berupa penyediaan ruang sperti tempat bak air, tempat mesin AC, taman di atas atap dsb dan juga tempat terjadinya sistem seperti penghawaan dan pencahayaan sebagaimana yang telah disebut di depan pada buku ini. Struktur utama atap harus dapat dilihat apakah atap menggunakan rangka atau gunung-gunung dan sebagainya. Bagaimana sistem rangka atap ditopang apakah oleh kolom atau dinding sangat perlu bagi penjelasan sistem struktur pada gambar kerja.

Memotong Ruang Memotong ruang selain untuk memperlihatkan sistem struktur utama juga ditujukan untuk memperlihatkan kondisi interior bangunan. Dengan demikian konstruksi interior pada potongan juga diperlihatkan. Namun untuk menghindari kerancuan dengan sistem struktur, elemen-elemen interior ini biasanya digambarkan khusus pada detail potongan. Potongan pada kamar mandi ditujukan untuk memperlihatkan posisi kamar mandi setiap lantai pada bangunan bertingkat, serta posisinya dengan ruang lain pada lantai yang sama atau lantai

yang berbeda. Area kamar mandi juga berhubungan erat dengan sistem shaft yang dipakai dalam bangunan tempat pipa-pipa akan diatur baik secara vertikal atau horisontal baik untuk air bersih ataupun air kotor dan kotoran. Detail ruang kamar mandi seperti perbedaan rendah pelat lantai dan finishingnya, finishing dinding, ketinggian plafond, jaringan yang terdapat di atas plafond serta peralatan kamar mandi seperti bak air, WC, toilet, urinoir dan sebagainya, perlu untuk diperlihatkan. Potongan pada area tangga memperlihatkan konstruksi tangga dengan pondasi atau balok serta lantai di atas dan di bawahnya, memperlihatkan desain anak tangga dan pegangan atau railing tangga, menunjukkan ruang yang berhubungan langsung dengan tangga, menunjukkan sistem pencahayaan dan pengudaraan di sekitar tangga dan sebagainya. Pada area dekat tangga juga dapat diperlihatkan kaitan dengan sistem jaringan yang mungkin seperti shaft untuk kabel listrik atau telepon. Potongan khusus pada shaft-shaft selain akan menunjukkan konstruksi dan ukuran, juga akan menunjukkan hubungan shaft dengan ruang yang dilayaninya. Serta kaitan dengan sistem yang diwadahi dengan shaft tersebut seperti posisi bak-bak penyedia atau penampung pada sistem air bersih dan air kotor, ruang-ruang pompa, atau ruang mesin serta panel-panel pada shaft listrik atau lift dan sebagainya. Potongan pada ruang-ruang khusus dalam bangunan akan menunjukkan bagaimana sistem struktur ruang tersebut terhadap bangunan. Ruang yang lebar akan menunjukkan struktur untuk mengantisipasi bentangan yang lebar serta kaitan ruang tersebut dengan ruang lain pada lantai yang sama atau pada lantai yang berbeda. Ruang yang lebih tinggi akan menunjukkan bagaimana ketinggian ruang akan diperoleh, apakah dengan menaikkan elemen ruang seperti plafond. Memotong Pondasi Pondasi dipotong untuk memperlihatkan posisi-posisi pondasi utama dan lainnya. Potongan ini juga kadang diperlukan pada beberapa tempat untuk menginformasikan maksud tertentu dari penggunaan rancangan pondasi yang perlu mendapatkan dalam proses pembangunan. Bagian pondasi yang perlu dijelaskan adalah penggunaan sitem pondasi dalam dan dangkal yang mungkin digunakan, penggunaan jenis pondasi dangkal menerus untuk dinding atau titik untuk kolom, serta penggunaan pondai yang lebih kecil seperti roolag dan juga sloof yang berfungsi sebagai pondasi. Zona yang perlu diperlihatkan dengan gambar potongan: Kamar mandi ‚ prinsip pelat lantai, finishing lantai atau dinding, plafond dan jaringannya Void tangga ‚ konstruksi tangga dan anak tangga Shaft‚ konstruksi shaft dan sistem di dalamnya Ruang khusus‚ ruang lebar atau tinggi

E. PRESPEKTIF 3D Prespektif adalah cara menggambarkan kembali penglihatan mata kita pada suatu bidang datar (kertas gambar) dari suatu objek yang kita lihat. Gambar perspektif adalah gambar yang teknisnya menggunakan titik hilang. Gambar perspektif sendiri merupakan wujud dari gambar tiga dimensi. Fungsi : membuat ilusi kedalaman atau dimensi dalam suatu visual. Untuk menginformasikan letak (depan atau belakang jauh atau dekat). Pada prinsipnya dalam menggambar perspektif ada tiga macam cara penggambarannya yaitu: ● Perspektif 1 titik hilang ● Perspektif 2 titik hilang ● Perspektif 3 titik hilang Dalam menggambar suatu benda atau bangunan dengan perspektif atau dapat disebut dengan proyeksi terpusat mempunyai arti tersendiri yangsangat penting dalam membayangkan bentuk benda yang digambar. Perspektif atau sudut pandang adalah teknik atau metode untuk menggambar objek-objek berupa benda, ruangan (interior), dan lingkungan (eksterior) yang ukurannya lebih besar dari manusia. Teknik ini tercipta karena keterbatasan jarak pandang mata kita dalam melihat objek. semakin jauh jarak mata dengan benda , semakin kecil penampakannya dan bahkan akan hilang dari pandangan pada jarak tertentu. Sebaiknya, semakin dekat jarak mata kita, benda tersebut akan terlihat semakin besar. Pada dasarnya, perspektif satu titik hilang, dua titik hilang, dan tiga titik hilang bisa dibagi lagi menjadi berbagai sudut pandang berdasarkan posisi mata kita berada. Lebih sederhananya, sudut pandang pandang bisa dibagi menjadi 3 macam sudut pandang yaitu : 1. Perspektif dengan sudut pandang normal Sudut pandang nomal, diri kita seolah-olah berdiri normal memandang lurus kedepan. 2. Perspektif dengan sudut pandang mata burung Pada sudut pandang mata burung, maka kita seolah-olah berada di atas dan melihat objek berada di bawah. 3. Perspektif dengan sudut pandang mata kucing Sudut pandang mata kucing, seolah-olah kita dalam posisi tiarap dan melihat ke depan sehingga penampang objek bagian atas akan lebih dominan.

CONTOH PERSPEKTIF 3D : Perspektif Satu Titik Hilang - Perspektif dengan sudut pandang normal Sudut pandang Interior (ruangan)

Terlihat pada gambar di atas adalah garis pembatas yang berpusat pada satu titik. Dengan adanya garis-garis tersebut, terciptalah gambar yang terlihat seperti melihat dari pandangan mata dari besar ke kecil. Namun di gambar ini tidak terlalu terlihat efek dari besar ke kecilnya karena objek yang digambar tidak terlalu luas. Perspektif satu titik hilang mata burung

Terlihat gambar kota dengan banyak orang di disamping kanan dan kiri yang ada di gedung tinggi. Di sini lebih terlihat dari besar ke kecilnya dari gambar ruang tamu tadi karena memang objek yang digambar lebih luas.

Perspektif satu titik hilang mata burung

Perspektif satu titik hilang mata kucing

Perspektif 2 Titik Hilang mata normal Perspektif dua titik hilang dalam arsitektur Biasanya digunakan untuk menggambar ruang eksterior bangunan. Menggunakan dua titik hilang yang diletakkan berjauhan dari sebelah kanan ke kiri. Perspektif 2 titik hilang paling banyak digunakan dan paling mudah dibuat karena tidak memerlukan statistik dan tidak simetris sehingga lebih layak untuk dilihat. Selain eksterior, teknik ini juga dapat digunakan untuk interior. Obyek bangunan memang yang paling sering digunakan dalam menggambar perspektif. Dari gambar di atas terlihat objek yang kecil dari kanan dan kiri kemudian semakin membesar saat ke bagian tengah. Meskipun garis bantu sudah tidak ada, namun gambar ini tetaplah merupakan gambar perpektif. Perspektif 2 titik hilang mata burung

Perspektif 2 titik hilang mata kucing

Perspektif 3 titik hilang mata normal

Perspektif 3 titik hilang mata kucing

Perspektif 3 Titik Hilang mata burung Tiga titik hilang hilang menggunakan tiga titik untuk membuat garis pembatas objek. Teknik ini paling sering dilakukan untuk menggambar bagunan yang dilihat dari tingkat mata tinggi atau rendah. Sebuah Kota Sederhana Terlihat dari gambar di atas yang membentuk garis atas yang dibuat dari 3 titik yang hilang di atas 2 yang ada 1 di atas sehingga terbentuklah garis bantu yang membuat di luar segitiga. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang burung atau tinggi.

Macam-macam Notasi

DAFTAR PUSTAKA

http://alvenrofarelly.blogspot.com/2013/03/pengertian-standarisasi.html https://www.pdfcoke.com/doc/140443091/Site-Plan-Adalah-Rencana-Tapak https://bendlayhouse.wordpress.com/services/block-plan/ https://mohonizinshare.wordpress.com/2015/09/10/izin-site-plan/ http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/11/seputar-peraturan-bangunan-gedung.html https://www.homify.co.id/ideabooks/5014258/panduan-membuat-denah-rumah https://herusutono.wordpress.com/2010/10/21/tahapan-proses-perancangan/ http://www.academia.edu/9772419/MERANCANG_TAMPAK_DAN_POTONGAN http://www.academia.edu/12353979/Proyeksi_Benda https://brainly.co.id/tugas/1064097 http://gambar-perspektif.blogspot.com/2014/06/definisi-perspektif-perspektif-atau.html https://afikrubik.com/gambar-perspektif/ https://moondoggiesmusic.com/gambar-perspektif/

Related Documents


More Documents from "Yuliani"