STAMBUK 2007 Dibuat oleh : Sri wahyuni dan teman – teman di kelompok B6
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2008
PEMICU :
Anto,anak laki-laki berumur 6 tahun,dibawa ibunya ke puskesmas padang bulan karena keluar cacing dari duburnya satu hari yang lalu.menurut ibu kejadian seperti ini sudah sering dialami Anto tapi biasanya tidak disertai dengan sakit perut seperti kali ini. Anto memang tidak mengeluhkan sakit karena dia memang belum bisa berbicara lancar. Anto sering menggaruk-garuk duburnya, bertambah lasak, merengkel, merengek-rengek sambil memegang perut nya dan sering berteriak-teriak. Anto menurut ibu adalah anak yang sulit diatur, tidak peduli dengan anak-anak seusianya yang sering bermain bersama dilapangan depan rumah. Dia hanya suka bermain sendiri dihalaman rumah atau, memperhatikan roda mobil-mobilannya, membalik-balikan mobil tersebut sepanjang hari. Sejak bayi Anto selalu bermain sendiri. Cara bermainnya pun aneh, suka menyusunnyusun sesuatu, lalu memandangi hasil susunannya itu berlama-lama. Ibu yang berjualan dipasar selama ini membiarkan saja, selama Anto tidak mengganggu siapasiapa ibu tidak merasa khawatir. Berat badan Anto 15 kg,tingginya 75 cm. Apa yang terjadi pada Anto dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi status gizi Anto?
MORE INFO: hasil pemeriksaan darah rutin: Hb 9,2 g/dl (11,5-15,5 g/dl) leukosit 11,23 x 1000 sel/mm3(5,5-15,5x1000 sel/mm3) trombosit 343x1000/mm3 (150-400 x 1000/mm3) hematokrit 21 % (35-45%) eritrosit (4,0-5,2 x 106 sel/mm3) MCV 66 m3 (77-95 m3) MCH 20 g/dl (31-37 g/dl) MCHC 29 pg/sel (25-33 pg/sel) Hasil pemeriksaan tinja: ditemukan telur cacing Ascaris lumbricoides dan Hook worm. Dokter melihat ada masalah gangguan perilaku pada Anto: Anto suka main sendiri, tidak mau bergabung dengan anak lain yang sedang main petak umpat, tidak memperhatikan sekitarnya, tidak pernah meminta sesuatu dengan menunjuk benda yang diinginkannya. Kontak mata dengan Anto tidak ada, dia tidak mau melihat bola yang ditunjuk dokter, tidak bisa menunjukkan mana gelas, vas bunga di meja periksa, diajak main pura-pura membuat teh manis Anto sama sekali tidak tertarik. Bagaimana menurut anda keadaan Anto dari hasil pemeriksaan yang diperoleh dokter sekarang?
KLASIFIKASI ISTILAH: 1. merengkel INDETIFIKASI MASALAH: 1.keluar cacing dari dubur 2.sakit perut 3.menggaruk-garuk duburnya, bertambah lasak, merengkel,merengek-rengek dan sering berteriak-teriak 4.belum bisa bicara lancar 5.sulit diatur dan sering bermain sendiri 6.berat badan dan tinggi badan rendah HIPOTESA: 1.cacingan 2.autisme 3.gangguan mental 4.malnutrisi 5.penelantaran anak
ANALISA MASALAH:
Anto penelantaran anak
sanitasi (-)
kurang stimulasi
cacingan
gangguan mental
.
malnutrisi
WE DON’T KNOW: 1.cacing STH 2.autis 3.grafik pertumbuhan dan perkembangan 4.antropometri 5.tumbuh kembang anak normal 3-6 tahun 6.penatalaksanaan cacingan dan autis
LEARNING ISSUE: 1.tumbuh kembang anak normal 3-6 tahun 2.antropometri dan grafik pertumbuhan dan perkembangan 3.autis dan penatalaksanaan nya 4.cacing-cacing STH
1.tumbuh kembang anak normal 3-6 tahun perkembangan psikiatri
1.Fase oral: lahir-1,5 thn Adalah fase yg plng awal yg memewnuhi kebutuhan bayi bdan pusat pemuasan di daerah mulut, bibir, lidah dan daerah oral lainnya. Dorongn oral tdd dr 2 komponen yaitu dorongan libidinal dan dorongan agresif. Oral triad tdds keinginan u makan, tidur dan mencapai relax dan kead. Relax ini didapati sesdh selesai menyusui dan seblm tidur. Keb.libidinal(oral erotism) predominan pada fase oral dini(6 bln pertama), dan kemudian akn bercampur dngn komponen agresif(oral sadism). Agresif oral diekspresikan dngn menggigit, mengunyah, meludah atau menangis. Ini berhubngn dngn fantasi2 primitif sehubngn dngn menggigit dan menghancurkan.
2. Fase anal
Perkmbngn psikoseksual ditandai dngn maturasi dr control neuromuscular thd spinkter terutama spinkter anal yang memungkinkan lebih mengendalikan dan menahan dan mengeluarkan feses. Berlangsung dr usia 1-3 thn dan dpt dikenal dngn dorongn agresif yg lebih intensif bercmpr dgn komponen libidinal dlm impuls sadistik. Anal erotism berhbngn dngn kepuasan seksual dlm fungsi anal baik dlm menahn feses dan mengeluarkan feses yang sesuai dngn keinginan ortu. Anal sadism berhbngn dgn keinginan2 agresif dlm melepaskan feses sbg kekuasaan dan senjata bagi si anak.
3. Fase uretral Fase ini sbg suatu transisi antara fase anal dan fase phalik dmn didapati beberapa karakteristik dr fase anal dan fase phalik. Pada fase uretral adanya uretral erotism dgn berupa kepuasan dlm menahn dan mengeluarkan urine. Umumnya pada usia 3-5 thnn. Pada feses ini didapati jg uretral sadistic seperti pada fase anal. Kehilangn kontrol uretral, misalnya enuresis, seringkali merupakan regresi thd reaksi konflik.
4. Fase phalik Mulai dari usia 3-5 thn ditandai dngn adanya minat seksual, stimulasi dan adanya kesenangan pada area genital. Penis merpkn orgn yang menjadi interest prinsip pada kedua jenis anak. Fase phalik berhubngn dngn meningkatnya fantasi bawah sadar sehubngn dngn seksual thd Ortu berlawanan jenis
5.Fase
laten
Fase ini relatf tenang atau inaktifitas dlm dorongan seksual setelah resolusi dr kompleks oedipus sampai usia pubertas ( usia 5-6 thn s/d 11-13 thn). Superego dan maturasi dr fungsi ego mengakibatkan peningkatan yg lebih baik dalam mengendalikan impuls instinctual.
Perkembangan psikososial Seorang
anak dlm perkembangan menghadapi konflik dgn lingkungn. Anak berusaha mengatasi konflik dngn linkungn. Anak berusaha mengatasi konflik, anak dapat barhasil dan dapat gagal dlm setiap fase perkembangn . Bila anak berhasil mengatasi konflik tersebut, anak akn lebih mudah dalam mengatasi konflik dr fase berikutnya.
8 Ages of Man
1. Oral sensory stage: lahir s/d 18 bln - basic trust vs basic mistrust 2. Muscular anal stage : 18 bln – 3 thn - autonomy vs shame and doubt 3. locomotor genital stage: 3-5 thn - Initiative vs guilt 4. Stage of latency: 5-13 thn - industry vs inferiority 5. Stage of puberty and adolescene: 13-21 thn - ego identity vs role confusion.
6. Stage of young adulthood: 21-40 thn - Intimacy vs isolation 7. Stage of adulthood : 40-60 thn - Generativity vs stagnation 8. Stage of maturity : 60 thn keatas - Integrity vs despair
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun Mampu melompat dan menari Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan Dapat menghitung jari – jarinya Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya Mampu membedakan besar dan kecil b). Anak Usia 6 Tahun Ketangkasan meningkat Melompat tali Bermain sepeda Mengetahui kanan dan kiri Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar c). Anak Usia 7 Tahun Mulai membaca dengan lancar Cemas terhadap kegagalan Peningkatan minat pada bidang spiritual Kadang Malu atau sedih
d). Anak
Usia 8 – 9 Tahun Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat Mampu menggunakan peralatan rumah tangga Ketrampilan lebih individual Ingin terlibat dalam sesuatu Menyukai kelompok dan mode Mencari teman secara aktif. e). Anak Usia 10 – 12 Tahun Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll. Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain Mulai tertarik dengan lawan jenis.
Perkembangan Moral Anak-anak pada umur antara 2 sampai 6 tahun mereka telah mulai memperhatikan dan bahkan meniru cara bermain anak-anak yang lebih besar dari mereka. Pada tahap ini anak-anak telah mulai menyadari adanya peraturan dan ketaatan yang telah dibuat dari luar dirinya dan harus ditaati dan tidak boleh diganggu gugat. Pada tahap ini anak-anak cenderung bersikap egosentris, mereka akan memandang “sangat salah” apabila aturan yang telah ada di ubah dan dilanggar. Dan ia meniru apa yang dilihatnya semata-mata demi untuk dirinya sendiri, tidak tahu bahwa bermain adalah aktivitas yang dilakukan dengan anak-anak lainnya. Sehingga meskipun bermain dilakukan secara bersama sama namun sebenarnya mereka bermain secara individu, sendiri-sendiri dengan melakukan pola dan cara yang mereka yakini sendiri. Pelaksanaan yang bersifat egosentris merupakan tahap peralihan dari tahap yang individualistis murni ke tahap permainan yang bersifat social.
COGNITIVES STAGES (PIAGET) Sensori motor (birth to 2 years) - mengenal segala sesuatu lewat panca indra, merangsang pola pikirnya dengan alat-alat panca indra. Yang bergerak, yang mengeluarkan bunyi, penciuman, pengecapan, perabaan. - Pola berfikirnya memikat lebih baik dari pada anak yang tidak mendapat rangsangan sensori motor - Gerakanya refleks
Pre -
operational (2 to 7 years)
Dominan dengan aktifitas fisik dan punya konsep sendiri - Gerakanya menjadi terarah - Memulai berfikir atau tahap realis / mulai terarah - Munculnya kemampuan abstraksinya dan berpusat pada dirinya.
Concrete
Operasional (7 to 12 years) - mulai mengenal konsep pengelompokan, himpunan - bisa mengkategorikan / klasifikasi objek - mulai bisa memilih sendiri - mulai mengenal konsep waktu dan tempat Formal
Operations (12 years through adulthood) - konsep berfikir mulai terbentuk - di pengaruhi oleh stimulasi yang diberikan sejak usia dini
PERKEMBANGAN AFEKSI / EMOSIONAL PADA ANAK
Emosional pada anak
1. Marah
2. Takut : rangsangan yang membuat bayi takut adalah suara. Contonya suara petir, orang yang baru dilihatnya, ruangan gelap, tempat tinggi dan binatang kecil. Reaksinya anak akan takut, menangis, mengumpat, dan menahan nafas.
: bayi marah dengan berteriak, berontak, menangis, memukul, menendang,berguling-guling.
3. Ingin tau : memberikan ekspresi wajah dengan mulutnya yang terbuka dan bila melihat sesuatu hal yang baru, akan senang dan mau mencobanya.
4. Gembira : lebih kearah fisik. Biasanya anak akan senang bila dibelai, dipeluk, digendong, diajak bercanda dan reaksinya anak akan tertawa gembira, berteriak, mengerak-gerakkan kakinya.
Emosional anak yang umum :
1. Marah : lebih karena bertengkar merebutkan mainan atau tidak tercapainya keinginnan dan reaksinya anak menangis, menendang,melompat,memukul, Membentak
2. Cemburu/irihati : pada saat orang tua memberikan perhatian kepada orang lain,bila temanya mempunyai mainan baru maka reaksinya anak merengek, pura-pura sakit.
3. Mudah bersedih : bila kedua orang tua akan beraktifitas ke kantor, bila kedua orang tua memperhatikan orang lain, kehilangan mainan / binatang kesayangan rekasinya anak menangis, dan enggan mengerjakan kebiasaan rutin
4. Mudah gembira : sesuatu yang dikerjakan menurunya sulit, tetapi anak tersebut berhasil melakukanya, bila kondisi si anak sehat
5. Rasa ingin tau : keinginan rasa ingin tau dengan apa yang baru dilihatnya, khususnya pada tubuh, bila mendapat atau membeli suatu benda akan langsung dibukanya.
6. Takut : perasaan ini muncul pada saat ingatan cerita yang menakutkan, tontonan film seram atau gambar yang baru dilihatnya.
2.antropometri dan grafik pertumbuhan dan perkembangan
Antropometrik • Definisi . Antropometri :pengukuran berbagai dimensi fisik tubuh manusia pada berbagai usia. • -
Pengukuran: mendapatkan nilai/data mentah mrp data dasar utk mendptkan indeks dan indikator dapat dipercaya (reliable) hasil sama pd pengukuran ulang (reproducible) - bisa merupakan hasil pengamatan
Antropometrik
Definisi . Antropometri :pengukuran berbagai dimensi fisik tubuh manusia pada berbagai usia.
Pengukuran: - mendapatkan nilai/data mentah - mrpkn data dasar utk mendptkan indeks dan indikator - dapat dipercaya (reliable) - hasil sama pd pengukuran ulang (reproducible) - bisa merupakan hasil pengamatan
Berat
badan - parameter paling sederhana - mudah dilakukan dan diulang Interpretasi - BB/U diplot pada kurva: BB < sentil ke 10: defisit BB > sentil ke 90: lebih BB/U dibandingkan baku yg diacu, dalam presentase: 80-120% : gizi baik 60-80% : gizi kurang < 60% : gizi buruk
Perubahan
BB ---> masalah nutrisi akut Menghitung kehilangan BB: BB saat ini x 100 % BB semula Interpretasi: 85-95% : kehilangan BB ringan 75-84% : kehilangan BB sedang < 75% : kehilangan BB berat
Tinggi Badan - parameter yg sederhana - mudah dilakukan dan diulang - dikaitkan dg BB memberikan - informasi yg bermakna - kekurangan menunjukkan kekurangan gizi kronis
Evaluasi TB memerlukan data: - umur, seks, standar baku yg diacu - TB diplot pada kurva TB Interpretasi: -TB/U pada kurva < sentil 5 : def berat sentil 5-10: def nutrisi/genetik
TB/U
dibandingkan standar baku (%): 90-110% : TB baik/normal 70-90% : TB kurang < 70% : TB sangat kurang BB menurut TB (BB/TB) - lebih akurat --> mencerminkan proporsi tubuh Keuntungan : tdk memerlukan umur
Cara menghitung : BB/TB(%) = BB terukur saat itu x 100% BB baku~TB terukur saat itu Interpretasi: > 120 % : kegemukan/obesitas 110-120%: overweight 90-110% : normal 70-90 % : gizi kurang < 70 % : gizi buruk
Nilai BB/TB yg berada sekitar P 50 menunjukkan kesesuaian atau normal
Makin jauh deviasi yg terjadi makin besar pula kelebihan atau kekurangan gizi pada individu tsb
Kombinasi BB/TB, BB/U, TB/U Memberikan hasil yang lebih akurat BB/TB
BB/U
TB/U
interpretasi
N
rendah
rendah
Normal dengan riwayat malnutris
N
N
N
N
N
tinggi
Tinggi
Gizi baik,perawakn tinggi
Rendah
rendah
tinggi
Kurang gizi ++, baru terjadi
rendah
rendah
N
Kurang gizi +, baru terjadi
rendah
N
tinggi
Kurang gizi, baru terjadi
tinggi
Tinggi
Rendah
obese
tinggi
N
Rendah
Lebih gizi dgn riwayat malnutrisi
Lingkaran Lengan Atas Anak
gol umur 1-5 thn LLA saja sdh dpt menunjukkan st gizi Dilakukan pada lengan kiri Pertengahan akromion-olekranon Menggunakan pita yg tdk melar/pita khusus (WHO/CARE) yang diberi warna hijau, kuning, dan merah
. Interpretasi:
< 11.5 cm : gizi buruk (merah) 11.5-12.5 cm : gizi kurang (kuning) > 12.5 cm : gizi baik (hijau) Bila LLA dikaitkan dgn umur: 85-100% 70-85% < 70%
: gizi baik/normal : gizi kurang : gizi buruk
. Bila
umur tidak diketahui, digunakan indeks LLA/TB > 85% : gizi baik/normal 80-85% : borderline/KKP-I 75-80% : gizi kurang/KKP-II < 75% : gizi buruk/KKP-III
Lingkaran kepala Dipengaruhi Pengukuran
oleh st. gizi sp umur 36 bulan
rutin ==> menjaring keln otak Penggunaan pita tdk melar Tepat diatas supra-orbita pd bag plg menonjol dan melalui oksiput LK < sentil 5 atau < - 2 SD ==> kemungkinan malnutrisi kronik pd masa intrauterin atau masa bayi/anak dini
Tebal Lipatan Kulit Hampir
1/2 lemak tubuh ada di jar.subkutis Dpt diperkirakan jumlah lemak total dalam tubuh Menggunakan Caliper Hsl pengukuran diplot pd grafik/standar
. Dapat
menunjukkan : - st. nutrisi & komposisi tubuh saat ini - jumlah cadangan energi - bila dikaitkan dgn indeks BB/TB dpt menentukan adanya malnutrisi kronik
3.Autisme Autisme adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menggambarkan suatu jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak yang mengakibatkan gangguan/keterlambatan pada bidang kognitif,bahasa,perilaku,komunikasi dan interaksi sosial. Kondisi ini akan mempengaruhi perkembangan baik fisik maupun mental anak tersebut. Apabila tidak dilakukan intervensi secara dini dan tatalaksana yang tepat sulit diharapkan perkembangan yang optimal akan terjadi pada anak-anak ini.
Faktor Faktor yang menyebabkan autisme 1.
Teori Psikososial Kanner mempertimbangkan adanya pengaruh psikogenik sebagai penyebab autisme, orang tua yang secara emosional, kaku dan obsesif yang mengasuh anak mereka dalam atmosfir yang secara emosional kurang hangat bahkan dingin. Trauma pada anak yang disebabkan karena hostilitas yang tidak disadari ibu. Perilaku ibu yang dapat menimbulkan perasaan terancam pada anak.
2. Teori Biologis A. Faktor genetik B. Faktor perinatal C. Model neuroanatomi D. Hipotesis neurokhemistri
3. Teori Imunologi Antibodi ibu terhadap antigen lekosit anak. Antigen lekosit anak di otak, sehingga antibodi ibu dapat secara langsung merusak jaringan saraf otak janin.
4. Infeksi *kongenital rubella *herpes simplex encephalitis *cytomegalovirus infections
5. Gangguan neuro-biologi dan kimiawi otak Ditemukan kerusakan khas pada sistem limbik (pusat emosi) yaitu pd hipocampus dan amygdala ( sangat padat dan kecil – kecil). Amigdala mengendalikan emosi.juga peka terhadap berbagai rangsang sensoris spt suara,penglihatan dan penciuman, juga emosi yang erat hub.dengan rasa takut Hipocampus fungsi belajar dan daya ingat. Kerusakan juga akan menyebabkan timbulnya perilaku yang stereotipik, stimulasi diri dan hiperaktivitas.
Selain
itu, juga ditemukan adanya gangguan pada cerebellum. Hipoplasia atau hiperplasia pada lobus ke VI dan VII. Ditemukan jumlah sel purkinje sdkt dan kandungan serotonin yang tinggi.
Diagnostik Autisme 1. kualitatif dalam interaksi sosial a.menyendiri b.pasif c.aktif tapi aneh 2. Hambatan kualitatif dalam komunikasi verbal / non verbal a.bergumam b.tdk mengerti ucapan orang c.biasanya mereka tdk menunjuk ataupun memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya d.mengalami kesukaran dlm memahami arti kata2 e.sering mengulang kata2 yang baru saja mereka dengar atau pernah ia dengar sebelumnya.
3. Aktivitas dan minat yang terbatas a. menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru b. sering memaksa orang tua untuk mengulang suatu kata atau potongan kata c. dalam hal minat terbatas, aneh, sering diulang-ulang. d. mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa benda tersebut
4. Gangguan Kognitif 75-80% mengalami retardasi mental tetapi ada juga yang mempunyai kemampuan memecahkan masalah luar biasa, seperti daya ingat sangat baik
5. Gangguan Perilaku Motorik b. stereotipi, seperti bertepuk2 tangan, menggoyang2 tubuh c. Hiperaktivitas atau hipoaktivitas anak prasekolah d. Gangguan pemusatan perhatian dan impulsivitas e. Tiptoe,walking, clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat gigi, memotong makanan, mengancing baju.
6. Gangguan terhadap perangsangan indera b. Hipersensitivitas terhadap suara dan menutup telinganya bila mendengar suara keras c. Sinar yang terang membuat mereka tegang d. Tidak peka terhadap sakit & tdk menangis saat mengalami luka yang parah e. Sensitif terhadap sentuhan
7. Gangguan Tidur & makan b. Terbangun tengah malam c. Gangguan makanan, menolak makanan baru, menuntut hanya makan jenis makanan tertentu
8. Gangguan afek dan mood b. Perubahan mood tiba2, mungkin menangis, atau tertawa tanpa alasan jela, tertawa sendiri, mudah emosional c. Rasa takut terhadap objek yang sebenarnya tidak menakutkan d. Cemah berpisah dengan orang yg dekat dengannya
9. Perilaku yg membahayakan diri sendiri & agresivitas melawan orang lain b. Menggigit jari atau tangan sendiri sampai berdarah
10. Gangguan kejang Kejang epilepsi sekitar 10-25 % 11. Kondisi Fisik yang Khas Usia 2-7 tahun lebih pendek dari anak seusianya dan saudaranya.
Gambaran Klinis Anak Autis Simptom bisa bervariasi dari yang sedang sampai dengan yang parah
1. Komunikasi tidak
bisa memulai atau mempertahankan komunikasi sosial berkomunikasi dengan bahasa tubuh perkembangan bahasa lambat atau tidak sama sekali tidak bisa mengarahkan pandangan pada benda yang dilihat orang lain tidak bisa merujuk kepada dirinya sendiri dengan benar tidak bisa menunjuk sesuatu benda agar orang lain melihat benda tersebut mengulang kata-kata atau kalimat yang dihapal
2. Interaksi Sosial tidak
bisa berteman tidak bermain permainan yang interaktif diacuhkan / menarik diri tidak berespon terhadap kontak mata atau senyuman, menghindari kontak mata memperlakukan orang lain seperti objek lebih senang menyendiri kurang empati
3. Respon terhadap sensor tidak
terkejut dengan adanya suara yang keras punya sense yang tinggi atau rendah terhadap pandangan, pendengaran , sentuhan, bau, atau rasa bisa merasakan suara keras yang tidak menyenangkan dan berusaha menutup telinga bisa menarik diri dari kontak fisik menggosok permukaan, mulut atau menjilat benda tampak punya sense yang tinggi atau rendah terhadap rasa sakit
4. Bermain tidak
meniru gerakan dari anak lain lebih suka bermain sendiri memperlihatkan sedikit sikap purapura atau bermain dengan imaginatif
5. Sikap bertindak
dengan adanya kemarahan yang meningkat terhambat dalam sebuah topik atau melakukan sebuah tugas punya rentang perhatian yang pendek bisa sangat overaktif atau overpasif melakukan serangan terhadap orang lain atau diri sendiri punya kebutuhan yang sangat kuat akan ”kesamaan” melakukan pergerakan tubuh yang berulangulang
4. Cacing-cacing
ASCARIS LUMBRICOIDES Daur hidup Telur keluar bersama feses Telur fertilized menjadi telur infeksius(berisi larva)setelah 3 minggu di tanah Telur infeksius tertelan Menetes di usus halus Larva masuk kesistem sirkulasi Paru-paru Trakea Faring Tertelan Masuk ke usus halus & menjadi dewasa
Diagnosis - adanya telur dalam tinja - cacing dewasa keluar sendiri dari mulut/hidung tinja pengobatan - piperasin - pirantel pamoat - mebendazol - albendazol
maupun melalui
Strongyloides stercoralis
Dikenali
sebagai threadworm Mempunyai heterogonic life cycle: generasi parasitik dan generasi free-living Larvanya mencari host dengan mengenal uroconic acid yang terdapat di kulit manusia Bisa menyebabkan autoinfeksi (larva -> small infective larva dalam gut)
Morfologi Jantan
panjangnya 0,9mm Betina panjangnya di antara 2,0-2,5mm Kedua-duanya mempunyai tiny buccal kapsul dan cylindrical esofagus tanpa posterior bulb Jantan mempunyai spicules dan gubernaculum
Simptom Mula-mulanya
asimtomatik Dermatitis, swelling, gatal dan mild hemorrhage di lokasi yang dipenetrasi Paru-paru: burning, wheezing, batuk dan pneumonia-like symptoms Usus: burning pain, tissue damage, sepsis dan ulcers Bisa terjadi hyperinfective syndrome(disseminated strongyloides)
Diagnosa Untuk
menegakkan diagnosa strongyloidiasis harus ditemukan rhabditiform dan filariform Direct fecal smears, kultur dan ELISA Treatment Menggunakan obat ivermectin dan albendazole
HOOKWORM (CACING TAMBANG)
ANCYLOSTOMA DUODENALE CLASS:
Phasmidia ORDO: rhabditia FAMILIA: ascaridae GENUS: ancylostoma cacing dewasa mempunyai c-like appearance cacing betina: 10-13mm, ekor runcing cacing jantan: 8-11mm, ekor dengan bursa copulatrix mulut mempunyai 2 pasang gigi yang sama besar
NECATOR AMERICANUS CLASS:
plasmidia ORDO: rhabditia FAMILIA: ascaridae GENUS: necator cacing dewasa mempunyai s-like appearance cacing betina: 10-13mm, ekor runcing cacing jantan: 8-11mm, ekor dengan bursa copulatrix mulut mempunyai 1pasang lempeng chitine (cutting plates)
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS invasi larva pada kulit: intense local itching pada tapak kaki, berikutan dgn lesi yang terlihat seakan-akan gigitan serangga. Boleh menjadi blister (ground itch). invasi larva pada sistem respiratory: batuk, wheezing, dan demam invasi larva pada traktus digestive: nausea, constipasi dan diare infeksi larva yang parah akan menyebabkan inflamasi usus kecil, dan anaemia difisiensi besi. test darah pada masa infeksi awal akan menunjukan kenaikan drastik sel eosinophil(sel darah putih yang distimulasi oleh infeksi cacing dalam tisu).
DIAGNOSA terjumpanya
telur cacing tambang dalam feces orang yang terinfeksi dengan melakukan pemeriksaan mikroskop terjumpanya larva rhabditiform dalam feces orang yang terinfeksi yang dibiarkan selama sehari atau dua dalam keadaan tropical.
PENATALAKSANAAN
PREVENTION do not defecate on the streats jangan mengunakan feces manusia sebagai fertilizer bagi tanaman deworm semua haiwan peliharaan terutamanya anjing dan kucing memberi obat moxidectin kepada anjing dan kucing untuk membunuh nematode TREATMENT boleh melakukan cryotherapy apabila cacing tambang masih dalam kulit memberi anti helminthic agent seperti albendazole,pirantal pamoate, dan mebendazole yang efektif pada stadium parasit sudah berada didalam usus kecil dan juga efektif pada stadium parasit masih bermigras di dalam kulit
Toxocara canis dan Toxocara cati
Toxocara
canis pada anjing Toxocara cati pada kucing Terkadang parasit ini dapat hidup pada manusia sebagai parasit yang mengembara (erratic parasite) dan menyebabkan peny. Yang disebut visceral larva migrans.
Morfologi: Toxocara
canis jantan 3,6 -8,5 cm dan betina 5,7 -10 cm Toxocara cati jantan 2,5 – 7,8 cm dan betina 2,5 – 14 cm Pada T.canis tdpt sayap servikal yang bbtk lancet sedangkan pada T.cati bentuk sayap lbh lebar shg kepalanya mirip ular kobra. Bentuk kedua spesies hampir sama, yang jantan ekornya spt tangan dgn jari menunjuk(digitiform) dan betina bulat memanjang
Telur infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu Bisa ditelan oleh anjing, kucing dan manusia Ditemukan di feses host Telur embrio dekortikasi: 1.Tidak ada albumin 2.Tdd larva PATOLOGI Pada manusia tidak menjadi dewasa tapi bermigrasi meny. Peny. visceral larva migrans. Gejala: eosinofilia, demam , hepatomegali.
Diagnosis
: Menemukan larva atau potonga larva dalam jar susah Reaksi imunologi Meliat telur dalam feses Pengobatan: Antihelmin : mebendazol kortikostreroid
Enterobius vermicularis
Morfologi: Cacing betina 8-13mm x 0,4 mm, jantan 2 – 5 mm, punya sayap dan ekornya melingkar shg betuknya spt tanda tanya. Pada ujung anterior ada pelebaran kulikulum spt sayap yang disebut alae. Bulbus oesophagus jelas sekali, ekor panjang dan runcing Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan telur
Bulbus oesophagus
Telur: asimetris., lonjong Lapisan luar transparan Tdd larva Dari anal swab Matang kira2 6 jam stlh keluar Dalm keadaan lembab tahan 13 hari Resisten terhadap dingin
Gejala
klinis : Kurang nafsu makan BB turun Aktivitas meningkat Eneuresis Cepat marah Gigi mengertak Insomnia masturbasi
Pruritus
ani Iritasi disekitar anus Dpt tjd apendisitis
Diagnosis: Gatal di sekitar anus pada malam hari Temukan telur dan cacing dewasa dengan cara anal swab. Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang ujungnya dilekatkan scothch adhesive tape. bila adhesive tape ini ditempelkan disekitar anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kmdn adhesive tape diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sdkt toloul utk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya 3 hari berturut – turut.
Terapi Piperazin
dosis 25 mg/kgBB sangat efektif diminum pagi hari ES: mual , muntah Pirantel pamoat 10 mg/kgBB Mebendazol dosis tunggal 100mg, aktif pd semua stadium Albendazol dosis tunggal 400 mg Pirantel dan piperazin tdk efektif pada stadium awal. Pengobatan sebaiknya diulang lg 2 – 3 minggu kmdn.
KESIMPULAN: Anto menderita autis dan infeksi cacing hook worm dan ascaris lumbricoides.
REFERENSI Ilmu
kesehatan anak UI Parasitologi UI Autisme, Simposium di FKUI. Jakarta tanggal 26 september 1997. www.dpd.cdc.gov Dll....