Sri Lestari S.pd-abstrack Makalah Seminar.docx

  • Uploaded by: Widya Rahmatika Rizaldi
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sri Lestari S.pd-abstrack Makalah Seminar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,473
  • Pages: 8
MAKALAH SEMINAR

MENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA DENGAN MELIBATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS, KEMAMPUAN NUMERIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN STARTER EKSPERIMENT APPROACH (SEA)

Oleh : SRI LESTARI

MENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN STARTER EKSPERIMENT APPROACH (SEA) Sri Lestari Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus II, Jl.Pramuka 42 Sidikan Yogyakarta 55161, Telp (0274) 563515

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Menelaah penguasaan konsep Fisika materi listrik dinamis pada siswa dengan pembelajaran SEA, sekaligus membandingkan penguasaan konsep Fisika materi listrik dinamis pada siswa tersebut dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 2) Menelaah kemampuan pemecahan masalah Fisika materi listrik dinamis pada siswa dengan pembelajaran SEA, sekaligus membandingkan kemampuan pemecahan masalah fisika materi listrik dinamis pada siswa tersebut dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 3) Mengetahui aktivitas selama proses pembelajaran pada siswa dengan pembelajaran SEA. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang terdiri dari sembilan kelas. Sampel ditetapkan dua kelas yang pada pembelajaran dipilah menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian yang dilakukan adalah The Randomized Pre-test Pos-test Control Group Design. Variabel dalam penelitian ini yaitu nilai pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah, nilai pretest dan posttest kemampuan penguasaan konsep , hasil observasi aktivitas siswa. Materi dalam penelitian ini adalah listrik dinamis. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan penguasaan konsep yang terdiri dari 30 butir soal, tes kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari 5 butir soal, lembar observasi. Teknik untuk mengumpulkan data dengan memberikan pretest sebagai data awal kemampuan siswa, selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda terhadap kedua kelas tersebut. Setelah diberi perlakuan, siswa diberi postest untuk memperoleh data kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah. Selama pembelajaran aktivitas siswa diobservasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Uji independent sample t test. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa: 1) Peningkatan penguasaan konsep siswa yang memperoleh pembelajaran SEA lebih baik dari pembelajaran konvensional, 2) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran SEA lebih baik dari pembelajaran konvensional, 3) Dengan penerapan pembelajaran SEA siswa lebih aktif dan kreatif. Respon siswa positif dengan penerapan pembelajaran SEA.

I.

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran fisika di sekolah, siswa seharusnya belajar bukan dengan cara menghafal tetapi harus terlibat aktif dalam pembelajaran, dengan demikian hasil pembelajaran yang diharapkan adalah berupa adanya perubahan kemampuan dan perilaku pada siswa, yaitu perubahan sebagai hasil dari pembelajaran, seperti bertambahnya pengetahuan siswa, perubahan pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, dan sebagainya. Untuk itu kapasitas intelektual/inteligensi dan kemampuan analisa merupakan bagian kemampuan dasar yang harus diketahui guru sebagai suatu upaya untuk meningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran fisika guna mencapai hasil belajar yang optimal. Secara khusus kemampuan numerik dan analisis sintesis merupakan salah satu syarat dalam belajar fisika di sekolah. Oleh karena itu perlu dikaji kontribusi kemampuan tersebut pada pelaksanaan pembelajaran fisika. Permasalahan besar dalam proses pembelajaran fisika di SMA saat ini adalah kurangnya usaha pengembangan berpikir yang menuntun siswa untuk memecahkan suatu permasalahan secara aktif. Proses, yang dikembangkan saat ini lebih bersifat pasif dan menghafal yang banyak mendorong siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan target supaya dapat menjawab semua soal ujian yang diberikan. Kenyataan ini menunjukkan adanya kecenderungan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar. Siswa lebih banyak mendengar, mengingat dan menulis apa yang diterangkan atau ditulis oleh guru di papan tulis. Sampai saat ini berbagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah terus dilakukan, di antaranya melalui pengembangan model pembelajaran fisika yang inovatif berbasis riset, pengembangan model asesmen, pengembangan bahan ajar, dan media pembelajaran serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran fisika. Pengembangan model pembelajaran fisika yang inovatif berbasis riset di antaranya adalah model pembelajaran dengan pendekatan SEA (Starter Eksperiment Approach). Model pembelajaran dengan pendekatan SEA (Starter Eksperiment Approach ) dalam pembelajaran adalah pendekatan yang tepat digunakan dalam pendidikan saat ini, karena menurut Benny Suprapto Brotosiswoyo (2000:1-9) dengan menggunakan pendekatan SEA (Starter Eksperiment Approach ) ada kecenderungan guru dapat memunculkan kemampuan dasar/umum fisika yang dimiliki siswa yakni metodologi, konseptualisasi, pemahaman konsep, aplikasi konsep, tatanilai, dan dimensi sosial melalui pengamatan langsung maupun tak langsung, kesadaran tentang skala besaran (sense of scale), memahami bahasa simbolik matematis, memahami kerangka logika taat azas (logical self consistency) dari hukum alam, memahami inferensi logis, memahami hukum sebab akibat, merumuskan permodelan matematis, serta membangun konsep. Oleh karena itu dengan menggunakan pendekatan SEA (Starter Eksperiment Approach ) dalam pembelajaran dapat menciptakan outcome pendidikan yang berkualitas. Konsep listrik dinamis merupakan konsep dasar untuk mempelajari konsep selanjutnya dalam fisika tentang kelistrikan dan kemagnetan. Oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan penguasaan konsep listrik dinamis melalui pembelajaran yang melibatkan langsung siswa dalam penemuan. Hal ini antara lain dapat dicapai melalui pembelajaran dengan pendekatan SEA . Pembelajaran ini berorientasi pada siswa dengan keterlibatan siswa secara langsung lewat kemampuan berpikir dan mengamati sangat diharapkan sehingga terjadi peningkatan penguasaan konsep yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Berdasarkan penjelasan di atas maka terdapat keterkaitan antara penerapan metode SEA dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya suatu penelitian sehingga efektifitas dalam pembelajaran dapat tercapai. II. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Pembelajaran Fisika

Berkaitan dengan pembelajaran fisika, dewasa ini banyak pendapat dilontarkan bahwa pembelajaran IPA khususnya fisika, kebanyakan seperti mengajarkan sejarah (Sumarna, 1993:3). Pendapat tersebut tak seluruhnya salah, karena disadari bahwa pengajaran fisika saat ini cenderung menghafal rumus. Bahkan akhir-akhir ini banyak berkembang kecenderungan untuk membuat rumus praktis yang dalam waktu singkat diyakini dapat menyelesaikan soal-soal. Dalam kondisi seperti ini konsep-konsep fisika hanya menjadi alat yang bersifat teknis saja, tidak lebih dari sekedar rumus matematika. Kondisi semacam ini merupakan pembelajaran yang tidak menguntungkan bagi siswa maupun guru dalam upaya penanaman konsep fisika secara benar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan serangkaian kegiatan belajar mengajar yang melibatkan guru fisika sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek didik yang belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata guru mengembangkan berbagai pengetahuan, metode pembelajaran, pengelolaan pengajaran, dan tata nilai selama pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar-mengajar. 2. Pembelajaran dengan pendekatan SEA Pendekatan Starter Eksperimen (PSE) adalah terjemahan dari “Starter Experiment Approach“, merupakan pendekatan komprensif untuk pengajaran sains, yang mencakup berbagai strategi pembelajaran yang biasanya diterapkan secara terpisah dan berorientasi pada keterampilan proses. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan PSE ialah bila kegiatan belajar bisa dilakukan dengan percobaan. PSE mempunyai ciri khusus yaitu mengetengahkan alam lingkungan sebagai penyulut (starter) selanjutnya, pembelajaran dilakukan dengan memperaktekan prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan laporan hasil penelitian. Adapun langkah-langkah proses pembelajaran SEA menurut Wayan Memes (2000:21) adalah sebagai berikut: 1) Percobaan Awal (Starter experiment), 2) Pengamatan, 3) Rumusan Masalah, 4) Dugaan sementara, 5) Percobaan pengujian, 6) Penyusunan konsep, 7) Mencatat pelajaran, dan 8) Penerapan Konsep. 3. Kemampuan Analisis Sintesis Kemampuan analisis sintesis merupakan kemampuan siswa dalam mengolah, menguraikan sekaligus menarik kesimpulan tentang permasalahan yang dihadapi. Siswa menggunakan kemampuan dan penalarannya untuk memahami soal (menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan). Hasil ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar memahami soal.Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan suatu kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya. Bila kecakapan analisis telah dikuasai siswa maka siswa akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif (Dharma, 2008). Pernyataan ini mengandung arti bahwa dengan kemampuan analisis diharapkan siswa mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat memilah atau memecahnya menjadi bagian-bagian yang terpadu baik dalam hal prosesnya, cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. 4. Kemampuan Numerik Di dalam pelajaran fisika banyak terdapat soal-soal yang hubungannya dengan perhitungan, bahkan sebagian besar soal fisika berhubungan dengan perhitungan. Oleh karena itu, siswa sangat dituntut untuk dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan kemampuan berhitung yang berbedabeda. Diperkirakan siswa yang mempunyai kemampuan berhitung atau kemampuan numerik tinggi maka prestasi belajarnya akan tinggi dan sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan numerik yang rendah maka prestasi belajarnya akan rendah pula. Dikarenakan dengan penyelesaian konsep listrik dinamis, kemampuan numerik bermakna dalam hal menemukan kesebandingan. Dalam fisika prinsip kesebandingan dinyatakan dalam prinsip berbanding lurus dengan akar, kuadrat, pangkat dan berbanding terbalik dengan kuadrat atau akar tersebut. 5. Kemampuan Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah pada hakekatnya adalah belajar berpikir (learning to think) atau belajar bernalar (learning to reason), yaitu berpikir atau bernalar mengaplikasikan pengetahuanpengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai. Strategi pemecahan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini berpijak pada teori strategi pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Heler, et.al. Tahapan-tahapan terhadap penerapan pemecahan masalah dalam penelitian ini dikembangkan dengan beberapa tahapan, yaitu memfokuskan masalah (focus the problem) dan menguraikan secara konsep fisika (describe the physics), merencanakan solusi (plan the solution), melaksanakan rencana pemecahan masalah (execute the plan), memberikan evaluasi pada solusi (evaluate the solution). 6. Listrik Dinamis Listrik dinamis adalah materi pelajaran kelistrikan yang gejalanya banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyatannya siswa cenderung masih kesulitan karena materi ini termasuk materi yang abstrak dan memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga siswa sering mengalami kesulitan terutama dalam mengaplikasikan pemecahan masalah listrik dinamis dalam berbagai jenis aplikasinya. Standar kompetensi materi listrik dinamis dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi dasarnya adalah memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop), mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari, dan menggunakan alat-alat ukur listrik (voltmeter dan amperemeter).

III. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes, untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa sesuai dengan pokok bahasan yang telah diajarkan guru. Dalam hal ini digunakan tes essay, soal tipe ini baik untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah secara utuh, karena melibatkan pengembangan persepsi dan penalaran. Soal – soal yang digunakan merupakan soal-soal berstandar BSPN dan mengacu pada buku paket yang digunakan oleh guru bidang studi. Instrumen ini terdiri dari 15 butir soal dan dikerjakan dalam waktu 60 menit. IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X semester II SMA Muhammadiyah 2. Subyek penelitian ini sebanyak 62 orang yang merupakan siswa kelas XA sebagai kelas eksperimen dan XB sebagai kelas kontrol. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, dan metode tes. Metode tes yang digunakan meliputi: Tes awal, dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menguasai materi. Tes akhir, dilakukan setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan metode pendekatan SEA . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan pendekatan SEA (Starter Experiment Approach) dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol melalui pembelajaran konvensional dengan menggunakan desain ”pretestposttest control group”. Metode Analisis Data Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan fisika yaitu dengan membandingkan hasil analisis pada tes awal dan akhir pada masing-masing kelas. Rumus yang digunakan adalah 𝑆 −𝑆 nilai g faktor (N-Gains) yang dirumuskan : 𝑔 = 𝑆 𝑝𝑜𝑠 −𝑆𝑝𝑟𝑒 . Dengan nilai g dapat diketahui 𝑚𝑎𝑘𝑠

𝑝𝑟𝑒

peningkatan prestasi belajar, yang dapat memberikan gambaran keberhasilan dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah. Untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah listrik dinamis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan analisis kovarian (ANAKOVA) dengan teknik analisis korelasi product moment . Penelitian ini berhasil jika nilai g faktor (N-Gains) pada kelas kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol, dan kriteria sebagai berikut, bila rxy > rtabel pada taraf signifikansi 5%, terdapat perbedaan yang signifikan. V.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data statistik kemampuan awal , kemampuan analisis sintesis, kemampuan numerik dan kemampuan pemecahan masalah siswa dinyatakan pada Tabel dibawah ini: Tabel 1. Data nilai pada kelas eksperimen No 1 2 3 4

Data Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Standar Deviasi

Kemampuan awal (pretest) 15 45 27,54 7,93

Kemampuan Analisis Sintesis 86 121 101,55 9,48

Kemampuan Numerik 81 123 102,9 9,93

Kemampuan pemecahan masalah (posttest) 70 100 80,16 6,89

Gain

0,73

Tabel 2. Data nilai pada kelas kontrol No 1 2 3 4

Data Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Standar Deviasi

Kemampuan awal (pretest) 15 40 27,58 5,30

Kemampuan Analisis Sintesis 79 126 100,25 10,5

Kemampuan Numerik 79 121 99,6 9,55

Kemampuan pemecahan masalah (posttest) 60 80 72,41 5,75

Gain

0,61

Dengan menggunakan teknik analisis kovarian tiga variabel, hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dengan mengendalikan terhadap kemampuan awal (X1), kemampuan analisa sintesa (X2), kemampuan numerik (X3) , terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah siswa antara kelas eksperimen dangan kelas kontrol. Seperti yang ditunjukkan oleh perbedaan nilai rata-rata posttest kemampuan pemecahan masalah, siswa yang ̅ = 80,16) lebih unggul dari pada siswa yang berasal dari kelas kontrol berasal kelas eksperimen (Y ̅ (Y = 72,41).Hasil pengujian analisis kovarian ditunjukkan pada tabel 3 berikut: Tabel. 3. Ringkasan hasil analisis anakova Jumlah variasi Antar kelompok (A) Dalam kelompok Total

Residu db dk 1 508 57 1798,2 58 2306,2

MK 508 31,6

Fhitung 16,1

Ftabel (0,05) 2,76

Ket signifikan

Berdasarkan tabel 3. besarnya Fhitung sebesar 16,1 sedangkan besarnya Ftabel dengan db = m/(N-m-1) = 3/57 untuk taraf signifikansi 0,05 adalah 2,76. Jadi Fhitung > Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa harga F hitung signifikan. Adapun besarnya korelasi (bahan dari sumber variasi dalam): R = 0,506 dan R2 = 0,26. Hasil uji signifikansi R diperoleh besarnya F reg = 3,68. dengan db = m/(N-m-1) = 3/57, harga Ftabel = 2,76. Dari hasil perhitungan diperoleh harga F reg > Ftabel sehingga harga F reg signifikan. Jadi R = 0,506 tersebut dinyatakan signifikan., dapat disimpulkan bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan yang signifikan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran yang menerapkan pendekatan SEA dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa dan dapat dikembangkan dalam pembelajaran fisika terutama pada topic-topik fisika yang esensial, sehingga konsep topik-topik ini

dapat lebih dipahami secara mendalam sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya Arikunto, Suharsimi.2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi. Jakarta:Bumi Aksara Benny S. Brotosiswoyo.2000. Pembelajaran MIPA diperguruan Tinggi Jakarta :Direktorat Jenderal Cheng, K.K., et.al 2004. “Using Online Homework System Enhances Students’ Learning of Physics Concepts in an Introductory Physics Course”. American Journal of Physics. 72, (11), 1447-1453 Dahar,R.W.(1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdikbud. (1999). Bahan Pelatihan Pengelolaan Laboratorium. Jakarta: Dirjen Dikdasmen dan Dikmenum Druxes, Herbert, dkk. (1995). Kompendium Didaktik Fisika. Bandung: Remaja Rosda Karya Evensen, H.D. 2000. Problem-based Learning. A Research Perspective on Learning Instructions. London: Lawrence erbium Associates Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU-PPAI UT Hamaiik, Oemar, 2003 : Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara Suparwoto,2001. Pengembangan alat Evaluasi Hasil Belajar Siswa. Makalah. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

BIODATA PENULIS 1. NAMA

: SRI LESTARI,S.Pd

2. TEMPAT/TGL LAHIR : KLATEN/24 FEBRUARI 1978 3. INSTANSI

:



MAHASISWA PASCA SARJANA PEND FISIKA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA (UAD)



GURU FISIKA DI SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA



DOSEN TAMU MATA KULIAH PPL DI JURUSAN PEND FISIKA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA (UAD)

4. ALAMAT

: RT.03/RW.20 GANDOK, SINDUHARJO, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA

5. No HP

: 085868292044/ (0274) 9279905

6. EMAIL

: [email protected]

Related Documents

Sri Lestari .docx
May 2020 9
Pembangunan Lestari
June 2020 14
Soetji Lestari
May 2020 10
Sri Sri
November 2019 49
Sri
June 2020 25

More Documents from ""

Ctl Fix.docx
October 2019 19
57-511.en.id.docx
October 2019 47
105257_lplpo.docx
December 2019 49