Sponsor

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sponsor as PDF for free.

More details

  • Words: 3,018
  • Pages: 11
I.

PEMAKAIAN HURUF D. Huruf Diftong A. Huruf Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya. Huruf Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

B. Huruf Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u. C. Huruf Konsonan Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi. E. Gabungan Huruf Konsonan Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

F. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokl, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya: ba-pak, ba-rang, kenyang c. Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua hufur konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya: man-di, som-bong d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: in-strumen, in-fra 2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang

mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya. Singkatan dan Akronim Singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata. Beberapa pola singkatan dan akronim. 1. Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar yang dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-huruf awal kata. Pada singkatan ini tidak diperlukan tanda titik. Contoh: APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), BBM (bahan bakar minyak), SLI (sambungan langsung internasional), PT . (Perseroan Terbatas), TVRI (Televisi Republik Indonesia), WNA (Warga Negara Asing) 2. Akronim yang unsur-unsurnya terdiri atas huruf-huruf besar. Huruf-huruf besar yang membentuknya terdiri atas huruf-huruf awal kata. Contoh: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), ASI (Air Susu Ibu), HUT (hari ulang tahun), ISTI (Institut Seni Tari Indonesia), PAM (perusahaan air minum), SIM (Surat Izin Mengemudi) 3. Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil. Singkatan tersebut berasal dari huruf awal kata. Dalam pembentukannya harus digunakan tanda titik di antara huruf-huruf pembentuk singkatan itu.

5. Singkatan yang berupa akronim dari nama badan atau nama diri. Singkatan ini terdiri atas huruf-huruf bagian kata yang membentuk singkatan itu. Singkatan ini dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga disebut akronim. Hruf awal akronim ditulis dengan huruf besar. Contoh: Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional), Bakin,. (Badan Koordinasi Intelijen Negara), Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia), Wagub (Wakil Gubernur) 6. Akronim pada pola ini adalah akronim yang seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: tilang (bukti pelanggaran), rudal (peluru kendali), sosbud (sosial budaya), toserba (toko serbaada), pemilu (pemilihan umum) 7. Singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan dapat terdiri atas huruf awal kata atau dapat pula berbentuk akronim. Tanda titik digunakan pada setiap huruf besar hasil singkatan. Contoh: S.H. (Sarjana Hukum), S.Psi. (Sarjana Psikologi), M.M. (Magister Manajemen), S.Ag. (Sarjana Agama), K.H. (Kyai Haji), R.A. (Raden Ajeng) 8. Pola singkatan yang berkaitan dengan lambang kimia, ukuran, timbangan, dan besaran. Tanda titik tidak digunakan pada pola singkatan ini. Contoh: Rp (rupiah), cm (sentimeter), kg (kilogram), MHz (megahertz), Ca (kalsium)

Contoh: a.n. (atas nama), d.a. (dengan alamat), p.p. (pulang pergi), u.p. (untuk perhatian), a.l. (antara lain), y.l. (yang lalu)

9. Bentuk singkatan yang sebagian berasal dari kata-kata asal bahasa asing. Dalam singkatan ini tidak diperlukan tanda titik.

4. Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil, yang dibentuk dari huruf awal. Singkatan ini terdiri atas tiga huruf kecil dan dibubuhi tanda titik pada akhir singkatan.

Contoh: memo (memorandum), lab (laboratorium), resto (restoran), promo (promosi), seleb (selebritis), kafe (kafetaria), info (informasi), nego (negosiasi), matre (materialistis), lesbi (lesbian), konsen(konsentrasi).

Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), dkk. (dan kawan-kawan), ybs.(yang bersangkutan), tsb. (tersebut), yad. (yang akan datang)

Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat berikut.

Jumlah suku kata akronim jangan melebihi suku yang lazim pada kata Indonesia.

persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma), sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.

Akronim dibentuk dengan memperhatikan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim. Karena akronim dilafalkan sebagai kata yang wajar, maka kadang-kadang akronim dapat diberi imbuhan. Contoh: tilang (bukti pelanggaran)-menilangditilang-penilangan Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Dari pengertian di atas, kita dapat membedakan sekutu menjadi dua bagian: •



Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus. Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.

Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun

[sunting] Jenis-jenis CV Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah sebagai berikut: •

Persekutuan komanditer murni

Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu komanditer. •

Persekutuan komanditer campuran

Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu tambahan menhadui sekutu komanditer. •

Persekutuan komanditer bersaham

Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan. PEMAKAIAN TANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1.

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan datang.

2.

Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,

0.0.30 jam (30 detik) 5.

Tanda titik dipakai di antara nama

atau daftar.

penulis,

Misalnya:

berakhir dengan tanda tanya dan tanda

a.

seru, dan tempat terbit dalam daftar

III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat

Jenderal

Jenderal

Sengsara. 6.

1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan

Balai

Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya:

1.2 Ilustrasi

Desa Gambar

itu

Gempa

1.2.2

Tabel

1.2.3

Grafik Catatan:

berpenduduk

24.200

orang.

Tangan

yang

terjadi

semalam

menewaskan 1.231 jiwa.

7. Tanda

titik

tidak

memisahkan

dipakai

bilangan

untuk

ribuan

atau

Tanda titik tidak dipakai di belakang

kelipatannya yang tidak menunjukan

angka atau huruf dalam suatu bagan

jumlah.

atau ikhtisar jika angka atau huruf itu

Misalnya:

merupakan yang terakhir dalam deretan

Ia lahir pada tahun 1956 di

angka atau huruf.

Bandung.

Tanda titik dipakai untuk memisahkan

Lihat

angka jam, menit, dan detik yang

seterusnya.

menunjukan waktu.

Nomor gironya 5645678.

Misalnya:

4.

Weltervreden:

Poestaka.

1. ...

3.

tidak

Siregar, Merari. 1920. Azab dan

Agraria

1.2.1

yang

Misalnya:

Masyarakat Desa

b.

tulisan

pustaka.

Pembangunan B. Direktorat

judul

halaman

2345

dan

8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir

pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35

judul yang merupakan kepala karangan

menit 20 detik)

atau

kepala

Tanda titik dipakai untuk memisahkan

sebagainya.

angka jam, menit, dan detik yang

Misalnya:

ilustrasi,

tabel,

dan

menunjukan jangka waktu.

Acara kunjungan Adam Malik

Misalnya:

Bentuk dan Kedaulatan (Bab I

1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20

UUD ‘45)

detik)

Salah Asuhan

0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

9. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1)

3.

Tanda koma dipakai untuk

alamat pengirim dan tanggal surat atau

memisahkan anak kalimat dari induk

(2) nama dan alamat penerima surat.

kalimat

Misalnya:

mendahului induk kalimatnya.

Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)

jika

anak

kalimat

itu

Misalnya:

Jakarta (tanpa titik)

Kalau hari hujan, saya tidak akan

1 April 1985 (tanpa titik)

datang.

Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

Jalan Arif 43 (tanpa titik)

4.

Palembang (tanpa titik)

untuk memisahkan anak kalimat dari

Atau:

Tanda koma tidak dipakai

induk kalimat jika anak kalimat itu

Kantor Penempatan Tenaga (tanpa

mengiringi induk kalimatnya.

titik)

Misalnya:

Jalan Cikini 71 (tanpa titik)

Saya tidak akan datang kalau hari

Jakarta (tanpa titik)

hujan. Dia lupa akan janjinya karena

B. Tanda Koma (,) 1.

sibuk.

Tanda koma dipakai di antara

Dia tahu bahwa soal itu penting.

unsur-unsur dalam suatu perincian atau

5.

pembilangan.

belakang

Misalnya:

penghubung antarkalimat yang terdapat

kata

koma

dipakai

atau

di

ungkapan

Saya membeli kertas, pena, dan

pada

tinta.

dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi

Surat biasa, surat kilat, ataupun

pula,meskipun begitu, akan tetapi.

surat

Misalnya:

khusus

memerlukan

perangko.

2.

Tanda

awal

kalimat.

Termasuk

di

... Oleh karena itu, kita harus hati-

Tanda koma dipakai untuk

hati.

memisahkan kalimat setara yang satu

... Jadi, soalnya tidak semudah itu.

dari kalimat serata berikutnya yang

6.

didahului oleh kata seperti tetapi atau

memisahkan kata seperti kata seperti o,

melainkan.

ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang

Misalnya:

lain yang terdapat di dalam kalimat.

Saya ingin datang, tetapi hari

Tanda koma dipakai untuk

Misalnya:

hujan.

O, begitu?

Didi bukan anak saya, melainkan

Wah, bukan main!

anak Pak Kasim.

Hati-hati, ya, nanti jatuh.

7.

Tanda koma dipakai untuk

memisahkan

petikan

langsung

dari

Ny. Khadijah, M.A. 11.

Tanda koma dipakai untuk

bagian lain dari kalimat.

mengapit keterangan tambahan yang

Misalnya:

sifatnya tidak membatasi.

Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”

Misalnya: Presiden

“Saya gembira sekali,” kata Ibu,

Yudhoyono,

“karena kamu lulus.” 8.

maupun

alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

ke

yang

perempuan,

mengikuti latihan paduan suara. Bandingkan

dengan

keterangan

diapit tanda koma: Surat-surat

ini

harap

Semua siswa yang lulus ujian

dialamatkan kepada Dekan

mendaftarkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas

Pakuan, Bogor.

pada

panitia. 12.

Tanda koma dipakai di muka

dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya:

(iii)

Surabaya, 10 Mei 1960

(iv)

Kuala Lumpur, Malaysia. Tanda koma dipakai untuk

menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:

12,5 m Rp 12,50 13.

Tanda koma dapat dipakai––

untuk

menghindari

salah

baca––di

belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa

namanya

angka persepuluh atau di antara rupiah

Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor

Baru

Bahasa

Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat. 10.

berkunjung

pembatas yang pemakaiannya tidak

Misalnya:

9.

Bambang

Semua siswa, baik yang laki-laki

(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian

(ii)

Susilo

Manado.

Tanda koma dipakai di antara

(i)

RI,

Tanda koma dipakai di antara

nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E.

Misalnya: Dalam

pembinaan

pengembangan memerlukan

bahasa, sikap

dan kita yang

bersungguh-sungguh. Atas

bantuan

Edyar,

Agus

mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan: Kita

memerlukan

bersungguh-sungguh

sikap

yang dalam

pembinaan

dan

pengembangan

Ketua

: Moch. Achyar

bahasa.

Sekretaris

: Tati Suryati

Agus mengucapkan terima kasih

Bendahara

: Noviana Pertiwi

atas bantuan Edyar.

2.

Tanda titik dua dipakai (i) di

Tanda koma tidak dipakai

antara jilid atau nomor dan halaman, (ii)

untuk memisahkan petikan langsung

di antara surah dan ayat dalam kitab

dari bagian lain yang mengiringinya

suci, (iii) di antara judul dan anak judul

dalam kalimat jika petikan langsung itu

suatu karangan, serta (iv) nama kota dan

berakhir dengan tanda tanya atau tanda

penerbit buku acuan dalam karangan.

seru.

Misalnya:

14.

(v)

Tempo, I (34), 1971:7

“ Di mana Saudara tinggal?” tanya

(vi)

Surah Yasin:9

Karim.

(vii) Karangan

Misalnya:

“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.

Ali

Hakim,

Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

C. Tanda Titik Koma (;)

(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006.

1.

Tanda titik koma dapat dipakai

Pembuatan Aneka Kerupuk.

untuk

memisahkan

Jakarta: Penebar Swadaya.

bagian-bagian

kalimat yang sejenis dan setara.

3.

Misalnya:

teks

Malam

makin

larut;

pekerjaan

belum selesai juga. 2.

Titik dua dapat dipakai dalam drama

sesudah

kata

yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:

Tanda titik koma dapat dipakai

Ayah

: “Karyo, sini kamu!”

sebagai pengganti kata penghubung

Karyo

:

untuk memisahkan kalimat yang setara

menghampiri) “Ada apa, Pak?”

di dalam kalimat majemuk.

Ayah

Misalnya:

sepatu hitam yang di atas lemari!”

(datang

: “Tolong ambilkan

Ayah mengurus tanamannya di

4.

kebun itu; Ibu sibuk memasak di

akhir suatu pernyataan lengkap jika

dapur; Adik menghapal nama-nama

diikuti rangkaian atau pemerian.

pahlawan nasional.

Misalnya:

Titik dua dapat dipakai pada

Pak Adi mempunyai tiga orang D. Tanda Titik Dua (:) 1.

Tanda

anak: Ardi, Aldi, dan Asdi. dipakai

Kita sekarang memerlukan perabot

sesudah kata atau ungkapan yang

rumah tangga: kursi, meja, dan

memerlukan pemerian.

lemari.

Misalnya:

titik

dua

E. Tanda Hubung (-) 1.

Tanda hubung menyambung

suku-suku

kata

berimbuhan

dasar

yang

atau

terpisah

F. Tanda Pisah

kata

1.

Tanda

pisah

membatasi

oleh

penyisipan kata atau kalimat yang

pergantian baris.

memberi penjelasan di luar bangun

Misalnya:

kalimat. Misalnya:

Walaupun demikian, masih banyak yang ti- Kemerdekaan bangsa itu––saya dak mematuhi peraturan tersebut. yakin akan tercapai–– Industri tersebut dapat dikembangkan men- diperjuangkan oleh bangsa itu jadi industri padat karya. sendiri. 2.

Tanda hubung menyambung

2.

Tanda

pisah

unsur-unsur kata ulang.

adanya

Misalnya:

keterangan yang lain sehingga kalimat

Anak-anak, kupu-kupu, berulang-

menjadi lebih jelas.

ulang, kemerah-merahan, mondar-

Misalnya:

mandir, sayur-mayur 3.

keterangan

menegaskan

Rangkaian

Tanda hubung menyambung

temuan

aposisi

atau

ini––evolusi,

teori kenisbian, dan kini juga

huruf dari kata yang dieja satu-satu dan

pembelahan

bagian-bagian tanggal.

mengubah konsepsi kita tentang

Misalnya:

alam semesta.

4.

atom––telah

p-a-n-i-t-i-a

3.

17-08-1945

dua bilangan atau kata dengan arti

Tanda hubung dipakai untuk

merangkaikan berikutnya

kata

atau

dengan

kata

sebelumnya

yang

Tanda pisah dipakai di antara

‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Misalnya: 2004––2009

dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf

tanggal 1––10 Mei 2007

dengan angka, angka dengan kata/huruf.

Jakarta––Bandung

Misalnya: se-Indonesia,

5.

G. Tanda Elipsis (...) se-Jabodetabek,

1.

Tanda elipsis dipakai dalam

mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat

kalimat atau dialog yang terputus-putus.

ke-2, S-1, tahun 50-an

Misalnya:

Tanda hubung dipakai untuk

Kalau begitu ... ya, ayo kita

merangkaikan unsur bahasa Indonesia

berangkat.

dengan unsur bahasa asing.

2.

Misalnya:

bahwa dalam suatu kalimat atau naskah

di-smash, pen-tackle-an

Tanda

elipsis

menunjukkan

ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya:

ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun

... selanjutnya akan di bawa ke

rasa emosi yang kuat.

pengadilan.

Misalnya:

Ibu baru pulang ... pasar.

Alangkah seramnya peristiwa itu!

Catatan:

Indah sekali pemandangan alam

Jika

bagian

yang

dihilangkan

ini!

mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu

Merdeka!

dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan satu

J.

Tanda Kurung ((...))

titik untuk menandai akhir kalimat.

1.

Misalnya:

tambahan keterangan atau penjelasan.

Ibu baru pulang dari....

Tanda

kurung

mengapit

Misalnya: Komisi A telah selesai menyusun

H. Tanda Tanya

GBPK (Garis-Garis Besar Program

1.

Kerja) dalam sidang pleno tersebut.

Tanda tanya dipakai pada akhir

kalimat tanya.

2.

Tanda

Misalnya:

keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

Saudara tahu, bukan?

Misalnya:

Tanda tanya dipakai di dalam

kurung

untuk

kalimat

menyatakan

yang

Keterangan itu (lihat Tabel 10)

bagian

menunjukkan perkembangan per-

disangsikan

ekonomian Indonesia lima tahun

kebenarannya.

terakhir.

Misalnya:

3.

Tanda kurung mengapit angka

Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).

atau huruf yang memerinci satu urutan

Uangnya sebanyak 10 juta rupiah

keterangan.

(?) hilang.

Misalnya: Faktor

Tanda Seru (!) 1.

mengapit

Kapan ia berangkat? 2.

I.

kurung

produksi

menyangkut

masalah (a) alam, (b) tenaga kerja,

Tanda seru dipakai pada akhir

dan (c) modal.

kalimat printah.

4.

Misalnya:

atau kata yang kehadirannya di dalam

2.

Tanda kurung mengapit huruf

Bersihkan kamar itu sekarang juga!

teks dapat dihilangkan.

Jangan berisik!

Misalnya:

Tanda seru dipakai pada akhir

ungkapan

atau

menggambarkan

pernyataan

yang

kesungguhan,

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa kokain(a).

Indonesia

menjadi

Sahrul Gunawan berasal dari (kota)

Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada

Bogor.

halaman 5 buku itu. Karangan Andi Hakim Nasoetion

K. Tanda Kurung Siku ([...]) 1.

yang berjudul “Rapor dan Nilai

Tanda kurung siku mengapit

Prestasi di SMA” diterbitkan dalam

huruf, kata, atau kelompok kata sebagai

harian Tempo.

korekssi atau tambahan pada kalimat

3.

Tanda petik mengapit istilah

atau bagian kalimat yang ditulis orang

ilmiah yang kurang dikenal atau kata

lain. Tanda itu menyatakan bahwa

yang mempunyai arti khusus.

kesalahan atau kekurangan itu memang

Misalnya:

terdapat di dalam naskah asli.

Saat ini ia sedang tidak mempunyai

Misalnya:

pacar yang di kalangan remaja

2.

Sang Puteri men[d]engar bunyi

dikenal dengan “jomblo”.

gemerisik.

Karena

Tanda kurung siku mengapit

warna

kulitnya,

Budi

mendapat julukan “si Hitam”.

keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

M. Tanda Petik Tunggal (‘...’)

Misalnya: Persamaan

1. kedua

(perbedaannya

Tanda petik tunggal mengapit

proses

ini

petikan yang tersusun di dalam petikan

dibicarakan

di

lain.

dalam Bab II [lihat halaman 35––

Misalnya:

38]) perlu dibentangkan di sini.

Tanya Basri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

L. Tanda Petik (“...”) 1.

“Waktu

Tanda petik mengapit petikan

kudengar

kubuka

pintu

teriak

anakku,

depan, ‘Ibu,

langsung yang berasal dari pembicaraan

Bapak pulang’, dan rasa letihku

dan naskah atau bahan tertulis lainnya.

lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.

Misalnya:

2.

Tanda petik tunggal mengapit

“Saya belum siap,” kata Mira,

makna, terjemahan, atau penjelasan kata

“tunggu sebentar!”

atau ungkapan asing.

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,

Misalnya:

“Bahasa

negara

ialah

bahasa

Feed-back berarti ‘balikan’.

Indonesia.” 2.

Tanda petik mengapit judul

N. Tanda Garis Miring (/)

syair, karangan, atau bab buku yang

1.

dipakai dalam kalimat.

dalam nomor surat dan nomor pada

Misalnya:

Tanda garis miring dipakai di

alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 12/PK/2005 Jalan Kramat III/10 Masa Bakti 2005/2006 Tahun Ajaran 2006/2007

2.

Tanda garis miring dipakai

sebagai pengganti kata atau, tiap. Misalnya: Laki-laki/Perempuan 120 km/jam O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘) Tanda

penyingkat

menunjukkan

penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan) 17 Agustus ’45 (’45 = 1945)

Related Documents

Sponsor
June 2020 22
Sponsor
December 2019 23
Sponsor
June 2020 16
Sponsor
November 2019 17
Sponsor
November 2019 27
Sponsor Milo.
May 2020 13