I.
PEMAKAIAN HURUF D. Huruf Diftong A. Huruf Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya. Huruf Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
B. Huruf Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u. C. Huruf Konsonan Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi. E. Gabungan Huruf Konsonan Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
F. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokl, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya: ba-pak, ba-rang, kenyang c. Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua hufur konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya: man-di, som-bong d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: in-strumen, in-fra 2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya. Singkatan dan Akronim Singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata. Beberapa pola singkatan dan akronim. 1. Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar yang dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-huruf awal kata. Pada singkatan ini tidak diperlukan tanda titik. Contoh: APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), BBM (bahan bakar minyak), SLI (sambungan langsung internasional), PT . (Perseroan Terbatas), TVRI (Televisi Republik Indonesia), WNA (Warga Negara Asing) 2. Akronim yang unsur-unsurnya terdiri atas huruf-huruf besar. Huruf-huruf besar yang membentuknya terdiri atas huruf-huruf awal kata. Contoh: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), ASI (Air Susu Ibu), HUT (hari ulang tahun), ISTI (Institut Seni Tari Indonesia), PAM (perusahaan air minum), SIM (Surat Izin Mengemudi) 3. Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil. Singkatan tersebut berasal dari huruf awal kata. Dalam pembentukannya harus digunakan tanda titik di antara huruf-huruf pembentuk singkatan itu.
5. Singkatan yang berupa akronim dari nama badan atau nama diri. Singkatan ini terdiri atas huruf-huruf bagian kata yang membentuk singkatan itu. Singkatan ini dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga disebut akronim. Hruf awal akronim ditulis dengan huruf besar. Contoh: Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional), Bakin,. (Badan Koordinasi Intelijen Negara), Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia), Wagub (Wakil Gubernur) 6. Akronim pada pola ini adalah akronim yang seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: tilang (bukti pelanggaran), rudal (peluru kendali), sosbud (sosial budaya), toserba (toko serbaada), pemilu (pemilihan umum) 7. Singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan dapat terdiri atas huruf awal kata atau dapat pula berbentuk akronim. Tanda titik digunakan pada setiap huruf besar hasil singkatan. Contoh: S.H. (Sarjana Hukum), S.Psi. (Sarjana Psikologi), M.M. (Magister Manajemen), S.Ag. (Sarjana Agama), K.H. (Kyai Haji), R.A. (Raden Ajeng) 8. Pola singkatan yang berkaitan dengan lambang kimia, ukuran, timbangan, dan besaran. Tanda titik tidak digunakan pada pola singkatan ini. Contoh: Rp (rupiah), cm (sentimeter), kg (kilogram), MHz (megahertz), Ca (kalsium)
Contoh: a.n. (atas nama), d.a. (dengan alamat), p.p. (pulang pergi), u.p. (untuk perhatian), a.l. (antara lain), y.l. (yang lalu)
9. Bentuk singkatan yang sebagian berasal dari kata-kata asal bahasa asing. Dalam singkatan ini tidak diperlukan tanda titik.
4. Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil, yang dibentuk dari huruf awal. Singkatan ini terdiri atas tiga huruf kecil dan dibubuhi tanda titik pada akhir singkatan.
Contoh: memo (memorandum), lab (laboratorium), resto (restoran), promo (promosi), seleb (selebritis), kafe (kafetaria), info (informasi), nego (negosiasi), matre (materialistis), lesbi (lesbian), konsen(konsentrasi).
Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), dkk. (dan kawan-kawan), ybs.(yang bersangkutan), tsb. (tersebut), yad. (yang akan datang)
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat berikut.
Jumlah suku kata akronim jangan melebihi suku yang lazim pada kata Indonesia.
persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma), sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.
Akronim dibentuk dengan memperhatikan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim. Karena akronim dilafalkan sebagai kata yang wajar, maka kadang-kadang akronim dapat diberi imbuhan. Contoh: tilang (bukti pelanggaran)-menilangditilang-penilangan Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Dari pengertian di atas, kita dapat membedakan sekutu menjadi dua bagian: •
•
Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus. Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.
Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun
[sunting] Jenis-jenis CV Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah sebagai berikut: •
Persekutuan komanditer murni
Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu komanditer. •
Persekutuan komanditer campuran
Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu tambahan menhadui sekutu komanditer. •
Persekutuan komanditer bersaham
Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan. PEMAKAIAN TANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan datang.
2.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
0.0.30 jam (30 detik) 5.
Tanda titik dipakai di antara nama
atau daftar.
penulis,
Misalnya:
berakhir dengan tanda tanya dan tanda
a.
seru, dan tempat terbit dalam daftar
III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat
Jenderal
Jenderal
Sengsara. 6.
1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan
Balai
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya:
1.2 Ilustrasi
Desa Gambar
itu
Gempa
1.2.2
Tabel
1.2.3
Grafik Catatan:
berpenduduk
24.200
orang.
Tangan
yang
terjadi
semalam
menewaskan 1.231 jiwa.
7. Tanda
titik
tidak
memisahkan
dipakai
bilangan
untuk
ribuan
atau
Tanda titik tidak dipakai di belakang
kelipatannya yang tidak menunjukan
angka atau huruf dalam suatu bagan
jumlah.
atau ikhtisar jika angka atau huruf itu
Misalnya:
merupakan yang terakhir dalam deretan
Ia lahir pada tahun 1956 di
angka atau huruf.
Bandung.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
Lihat
angka jam, menit, dan detik yang
seterusnya.
menunjukan waktu.
Nomor gironya 5645678.
Misalnya:
4.
Weltervreden:
Poestaka.
1. ...
3.
tidak
Siregar, Merari. 1920. Azab dan
Agraria
1.2.1
yang
Misalnya:
Masyarakat Desa
b.
tulisan
pustaka.
Pembangunan B. Direktorat
judul
halaman
2345
dan
8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35
judul yang merupakan kepala karangan
menit 20 detik)
atau
kepala
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
sebagainya.
angka jam, menit, dan detik yang
Misalnya:
ilustrasi,
tabel,
dan
menunjukan jangka waktu.
Acara kunjungan Adam Malik
Misalnya:
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20
UUD ‘45)
detik)
Salah Asuhan
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1)
3.
Tanda koma dipakai untuk
alamat pengirim dan tanggal surat atau
memisahkan anak kalimat dari induk
(2) nama dan alamat penerima surat.
kalimat
Misalnya:
mendahului induk kalimatnya.
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
jika
anak
kalimat
itu
Misalnya:
Jakarta (tanpa titik)
Kalau hari hujan, saya tidak akan
1 April 1985 (tanpa titik)
datang.
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
4.
Palembang (tanpa titik)
untuk memisahkan anak kalimat dari
Atau:
Tanda koma tidak dipakai
induk kalimat jika anak kalimat itu
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa
mengiringi induk kalimatnya.
titik)
Misalnya:
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Saya tidak akan datang kalau hari
Jakarta (tanpa titik)
hujan. Dia lupa akan janjinya karena
B. Tanda Koma (,) 1.
sibuk.
Tanda koma dipakai di antara
Dia tahu bahwa soal itu penting.
unsur-unsur dalam suatu perincian atau
5.
pembilangan.
belakang
Misalnya:
penghubung antarkalimat yang terdapat
kata
koma
dipakai
atau
di
ungkapan
Saya membeli kertas, pena, dan
pada
tinta.
dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
Surat biasa, surat kilat, ataupun
pula,meskipun begitu, akan tetapi.
surat
Misalnya:
khusus
memerlukan
perangko.
2.
Tanda
awal
kalimat.
Termasuk
di
... Oleh karena itu, kita harus hati-
Tanda koma dipakai untuk
hati.
memisahkan kalimat setara yang satu
... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
dari kalimat serata berikutnya yang
6.
didahului oleh kata seperti tetapi atau
memisahkan kata seperti kata seperti o,
melainkan.
ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang
Misalnya:
lain yang terdapat di dalam kalimat.
Saya ingin datang, tetapi hari
Tanda koma dipakai untuk
Misalnya:
hujan.
O, begitu?
Didi bukan anak saya, melainkan
Wah, bukan main!
anak Pak Kasim.
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
7.
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan
petikan
langsung
dari
Ny. Khadijah, M.A. 11.
Tanda koma dipakai untuk
bagian lain dari kalimat.
mengapit keterangan tambahan yang
Misalnya:
sifatnya tidak membatasi.
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
Misalnya: Presiden
“Saya gembira sekali,” kata Ibu,
Yudhoyono,
“karena kamu lulus.” 8.
maupun
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
ke
yang
perempuan,
mengikuti latihan paduan suara. Bandingkan
dengan
keterangan
diapit tanda koma: Surat-surat
ini
harap
Semua siswa yang lulus ujian
dialamatkan kepada Dekan
mendaftarkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas
Pakuan, Bogor.
pada
panitia. 12.
Tanda koma dipakai di muka
dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya:
(iii)
Surabaya, 10 Mei 1960
(iv)
Kuala Lumpur, Malaysia. Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:
12,5 m Rp 12,50 13.
Tanda koma dapat dipakai––
untuk
menghindari
salah
baca––di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa
namanya
angka persepuluh atau di antara rupiah
Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Baru
Bahasa
Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat. 10.
berkunjung
pembatas yang pemakaiannya tidak
Misalnya:
9.
Bambang
Semua siswa, baik yang laki-laki
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
(ii)
Susilo
Manado.
Tanda koma dipakai di antara
(i)
RI,
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E.
Misalnya: Dalam
pembinaan
pengembangan memerlukan
bahasa, sikap
dan kita yang
bersungguh-sungguh. Atas
bantuan
Edyar,
Agus
mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan: Kita
memerlukan
bersungguh-sungguh
sikap
yang dalam
pembinaan
dan
pengembangan
Ketua
: Moch. Achyar
bahasa.
Sekretaris
: Tati Suryati
Agus mengucapkan terima kasih
Bendahara
: Noviana Pertiwi
atas bantuan Edyar.
2.
Tanda titik dua dipakai (i) di
Tanda koma tidak dipakai
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii)
untuk memisahkan petikan langsung
di antara surah dan ayat dalam kitab
dari bagian lain yang mengiringinya
suci, (iii) di antara judul dan anak judul
dalam kalimat jika petikan langsung itu
suatu karangan, serta (iv) nama kota dan
berakhir dengan tanda tanya atau tanda
penerbit buku acuan dalam karangan.
seru.
Misalnya:
14.
(v)
Tempo, I (34), 1971:7
“ Di mana Saudara tinggal?” tanya
(vi)
Surah Yasin:9
Karim.
(vii) Karangan
Misalnya:
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
Ali
Hakim,
Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
C. Tanda Titik Koma (;)
(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006.
1.
Tanda titik koma dapat dipakai
Pembuatan Aneka Kerupuk.
untuk
memisahkan
Jakarta: Penebar Swadaya.
bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
3.
Misalnya:
teks
Malam
makin
larut;
pekerjaan
belum selesai juga. 2.
Titik dua dapat dipakai dalam drama
sesudah
kata
yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:
Tanda titik koma dapat dipakai
Ayah
: “Karyo, sini kamu!”
sebagai pengganti kata penghubung
Karyo
:
untuk memisahkan kalimat yang setara
menghampiri) “Ada apa, Pak?”
di dalam kalimat majemuk.
Ayah
Misalnya:
sepatu hitam yang di atas lemari!”
(datang
: “Tolong ambilkan
Ayah mengurus tanamannya di
4.
kebun itu; Ibu sibuk memasak di
akhir suatu pernyataan lengkap jika
dapur; Adik menghapal nama-nama
diikuti rangkaian atau pemerian.
pahlawan nasional.
Misalnya:
Titik dua dapat dipakai pada
Pak Adi mempunyai tiga orang D. Tanda Titik Dua (:) 1.
Tanda
anak: Ardi, Aldi, dan Asdi. dipakai
Kita sekarang memerlukan perabot
sesudah kata atau ungkapan yang
rumah tangga: kursi, meja, dan
memerlukan pemerian.
lemari.
Misalnya:
titik
dua
E. Tanda Hubung (-) 1.
Tanda hubung menyambung
suku-suku
kata
berimbuhan
dasar
yang
atau
terpisah
F. Tanda Pisah
kata
1.
Tanda
pisah
membatasi
oleh
penyisipan kata atau kalimat yang
pergantian baris.
memberi penjelasan di luar bangun
Misalnya:
kalimat. Misalnya:
Walaupun demikian, masih banyak yang ti- Kemerdekaan bangsa itu––saya dak mematuhi peraturan tersebut. yakin akan tercapai–– Industri tersebut dapat dikembangkan men- diperjuangkan oleh bangsa itu jadi industri padat karya. sendiri. 2.
Tanda hubung menyambung
2.
Tanda
pisah
unsur-unsur kata ulang.
adanya
Misalnya:
keterangan yang lain sehingga kalimat
Anak-anak, kupu-kupu, berulang-
menjadi lebih jelas.
ulang, kemerah-merahan, mondar-
Misalnya:
mandir, sayur-mayur 3.
keterangan
menegaskan
Rangkaian
Tanda hubung menyambung
temuan
aposisi
atau
ini––evolusi,
teori kenisbian, dan kini juga
huruf dari kata yang dieja satu-satu dan
pembelahan
bagian-bagian tanggal.
mengubah konsepsi kita tentang
Misalnya:
alam semesta.
4.
atom––telah
p-a-n-i-t-i-a
3.
17-08-1945
dua bilangan atau kata dengan arti
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan berikutnya
kata
atau
dengan
kata
sebelumnya
yang
Tanda pisah dipakai di antara
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Misalnya: 2004––2009
dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf
tanggal 1––10 Mei 2007
dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Jakarta––Bandung
Misalnya: se-Indonesia,
5.
G. Tanda Elipsis (...) se-Jabodetabek,
1.
Tanda elipsis dipakai dalam
mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat
kalimat atau dialog yang terputus-putus.
ke-2, S-1, tahun 50-an
Misalnya:
Tanda hubung dipakai untuk
Kalau begitu ... ya, ayo kita
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
berangkat.
dengan unsur bahasa asing.
2.
Misalnya:
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
di-smash, pen-tackle-an
Tanda
elipsis
menunjukkan
ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
... selanjutnya akan di bawa ke
rasa emosi yang kuat.
pengadilan.
Misalnya:
Ibu baru pulang ... pasar.
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Catatan:
Indah sekali pemandangan alam
Jika
bagian
yang
dihilangkan
ini!
mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
Merdeka!
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan satu
J.
Tanda Kurung ((...))
titik untuk menandai akhir kalimat.
1.
Misalnya:
tambahan keterangan atau penjelasan.
Ibu baru pulang dari....
Tanda
kurung
mengapit
Misalnya: Komisi A telah selesai menyusun
H. Tanda Tanya
GBPK (Garis-Garis Besar Program
1.
Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
2.
Tanda
Misalnya:
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Saudara tahu, bukan?
Misalnya:
Tanda tanya dipakai di dalam
kurung
untuk
kalimat
menyatakan
yang
Keterangan itu (lihat Tabel 10)
bagian
menunjukkan perkembangan per-
disangsikan
ekonomian Indonesia lima tahun
kebenarannya.
terakhir.
Misalnya:
3.
Tanda kurung mengapit angka
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
atau huruf yang memerinci satu urutan
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah
keterangan.
(?) hilang.
Misalnya: Faktor
Tanda Seru (!) 1.
mengapit
Kapan ia berangkat? 2.
I.
kurung
produksi
menyangkut
masalah (a) alam, (b) tenaga kerja,
Tanda seru dipakai pada akhir
dan (c) modal.
kalimat printah.
4.
Misalnya:
atau kata yang kehadirannya di dalam
2.
Tanda kurung mengapit huruf
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
teks dapat dihilangkan.
Jangan berisik!
Misalnya:
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan
atau
menggambarkan
pernyataan
yang
kesungguhan,
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa kokain(a).
Indonesia
menjadi
Sahrul Gunawan berasal dari (kota)
Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada
Bogor.
halaman 5 buku itu. Karangan Andi Hakim Nasoetion
K. Tanda Kurung Siku ([...]) 1.
yang berjudul “Rapor dan Nilai
Tanda kurung siku mengapit
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
harian Tempo.
korekssi atau tambahan pada kalimat
3.
Tanda petik mengapit istilah
atau bagian kalimat yang ditulis orang
ilmiah yang kurang dikenal atau kata
lain. Tanda itu menyatakan bahwa
yang mempunyai arti khusus.
kesalahan atau kekurangan itu memang
Misalnya:
terdapat di dalam naskah asli.
Saat ini ia sedang tidak mempunyai
Misalnya:
pacar yang di kalangan remaja
2.
Sang Puteri men[d]engar bunyi
dikenal dengan “jomblo”.
gemerisik.
Karena
Tanda kurung siku mengapit
warna
kulitnya,
Budi
mendapat julukan “si Hitam”.
keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
M. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Misalnya: Persamaan
1. kedua
(perbedaannya
Tanda petik tunggal mengapit
proses
ini
petikan yang tersusun di dalam petikan
dibicarakan
di
lain.
dalam Bab II [lihat halaman 35––
Misalnya:
38]) perlu dibentangkan di sini.
Tanya Basri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
L. Tanda Petik (“...”) 1.
“Waktu
Tanda petik mengapit petikan
kudengar
kubuka
pintu
teriak
anakku,
depan, ‘Ibu,
langsung yang berasal dari pembicaraan
Bapak pulang’, dan rasa letihku
dan naskah atau bahan tertulis lainnya.
lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
Misalnya:
2.
Tanda petik tunggal mengapit
“Saya belum siap,” kata Mira,
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
“tunggu sebentar!”
atau ungkapan asing.
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,
Misalnya:
“Bahasa
negara
ialah
bahasa
Feed-back berarti ‘balikan’.
Indonesia.” 2.
Tanda petik mengapit judul
N. Tanda Garis Miring (/)
syair, karangan, atau bab buku yang
1.
dipakai dalam kalimat.
dalam nomor surat dan nomor pada
Misalnya:
Tanda garis miring dipakai di
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 12/PK/2005 Jalan Kramat III/10 Masa Bakti 2005/2006 Tahun Ajaran 2006/2007
2.
Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau, tiap. Misalnya: Laki-laki/Perempuan 120 km/jam O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘) Tanda
penyingkat
menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan) 17 Agustus ’45 (’45 = 1945)