SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMAAN BANTUAN KORBAN BENCANA ALAM MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Decision support system for determining the acceptance of victims of natural disasters using the topsis method Yulistya Wardani1,Dr.Rika Rosnelly2,Muhammad Barkah Akbar3 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Potensi Utama 2,3 Dosen Jurusan Sistem Informasi Universitas Potensi Utama 1,2,3 Universitas Potensi Utama, K.L. Yos Sudarso KM 6,5 No. 3A Tj. Mulia - Medan Email :
[email protected]
ABSTRAK Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor bukan alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis bagi korbannya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah kesulitan untuk memberi bantuan kepada korban bencana alam, diakibatkan karena banyaknya korban bencana alam tersebut. Sehingga penentuan penerimaan bantuan keuangan korban bencana alam tidak sesuai yang diharapkan. Suatu sistem pendukung keputusan merupakan salah satu solusi untuk penentuan penerimaan bantuan korban bencana alam. Metode yang digunakan sistem pendukung keputusan ini dalam memberikan rekomendasi adalah Topsis(Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution). Dari pengujian yang sudah dilakukan diperoleh hasil diantaranya semua kasus uji blackbox testing dan metode testing sudah sesuai. Pengujian keakuratan hasil perhitungan sistem menunjukan bahwa perhitungan Topsis yang dilakukan oleh sistem dengan perhitungan manual telah sesuai serta pengujian kelayakan perangkat lunak dilakukan oleh pihak BPBD Kota Medan telah menyimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan penentuan penerimaan bantuan korban bencana alam menggunakan metode topsis ini sudah layak diterapkan di BPBD Kota Medan.
Kata Kunci : Bencana alam, Sistem Pendukung Keputusan, Topsis(Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution).
ABSTRACT Disaster is an event or series of events that threaten and disrupt people's lives caused by natural factors or non-natural factors, resulting in human lives, environmental damage, property losses, and psychological impacts on the victims. The Regional Disaster Management Agency has difficulty providing assistance to victims of natural disasters, due to the large number of victims of these natural disasters. So that the determination of the acceptance of financial assistance for victims of natural disasters is not as expected. A decision support
2
system is one solution for determining the acceptance of assistance for victims of natural disasters. The method used in this decision support system in providing recommendations is Topsis (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution). From the tests that have been carried out, the results include all the blackbox testing test cases and the testing method is appropriate. Testing the accuracy of the system calculations shows that the calculation of Topsis carried out by the system with manual calculation is appropriate and the software feasibility testing carried out by the BPBD of Medan City has concluded that the decision support system for determining the assistance of victims of natural disasters using the topsis method is feasible to be applied in BPBD Medan city Keywords: Natural disasters, Decision Support Systems, Topsis (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution).
1. PENDAHULUAN Dalam perkembangan teknologi saat ini, penulis ingin membantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam memberikan keputusan penentuan penerimaan bantuan keuangan korban bencana alam. Memerlukan suatu perubahan sistem dari sistem yang lama yang sebagian masih menggunakan atau masih bersifat manual ke sistem yang baru. BPBD kesulitan untuk memberi bantuan kepada korban bencana alam, diakibatkan karena banyaknya korban bencana alam tersebut. Sehingga penentuan penerimaan bantuan keuangan korban bencana alam tidak sesuai yang diharapkan Pada dasarnya kesalahan pada penentuan penerimaan bantuan korban bencana alam merupakan kasus yang paling sering di temukan di BPBD kota Medan. Permasalahan tersebut memerlukan penanganan yang cepat dan benar, karena hal ini akan sangat merugikan bagi korban bencana alam lainnya. Proses penentuan penerimaan bantuan korban bencana alam merupakan proses yang melibatkan banyak kriteria yang dinilai, sehingga dalam penyelesainnya diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan dengan metode MADM (Multi Attribute Decision Making). Metode MADM (Multi Attribute Decision Making) antara lain yaitu Topsis (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solutio) yang didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negative. Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaiakan masalah keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan karena konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untu mengukur kinerja relative dari alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada paragraf diatas, maka pada penelitian skripsi ini, penulis mengangkat judul penelitian Sistem Pendukung Keputusan penentuan penerimaan bantuan keuangan korban bencana alam menggunakan metode topsis. Pada penelitian ini akan dibangun sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan metode topsis yang nanti nya dapat menjadi alternatif bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah kota Medan untuk menentukan penerima bantuan keuangan korban bencana alam secara lebih efektif dan berkeadilan berdasarkan kriteria korban bencana alam.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Analisis Permasalahan Pada umumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah kota Medan dalam menentukan penerimaan bantuan korban bencana alam masih dilakukan dengan cara manual, mengakibatkan penerimaan bantuan tidak sesuai yang diharapkan karena banyaknya kriteria korban bencana alam tersebut. Dari penelitian ini akan dibuat sebuah Sistem Pendukung Keputusan penentuan penerimaan bantuan keuangan korban bencana alam menggunakan metode topsis.
2.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk menyelesaikan penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a. Observasi (Penelitian Kelapangan) Peneliti mengunjungi lokasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah kota Medan dan memperoleh data berupa data kriteria korban bencana alam dan nilai bobot yang sesuai berdasarkan tingkat keepentingannya. b. Studi kepustakaan Peneliti mengumpulkan referensi berupa buku, jurnal, karya ilmiah dan lain sebagainya untuk melengkapi dokumen penelitian
2.2. Kerangka Kerja Penelitian
4
Input K&B Data Kriteria&bobot korban Bencan alam
PC Dengan Spesifikasi Komputer
Visio 2013
VB 2010 My Sql
Uji Coba sistem yang dirancang Pengujian Menggunakan Blaxbox Testing
Bag. PeGawai Bpbd Kota Medan
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan penerimaan bantuan korban Bencana alam mengunakan Metode Topsis
Peneliti
Gambar 1. Prosedur Perancangan Sistem 2.3.1. Analisis Kebutuhan Berisi tentang hal-hal yang harus ada pada hasil perancangan agar mampu menyelesaikan masalah yang ada sesuai tujuan. Beberapa hal-hal yang harus dipenuhi adalah data kriteria korban bencana alam dan nilai bobot yang sesuai berdasarkan tingkat keepentingannya.
2.3.2. Desain Sistem Secara umum Sistem Pendukung Keputusan penentuan penerimaan bantuan keuangan korban bencana alam menggunakan metode topsis, yang dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. Metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan jarak adalah Topsis. b. Bahasa pemrograman yang digunakan oleh penulis dalam merancang sistem adalah dengan menggunakan Visual Basic 2010 dan database yang digunakan yaitu SQL Server. 2.3.3. Penulisan Coding Program Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap system tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
2.3.4. Pengujian Program Pada tahap ini dilakukan pengujian aplikasi secara menyeluruh, meliputi pengujian fungsional dan pengujian ketahanan sistem. Pengujian secara black box (interface) yaitu pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja. Pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan, pengujian tersebut untuk masing-masing blok peralatan yang dirancang. 2.3.5 . Pemeliharaan Sistem Perangkat lunak yang susah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau system operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional. 2.4.
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) didefinisikan sebagai sebuah sistem yang bertujuan untuk mendukung seorang manajer mengambil sebuah keputusan dalam kondisi permasalahan yang semi terstruktur. SPK difungsikan sebagai fasilitas yang dapat memperkuat kapabilitas sang pengambil keputusan, namun tidak sepenuhnya menggantikan peran pengambil keputusan tersebut. SPK digunakan pada pengambilan keputusan yang melibatkan pertimbangan dari manajer, atau pada pengambilan keputusan yang tidak sepenuhnya dapat diselesaikan dengan perhitungan.[4]. 2.5. Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidakhanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MultiAtribute Decision Making (MADM) untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis. Topsis membutuhkan rating kinerja setiap alternatif Ai pada setiap kriteria cj yang ternormalisasi.[5]. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Penerapan Metode TOPSIS Pada perhitungan Metode TOPSIS, data-data yang diperlukan adalah alternatifalternatif
keputusan,
kriteria-kriteria
penilaian,
dan
bobot
keputusan
yang
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan penyeleksian Penentuan Penerimaan Bantuan Keuangan Korban Bencana Alam. 3.1.1 Alternatif
6
Alternatif yang digunakan pada pengambilan keputusan ini adalah korban bencana alam yang menjadi terkena musibah sesuai dengan data yang ada. 3.1.2 Kriteria/Atribut Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini terdiri dari enam kriteria yang diambil berdasarkan pemeriksaan data korban bencana alama. Kriteriakriteria tersebut diantaranya: Tabel 3.1. Kriteria korban Kode C1 C2 C3 C4 C5 C6
Kriteria Korban jiwa Objek Kerusakan Jenis banguanan status bangunan Status tanah
Berikut adalahtablekriteria yang harus di miliki oleh korban : 1. Korban jiwa Tabel III.2.korban jiwa Korban jiwa Bobot Meninggal dunia 5 Luka berat cacat 4 Luka Berat 3 Luka Ringan 2 Tidak Terluka 1
2. objek Tabel III.3.objek Objek Rumah Kantor Fasilitas Umum Warung Lain-lain
3. kerusakan
Bobot 5 4 3 2 1
Tabel III.4 kerusakan Kerusakan
Bobot
Hancur Rusak berat Rusak Cukup rusak Tidak rusak
5 4 3 2 1
4. jenis bangunan Tabel III.5.jenis bangunan Jenis bangunan Gedung Permanen Semi Permanen Darurat Sangat darurat
Bobot 5 4 3 2 1
5. status bangunan Tabel III.6.status bangunan status bangunan Bobot Hak Milik 5 Hak guna bangunan 4 Hak guna usaha 3 Hak Pakai 2 Hak sewa 1
6. status tanah Tabel III.7.status tanah Status tanah hak milik Akta jual beli Tanah girik Hak pakai Hak sewa
Bobot 5 4 3 2 1
Bobot preferensi yang akan diberikan untuk setiap keriteria yaitu : Tabel III.8. Bobot Preferensi
8
Kode C1 C2 C3 C4 C5 C6
Kriteria Korban jiwa Objek Kerusakan Jenis bangunan Statusbangunan Status tanah
Bobot 5 4 5 3 4 3
3.2. Contoh Kasus Dalam kasus ini penulis akan mengambil 10 contoh perhitungan kandidat atau korban bencana alam yang akan dilakukan penilaian langkah-langkah sebagai berikut : Berikut adalah contoh korban (alternatif) yang akan dilakukan penilaian :
Tabel III.9. Data Para Korban C1 C2 C3 C4 Meninggal LainHanc Darurat lain ur
Kode KO001
Nama Desi Pasaribu
KO002
Rizal Tanjung
Luka Ringan
Fasum
Rusa k
KO003
Prananda Nasution
Luka Berat Cacat
Kantor
KO004
Ramadani
Tidak Terluka
Warun g
KO005
Rika Sumalia
Luka Berat
Rumah
Cuku p Rusa k Rusa k Berat Tidak Rusa
Semi Permane n Permane n Gedung
Sangat Darurat
C5 Hak Milik Hak Sewa
C6 Akta Jual Beli Hak Milik
Hak Pakai
Hak Pakai
Hak Guna Usaha Hak Guna
Hak Sewa Tanah Girik
k KO006
Rudianto
KO007
Ardiansyah
Meninggal
Rumah
Luka Ringan
Kantor
KO008
Nina Desmiana
Meninggal
Lainlain
KO009
M Syarif
Luka Berat
Rumah
KO010
Ayunida Nasution
Tidak Terluka
Warun g
Hanc ur Rusa k Cuku p Rusa k Hanc ur Rusa k Berat
Gedung
Permane n Sangat Darurat
Darurat Semi Permane n
Banguna n Hak Milik Hak Milik Hak Guna Usaha
Tanah Girik
Hak Pakai Hak Sewa
Hak Sewa Hak Pakai
Nilai bobot ditentukan dengan skala angka 1-5 berdasarkan tingkat kepentingan kriteria yang ada. Tabel III.10. Nilai Pembobotan korban Kode KO001 KO002 KO003 KO004 KO005 KO006 KO007 KO008 KO009 KO010
Nama Desi Pasaribu Rizal Tanjung Prananda Nasution Ramadani Rika Sumalia Rudianto Ardiansyah Nina Desmiana M Syarif Ayunida Nasution
Keterangan : C1 = Untuk kriteria pertama(korban jiwa) C2 = Untuk kriteria kedua(objek) C3 = Untuk kriteria ketiga(kerusakan)
C1 C2 C3 C4 C5 C6 5 2 4 1 3 5 2 5 3 1
1 3 4 2 5 5 4 1 5 2
5 3 2 4 1 5 3 2 5 4
2 3 4 5 1 5 4 1 2 3
5 1 2 3 4 5 5 3 2 1
Hak Milik Hak Milik
4 5 2 1 3 5 5 3 1 2
10
C4 = Untuk kriteria keempat(jenis bangunan) C5 = Untuk kriteria kelima(status bangunan) C6 = Untuk kriteria keenam(status tanah) Berikut ini proses penilaian untuk kelima alternatif pada penilaian korban : 1. Membentuk matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot X1
=
R11 = R21 = R31 = R41 = R51 = R61 =
R71 =
X2
=
R12 = R22 = R32 = R42 = R52 = X3
=
R13 = R23 = R33 = R43 = R53 =
52 + 22 + 42 + 12 + 32+ 52+ 22+ 52+ 32+ 12 = 10.908 5 10.908 2 10.908 4 10.908 1 10.908 3 10.908 5 10.908 2 10.908
= 0,4583 = 0,183 = 0,336
5 10.908 3 R91 = 10.908 1 R101 = 10.908 R81 =
= 0,091 = 0,275 = 0,458
= 0,183
12 + 32 + 42 + 22 + 52+ 52+ 42+ 12+ 52+ 22 = 11.224 1 5 R62 = = 0,089 11.224 11.224 3 4 R72 = = 0,267 11.224 11.224 4 1 R82 = 11.224 = 0,356 11.224 2 5 R92 = = 0,178 11.224 11.224 2 5 = 0,445 R102 = 11.224 11.224 52 + 32 + 22 + 42 + 12+ 52+ 32+ 22+ 52+ 42 = 5 5 R63 = = 0,431 11.575 11.575 5 5 R73 = 11.575 = 0,259 11.575 5 5 R83 = = 0,172 11.575 11.575 5 5 R93 = = 0,345 11.575 11.575 5 5 R103 = = 0,086 11.575 11.575
= 0,445 = 0,356 = 0,089 = 0,445 = 0,178 11.575 = 0,431 = 0,259 = 0,172 = 0,431 = 0,345
= 0,458 = 0,275 = 0,091
X4
=
R14 = R24 = R34 = R44 = R54 =
X5
=
R15 = R25 = R35 = R45 = R55 =
X6 = R16 = R26 = R36 = R46 = R56 =
22 + 32 + 42 + 52 + 12+ 52+ 42+ 12+ 22+ 32 = 10.488 2 10.488 3 10.488 4 10.488 5 10.488 1 10.488
= 0,190 = 0,286 = 0,381 = 0,476 = 0,095
5 10.488 4 R74 = 10.488 1 R84 = 10.488 2 R94 = 10.488 3 R104 = 10.488 R64 =
= 0,476 = 0,381 = 0,095 = 0,190 = 0,286
52 + 12 + 22 + 32 + 42+ 52+ 52+ 32+ 22+ 12 = 10.908 5 5 R65 = = 0,458 = 0,458 10.908 10.908 5 1 R75 = = 0,458 = 0,091 10.908 10.908 3 R85 = = 0,275 2 = 0,183 10.908 10.908 2 3 R95 = = 0,183 = 0,275 10.908 10.908 4 1 R105 = = 0,091 = 0,366 10.908 10.908
22 + 32 + 42 + 52 + 12+ 52+ 42+ 12+ 22+ 32 = 10.488 1 11.575 5 11.575 5 11.575 1 11.575 3 11.575
= 0,190 = 0,286 = 0,381 = 0,476 = 0,095
5 11.575 5 R76 = 11.575 R86 = 3 11.575 1 R96 = 11.575 2 R106 = 11.575 R66 =
= 0,476 = 0,381 = 0,095 = 0,190 = 0,286
12
Tabel III.11. Matriks Ternormalisasi Kode Peserta K00001 K00002 K00003 K00004 K00005 K00006 K00007 K00008 K00009 K00010
Nama Peserta Desi Pasaribu Rizal Tanjung Prananda Nasution Ramadani Rika Sumalia Rudianto Ardiansyah Nina Desmiana M Syarif Ayunida Nasution
C1
C2
C3
C4
C5
C6
0.4583
0.0891
0.4319
0.1907
0.4583
0.3667
0.1833
0.2673
0.2592
0.2860
0.0917
0.4583
0.3667
0.3563
0.1728
0.3814
0.1833
0.1833
0.0917 0.2750
0.1782 0.4454
0.3455 0.0864
0.4767 0.0953
0.2750 0.3667
0.0917 0.2750
0.4583 0.1833 0.4583
0.4454 0.3563 0.0891
0.4319 0.2592 0.1728
0.4767 0.3814 0.0953
0.4583 0.4583 0.2750
0.4583 0.4583 0.2750
0.2750 0.0917
0.4454 0.1782
0.4319 0.3455
0.1907 0.2860
0.1833 0.0917
0.0917 0.1833
Maka dilanjutkan dengan perkalian dengan bobot (Matrik Normalisasi x Bobot): C1 Bobot
C2 5
C3 4
Misal nya Matriks Hasil (1,1)
C4 5
C5 3
C6 4
3
= Matrik Normal C(1,1) x Bobot C1 = 0.4583 x 5 = 2.2917 Tabel III.12. Perkalian Bobot
Kode Peserta
Nama Peserta
C1
K00001
Desi Pasaribu
2.2917
K00002
0.9167
K00003
Rizal Tanjung Prananda Nasution
K00004 K00005
Ramadani Rika Sumalia
0.4583 1.3750
1.8334
C2 0.356 3 1.069 0 1.425 4 0.712 7 1.781
C3 2.159 7 1.295 8 0.863 9 1.727 7 0.431
C4 0.572 1 0.858 1 1.144 2 1.430 2 0.286
C5 1.833 4 0.366 7 0.733 4 1.100 0 1.466
C6 1.100 0 1.375 0 0.550 0 0.275 0 0.825
K00006
Rudianto
2.2917
K00007
Ardiansyah
0.9167
K00008
Nina Desmiana
2.2917
K00009
M Syarif
1.3750
K00010
Ayunida Nasution 0.4583
7 1.781 7 1.425 4 0.356 3 1.781 7 0.712 7
9 2.159 7 1.295 8 0.863 9 2.159 7 1.727 7
0 1.430 2 1.144 2 0.286 0 0.572 1 0.858 1
7 1.833 4 1.833 4 1.100 0 0.733 4 0.366 7
0 1.375 0 1.375 0 0.825 0 0.275 0 0.550 0
2. Menentukan solusi ideal positif (y max) Y1+= MAX(2.291; 0,916; 1,833; 0,458; 1,375; 2.291; 0,916; 2,91; 1,375; 0,458 ) = 2,291 Y2+ = MAX(0,356; 1,068; 1,425; 0,712; 1,781; 1,781; 1,425; 0,356; 1,781; 0,712) = 1,781 Y3+ = MAX(2,159; 1,295; 0,863; 1,727; 0,431; 2,159; 1,295; 0,863; 2,159; 1,727) = 2,159 Y4+ = MAX(0,572; 0,858, 1,144; 1,430; 0,286; 1,430; 1,144; 0,286; 0,572; 0,858) = 1,430 Y5+ = MAX(1,833; 0,366; 0,733; 1,100; 1,466; 1,833; 1,833; 1,100; 0,733; 0,366) = 1,833 Y6+ = MAX(1,100; 1,357; 0,550; 0,275; 0,825; 1,375; 1,375; 0,825; 0,275; 0,550) = 1,375 A 2.29174624 1.78174161 2.15967106 1.43019388 1.83339699 1.37504774 + 3 3 4 4 4 6
3. Menghitung jarak dengan solusi ideal positif D1+ = (2,291 – 2,291)2 + (1,781–0,356)2 + (2,159– 2,159)2 + (1,430– 0,572)2 + (1,833 –1,833)2 + (1,375-
1.100)2 D2+ = (2,291 – 0,916)2 + (1,781– 1,069)2 + (2,159– 1,295)2 + (1,430– 0,585)2 + (1,833 – 0,366)2+ (1,375– 2
14
D6+ = (2,291– 2,291)2 + (1,781– 1,781)2 + (2,159–2,159)2 + (1,430– 1.430)2 + (1,833 – 1,833)2 + (1,375– 1,375)2 =0 D7+ = (2,291– 0,916)2 + (1,781– 1,425)2 + (2,159–1,295)2 + (1,430– 1,144)2 + (1,833 – 1,833)2 + (1,375– 1,375)2 = 1,686 D8+ = (2,291– 2,291)2 + (1,781– 0,356)2 + (2,159–0,863)2 + (1,430– 0,286)2 + (1,833 – 1,100)2 + (1,375– 0,825)2 = 2,420 D9+ = (2,291– 1,375)2 + (1,781– 1,781)2 + (2,159–2,159)2 + (1,430– 0,572)2 + (1,8330,733)2 + (1,375– 0,275)2 = 1,999 D10+ = (2,291– 458)2 + (1,781– 0,712)2 + (2,159–1,727)2 + (1,430– 0,858)2 + (1,833 – 0,366)2 + (1,375– 0,550)2 = 2,801 4. Menghitung jarak dengan solusi ideal negatif(y min) Y1+= MIN(2.291; 0,916; 1,833; 0,458; 1,375; 2.291; 0,916; 2,91; 1,375; 0,458 ) = 0,458
Y2+ = MIN(0,356; 1,068; 1,425; 0,712; 1,781; 1,781; 1,425; 0,356; 1,781; 0,712) = 0,356 Y3+ = MIN(2,159; 1,295; 0,863; 1,727; 0,431; 2,159; 1,295; 0,863; 2,159; 1,727) =0,431 Y4+ = MIN(0,572; 0,858, 1,144; 1,430; 0,286; 1,430; 1,144; 0,286; 0,572; 0,858) = 0,286 Y5+ = MIN(1,833; 0,366; 0,733; 1,100; 1,466; 1,833; 1,833; 1,100; 0,733; 0,366) = 0,366 Y6+ = MIN(1,100; 1,357; 0,550; 0,275; 0,825; 1,375; 1,375; 0,825; 0,275; 0,550) = 0,275 A- 0.458349249 0.356348323 0.431934213 0.286038777 0.366679399 0.275009549
5. Menghitung jarak dengan solusi ideal negatif D1- = (0,458 – 2,291)2 + (0,356–0,356)2 + (0,431– 2,159)2 + (0,286– 0,572)2 + (0,366 –1,833)2 + (0,2751.100)2 D2- = (0,458 – 0,916)2 + (0,356– 1,069)2 + (0,431– 1,295)2 + (0,286– 0,585)2 + (0,366 – 0,366)2+ (0,275– 1,375)2
D3- = (0,458–1,833)2 + (0,356– 1,425)2 + (0,431– 0,863)2 + (0,286– 1,144)2 + (0,366 – 0,733)2 + (0,275– 0,550)2 -
2
2
2
2
2
16
D6- = (0,458– 2,291)2 + (0,356– 1,781)2 + (0,431–2,159)2 + (0,286– 1.430)2 + (0,366 – 1,833)2 + (0,275– 1,375)2 =0 D7- = (0,458– 0,916)2 + (0,356– 1,425)2 + (0,431–1,295)2 + (0,286– 1,144)2 + (0,366 – 1,833)2 + (0,275– 1,375)2 = 1,686 D8- = (0,458– 2,291)2 + (0,356– 0,356)2 + (0,431–0,863)2 + (0,286– 0,286)2 + (0,366 – 1,100)2 + (0,275– 0,825)2 = 2,420 D9- = (0,458– 1,375)2 + (0,356– 1,781)2 + (0,431–2,159)2 + (0,286– 0,572)2 + (0,366-0,733)2 + (0,275– 0,275)2 = 1,999 D10- = (0,458– 458)2 + (0,356– 0,712)2 + (0,431–1,727)2 + (0,286– 0,858)2 + (0,366 – 0,366)2 + (0,275– 0,550)2 = 2,801 6. Menentukan nilai preferensi setiap alternatif D1V1 =
V2 =
3,043
D- + D+ D1-
=
= -
+
D +D D1
V4 =
V5 =
-
+
=
D +D
2,041 + 1,997
D1-
1,911
D- + D+ D1-
= 0,422
1,732 + 2,371 2,041
-
V3 =
= 0,643 3,043+ 1,686 1,732
=
= 0,505
= 0,429 1,911 + 2,537 2,093
=
= 0,470
D1V6 =
V7 =
3,612
D- + D+ D1-
=
2,489 + 1,686 2,094
-
+
=
D +D
V10 =
2,464 =
D- + D+
= 0,552 2,464 + 1,999
D1-
= 0,463
2,094+ 2,420
D1V9 =
= 0,596
= D- + D+ D1-
V8 =
= 1,000 3,612+ 0 2,489
1,486 = +
D +D
= 0,346 1,486 + 2,801
Tabel III.13. Hasil Perhitungan Kode Peserta K00001 K00002 K00003 K00004 K00005 K00006
Nama Peserta Desi Pasaribu Rizal Tanjung Prananda Nasution Ramadani Rika Sumalia Rudianto
D1-
V1 = D+ D- + D+ 1.6863 D1 V2 = 2.3714 1.9972 D- + D+ 2.5375 D1V3 = 2.3604 D- + D+ 0.0000
1,201 V 1,201+ 2,458 3.0431 0.6434 2,235 1.7325 0.4222 = 2.04122,235 + 0.5055 1,573 1.9113 0.4296 1,650 2.0940 0.4701 = 1,650 + 1,846 3.6123 1.0000 D-=
D1V4 =
-
+
= 0,336 1,091 + 1,152
-
2,060
D1 -
Tidak Layak Tidak Layak = 0,587 Tidak Layak Tidak Layak Tidak Layak = 0,472 Layak
1,091 =
D +D V5 =
Hasil SPK = 0,328
= +
D +D
= 0,608 2,060 + 1,328
18
K00007 K00008 K00009 K00010
Ardiansyah Nina Desmiana M Syarif Ayunida Nasution
1.6870 2.4208 1.9992 2.8018
2.4894 2.0948 2.4644 1.4863
0.5961 0.4639 0.5521 0.3466
Tidak Layak Tidak Layak Tidak Layak Tidak Layak
Maka dapat disimpulkan bahwa korban yang berhak untuk diangkat adalah korban dengan Kode Peserta KO0006 atas nama Rudianto dengan nilai 1.0000. Tabel III.14. korban dan Hasil Nilai Kode Peserta PRO180005 PRO180001 PRO180008 PRO180002 PRO180009 PRO180003 PRO180004 PRO180006 PRO180007 PRO180010
Nama Peserta Rika Sumalia Desi Pasaribu Nina Desmiana Rizal Tanjung M Syarif Prananda Nasution Ramadani Rudianto Ardiansyah Ayunida Nasution
V 1 0.643434247 0.596065815 0.552111611 0.505453529 0.470093018 0.463904533 0.429623554 0.422163993 0.346607031
Hasil tersebut sesuai dengan nilai preferensi yang dihitung dengan sistem pengangkatan korban, maka korban yang berhak menerima bantuan adalah Bapak Rudianto. Perhitungan tersebut berdasarkan solusi ideal positif yaitu korban yang berhak menerima bantuan dilihat dari hasil yang tertinggi. 3.3. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Pendukung Keputusan penentuan penerimaan bantuan keuangan korban bencana alam dapat dilihat sebagai berikut : 1.
Tampilan form Login admin Aktivitas login yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar IV.1 :
Gambar 1. Tampilan form Form Login 2. Tampilan Form Menu Utama Menu Utama adalah tampilan awal sistem yang disajikan oleh aplikasi untuk mempermudah user dalam melihat aktifitas sistem dalam bentuk menu-menu yang tersedia pada menu utama sistem, yang ditunjukkan pada gambar IV.2 :
Gambar 2. Tampilan Form Menu Utama
3. Tampilan Form Data Korban Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data korban dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar IV.3 berikut :
20
Gambar IV.3. Tampilan Form Pendataan Korban
4. Tampilan Form Konversi Nilai Korban Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data konversi nilai korban dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar IV.4 berikut :
Gambar 4. Tampilan Form Konversi Nilai Korban
5.
Tampilan Form Pengguna Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data Pengguna dapat diterangkan
dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar 5 berikut :
Gambar 5. Tampilan Form Pengguna
6.
Tampilan Form Proses SPK Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan proses SPK dapat diterangkan
dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar 6 berikut :
Gambar 6. Tampilan Form Proses SPK
22
7.
Tampilan Form Hasil Laporan Aktivitas yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang
ditunjukkan pada gambar 7 berikut :
Gambar 7. Tampilan Form Hasil Laporan 4 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama membuat sistem pendukung keputusan penentuan penerimaan bantuan korban bencana alam menggunakan metode topsis ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menciptakan suatu sistem pendukung keputusan untuk penentuan penerima bantuan keuangan bencana alam menggunakan metode Topsis sebagai aternatif pemberian bantuan untuk korban bencana alam dan sudah berjalan dengan baik. 2. Penelitian ini mengembangkan suatu sistem pendukung keputusan untuk penentuan penerima bantuan kauangan bencana alam dengan kriteria korban jiwa, objek, kerusakan, jenis bangunan, status bangunan, dan status tanah.
5 SARAN Penulis menyadari bahwa aplikasi ini memiliki banyak kekurangan, saran untuk pengembangan aplikasi pada waktu mendatang adalah: 1. Sebaiknya sistem ini ditambahkan modul penambahan dan penghapusan kriteria
agar
sistem menjadi dinamis. 2. Sebaiknya sistem ini dikembangkan dalam bentuk web agar dapat diakses secara online. 3. Sistem yang dirancang bisa lebih dikembangkan lagi sehingga Perlunya proses back-up data untuk menghindari kerusakan data. 4. Diharapkan kedepannya adanya pengembangan baik berupa adanya penambahan metode dalam perhitungan Sistem Pendukung Keputusan penentuan penerimaan korban bencana alam agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen Universitas Potensi Utama yang telah memberi dukungan terhadap penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA [1]Hartono, 2014. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya, Bandung. [2]Ichsan, Mohd, 2012. Penggunaan Pgrouting Untuk Mencari Rute Jalan Terpendek Pada Sistem Informasi Geografis. Universitas Syiah Kuala. [3]Zaki, Ali, 2015. PHP dan MySQL. Elex Media, Jakarta. [4]Qoriani Farida Hersa, Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Limbah Pabrik Di Kabupaten Sidoarjo, Jurnal LINK Vol 17/No. 2 September 2012 , Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya
[email protected]. [5]Puspita Wira, 2012. Analisis Data Geostatistik Menggunakan Metode Ordinary Kriging, Volume 1, Nomor 1 (GIS). [6]Destiningrum Mara, Sistem Informasi Penjadwalan Dokter Berbasis Web Dengan Menggunakan FrameWork Codeigniter, Jurnal TEKNOINFO, Vol. 11, No 2, 2017, 6-13. ISSN 1693 0010. [7]Salah M El Sayed, 2014 Pengukuran jarak menggunakan Ordinary Kriging Vol 2 Nomor 57 {GIS).