Spesifikasi Teknis.doc

  • Uploaded by: Anonymous 6vud0TRA
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spesifikasi Teknis.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,743
  • Pages: 11
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN/PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI 

Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan; SEMEN PORTLAND Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus semen portland sesuai dengan merk yang disetujui dan memenuhi standar nasional Indonesia, NI-8. Jenis semen lainnya dapat dipergunakan atas persetujuan Direksi. Semen yang digunakan harus merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat persetujuan terlebih dahulu. Tiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah mengeras atau sebagian mati harus ditolak dan segera dikeluarkan dari lokasi. Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau tidak semen-semen tersebut. Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan tempat / gudang penyimpanan semen pada tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang dapat merusak semen termasuk kemungkinan kena ombak pasang, terutama sekali pada lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah. Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pemakaian semen harus diatur secara kronologi sesuai dengan penerimaan. Kantungkantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan. PASIR Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kandungan lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5%. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI 1982.

Pasir harus diletakkan di lokasi dimana tidak terjangkau pengaruh ombak air pasang surut. Pasir harus dihindari dari hujan asam dengan cara ditutup dengan terpal/plastik kuat yang bersih. Pasir yang digunakan untuk cor beton, pasangan batu belah, pasangan batu bata dan plesteran digunakan pasir yang berasal dari sungai atau gunung, pasir laut tidak dapat digunakan kecuali untuk pasir urug. Pasir yang ditolak oleh Pengawas harus segera disingkirkan dari lapangan kerja. Dalam membuat adukan baik untuk digunakan plesteran maupun pembetonan, pasir tidak dapat digunakan sebelum persetujuan Pengawas mengenai mutu dan jumlahnya. BATU Material batu untuk pekerjaan ini adalah batu hitam (andesit) yang keras dan tidak lapuk dengan diameter rata-rata 15 s/d 25 cm. AIR Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organik, garam, silt (lanau). Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan

beratnya.

Penyedia

jasa

konstruksi

tidak

diperkenankan

menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur dan air sungai. Air yang digunakan harus bersih dari kotoran yang bisa menurunkan kualitas adukan dan jika memungkinkan dipakai air yang memenuhi syarat untuk air minum.

ADUKAN Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland dan pasir dengan perbandingan seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan. Alat yang dipakai untuk mencampur adalah molen

Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Melunakkan kembali dari adukan tersebut tidak diperkenankan. BAHAN-BAHAN LAIN Penggunaan bahan-bahan lain yang belum tercantum dalam spesifikasi teknis ini dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi. Penyedia jasa/pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk memenuhi kewajiban untuk membayar pajak mineral bukan logam dan batuan. 

Ketentuan penggunaan tenaga kerja; Tenaga kerja untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan di lapangan, personil tenaga teknis/pelaksana dari penyedia jasa yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja / pekerja adalah pekerja tenaga inti yang sudah profesional di pekerjaan



bidang konsruks bangunan air Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan; Pokok metode kerja/prosedur untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah meliputi sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan perangkat desa/kecamatan di lokasi/wilayah tersebut akan diadakan pekerjaan dan melibatkan tenaga kerja setempat; Sebelum pelaksanaan pelaksana membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK). Untuk kegiatan beton melaksanakan uji beton sesuai dengan persyaratan teknis. Pelaksanaan konstruksi dengan personil pelaksana yang selalu ada di lapangan dengan harapan bahwa informasi maupun perintah dari pengguna dapat langsung ditindaklanjuti secepatnya; A. UMUM Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada

saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan. Metode pelaksanaan ini sebagai bagian bahan pedoman untuk evaluasi dokumen penawaran dari calon penyedia jasa B. PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT DAN TENAGA KERJA Berisikan/menjelaskan

tentang

analisa

teknik/penjabaran

pelaksanaan, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan alat

berapa

waktu

dan hasil kerja yang

diperlukan untuk masing masing pekerjaan. Dari hasil tersebut sebagai dasar membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan. C. PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PERSIAPAN Sosialisasi wajib dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia jasa kepada masyarakat sekitar dan perangkat desa/kecamatan di lokasi/wilayah pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi bahwa di wilayah tersebut akan segera dimulai pekerjaan, tentang jalan masuk material/akses jalan masuk dll. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran, sampah, puing–puing/kupasan bagian permukaan tanah/Stripping

yang ditumbuhi oleh semak, dan segala sesuatu

yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukan Konsultan Pengawas/Pengguna Jasa. Penyedia jasa mebuat direksi keet, papan nama proyek, pemasangan bouwplank dan pemasangan pagar proyek seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. PEKERJAAN PENAHAN AIR/KISE-DAM

Untuk mengamankan pelaksanaan pembangunan dinding penahan tanah dilakukan pembuatan kisdam pada dua sisi luar rencana, apabila di sekitar lokasi pelaksanaan pekerjaan tidak memungkinkan untuk dibuat saluran pembelok aliran sungai, maka dapat diatasi dengan metode kisdam.

PEKERJAAN GALIAN TANAH Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan termasuk pengurugan/ pemadatan tanah kembali. Jenis-Jenis Galian A.1. Galian Tanah Biasa Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya. A.2. Galian Batu Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran. A.3. Galian Konstruksi Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjukpetunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia jasa konstruksi dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Bila Penyedia jasa konstruksi melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Penyedia jasa konstruksi wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia jasa konstruksi dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Galian Dinding Penahan Tanah (DPT) harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja Dinding Penahan Tanah (DPT) atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 1 : 2 kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Penyedia jasa konstruksi harus memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Penyedia jasa konstruksi harus

menyediakan

pompa

air

secukupnya

untuk

menyedot

air

yang

menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian, harus kering.

URUGAN DAN PEMADATAN TANAH Pekerjaan Urugan

Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk : Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 2% atau sesuai Gambar Kerja. Terkecuali untuk tempat tertentu/khusus, kepadatan tanahnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana. Bahan Urugan Bahan

urugan

yang

dipakai

adalah

tanah/material

hasil

galian

atau

mendatangkan dari lokasi lain atas persetujuan pengawas atau tim direksi. Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek. Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pemadatan Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu. Penyedia jasa konstruksi harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangankekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI (PONDASI) (1) Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan daalm spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna. b. Pekerjaan ini meliputi pasangan batu kali dan bagian-bagian yang dianggap perlu. (2) Persyaratan Bahan a. Batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelahbelah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970). b. Sebesar 40% pembongkaran batu kali eksisting dapat digunakan untuk bahan pembuatan batu kali baru. c. Semen portland harus memenuhi NI-18.

d. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 9. e. Air harus memenuhi PBVI-1982 pasal 9. (3) Syarat-syarat pelaksanaan: a. Dinding batu kali harus dipasang dengan campuran sesuai yang ditentukan b. Pasangan batu kali tersebut harus dikerjakan dengan cara terbaik yang dikenal disini, batu kali harus keras permukaan kasar tanpa cacat atau retak. c. Setelah pasangan batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan melakukan pekerjaan lanjutan. d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan dicetak di tempatnya sehingga tegak. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral. Setelah batu kali selesai dipasang dilanjutkan dengan finishing menggunakan plesteran dan siar. KETERANGAN TAMBAHAN 

Ketentuan penggunaan tenaga kerja; Tenaga kerja untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan di lapangan, personil tenaga teknis/pelaksana dari penyedia jasa yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja / pekerja adalah pekerja tenaga inti yang sudah profesional di pekerjaan



bidang irigasi dan memaksimalkan tenaga /P3A/GP3A setempat. Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan; Pokok metode kerja/prosedur untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah meliputi Sosialisasi kepada pengguna air (P3A/GP3A) dan perangkat desa/kecamatan di lokasi/wilayah tersebut akan diadakan pekerjaan dan melibatkan tenaga kerja dari P3A/GP3A setempat; Persiapan di lapangan termasuk mobilisasi bahan, peralatan, tenaga; Pengeringan lokasi di pekerjaan bila diperlukan; Sebelum pelaksanaan pelaksana membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK). Untuk kegiatan beton melaksanakan uji beton sesuai dengan persyaratan teknis. Pelaksanaan konstruksi dengan personil pelaksana yang selalu ada di lapangan dengan harapan bahwa informasi maupun perintah dari pengguna dapat langsung ditindaklanjuti secepatnya; C. PELAKSANAAN PEKERJAAN a. Persiapan

Sosialisasi wajib dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia jasa kepada pengguna air (P3A/GP3A) dan perangkat desa/kecamatan di lokasi/wilayah pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut dan melibatkan tenaga kerja dari P3A/GP3A setempat. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi bahwa di wilayah tersebut akan segera dimulai pekerjaan, kesepakatan tentang pematian air, tentang jalan masuk material/akses jalan masuk dll. Persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan meliputi mobilisasi bahan, peralatan, tenaga, penyediaan akses jalan masuk bahan, pembuatan brak/kantor pengawas, pembuatan papan nama. b. Pelaksanaan Konstruksi - Pembuatan Mutual Ceck (MC0) Pengukuran/penghitungan ulang Mutual Ceck 0% (MC0) dilakukan bersama sama dengan pelaksana lapangan, pengawas konsultan dan pengawas dari unsur pengguna jasa. Hasil dari penghitungan ulang dicatumkan dalam Berita Acara dengan lampiran Gambar Kerja (Shop Drawing). - Pembersihan lokasi - Pengeringan - Pengukuran dan pasang porfil - Galian tanah - Pasangan batu - Siar - Plesteran - Pengecoran - Pemasangan pintu - Finising - Foto Pelaksanaan Pengambilan foto pelaksanaan dilakukan minimal 5 (lima) tahap yaitu : tahap prestasi pekerjaan mencapai 0%, tahap prestasi pekerjaan mencapai 25%, tahap prestasi pekerjaan mencapai 50%, tahap prestasi pekerjaan mencapai 75% dan tahap prestasi pekerjaan mencapai 100%. - Pembuatan MC Mutual Ceck 100% (MC100) Pemeriksaan Bersama Akhir Pekerjaan (MC. 100%) Pada tahap akhir pelaksanaan

pekerjaan

Direksi

bersama

Penyedia

jasa

melaksanakan

pemeriksaan bersama akhir di lapangan ( Mutual Check 100% = MC. 100% ) yaitu pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta mengecek kembali volume tiaptiap kegiatan yang tercantum dalam dokumen daftar kuantitas dan harga. - Pelaporan Pelaporan meliputi laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dan



laporan akhir. Metode ini disesuaikan dengan macam pekerjaan/lingkup Ketentuan gambar kerja;

Gambar kerja mengacu dalam dokumen pengadaan/ gambar terlampir atau dilakukan desain ulang bersama (pengguna dan penyedia) penyesuaian 

pekerjaan di lapangan sebelum pelaksanaan (Shop drawing). Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi; Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian. Laporan harian berisi: 1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan; 2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya; 3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan; 4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan; 5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan 6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan. Laporan harian dibuat oleh penyedia, harus diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh PPK atau yang mewakili Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. Laporan Final adalah laporan diakhir pekerjaan yang berisikan dokumendokumen

laporan-laporan,

pendukung

administrasi

dalam

pelaksanaan

pekerjaan/ administrasi kejadian dalam pelaksanaan di lapangan dilampiri dengan foto pelaksanaan (0%, 25%, 50%, 75%,100%). Selain dalam final report, dokumentasi foto juga diserahkan dalam bentuk softcopy dalam CD/DVD sebanyak satu buah.

Laporan final disusun oleh penyedia jasa sebagai rangkuman laporan dari kumpulan-kumpulan proses administrasi selama pelaksanaan pekerjaan yang meliputi sebagai berikut: 1. Berita Acara Pre Construction Meeting 2. Rencana Mutu Kontrak 3. Berita Acara Serah Terima Lapangan 4. Sosialisasi Pekerjaan (Undangan, Daftar hadir, Notulen/berita acara notulen) 5. Mutual Check 0% (MC0) 6. Time Schedule 7. Shop Drawing 8. Berita Acara Perubahan Gambar Pelaksanaan (apabila ada) 9. Job Mix (apabila diperlukan) 10. Buku Administrasi (Buku Tamu, Buku Direksi, Buku Ijin Pasang) 11. Mutual Check 100%, Addendum (bila ada) 12. Berita Acara Hasil Opname Bersama 13. Laporan Harian 14. Laporan Mingguan 15. Laporan Bulanan 16. Perhitungan Back Up dan rekap 17. Asbuilt Drawing 18. Berita Acara Penyerahan Pertama (BA PHO) 19. Bukti Pembayaran Jamsostek 20. Bukti Pembayaran Pajak mineral bukan logam dan batuan 21. Salinan perhitungan pembayaran pajak mineral bukan logam dan batuan 22. Dokumentasi pelaksanaan konstruksi (Foto 0%, Foto 25%, Foto 50%, Foto 75%, Foto 100%) dan foto tahapan kegiatan (sosialisasi, galian, pemasangan perpil/bouplank, pasangan, siar, finishing, dll) 23. Flashdisk Dokumentasi (format JPEG yang diberi nama dan MS Work) 24. Berita Acara Penerimaan Barang 25. Berita Acara Penyerahan pekerjaan dari PPK ke Kepala Dinas. 26. Dokumetasi lain yang tidak dimasukkan dalam dokumen kontrak. 27. Semua dokumen laporan akhir yang telah dijilid dimasukkan dalam box 

container plastic ukuran 50 cm x 35 cm x 30 cm (volume sekitar 30 liter) Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan kesehatan kerja); Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek/BPJS jasa konstruksi)

Related Documents

Spesifikasi
May 2020 49
Spesifikasi
October 2019 44
Spesifikasi Pemisahan.docx
November 2019 31
Spesifikasi Fokker.docx
April 2020 28
Spesifikasi Obat.docx
November 2019 27
Spesifikasi Hipertensi.docx
December 2019 38

More Documents from "fathya azanina"