IKGA 3 PEMELIHARAAN RUANG PADA PERTUMBUHAN GIGI PRIMER
Disusun oleh: R. Nisayu Putri A 2016-11-119 KELAS B
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO 2019
DAFTAR ISI Cover……………………………………………………………………………………………1 Daftar Isi………………………………………………………………………………………..2 Kata Pengantar………………………………………………………………………………….3 Abstrak………………………………………………………………………………………….4 Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………5 I.1. Latar Belakang………………………………………………………………………5 I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………8 I.3 Tujuan………………………………………………………………………………..9 Bab II Tinjauan Pustaka ………………………………………………………………..............10 Bab III Isi………………………………………………………………………………………..12 III.1 Alat-alat Pemeliharaan Ruang……………………………………………………..13 III.1.A. Piranti Fixed Unilateral…………………………………………………13 III.1.B. Piranti Fixed Bilateral…………………………………………………..17 III.1.C. Piranti Lepasan………………………………………………………….19 III.2 Masalah dengan Alat-alat Pemeliharaan Ruang……………………………………22 III.3 Fabrikasi dan Pertimbangan Lab……………………………………………….…..23 III.3.A. Tipe-tipe Semen…………………………………………………………24 III.4 Tinggat Kegagalan dari Perawatan…………………………………………………28 III.5 Inovasi Terbaru pada Space Maintainer……………………………………………29 Bab IV Kesimpulan………………………………………………………………………………30 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………31
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat serta inayah-Nya, yang karena-Nya, penulis diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemeliharaan Ruang pada Pertumbuhan Gigi Primer”. Adapun pengajuan makalah ini ditujukan sebagai pemenuhan tugas pada jenjang perkuliahan Strata I Universitas Prof. Dr. Moestopo (B). Lewat penyusunan makalah ini tentunya penulis mengalami beberapa hambatan, tantangan seta kesulitan, namun karena binaan dan dukungan dari semua pihak, akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi. Melalui penyusunan makalah ini tentunya penulis sadar akan banyak ditemukan kekurangan pada makalah ini. Baik itu dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas bahan observasi yang penulis tampilkan. Dengan sepenuh hati, penulis pun sadar bahwa tugas makalah ini masih penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, oleh sebab itu penulis memerlukan saran serta kritik yang membangun yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah memberikan dukungan, baik itu berupa bantuan, doa maupun dorongan dan beragam pengalaman selama proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Terakhir, tentunya penulis berharap setiap bantuan yang telah diberikan oleh segenap pihak dapat menjadi ladang kebaikan dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kemajuan pendidikan usia dini.
Bintaro, 4 Maret 2019 Penyusun
3
ABSTRAK Pemeliharaan ruang dapat didefinisikan sebagai pengendalian kehilangan ruang akibat dari pematur loss sehingga ruang kosong tersebut tidak akan diisi oleh gigi-gigi lain (di daerah berdekatan) yang bergerak pindah mengisi ruangan tersebut, dan untuk mengawasi pertumbuhan gigi primer dibawahnya agar dapat erupsi dengan benar pada lengkung rahang. Pemeliharaan ruang mungkin diperlukan setelah kehilangan gigi prematur pada gigi sulung dan campuran untuk mempertahankan panjang, lebar, dan keliling lengkung. Kehilangan atau pencabutan gigi sulung prematur adalah salah satu penyebab keterbatasan ruang untuk gigi yang berdekatan di lengkung, yang menghasilkan beberapa jenis maloklusi. CDT 2017 mendaftarkan empat kategori untuk alat-alat pemeliharaan ruang: fixed unilateral, fixed bilateral, removable unilateral, and removable bilateral.
4
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Manajemen kehilangan gigi prematur pada gigi sulung membutuhkan pemikiran yang cermat oleh dokter, karena konsekuensi perawatan ruang yang tepat atau tidak tepat dapat memengaruhi perkembangan gigi hingga remaja.1 Kehilangan dini gigi sulung dapat membahayakan erupsi gigi permanen jika terjadi pengurangan panjang lengkung rahang. Di sisi lain,, intervensi tepat waktu dapat menghemat ruang untuk erupsi gigi permanen. Kunci pemeliharaan ruang di gigi primer adalah mengetahui masalah mana yang harus dirawat.2 Kehilangan gigi prematur pada kelompok umur ini adalah yang terbaik dalam hal gigi anterior (gigi incisiv dan gigi caninus) dan posterior (gigi molar). Penyebab dan perawatan gigi yang hilang berbeda di kedua daerah ini. Kehilangan gigi anterior terutama karena trauma dan kerusakan gigi. Injuri-injuri pada insicor primary itu sering karena anak-anak pada usia ini sedang belajar untuk berjalan. Walaupun prevalensi dari kerusakan gigi tampak berkurang, sejumlah kecil anak-anak masih menderita karies anak usia dini (Early Childhood Caries) dan karies rampan dan mengalami sebagian besar penyakit gigi.3 Pola kerusakan gigi ini menyebabkan kehilangan gigi pada kedua regio anterior dan posterior. Mayoritas dari kehilangan gigi posterior adalah karena dental karies; jarang terjadi kehilangan molar primary karena trauma. Jika tidak ada kehilangan ruang telah terjadi segera setelah kehilangan gigi, pemeliharaan ruang sesuai karena gigi permanen tidak akan erupsi dalam beberapa tahun. Jika kehilangan ruang telah terjadi, maka dibutuhkan evaluasi komprehensif untuk menentukan apakah melakukan space regaining atau tidak diindikasikan perawatan. Hilangnya primary insicor biasanya diganti karena empat alasan: pemeliharaan ruang, fungsi, kemampuan berbicara, dan estetik. Alasan-alasan ini memerlukan pemeriksaan. Beberapa dokter gigi berfikir pencabutan dari primary insicor menyebabkan kehilangan ruang karena gigi yang berdekatan bergerak pindah ke ruangan kosong yang tadinya di tempati oleh gigi insicor yang telah hilang. Namun, ini tampaknya tidak benar pada sebagian besar situasi klinis. Mungkin ada beberapa retribusi ruang antara gigi incicor yang tersisa, tetapi tidak ada kehilangan ruang
5
secara bersih. Secara intuitif, ini masuk akal karena tidak adanya gerakan nyata atau gerakan pindah dari gigi saat jarak perkembangan hadir di gigi-geligi primer. Fungsi pengunyahan yang buruk juga telah diusulkan sebagai alasan untuk mengganti gigi seri primer yang hilang. Keprihatinan telah diungkapkan tentang kemampuan anak untuk makan setelah empat incisor maxilla dicabut karena hasil dari karien anak usia dini. Makan bukanlah masalah, dan saat diberikan pola makan yang benar, anak tersebut akan tumbuh secara normal. Beberapa peneliti telah mengutip perubahan perkembangan bicara menjadi lambat atau berubah sebagai pembenaran untuk mengganti incisor maxilla yang telah hilang. Ini mungkin benar jika anak telah kehilangan beberapa gigi pada saat awal sekali dan pada tahap mulai belajar untuk berbicara. Banyak suara-suara yang dibuat dengan lidah yang menyentuh bagian lingual dari incisor maxilla, dan kompensasi ucapan yang tidak pantas dapat terjadi jika gigi-gigi tersebut hilang. Namun, jika anak tersebut telah memiliki kemampuan untuk berbicara, kehilangan dari satu incisor tidak terlalu penting.4 Mungkin alasan yang paling benar untuk mengganti incisor yang telah hilang adalah estetik. Keprihatinan estetik diutarakan oleh beberapa orang tua tapi tidak oleh orang lain. Jika orang tua tidak mengindikasikan keinginan untuk menggantikan gigi anterior yang hilang, tentunya tidak ada perawatan lain yang sesuai. Jika orang tua menginginkan untuk menggantikan gigi yang hilang, dapat menggunakan fixed lingual arched atau gigi tiruan sebagian lepasan yang dapat berfungsi sebagai pengganti prostetik (Figur 1). Dokter gigi harus menunjukkan kedua alternatif tersebut dan membiarkan orang tua untuk mengambil keputusan terdidik. Kehilangan caninus primer sebagai hasil dari trauma ataulun kerusakan gigi itu jarang. Karena sangat jarang, ada beberapa perdebatan tentang apakah kehilangan ruang akan terjadi jika gigi tidak diganti. Dari sudut pandang konservatif, sebuah band-and-loop space maintainer atau sebuah gigi tiruan sebagian lepasan dapat di gunakan jika pasien kooperatif. Salah satu dari peralatan ini harus di buat kembali saat permanen lateral incisor erupsi karena permanen lateral incisor akan membutuhkan ruangan lebih banyak daripada primary lateral incisor dan akan mengganggu pemeliharaan ruang. Jika space maintainer tidak di gunakan atau tidak di tempatkan di maxilla, dapat diantisipasikan bahwa akan terhadi pergerakan midline (midline shifting) ke sisi yang terinfeksi saat incisor permanen erupsi. Pada mandibula, pergerakan lingual dari incisor 6
dan pergerakan dari midline ke sisi yang terinfeksi dapat terjadi. Sebuah lingual arch mungkin akan pantas sesudag incisor permanen erupsi untuk menstabilisasi perpindahan midline. Maka dari itu pemeliharaan ruang pada saat primary dentition ditujukan terutama pada penggantian molar primer. Kehilangan kontak interproximal akibat dari kehancuran gigi, pemcabutan, atau ankylosis dari gigi yang berdekatan menyebabkan kehilangan ruang karena pergerakan mesial dan oklusal dari gigi distal ke ruang yang baru saja terbentuk. Didapatkan juga bukti bahwa gigi mesial yang terkena molar akan bergerak secara distal ke ruangan tersebut.5,6 Kehilangan ruang atau panjang lengkung tersebut dapat terjadi dari kedua arah (Figure 2).
figur 1.
figur 2.
7
Pemeliharaan ruang dimulai dengan kedokteran gigi restoratif yang baik. Dokter gigi harus berusaha untuk restorasi yang ideal dari semua kontur interproximal. Restorasi awal dari interproximal karies memastikan bahwa tidak ada kehilangan ruang yang terjadi. dalam beberapa kasus, bagaimanapun, lesi karies besar dapat membuat restorasi gigi yang ideal menjadi tidak mungkin, dan kehilangan ruang tidak terhindarkan. Bahkan jika jaringan pulpa telah di kompromikan, terapi pulpa harus dilakukan, dan jika semuanya memungkinkan, karena gigi asli masih unggul untuk space maintainer yang terbaik yang tersedia; itu fungsional, ukuran yang benar dan terkelupas dengan tepat. Gigi-gigi yang terankilosis biasanya menunjukkan perubahan vertikal yang terbatas pada usia primary dentition. Kehilangan gigi pada usia primary dentition dapat menyebabkan erupsi yang lebih lama daripada normal dari gigi permanen yang bersangkutan. Ini artinya bahwa alatnya harus di perhatikan, disesuaikan, dan diganti setelah digunakan pada periode waktu yang lama. Gigi penyangga untuk alat piranti dapat terkelupas atau mengganggu gigi erupsi yang berdekatan, dan lubang dan dekalsifikasi lebih mungkin terjadi. Aspek perawatan ini harus dipertimbangkan selama perencanaan perawatan.
I. 2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer? 2. Apa tujuan dari pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer? 3. Apa indikasi dari pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer? 4. Alat-alat apa saja yang digunakan untuk pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer? I.3 Tujuan 1. Untuk mengerti dan memahami pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer. 2. Untuk mengetahui, mengerti dan memahami tujuan-tujuan dari pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer.
8
3. Untuk mengetahui, mengerti dan memahami indikasi-indikasi yang diperlukan untuk pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer. 4. Untuk mengetahui, mengerti dan memahami alat-alat apa saja yang digunakan untuk pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ortodontis sering diminta untuk menyelesaikan masalah seperti crowding dan kurangnya ruang gigi bahkan selama gigi sulung [7]. Kehilangan atau pencabutan gigi sulung prematur adalah salah satu penyebab keterbatasan ruang untuk gigi yang berdekatan di lengkung, yang menghasilkan beberapa jenis maloklusi [8].
Kehilangan prematur gigi sulung pada anak-anak masih sangat umum meskipun teknologi dan ilmiah dalam kedokteran gigi terus mengalami kemajuan, oral promosi kesehatan dan langkah-langkah pencegahan penyakit telah dilakukan [9,10]
Anak- anak usia lima dan tujuh tahun, ada juga prevalensi tinggi gigi yang terletak di rahang bawah daripada di rahang atas. [11,10,12].
Literatur sepakat untuk setuju bahwa kehilangan selama pertumbuhan gigi pertama pada oklusi yang sedang berkembang dapat menyebabkan berkurangnya ruang untuk akomodasi gigi permanen, gigi impaksi, ekstrusi antagonis, atau dalam perubahan dalam pengaturan perbedaan dentoalveolar yang sudah ada sebelumnya [9,7,13]
Menurut Srivastava, Grover dan Panthri (2016) [14], pemeliharaan dan pemantauan perimeter lengkung selama gigi pertama, gigi campuran dan gigi permanen baru memiliki arti penting bagi perkembangan normal oklusi di masa depan.
Tidak ada kontroversi mengenai indikasi pemelihara ruang setelah kehilangan molar sulung pertama. Dengan demikian, penggunaan perangkat ini mencegah pergerakan gigi baik gigi sulung maupun gigi permanen, fakta yang menghindari hilangnya perimeter lengkung dan erupsi ektopik [15,16].
Namun, Kanna dkk (2015) [18] waspada untuk situasi kontraindikasi ketika lebar mesiodistal gigi permanen yang mendasarinya lebih kecil dari ruang saat ini. Mereka juga
10
memberikan peringatan terhadap tindakan tersebut jika gigi permanen akan erupsi atau jika ada agenesis. Namun, menurut Alexander, Askari dan Lewis, 2016 [12], kontraksi lengkung terjadi pada enam bulan pertama setelah kehilangan prematur, selama erupsi aktif gigi permanen. Setelah itu, komplikasi dapat terjadi karena kurangnya intervensi awal.
Pemelihara ruang dapat ditemukan dalam bentuk tetap atau lepasan, unilateral atau bilateral, fungsional atau non-fungsional [8]. Bagi banyak penulis, model utama yang digunakan oleh interceptive orthodontics saat ini adalah Band dan Loop space maintainer karena pembuatannya yang mudah, penyesuaian dan perbaikannya sederhana, serta penempatan dan pelepasannya praktis [15,17]. Namun, tidak dianjurkan untuk pasien dengan beberapa kehilangan gigi [16].
Perangkat tetap (fixed) membutuhkan lebih sedikit kolaborasi pasien. Namun mereka dapat memiliki kelemahan dalam menghasilkan akumulasi biofilm pada tepi-tepi gigi dan menjadi penyebab lesi karies, peradangan gingiva, dan disintegrasi bahan penyemenan [19].
Karena itu, selama periode konsultasi tiga bulan, pasien dan keluarga diingatkan tentang pentingnya kelayakan kebersihan di rongga mulut dan di wilayah pemeliharaan ruang, serta tentang perlunya konsultasi rutin dengan dokter gigi untuk kasus evaluasi. Radiografi juga diminta untuk menindaklanjuti erupsi gigi permanen, seperti yang dijelaskan oleh Linjawi dan rekan (2016) [13] dalam studi mereka.
11
BAB III ISI Pemeliharaan ruang dapat didefinisikan sebagai pengendalian kehilangan ruang akibat dari pematur loss sehingga ruang kosong tersebut tidak akan diisi oleh gigi-gigi lain (di daerah berdekatan) yang bergerak pindah mengisi ruangan tersebut, dan untuk mengawasi pertumbuhan gigi primer dibawahnya agar dapat erupsi dengan benar pada lengkung rahang. Pemeliharaan ruang mungkin diperlukan setelah kehilangan gigi prematur pada gigi sulung dan campuran untuk mempertahankan panjang, lebar, dan keliling lengkung (American Academy of Pediatric Dentistry, 2014a). Kehilangan ruang dianggap sebagai salah satu kontributor utama maloklusi pada gigi permanen, bersamaan dengan erupsi ektopik atau impaksi premolar (Simon et al., 2012; Dean, 2012). Untuk kasus-kasus di mana kehilangan ruang telah terjadi, seperti dengan erupsi ektopik molar permanen pertama rahang atas atau kehilangan ruang karena karies interproksimal sebelum ekstraksi, alat-alat piranti digunakan untuk kontrol ruang. Pemeliharaan gigi dengan restorasi atau penundaan ekstraksi harus dipertimbangkan, memahami bahwa gigi alami adalah pemelihara ruang terbaik. Jika perawatan ortodontik akan dimulai dalam waktu 6 bulan dari kehilangan molar primer atau penerus permanen mendekati erupsi, pemelihara ruang mungkin tidak diperlukan. Pelestarian panjang lengkung adalah fungsi dari pengelolaan ruang. Piranti fixed ataupun removable biasanya di tempatkan tepat setelah terjadi premature loss dari gigi primer akibat dari karies atau kasus-kasus lain. karena pertumbuhan gigi anak mengalami banyak perubahan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, itu adalah tanggung jawab dokter gigi untuk waspada terhadap situasi apa pun yang memungkinkan dirinya untuk melakukan perawatan pencegahan sedini mungkin untuk mencegah maloklusi yang lebih serius. Contoh yang baik adalah pencabutan dari gigi molar primer dengan waktu yang cukup yang ada sebelum bicuspid dari gigi tersebut erupsi. Disini, piranti akan mempertahankan ruang; bahkan terkadang dibutuhkan piranti kedua.
12
III. 1. ALAT-ALAT PEMELIHARAAN RUANG (Space Maintaining Appliances) Code on Dental Procedures and Nomenclature (Code) CDT 2017 mendaftarkan empat kategori untuk alat-alat pemeliharaan ruang20 : fixed unilateral, fixed bilateral, removable unilateral, and removable bilateral. Tidak ada kekhususan untuk tahap pertumbuhan gigi selama ini digunakan. Unilateral appliance digunakan untuk mempertahankan ruang untuk satu gigi yang hilang. Fixed unilateral appliance termasuk karet dan loop (band & loop), mahkota dan loop, dan distal shoe. Menariknya, distal shoe memiliki kode di CDT berbeda dengan fixed unilateral appliances. Removable unilateral appliance jarang disebutkan di literatur dan jika disebutkan, terutama dengan peringatan terhadap penggunaan karena ukurannya yang kecil. Bilateral appliance mempertahankan ruang untuk dua gigi berdekatan atau pada kasus saat satu atau lebih gigi hilang pada kuadran yang berbeda pada lengkung rahang yang sama. Piranti Nance, Transpalatal arch (TPA), dan lingual arch pasif atau lower lingual holding arch dimasukkan sebagai fixed bilateral space maintainer. Removable bilateral appliances lebih sering digunakan dari pada model unilateral khusunya pada kasus saat beberapa gigi sudah hilang secara prematur. Ini umumnya terdiri dari variasi pada tipe Hawley. III.1.A Piranti Fixed Unilateral Salah satu pianti yang paling umum digunakan pada gigi primer adalah band dan loop. Sering digunakan untuk mempertahankan ruang untuk kehilangan unilateral dari gigi molar primer pertama sebelum atau setelah erupsi molar permanen pertama (figur 3). Terdiri dari sebuah band yang disementasi ke molar kedua primer dengan loop berkontak ke permukaan distal dari caninus primer. Alat piranti ini menghasilkan resistensi terhadap tekanan dari pergerakan perpindahan mesial awal yang terjadi saat molar satu permanen mulai erupsi, maupun pergerakan perpindahan distal caninus yang berdekatan. Band dan loop nya dapat juga digunakan untuk memberikan pemeliharaan ruang untuk kehilangan prematur dari molar kedua primer tapi membutuhkan molar satu permanen untuk erupsi secara cukup untuk sepenuhnya terletak di band. Pada beberapa kasus variasi disebut the reverse band and loop (band dan oop yang terbalik) digunakan untuk menahan ruangan dari hilangnya molar kedua primer. Band terletak utuh diatas molar satu primer dengan loopnya memanjang secara distal untuk berkontak ke permukaan mesial dari molar permanen.
13
figure 3.
figur 4.
14
figur 5.
Secara keseluruhan, piranti band and loop tidak mahal dan mudah untuk dibuat. Namun, hal tersebut membutuhkan pengawasan dan pemeliharaan yang berlanjut, dan tidak dapat memperbaiki fungsi oklusal dari gigi yang hilang. Piranti band dan loop juga secara umum digunakan pada pertumbuhan gigi primer pada kehilangan bilateral dari molar primer sebelum erupsi gigi incisor permanen (figur 4). Piranti ini diindikasikan dalam beberapa siatuasi ini:
1. Kehilangan unilateral dari molar satu primer seblum atau sesudah erupsi (figur 3). 2. Kehilangan bilateral dari molar primer sebelum erupsi incisor permanen (figur 4).
Lebih lanjut tentang hal ini akan dibahas pada seksi selanjutnya pada fixed bilateral appliances. Variasi teknik dari piranti band dan loop yang sangat tidak direkomendasikan adalah crown dan loop appliance. Teknik tersebut memerlukan persiapan untuk gigi penyangga pada mahkota besi tahan karat dengan menyolder bagian ruang kawat dengan mahkota tersebut. Perawatan dan pemeliharaan pada mahkota dan loop lebih sulit dibandingkan dengan band dan loop apabila ada kerusakan atau perlunya modifikasi. Apabila solder tidak baik dan kawat lepas, tidak ada cara untuk memperbaiki piranti crown and loop secara intra oral. Mahkota harus di potong, diganti dengan mahkota baru, dan kawat kembali disolder. Lebih mudah untuk
15
memperbaiki gigi penyangga dengan mahkota besi tahan karat dan membuat band dan loop yang pas untuk mahkota tersebut.
Piranti distal shoe biasanya digunakan untuk mempertahankan ruang pada molar kedua primer yang sudah hilang akibat erupsi gigi molar satu permanen (Gambar 5). Molar pertama yang belum erupsi bergerak berpindah ke mesial di dalam tulang alveolar apabila molar kedua primer hilang sebelum waktunya. Hasil dari mesial drift adalah hilangnya panjang lengkung rahang dan kemungkinan impaksi pada premolar kedua.
Terdapat beberapa masalah pada the piranti distal shoe. Karena model dan bentuk cantilever, penerapan tersebut dapat menggantikan hanya satu gigi. Selain itu, konvergensi oklusal mahkota molar pertama primer membuat band yang tepat pas dan meningkatkan kerapuhan band. Dalam beberapa kasus, memotong bagian atas mahkota stainless dan memotong margin gingiva agar menyerupai pita akan bekerja lebih baik. Fungsi oklusal tidak boleh dipulihkan karena kurangnya kekuatan ini. Akhirnya, pemeriksaan histologis menunjukkan bahwa epitelisasi lengkap tidak terjadi setelah penempatan alat.21 Karena epitel tidak utuh, the distal shoe dikontraindikasikan pada pasien yang dikompromikan secara medis dan pasien yang berisiko untuk endokarditis infektif.
Di antara semua opsi pemeliharaan ruang, opsi distal shoe memiliki jumlah kontraindikasi terbesar untuk digunakan, terutama karena ekstensi subgingiva melibatkan komunikasi berkelanjutan antara lingkungan oral dan ruang intra-alveolar. Kebersihan mulut yang harus dipertahankan dengan cermat dan menggunakan kontraindikasinya untuk pasien dengan penyakit sistemik yang mempengaruhi penyembuhan atau anomali jantung profilaksis yang membutuhkan antibiotik.
The distal shoe dapat memiliki modifikasi. Hal ini juga dapat dibuat dengan modifikasi mahkota dan distal shoe dalam desainnya. Meskipun layak, seperti mahkota dan loop, sulit untuk memodifikasi dan memperbaiki. Band dan loop terbalik yang dijelaskan sebelumnya dapat digunakan sebagai pengganti the distal shoe, dengan alat dirancang sedemikian rupa sehingga kawat loop terletak pada jaringan lunak (kadang-kadang dengan tekanan ringan) kira-kira pada
16
lokasi permukaan distal molar kedua primer yang hilang. Tujuannya adalah untuk meminimalkan pergerakan mesial dari molar satu permanen yang tidak erupsi. Sampai saat ini, ada beberapa laporan kasus tetapi tidak ada uji klinis untuk mendukung rekomendasi ini.
III.1.B Piranti Fixed Bilateral
Kategori kedua pada penggunaan piranti adalah untuk mempertahankan ruang posterior pada pertumbuhan gigi primer terdiri dari piranti fixed bilateral. Piranti ini diindikasikan saaat gigigigi hilang pada kedua kuadran dari lengkung rahang yang sama atau beberapa gigi hilang di satu kuadran. Lingual holding arch bawah biasanya digunakan pada lengkung rahang mandibula pada periode gigi bercampur. Tetapi, karena kuncup dari incisor permanen terus berkembang dan erupsi di lingual dari gigi-gigi incisor primer pada rahang bawah, sebuah mandibular lingual arch tidak direkomendasikan pada pertumbuhan gigi primer; kawat yang bertempatan berdekatan pada incisor primer bisa jadi terganggu dengan adanya erupsi dari gigi-gigi permanen (figur 6). Sebagai gantinya, piranti dua band dan loop direkomendasikan saat ada kehilangan gigi bilateral pada lengkung rahang mandibula. Saat molar permanen dan incisor erupsi, lower lingual holding arch dapat dipertimbangkan sebagai pengganti dari piranti band dan loop.
Sebuah piranti maxillary fixed layak pada pertumbuhan gigi primer karena piranti dapat di konstruksikan untuk jauh dari incisor. Dua tipe desain dari lingual arch digunakan untuk mempertahankan ruang maxillary yaitu the Nance arch dan TPA. Piranti-piranti ini menggunakan kawat yang besar (0,036 inci) untuk menyambungkan gigi-gigi primer yang diikat pada kedua sisi dari lengkung distal ke sisi ekstraksi. Perbedaan antara kedua piranti adalah letak dimana kawat tersebut ditempatkan di palatum. Nance arch bergabung dengan plat akrilik yang terletak langsung di rugae palatina. Pada beberapa kasus, plat akrilik dapat mengiritasi jaringan palatal. TPA dibuat dari satu kawat yang melintang palatal secara langsung tanpa menyentuh palatal tersebut (figur 7). Walaupun TPA adalah piranti yang lebih bersih dan lebih mudah untuk dibuat, banyak dokter-dokter yang berpikiran bahwa itu akan membiarkan gigi-gigi untuk bergerak dan berpindah secara mesial, menyebabkan kehilangan ruang.
17
Selain desain khusus buatan laboratorium, peralatan ini juga hadir dalam bentuk premade. Satu variasi terdiri dari kawat premade yang dirancang agar pas dengan tabung horizontal yang disolder ke permukaan lingual dari molar band. Variasi lain memiliki lingual arch wires yang dirancang agar sesuai dengan tabung vertikal.
figur 6.
figur 7.
18
Piranti fixed bilateral dapat juga di aplikasikan sebagai pilihan untuk anak-anak yang menderita gigi incisor yang telah di cabut (figur 8). Prostetik gigi primer dapat di tempelkan pada lingual arch memanjang dari molar yang diikat (banded molar) untuk dijadikan sebagai pengganti dari gigi-gigi incisor yang hilang. Piranti-piranti ini, sering disebut dengan Groper fixed anterior bridges atau pediatric partials, umumnya ditujukan untuk estetik namun dapat berfungsi untuk tujuan fungsional jika gigi-gigi posterior telah di ekstraksi. Karena incisor permanen erupsi jauh lebih cepat daripada kaninus dan premolar, piranti dapat berfungsi menjadi dua fungsi sebagai estetik untuk pengganti incisor dan sebagai pertahanan untuk ruang posterior yang akan membutuhkan pilihan alternatif pada periode gigi bercampur.
III.1.C Piranti Lepasan (Removable Appliance)
Peranti yang dapat dilepas tidak terlalu standar daripada pemeliharaan ruangan lainnya. Ada kamar untuk kreativitas dalam desain setiap alat. Satu-satunya persyaratan adalah untuk memiliki massa akrilik untuk mengisi ruang edentulous dan beberapa jenis sistem retensi, dengan kombinasi busur labial anterior, ball klamer , klamer Adams atau klamer C (gambar di bawah ini).
Piranti-piranti lepasan membuat ketiga kategori dari pranti yang digunakan untuk mempertahankan ruang pada masa pertumbuhan gigi (figur 9). 19
figur 8.
figur 9.
Seperti piranti fixed bilateral, piranti lepasan biasanya digunakan saat lebih dari satu gigi hilang di kuadran. Piranti lepasan sering menjadi sebagai pilihan karena tidak ada gigi penyangga yang tepat dan karena model dan desain cantilever dari piranti distal shoe atau piranti band dan loop yang terlalu lemah untuk menahan tekanan oklusi dari rentang dua gigi. Piranti-
20
piranti lepasan dapat pula menjadi alternatif untuk piranti fixed bilateral untuk menggantikan incisor yang hilang. Tidak hanya bisa menjadi gigi tiruan sebagian untuk menggantikan lebih dari satu gigi, tapi juga dapat menggantikan fungsi oklusi.
Dua kelemahan dari piranti ini adalah retensi dan penyesuaian. Retensi adalah sebuah masalah karena caninus primer tidak memiliki undercut yang besar untuk menjadi tempat pengait. Jika beberapa gigi hilang di unilateral, masalah retensi dapat di atasi dengan menempatkan pengait retensi yang kokoh pada sisi belawanan dari lengkung. Tetapi, jika beberapa gigi hilang di sisi bilateral, masalah retensi hampir tidak dapat diatasi.
Masalah kepatuhan terkait erat dengan retensi tersebut. Anak-anak berumur 3 sampai 6 tahun tidak akan mentolerasi piranti yang tidak pas dan mungkin tidak akan menggunakannya. Faktanya, beberapa anak bahkan tidak mentoleransi piranti retensi. Dokter gigi kemudian akan mununda untuk menunggu gigi-gigi permanen anak (molar) erupsi sehingga gigi-gigi tersebut dapat digunakan sebagai gigi pendukung untuk piranti lingual arch konvensional. Gigi tiruan sebagian biasanya membutuhkan penyesuaian kait dan modifikasi akrilik untuk mempertahankan retensi yang baik dan membiarkan erupsi dari gigi-gigi yang belum erupsi atau gigi-gigi permanen yang berdekatan. Beberapa anak patuh untuk menggunakan piranti namun tidak dalam membersihkan alat piranti dan jaringan lunak di bawahya. Ini dapat menyebabkan kerusakan, iritasi jaringan, dan hyperplasia.
III. 2. Masalah dengan alat-alat pemelihara ruang (space maintainer)
Pemelihara ruang membutuhkan tindak lanjut. Orang tua / wali harus diberi tahu tentang perlunya segera memberi tahu dokter gigi tersebut jika alat piranti pengelola ruang menjadi longgar, copot dari gigi, patah, atau mengganggu erupsi gigi permanen (seperi gambar di bawah ini).
21
Jika molar primer yang dililitkan untuk alat terkelupas, alat kedua dapat diindikasikan untuk menjaga ruang untuk gigi premolar kedua. Fixed appliance dapat meningkatkan kejadian karies pada molar yang dibalut atau gigi yang berdekatan pada anak-anak dengan risiko karies tinggi (Fricker et al., 2008).
Kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan dekalsifikasi pada batas serviks band. Menyementasi band dengan semen glass ionomer dapat mengurangi risiko dekalsifikasi dan karies. Melepas alat untuk melakukan profilaksis mungkin disarankan setiap 6 bulan sekali. Sebagian dari alat mungkin telah mengenai jaringan gingiva setelah periode waktu tertentu.
Setiap keluhan ketidaknyamanan oleh anak harus dilaporkan ke tempat praktik. Dokumentasi dalam bagan pasien tentang penyediaan informasi ini kepada orang tua disarankan. Waktu ketahanan rata-rata untuk alat pemeliharaan ruang dilaporkan antara 26 dan 27 bulan. Alasan utama kegagalan adalah kehilangan semen, band split, gangguan erupsi, kawat bengkok, dan kerusakan pada bagian yang di solder (Fathian et al., 2007). Lingual arch wire dengan lengan yang panjang memiliki kemungkinan kerusakan solder yang lebih tinggi. Beberapa perusahaan asuransi memberikan kode untuk merapikan alat.
22
III. 3 Fabrikasi dan pertimbangan laboratorium
Metode klasik pembuatan alat piranti fixed adalah proses dua atau tiga kunjungan. Jika terdapat kontak interproksimal yang rapat dari mokar, kunjungan pertama adalah untuk menempatkan separator. Jika terdapat interdental spacing kunjungan pertama termasuk menyesuaikan band dan mendapatkan cetakan. Kunjungan akhir adalah memberikan dan menggunakan piranti. Tahap awal dalam mengkonstruksi piranti fixed adalah untuk memilih dan menyesuaikan band ke gigi atau gigi-gigi penyangga (figur 10). Diperlukan stainless steel band, band remover dan tongkat gigitan untuk mendudukkan band diperlukan untuk pemasangan molar band.
Tahap berikutnya adalah untuk mendapatkan cetakan dari gigi yang diikat (banded tooth) dan area edentulous. Biasanya menggunakan alginate sebagai bahan untuk cetakan. Seperempatlengkung sendok cetak dapat digunakan untuk piranti unilateral. Tahap selanjutnya bervariasi tergantung dengan kantor atau preferensi dari laboratorium. Band-band dilepaskan dari gigi dengan band remover dan stabilisasikan cetakan. Hasil cetakan tersebut kemudian di tuang dengan stone semen dengan bandnya di beradi di tempat cetakannya. Bahan cetak harus cepat mengeras. Mengisi setengah dari sendok cetak dengan bahan cetakan atau menggunakan setengah sendok cetak memudahkan memperoleh cetakan untuk alat pemelihara ruang band dan loop (Gambar 16.20a dan 16.20b). Jika pasien memiliki refleks muntah, sarankan agar ia menekan kaki ke kursi dengan lutut ditekuk, sementara kesan sedang diambil (Gambar 16.21) 23
Ada pilihan alternatif lain, yaitu menuangkan dental semen tanpa band di dalam cetakannya dan mengirim band dengan ukuran yang tepat ke laboratorium untuk dikerjakan oleh tekniker pada saat fabrikasi piranti.
Piranti biasanya diantarkan pada kunjungan yang berbeda. Pertama, piranti di coba ke dalam mulut pasien dan di sesuaikan untuk pas. Bagian dalam dari band dibersihkan dengan benar, dan semen di muat di sisi oklusal, disini ada risiko bahwa akan gagal di semen. Selanjutnya, band ditempatkan pada gigi atau gigi-gigi penyangga yang sudah bersih dan kering, dan sisa-sisa semen dibersihkan. Ada beberapa tipe dari semen yang dapat dipilih, tapi yang direkomendasikan adalah semen gelas ionomer. Semen tipe ini akan melepaskan flouride
24
berjalannya dengan waktu untuk menjaga gigi dari demineralisasi. Piranti harus di cek setiap 6 bulan untuk memastikan gigi-gigi tiak goyang. Erupsi dari gigi permanen akan menjadi indikasi yang mudah diketahui untuk pencabutan.
25
figur 10.
Distal shoe memiliki beberapa variasi dalam prosesnya. Piranti dapat di konstruksikan dari cetakan yang telah diambil setelah pencabutan molar kedua primer atau dari cetakan yang sudah diambil sebelum giginya di ekstraksi. Pada situasi terdahulu gingiva harus ditekuk saat piranti ditempatkan jika sisi ekraksi sudah sembuh. Dalam situasi terakhir, cetakan konstruksi harus di modifikasi untuk menstimulasi kehilangan dari molar kedua primer, tapi penempatan di sisi ekstraksi pada saat operasi sangat mudah. Piranti dibuat sangat mirip dengan band dan loop. Molar satu primer diikat dan loopnya memanjang ke dulunya kontak distal molar kedua primer. Sepotong stainless di solder ke akhir distal dari loop dan ditempatkan di sisi ekstraksi. Perpanjangan ekstraksi bekerja sebagai bidang penunjuk untuk molar satu permanen dapat erupsi dengan posisi yang benar dan harus di posisikan 1 mm di bawah mesial marginal ridge dari molar satu permanen yang belum erupsi di dalam tulang alveolar. Setelah molar eruosi, perpanjangan stainless dapat di potong atau ditempatkan band dan loop yang baru. Untuk memastikan bahwa pemanjangan dari stainless steel di posisi yang teapt dan pada jarak
26
kedekatan yang dekat dengan molar satu permanen , di rekomendasikan untuk melakukan periapikal radiografi sebelum piranti di sementasikan (figur 11).
figur 11.
III.3.A Tipe-tipe Semen
Sama pentingnya dengan desain dan konstruksi pemeliharaan ruang adalah metode menempelkan alat piranti tersebut di dalam mulut. Seharusnya semen yang digunakan harus memiliki kekuatan retensi yang tinggi dan meminimalkan peluang terjadinya demineralisasi enamel. Secara historis, zinc polikarboksilat dan zinc fosfat adalah semen standar yang digunakan dalam kedokteran gigi. Namun dalam praktik sekarang ini telah diganti dengan glass ionomer semen dan resin reinforced glass ionomer, tanpa perbedaan kekuatan ikatan yang signifikan dan sebagai manfaat tambahan, sifat pelepasan fluoride dari semen ini menunjukkan demineralisasi yang lebih sedikit dibandingkan semen tradisional, menjadikannya semen yang paling direkomendasikan untuk pemeliharaan ruang dan tujuan ortodontik.
27
III. 4. Tingkat Kegagalan dari Perawatan
Untuk setiap situasi klinis di mana kehilangan gigi dini dialami, lebih banyak dari satu pemeliharaan ruang mungkin dianggap tepat. Oleh karena itu, potensi umur panjang harus dinilai ketika menentukan opsi terbaik untuk setiap situasi. Pertimbangan pertama adalah apakah gigi penyangga akan ada sampai penerus gigi yang hilang atau gigi erupsi. Beberapa piranti mungkin perlu diganti dengan variasi yang berbeda saat gigi tumbuh.
Mengenai kegagalan pemeliharaan ruang, salah satu alasan paling umum adalah kehilangan semen. Kerugian semen terjadi dari 15 persen hingga 36 persen dari kegagalan dan lebih sering terjadi pada band dan loop daripada dengan lower lingual holding arch atau piranti Nance.
Kegagalan umum lainnya dari pemeliharaan ruang adalah kerusakan pada sambungan yang di solder, yang memiliki variabel tingkat kegagalan. Pemisahan band juga dapat terjadi, dengan insidensi yang lebih tinggi dapat terjadi pada lower lingual arch daripada piranti Nance atau piranti band dan loop.
Karena kegagalan paling umum dari band dan loop dapat diatasi dengan hanya memasang kembali alat yang lepas dengan di semen kembali bagian yang longgar atau alat yang dipindahkan yang bertentangan dengan membuat kembali fixed bilateral appliance yang rusak, banyak yang akan menyimpulkan bahwa band dan loop memiliki lebih sedikit komplikasi, dan menjadikannya pilihan yang lebih umum dan utama untuk pemeliharaan ruang.
III.5 Inovasi Terbaru Space Maintainer
Untuk mengurangi jumlah dari kunjungan yang diperlukan untuk mengantarkan pemeliharaan ruang, beberapa alternatif telah diusulkan. Salah satu inovasi terbaru adalah direct-bonded retainer. Alat ini terdiri dari kawat baja stainless berukuran 0,036 mm yang dibentuk pada cetakan semen, kemudian diikat dengan komposit yang dapat dialirkan ke permukaan bukal gigi yang berdekatan dengan ruang ekstraksi. Seperti halnya band dan loop, ini hanya digunakan
28
untuk mempertahankan ruang ekstraksi tunggal. Tingkat kelangsungan ketahanannya lebih rendah daripada band dan loop tradisional. Kegagalan biasanya merupakan hasil dari debonding kawat, yang merupakan kerugian utama karena risiko aspirasi atau menelan.
Inovasi lain, yang sebagian besar sedang dievaluasi di luar negeri, adalah fiber reinforced space maintainer. Ini juga dimaksudkan untuk hanya mengambil satu janji temu tanpa prosedur laboratorium. Alat terdiri dari komposit yang diperkuat dengan serat polietilen atau glass fiber yang berikatan langsung ke permukaan bukal dan lingual dari gigi penyangga. Beberapa studi telah menunjukkan alternatif ini sebanding dalam tingkat keberhasilan dengan band dan loop. Lainnya menyatakan bahwa panjang usia ketahanannya hanya lima hingga enam bulan. Kegagalan terutama melibatkan debonding pada antarmuka komposit enamel.
29
BAB IV KESIMPULAN Pemeliharaan ruang pada pertumbuhan gigi primer harus betul-betul dipertimbangkan dalam ketentuan dari kehilangan ruang anterior dan posterior. Pemeliharaan ruang biasanya tidak di perlukan jika kehilangan incisor primer tetapi dapat perlu dilakukan jika keprihatian estetik sebagain faktor. Pemeliharaan ruang posterior adalah sebuah kebutuhan pada kelompok umur ini dan harus segera dilakukan saat kehilangan molar primer secara prematur dan ruangannya memadai. Piranti band dan loop adalah piranti yang paling sering di gunakan; di perintahkan untuk dapat menggunakan piranti lain pada situasi yang berbeda. Pemeliharaan ruang yang bijaksana akan menguntungkan pasien anak tersebut dan dapat mencegah masalah keselarasan di kemudian hari dan juga crowding.
30
DAFTAR PUSTAKA 1. Proffit WR, Field HW, Sarver DM: Treatment of nonskeletal problems in preadolescent children. In Contemporary orthodontics, ed 5, St Louis, 2012, Mosby. 2. Ngan P, Fields HW: Orthodontic diagnosis and treatment planning in the primary dentition, ASDC J Dent Child 62:25-33,1995. 3. Walachovic RW, Haden NK, American Association of Dental Schools et al, Washington, DC, 2000, The Association, 2000. 4. Rieckman GA, el Badrawy HE: Effect of premature loss of primary maxillary incisors on speech, Pediatr Dent 7:119-122, 1985. 5. Owen DG: The Incidents and nature of space closure following the premature extraction of decicuous teeth: a literature survey, Am I Orthod 59:37-48,1971. 6. Tunison W, Flores-Mir C, El Badrawy H et al: Dental arch space changes following premature loss of primary molars: a systematic review, Pediatr Dent 30:297-302, 2008. 7. Mohimd BH., et al. “Management of space in the mixed dentition: The use of lip bumper”. Pediatric Review: International Journal of Pediatric Research 3.6 (2016): 440-445. 8. Goenka P., et al. “Simple Fixed Functional Space Maintainer”. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry 7.3 (2014): 225-228. 9. Kaklamanos EG., et al. “Dental arch spatial changes after premature loss of first primary molars: a sistematic review of controlled studies”. Odontology (2016). 10. Santos AGC., et al. “Early loss of primary molars in children attended at the Faculty of Dentistry of the Federal University of Bahia”. Odontologia Clínico-Scientific 12.3 (2013): 189-193. 11. Murshid SA., et al. “Prevalence of premature lost primary teeth in 5-10-year-old children in Thamar city, Yemen: A cross-sectional study”. Journal of International Society of Preventive and Community Dentistry 6.2 (2016): S126-S130. 12. Alexander SA., et al. “The premature loss of primary first molars: Space loss to occlusal molar relationships and facial patterns”. Angle Orthodontics 85.2 (2015): 218-223. 13. Linjawi AI., et al. “Space Maintainers: Knowledge and Awareness among Saudi Adult Population”. Journal of International Oral Health 8.6 (2016): 733-738. 14. Srivastava N., et al. “Space Maintainer with an Innovative “Tube and Loop” Space Maintainer (Nikki Appliance)”. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry 9.1 (2016): 86-89. 15. Qudeimat MA and Sasa IS. “Clinical success and longevity of band and loop compared to crown and loop space maintainers”. European Archives of Paediatric Dentistry 16.5 (2015): 391-396. 16. Law CS. “Management of premature primary tooth loss in child patient”. Journal of the California Dental Association 41.8 (2013): 612-618. 17. Garg A., et al. “Metal to resin: A comparative evaluation of conventional band and loop space maintainer with the fiber reinforced composite resin space maintainer in children”. Journal of the Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry 32.2 (2014): 111- 116. 18. Kanna P., et al. “Keep My Space - A Review Article”. International Journal of Oral Health Dentistry 1.1 (2015): 11-15. 19. Green J. “Mind the gap: overview of space maintaining appliances”. Dental Nursing 11.1 (2015): 24-27.
31
20. Reggardio P. Coding and Insurance Manual: A Comprehensive Resource for Reporting Pediatric Dental Services. Chicago: American Academy of Pediatric Dentistry; 2016.
32