SOSIALISASI AKUPUNKTUR MEDIK
dr. DYAH KURNIAWATI
Pengertian Sehat UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
• Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
WHO
• Suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak terbatas hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
Pelayanan Kesehatan di Indonesia PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
KONVENSIONAL
NON KONVENSIONAL
Non Tradisional/ Complementary Medicine (CM) • • • • • •
Homeopathy Osteopathy Kelasi Ozon Chiropractic Hiperbarik
Tradisional • • • •
Kestraindo TCM UNANI Ayurveda
Pengertian Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pengobatan Tradisional (WHO) • Gabungan pengetahuan, keterampilan dan praktik yang berdasarkan pada teori, keyakinan, dan pengalaman dari kebudayaan tertentu, baik yang dapat dijelaskan maupun tidak, yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan penyakit fisik dan mental
Pengobatan Tradisional (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) • Pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
Standar Pelayanan Akupunktur Tujuan Terselenggaranya pelayanan medik akupunktur yang aman dan bermutu di fasilitas pelayanan kesehatan
Konsep Pelayanan Medik Akupunktur di Fasyankes • Akupunktur yang diselenggarakan di fasyankes yang dapat dibuktikan dan dijelaskan secara ilmiah
• Akupunktur Salah satu teknik perawatan/ pengobatanberdasarkan filosofi dan konsep kestrad pendekatan kosmologi, holistik dan kultural (Biopsikospirituososiokultural)
• Pelayanan medik akupunktur merupakan upaya kesehatan perorangan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 6
Prinsip Dasar Pelayanan Medik Akupunktur di Fasyankes Sumber Daya Manusia KOMPONEN PELAYANAN MEDIK AKUPUNKTU R
Metode
Sarana Prasarana 7
Sumber Daya Manusia Dokter Spesialis Akupunktur
Sarjana Terapan Akupunktur
Dokter Subspesialis Akupunktur
Dokter dan dokter spesialis lain dengan kompetensi tambahan
Ahli Madya Akupunktur
8
Standar Praktik Pelayanan Medik Akupunktur Dokter sub/spesialis akupunktur dan dokter atau dokter spesialis lainnya dengan kompetensi atau kewenangan tambahan • Tata cara praktik sesuai dengan pelayanan kesehatan konvensional • Yanmedik akupunktur sebagai pelengkap atau pengganti pada keadaan tertentu • Menjelaskan informasi tentang tujuan, manfaat, keamanan, dan kemungkinan efek samping yang dapat terjadi serta risiko tindakan akupunktur yang akan dilakukan serta meminta persetujuan (informed consent) • Menyusun rencana yanmedik akupunktur, meliputi pemilihan titik akupunktur, teknik stimulasi, serta seri pengobatan • Menghormati hak pasien untuk memilih atau menolak jenis pengobatan yang diinginkan • Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis • Melakukan tindakan akupunktur • Melakukan pencatatan dalam rekam medis • Melakukan evaluasi • Merujuk bila diperlukan
Sarjana Terapan Akupunktur dan Ahli Madya Akupunktur • Bekerja sesuai dengan kewenangannya sebagai teknisi atas permintaan dokter, meliputi: • Mempersiapkan pasien beserta peralatan tindakan akupunktur • Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan mencatat hasilnya • Pada keadaan tertentu dapat melaksanakan pelayanan medik akupunktur sesuai dengan permintaan dan supervisi dokter • Menghormati hak pasien • Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis • Melaporkan setiap pekerjaannya kepada dokter • Membuat catatan pada buku register pasien 9
SEJARAH • Acus = jarum
MENUSUK DENGAN JARUM
Punctura = menusuk
• Akupunktur teknik penusukan jarum pada lokasi tertentu dipermukaan tubuh kesehatan
• Salah satu pendekatan/ teknik dalam pengetahuaan TCM (Herbal, Tuina, Makrobiotik, Olah raga)
Terapi Akupunktur dibedakan dalam : 1. Terapi tunggal akupunktur stadium permulaan penyakit atau kelainan fungsional zangfu dan organ lainnya 2. Terapi akupunktur didukung terapi lain dipadu dengan cara pengobatan lain. 3. Terapi pendukung terapi lain Sebagai pendukung dalam meningkatkan daya tahan, meningkatkan khasiat obat, memperbaiki konstitusi tubuh, mempercepat pemulihan fungsi tubuh,termasuk mengatasi efek samping radioterapi/kemoterapi dan meningkatkan kualitas hidup
Kompetensi dalam 20 kasus penyakit: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Asma bronkhial Dispepsia Tension headache
Migrain Bell palsy Frozen Shoulder LBP Trigeminal Neuralgia
Neuralgia Post Herpetika Insomnia
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Rhinitis Alergi Hipertensi Tenis Elbow
CTS Hemiparese Pasca Stroke Morning Sickness Insufisiensi Laktasi Osteoarthritis
Tendinitis Archilles Urtikaria
Titik Akupunktur dan Karakteristiknya • Titik akupunktur : suatu lokasi tertentu di permukaan kulit yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan sembarang lokasi yang bukan merupakan titik akupunktur, dalam hal struktur anatomi dan fisiologi, fenomena khas, dan efek rangsang
• Titik akupunktur merupakan suatu titik dipermukaan tubuh yang kaya akan media yang berperan dalam transduksi sinyal yang berperan dalam komunikasi antar sel
Reaksi Rangsang Pada Titik Akupunktur • Rangsangan pada titik akupunktur dapat menimbulkan reaksi yang dapat digolongkan dalam:
• A. REAKSI LOKAL : yaitu reaksi sekitar lokasi rangsangan
• B. REAKSI SEGMENTAL: yaitu reaksi yang sesuai dengan segmen yang berhubungan dengan persarafan spinalis, dan reaksi saraf kranial , misalnya saraf-saraf trigeminal dan fasial di daerah wajah
• C. REAKSI UMUM: yang melibatkan hipotalamus, talamus, sistem limbik dan korteks serebri.
• Secara garis besar reaksi-reakasi ini dapat digolongkan dalam : efek analgetik dan efek regulasi sistem tubuh.
Cara menentukan lokasi titik akupunktur Kombinasi dari -Anatomical landmark -Bone cun -Finger cun
Cont’d • Umumnya di pergunakan kombinasi dari berbagai macam patokan. Pedoman yang dipergunakan: - Anatomical landmark dan bone cun Jika tidak mungkin baru dipergunakan: -Finger cun
Tanda tanda Anatomi Tanda anatomi yang sering di pergunakan:
• • • • •
Iga ke 2 Sela iga ke 4 Prosesus Spinosus C 7 Prosesus Spinosus Th 3 Prosesus Spinosus Th 7
• • • •
Prosesus Spinosus TH 12 Prosesus Spinosus L 2 Prosesus Spinosus S 2 Hiatus sakrum
Finger cun (F –CUN) Yang sering di pergunakan : 1 cun:
Lebar di lokasi sendi falang ibu jari tangan Jari ke 3 tangan di letakkan di sendi falang
ibu jari,jarak lipatan falang 2
Anatomical Landmark
Con’t
Ma et al menggunakan Selected landmark acupoints :
H1 (Deep Radial) dan H4 (Saphenous) yg masing-masing mendapat 3 titik tambahan, dgn jarak 2 – 3 cm berturut-turut ke arah distal saraf terkait
untuk menilai
- Self healing potential - derajat kuantitatif nyeri dan memprediksi
- Hasil terapi akupunktur
Daftar 2 : Derajat kuantitatif nyeri dgn hitungan jumlah titik nyeri tekan H1 dan H4; serta prediksi hasil terapi akupunktur Golongan derajat nyeri
A B C D
jumlah titik pasif
1-4 bh 5-8 bh 9-12 bh 13-16 bh
efektivitas
jumlah sesi
baik sekali < 4 x baik 4-8 x rata-rata >8x kurang > 2x8
kemungkinan kambuh
> 1 thn > 6 bln < 5 bln bebrapa hari
Teknik penjaruman • Jarum akupunktur yang biasa digunakan adalah jarum
filiform yang terbuat dari stainless steel. Jarum akupunktur terbagi atas lima bagian yaitu : handle, tail, tip, body, root. Jarum akupunktur bervariasi dalam panjang dan diameternya. Panjang bervariasi dari 1,5 cm sampai 12,5 cm dan diameter bervariasi dari 0,45 cm sampai 0,22 cm. Yang paling banyak dipakai di klinik adalah ukuran dengan panjang 2,5 cm – 7,5 cm dan diameter 0,45 – 0,26 cm. Jarum filiform halus dan fleksibel sehingga sulit untuk ditusukkan ke dalam kulit tanpa tenaga dan teknik yang tepat.
Jenis Jarum
Jarum halus/filiform needle
Jarum prisma/three edged needle
Jarum dalam kulit/intradermal needle
Jarum kulit/skin needle
Jarum api/hot needle
Jarum tumpul/dull needle
Jarum Halus
Baja tahan karat Ekor Gagang
Akar Batang Ujung
Panjang jarum Cun
0,5
1
1,5
2
3
4
5
mm
15
25
40
50
75
100
125
Diameter jarum Nomor
Diameter
26
27
28
30
31
32
0,45
0,42
0,38
0,32
0,30
0,28
Dua jari
Empat jari
• Sebelum penusukan harus dipersiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu : jarum berbagai ukuran, tempat jarum, kapas alkohol
Posisi pasien • Posisi pasien pada saat penusukan harus disesuaikan dengan lokasi penusukan. Pasien harus relaks dan merasa nyaman. Posisi pasien dapat terlentang, tengkurep, berbaring miring, duduk dengan lengan bawah bertumpu di meja.
• Jarum yang dipakai harus steril, untuk itu diperlukan sterilisasi yang memenuhi syarat.
Duduk /prone sitting posture
Duduk dengan kepala miring/lateral sitting
Duduk tengadah/supine sitting posture
Dalam Penusukan Jarum Terdapat Tiga Sudut Penusukan 1. Penusukan dengan sudut tegak lurus, membentuk sudut 2. 3.
90o dengan kulit. Kebanyakan titik ditubuh dapat ditusuk dengan cara ini. Dengan penusukan oblique pada tempat yang berdekatan dengan viscera atau bila ototnya tipis, jarum ditusukkan dengan sudut 45o terhadap permukaan kulit. penusukan horizontal atau transversal, untuk tempat dengan otot yang tipis seperti titik di kulit kepala, muka, di depan tulang dada.
Dalam Penusukan • kedalaman masuknya jarum • sampai sensasi penjaruman tercapai • tergantung ketebalan otot adanya organ dibawahnya,
Teknik Rangsang • Setelah jarum dimasukkan ke dalam kulit, harus dilakukan manipulasi sehingga tercapai sensasi penjaruman yang dirasakan oleh pasien berupa rasa baal, kesemutan, pegal, rasa menjalar seperti terkena aliran listrik ditempat penusukan. Timbulnya reaksi ini dapat pula dirasakan pada tangan yang menusukkan jarum.
Perangsangan dan deqi Perangsangan : berbagai cara manipulasi akupunktur untuk mendapatkan deqi setelah jarum ditusukan Deqi = sensasi penjaruman : pengaturan qi meridian setelah jarum ditusukan yang dirasakan pasien seperti rasa ngilu, nyeri, berat, tersengat listrik dll
Manipulasi tambahan
massaging
pinching
flicking
scraping
flying
shaking
pressing
Resiko Tindakan Akupunktur 1.Nyeri 2.Perdarahan 3.Tertusuknya organ dalam
4.Tertusuknya arteri 5.Syok 6.Jarum tidak bisa dicabut,bengkok atau pa-
tah
Perdarahan • Umumnya perdarahan kecil dapat di atasi dengan menekan tempat perdarahan,namun
jika perdarahan banyak dan tidak dapat di hen tikan,perlu di lakukan tindakan: A dan antisepsi sekitar perdarahan Lakukan pengikatan proksimal dari daerah perdarahan(Ikat-lepas)
Rujuk ke fasilitas yang lebih memadai
Nyeri Umumnya nyeri tidak menetap dan akan menghilang setelah pencabutan jarum, Jika nyeri menetap perlu di lakukan rujukan ke-
fasilitas yang lebih memadai
Jarum Tidak bisa Dicabut Langkah yang harus di lakukan adalah: 1.Melepaskan lilitan miofiber dengan melakukan rotasi berlawanan dengan arah sewaktu pengobatan 2,Mengalihkan perhatian pasien. 3.Cross insisi jika tidak berhasilrujuk
Jarum Patah • Tindakan yang harus di lakukan: Mempergunakan arteri klaim menekan tempat jarum yang patah,di harapkan jarum dapat terangkat kemudian jepit jarumkeluarkan.
Jika tidak berhasilrujuk
Acusyok • Jika terjadi acusyok, -Segera lakukan penilaian kondisi pasien -Cabut semua jarum. -Jika kondisi tidak pulih/membaiklakukan pertolongan pertamarujuk
REKOMENDASI • • • • •
Penentuan titik akupunktur harus tepat dan cermat. Jarum harus steril
Desinfeksi kulit harus dilakukan Pendekatan thd penderita : agar tenang,rileks dan tidak takut
menjalani akupunktur
AKUPUNKTUR TERMAL • Moxibusi adalah promotif, preventif, terapi, & rehabilitasi dg cara melakukan stimulasi titik akupunktur dg moxa/suhu panas • Moxa dibuat dari daun Artemesia vulgaris (mugwort) yg diiris halus kemudian dikeringkan • Kemudian dpt dibentuk menjadi cerutu atau bentuk kerucut, dll • Bentuk kerucut dapat dibuat berbagai ukuran. Yg paling kecil sebesar butir gandum, lalu sebesar separoh biji kurma, terbesar sebesar ujung jempol
2. Moxibusi menggunakan moxa batang
• Panasi titik akupunktur dari jarak tertentu sehingga pasien merasa hangat pd area lokal.
• Panasi titik akup sehingga menjadi hangat & kemerahan.
• Moxa digerakkan naik turun 3. • • • •
Dg jarum yg dipanasi
Akup pd titik yg telah ditentukan Tangkai jarum dibungkus erat dg moxa Nyalakan Akan menimbulkan kehangatan pd area sekitar titik akup
PRAKTIK SAAT PELATIHAN
TERIMA KASIH