Sop Penyakit Mulut.docx

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sop Penyakit Mulut.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,632
  • Pages: 14
PERAWATAN KANDIDIASIS ERITEMATOUS KRONIK SOP

PUSKESMAS SUNGAISELAN

No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Nur Muhammad D NIP.19831206201101100

1. Pengertian

Perawatan Kandidiasis Eritematous Kronik adalah perawatan infeksi Candida sp pada mukosa mulut yang ditutupi basis gigi tiruan atau karena pemakaian gigi tiruan yang tidak baik.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawatan Kandidiasis Eritematous Kronik di unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Sungaiselan.

3. Kebijakan

Surat keputusan kepala Puskesmas Sungaiselan No__________ tentang SOP perawatan Kandidiasis Eritematous Kronik.

4. Referensi

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014

5. Prosedur

1. Petugas unit pelayanan memanggil pasien sesuai urutannya. 2. Petugas unit pelayanan mencocokkan identitas pasien dengan status rekam medik. 3. Petugas unit pelayanan menanyakan keluhan pasien. 4. Petugas unit pelayanan menanyakan mengenai riwayat penyakit sebelumnya. 5. Petugas unit pelayanan melakukan pemeriksaan vital sign. 6. Petugas unit pelayanan mempersiapkan instrumen pemeriksaan. 7. Dokter gigi melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien. 8. Dokter gigi melakukan pemeriksaan objektif. Intra Oral : Tipe 1 (minor/lokal) : Eritema hanya terjadi pada area mukosa mulut yang teriritasi oleh protesa yang tidak baik. Tipe 2 (mayor/generelized) : Eritema yang luas/seluruh mukosa yang teriritasi protesa yang tidak baik. Tipe 3 (granular) : Eritema bergranul pada mukosa yang terirtasi protesa, terutama pada palatum bagian tengah. 9. Dokter gigi menetapkan assesment : Kandidiasis Eritematous Kronik. Diagnosa banding; tipe I dan II dengan Acute Athropic Candidasis / Erythematous Candidiasis. Tipe II dengan Epulis Fibromatosa / Epulis granulomatosa. 10. Dokter gigi menyampaikan rencana perawatan yang akan dilakukan berupa pemeriksaan penunjang, terapi mekanis, kausatif dan suportif. 11. Pasien menyutujui atau menolak rencana perawatan yang diberikan secara lisan dan dicatat dalam rekam medik. 12. Dokter gigi melakukan rujukan internal ke laboratorium untuk

dilakukan swab dan kultur jaringan pada lesi. 13. Jika hasil laboratorium candida (+), Dokter gigi melakukan perawatan dengan cara : a. perawatan mekanis : - Pembersihan reservoir (basis gigi tiruan dibersihkan dan dihaluskan) - Perbaikan gigi tiruan (gigi tiruan baru, relining/rebasing) - Tidak memakai gigi tiruan saat tidur dan merendam gigi tiruan dalam larutan antiseptik. b. Terapi kausatif : - Antifungal topikal : Nystatin suspensi 100.000 u/ml 4 kali sehari, selama 7 hari (pemberian sesudah makan, diletakkan pada sebagian di basis gigi tiruan yang menutupi lesi, kulum selama 1 menit, telan; anjuran untuk tidak makan/minum/dibilas sampai dengan 30 menit). - Suportif : Multivitamin 14. Dokter gigi melakukan KIE(Komunikasi, Informasi, Edukasi) pada pasien dan instruksi untuk melakukan kontrol 1 minggu kemudian. 15. Dokter gigi menyatakan perawatan berhasil jika rasa nyeri pada mukosa mulut hilang, gambaran klinis lesi terkait infeksi hilang. 6. Unit Terkait

Unit Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Laboratorium, Unit Pelayanan farmasi

7. Rekaman Historis Perubahan No. 1.

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

PERAWATAN ANGULAR CHEILITIS

SOP

PUSKESMAS SUNGAISELAN

No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Nur Muhammad D NIP.19831206201101100

1. Pengertian

Angular Cheilitis adalah retakan atau belahan (Fisura) yang terletak pada bibir di area sudut mulut, seringkali dikelilingi oleh area kemerahan.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawatan Angular Cheilitis di unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Sungaiselan.

3. Kebijakan

Surat keputusan kepala Puskesmas Sungaiselan No__________ tentang SOP perawatan Angular Cheilitis.

4. Referensi

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014

5. Prosedur

1. Petugas unit pelayanan memanggil pasien sesuai urutannya. 2. Petugas unit pelayanan mencocokkan identitas pasien dengan status rekam medik. 3. Petugas unit pelayanan menanyakan keluhan pasien. 4. Petugas unit pelayanan menanyakan mengenai riwayat penyakit sebelumnya. 5. Petugas unit pelayanan melakukan pemeriksaan vital sign. 6. Petugas unit pelayanan mempersiapkan instrumen pemeriksaan. 7. Dokter gigi melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien. 8. Dokter gigi melakukan pemeriksaan objektif. 9. Terdapat retakan atau belahan pada bibir di area sudut mulut dapat dikelilingi oleh area kemerahan atau disertai depigmentasi. 10. Dokter gigi menetapkan assesment : Angular Cheilitis. 11. Dokter gigi menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan berupa pemeriksaan penunjang, terapi kausatif, medikasi dan suportif. 12. Pasien menyetujui atau menolak rencana perawatan yang diberikan secara lisan dan dicatat dalam rekam medik. 13. Dokter gigi melakukan rujukan internal ke laboratorium untuk dilakukan swab dan kultur jaringan pada lesi (bila ada kecurigaan infeksi candida). 14. Dokter gigi melakukan perawatan dengan cara : - Menghilangkan faktor predisposisi/etiologi : perbaikan gigi tiruan, perawatan mulut kering, koreksi defisiensi nutrisi - Pemberian medikasi berupa krim pelembab bibir seperti vaselin atau petroleum gel. - Suportif : multivitamin

15. Dokter gigi melakukan KIE(Komunikasi, Informasi, Edukasi) pada pasien dan instruksi untuk melakukan kontrol 1 minggu kemudian. 16. Dokter gigi menyatakan perawatan berhasil jika fisure sembuh dan integritas epitel kembali normal. 6. Unit Terkait

Unit Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Laboratorium, Unit Pelayanan farmasi

7. Rekaman Historis Perubahan No. 1.

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

PERAWATAN ULKUS TRAUMATIKUS

SOP

PUSKESMAS SUNGAISELAN

1. Pengertian

2. Tujuan

No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Nur Muhammad D NIP.19831206201101100

Ulkus traumatikus adalah lesi ulkus akut/kronis pada mukosa/jaringan lunak mulut yang terjadi karena trauma mekanis akibat obyek yang tajam dan keras misalnya, kawat ortodonti, basis gigi tiruan, sisa akar gigi, atau tergigit saat mengunyah, tertusuk sikat gigi atau duri ikan/tulang ayam dan lain-lain. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawatan Ulkus traumatikus di unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Sungaiselan.

3. Kebijakan

Surat keputusan kepala Puskesmas Sungaiselan No__________ tentang SOP perawatan Ulkus traumatikus.

4. Referensi

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014

5. Prosedur

1. Petugas unit pelayanan memanggil pasien sesuai urutannya. 2. Petugas unit pelayanan mencocokkan identitas pasien dengan status rekam medik. 3. Petugas unit pelayanan menanyakan keluhan pasien. 4. Petugas unit pelayanan menanyakan mengenai riwayat penyakit sebelumnya. 5. Petugas unit pelayanan melakukan pemeriksaan vital sign. 6. Petugas unit pelayanan mempersiapkan instrumen pemeriksaan. 7. Dokter gigi melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien.Riwayat munculnya lesi karena kontak/benturan dengan obyek keras pada jaringan lunak rongga mulut. 8. Dokter gigi melakukan pemeriksaan objektif. - Ulserasi dangkal berbentuk sesuai penyebab trauma, permukaan tertutup eksudat putih kekuningan, dikelilingi halo erythematous, tingkat nyeri bervariasi. - Tidak didahului oleh demam, dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe regional. 9. Dokter gigi menetapkan assesment : Ulkus Traumaikus. 10. Dokter gigi menyampaikan rencana perawatan yang akan dilakukan berupa pemeriksaan penunjang, terapi kausatif dan simtomatik. 11. Pasien menyetujui atau menolak rencana perawatan yang diberikan secara lisan dan dicatat dalam rekam medik. 12. Petugas mempersiapkan kassa steril, bahan antiseptik dan desinfektan dan antiseptik kumur klorheksidin glukonoat 0,2%,

13. Dokter gigi melakukan perawatan dengan cara : - Menghilangkan faktor predisposisi/etiologi : Menghilangkan penyebab trauma (pencabutan sisa akar, penghalusan permukaan gigi/tumpatan tajam, melapisi bracket dengan wax, hilangkan kebiasaan buruk) - Simtomatik: antiseptik kumur atau anestetik topikal kumur (klorheksidin glukonat 0.2 %, suspensi tetrasiklin 2%, benzocain borax gliserin) dapat ditambah emolien untuk menutup ulkus (orabase) - Supportif : multivitamin, diet lunak untuk anak 14. Dokter gigi melakukan KIE(Komunikasi, Informasi, Edukasi) pada pasien dan instruksi untuk melakukan kontrol 1 minggu kemudian. 15. Dokter gigi melakukan rujukan internal ke laboratorium untuk dilakukan biopsi pada lesi jika dalam waktu 10-14 hari setelah penyebab dihilangkan. 16. Dokter gigi menyatakan perawatan berhasil jika lesi mengalami penyembuhan, keluhan subyektif tidak ada. 6. Unit Terkait

Unit Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Laboratorium, Unit Pelayanan farmasi

7. Rekaman Historis Perubahan No. 1.

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

PERAWATAN KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT No. Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/2

PUSKESMAS SUNGAISELAN

dr. Nur Muhammad Darussalam NIP.19831206201101100

1. Pengertian

Kandidiasis Pseudomembran akut adalah perawatan infeksi Candida sp pada mukosa mulut.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawatan Kandidiasis Pseudomembran akut di unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Sungaiselan.

3. Kebijakan

Surat keputusan kepala Puskesmas Sungaiselan No.... tentang SOP perawatan Kandidiasis Pseudomembran akut.

4. Referensi

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014

5. Prosedur

1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian. 2. Petugas memeriksa kesesuain rekam medik dengan nomor urut dan identitas pasien. 3. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien dan mengisi data umum kesehatan pasien pada rekam medis. 4. Petugas mempersiapkan instrumen pemeriksaan gigi dan mulut berupa kaca mulut, sonde, dan pinset. 5. Petugas melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif pada pasien dan dicatat pada asuhan keperawatan gigi. 6. Dokter gigi melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien. Hasil : Rasa panas di mulut, tidak nyaman, sariawan putih. Bisa terdapat riwayat penggunaan antibiotika jangka panjang, kondisi imunosupresi, dan penggunaan gigi tiruan. 7. Dokter gigi melakukan pemeriksaan objektif. Intra Oral : - Lesi putih pada mukosa oral seperti kepala susu atau plak yang dapat diangkat dan meninggalkan daerah kemerahan.. 8. Dokter gigi menetapkan assesment : Kandidiasis Pseudomembran akut. Diagnosa banding : Thermal burn, trauma.

9. Dokter gigi menyampaikan rencana perawatan : - Dokter gigi menyampaikan komunikasi, informasi, dan edukasi berupa : a. Faktor penyebab/pendukung : - Faktor lokal : Penurunan jumlah saliva dan penurunan pH saliva, terjadi penipisan epitel rongga mulut, pemakaian gigi tiruan. - Faktor sistemik : Penurunan imunitas, defisiensi nutrisi, adanya penyakit sistemik, obat-obatan yang mempengaruhi imunitas, merokok, diabetes, Chusing’s disease defisiensi Fe dan B12, bayi dan usia lanjut. - Dapat terjadi mikroabses. b. Rencana tindakan yang akan dilakukan berupa pemeriksaan penunjang, perbaikan oral higiene, terapi kausatif, simptomatik dan suportif. c. Lama perawatan 10-14 hari. d. Faktor penyulit : - Pada penderita imunokompromis: penderita dengan perawatan radiasi di daerah kepala dan leher (atropi kelenjar saliva dan menyebabkan hiposalivasi). - Penderita dengan kelainan hepar (sehingga kontraindikasi pemberian antifungal sistemik yang bersifat hepatotoksik. - Lesi oral menyulitkan intake, sehingga mungkin membutuhkan hospitalisasi pada anak - Pengguna denture, pembersihan reservoir pada basedenture: menggunakan antifungal untuk denture atau rebasing bila diperlukan. e. Prognosa - Baik, jika terapi yang diberikan tepat dan efektif. 10. Pasien menyutujui atau menolak rencan perawatan yang diberikan secara lisan dan dicatat dalam rekam medik. 11. Dokter gigi melakukan pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan mikologi langsung,koloni candida: (+). - Swab mukosa oral : Koloni dan hifa: (+) - Kultur media agar saboroud (identifikasi berdasarkan pewarnaan). 12. Dokter gigi melakukan perawatan dengan cara : i. Menghilangkan faktor predisposisi ; pembersihan dorsum prothesa dental. ii. Terapi kausatif ; antifungal topikal atau sistemik tergantung keparahan lesi, antiseptik kumur klorheksidin glukonoat 0,2 %. iii. Simtomatik : analgetik-antipiretik (bila diperlukan) iv. Suportif : multivitamin untuk defisiensi yang ada (defisiensi Fe dan B12) serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh. 13. Dokter gigi menyatakan perawatan berhasil jika plak putih hilang, rasa nyeri / terbakar rongga mulut hilang. 6. Unit Terkait

Unit Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut , Laboratorium, Unit Pelayanan farmasi

PERAWATAN STOMATITIS AFTOSA REKUREN SOP

PUSKESMAS SUNGAISELAN

No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Nur Muhammad D NIP.19831206201101100

1. Pengertian

Stomatitis aftosa rekuren adalah kelainan yang dikarakteristikan dengan ulser rekuren yang terbatas pada mukosa mulut pada pasien tanpa tanda–tanda penyakit lainnya..

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawatan Stomatitis aftosa rekuren di unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Sungaiselan.

3. Kebijakan

Surat keputusan kepala Puskesmas Sungaiselan No.... tentang SOP perawatan Stomatitis aftosa rekuren.

4. Referensi

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014

5. Prosedur

1. Petugas unit pelayanan memanggil pasien sesuai urutannya. 2. Petugas unit pelayanan mencocokkan identitas pasien dengan status rekam medik. 3. Petugas unit pelayanan menanyakan keluhan pasien. 4. Petugas unit pelayanan menanyakan mengenai riwayat penyakit sebelumnya. 5. Petugas unit pelayanan melakukan pemeriksaan vital sign. 6. Petugas unit pelayanan mempersiapkan instrumen pemeriksaan. 7. Dokter gigi melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien. Hasil : Adanya sariawan yang sering kambuh dan terasa sakit (rasa terbakar), dapat disertai dengan demam sebelum sariawan muncul. 8. Dokter gigi melakukan pemeriksaan objektif. - Intra Oral :Lesi Ulser bulat, simetris dan dangkal - Lokasi berpindah–pindah namun terbatas pada mukosa mulut - Ulser Mayor : Diameter lebih dari 1 cm; sembuh dalam beberapa minggu–bulan, sangat sakit, mengganggu makan dan bicara; meninggalkan jaringan parut - Ulser Minor : Diameter 0,3 – 1,0 cm ; sembuh dalam 10 – 14 hari ; sangat sakit ; dapat mengganggu makan dan bicara ; sembuh tanpa jaringan parut. - Ulser herpetiform : Diameter 0,1-0,2 cm; melibatkan permukaan mukosa yang luas 9. Dokter gigi menetapkan assesment : Stomatitis Aftoss Rekuren.

10. Dokter gigi menyampaikan rencana perawatan yang akan dilakukan berupa pemeriksaan penunjang, terapi kausatif, simptomatik dan suportif. 11. Pasien menyutujui atau menolak rencan perawatan yang diberikan secara lisan dan dicatat dalam rekam medik. 12. Petugas mempersiapkan alat dan bahan perawatan, 13. Dokter gigi melakukan perawatan: - Menghilangkan faktor predisposisi - Medikasi pada kasus ringan – sedang emolient pelindung seperti orabase, anastetik topikal, topikal steroid dengan potensiasi tinggi sedangkan kasus berat diberikan sistemik steroid - Terapi supportif multivitamin 14. Dokter gigi melakukan KIE(Komunikasi, Informasi, Edukasi) pada pasien dan instruksi untuk melakukan kontrol 1 minggu kemudian. 15. Jika tidak terdapat perbaikan, Dokter gigi melakukan rujukan internal ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan penunjang - Hematologi terutama serum iron, folat, vitamin B12 dan feritin), pemeriksaan penyaring dengan pemeriksaan darah perifer lengkap - Biopsi (diindikasikan hanya untuk membedakan dengan ulser granulomatosa atau pemphigus dan pemphigoid 16. Dokter gigi menyatakan perawatan berhasil jika : - Frekuensi dan durasi kejadian ulser berkurang - Rasa sakit teratasi sehingga intake terjamin. 6. Unit Terkait

Unit Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Laboratorium, unit pelayanan farmasi

7. Rekaman Historis Perubahan No. 1.

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

PERAWATAN ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS (ANUG) No. Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/2

PUSKESMAS SUNGAISELAN

dr. Nur Muhammad Darussalam NIP.19831206201101100

1. Pengertian

Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) adalah infeksi oral endogen dengan karakteristik nekrosis gingiva..

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawatan Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) di unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Sungaiselan.

3. Kebijakan

Surat keputusan kepala Puskesmas Sungaiselan No.... tentang SOP perawatan Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG).

4. Referensi

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014

5. Prosedur

1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian. 2. Petugas memeriksa kesesuain rekam medik dengan nomor urut dan identitas pasien. 3. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien dan mengisi data umum kesehatan pasien pada rekam medis. 4. Petugas mempersiapkan instrumen pemeriksaan gigi dan mulut berupa kaca mulut, sonde, dan pinset. 5. Petugas melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif pada pasien dan dicatat pada asuhan keperawatan gigi. 6. Dokter gigi melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien. Hasil : pasien mengeluhkan gusi yang bengkak dan mudah berdarah disertai dengan rasa sakit. 7. Dokter gigi melakukan pemeriksaan objektif. a. Ekstra Oral : - Pembesaran kelenjar limfe : (+) - Limfadenopati : (+) b. Intra Oral : - Ulserasi nekrotik seperti kawah pada interdental papila dan marginal gingiva. - Sakit - Mudah berdarah spontan

- Hipersalivasi dan mulut terasa logam. 8. Dokter gigi menetapkan assesment : Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG). Diagnosa banding : - Gingivitis Marginalis Kronis - Primary Herpetic gingivostomatitis 9. Dokter gigi menyampaikan : - Rencana perawatan kepada pasien berupa tindakan Dental examination, other dental operation, dental scaling, polishing dan debridement. - Lama perawatan :10 – 14 hari - Faktor penyulit perawatan berupa kondisi imunokompromis berat seperti HIV dan kegansan darah - Prognosis baik jika kontrol infeksi dan suportif. 10. Pasien menyutujui atau menolak rencana perawatan yang diberikan secara lisan dan dicatat dalam rekam medik. 11. Petugas mempersiapkan : - Spuit untuk spooling, - Kassa steril, - Antiseptik larutan H2O2 3 %, klorheksidin glukonat 0.2% 12. Dokter gigi pada kondisi akut melakukan tindakan berupa : - Dokter gigi melakukan debridement jaringan nekrotik dan mikroba penyebab dengan larutan H2O2 1,5 – 3%. - Dokter gigi memberikan obat kausatif antibiotik golongan penisilin dan atau metronidazol, antiseptik oral klorheksidin glukonat 0,2%. - Dokter gigi memberikan obat simptomatik analgetikantipiretik. - Dokter gigi memberikan terapi suportif berupa hidrasi, diet lunak tinggi kalori protein, istirahat, dan multivitamin. 13. Dokter gigi melakukan scaling dan root planing jika kondisi reda. 14. Dokter gigi melakukan pemeriksaan penunjang bakteri Spirochaeta/bacillus penyebab infeksi dengan pewarnaan gentian violet, cairan sulkus gingiva. 15. Dokter gigi menyatakan perawatan berhasil jika peradangan, ulserasi, dan jaringan nekrotik dan keluhan subjektif hilang. 6. Unit Terkait

Unit Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Related Documents