Sop-lab-doc.doc

  • Uploaded by: Ewan Akoni
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sop-lab-doc.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 6,738
  • Pages: 44
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN CYANMETH Prinsip

Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kaliumsianida. Absorbansi larutan diukur pada gelombang 540 nm. Alat dan Bahan  Spektrofotometer  Mikropipet  Yellow tipe  Tabung reaksi  Rak tabung reaksi  Tissue  EDTA 10%  Larutan Drabkin Prosedur Kerja 1. Dimasukkan 5 ml larutan Drabkin ke dalam tabung 2. Dipipet 20 µl darah dan dimasukkan ke dalam tabung yang telah terisi larutan Drabkin 3. Campurlah larutan tersebut hingga homogen 4. Dilakukan pembacaan pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm 5. Dicatat hasil yang diperoleh pada alat spektrofotometer Nilai Normal Pria : 14-18 g/dl Wanita : 12-16 g/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT Prinsip

Darah diencerkan dalam pipet leukosit dengan menggunakan larutan Turk, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu. Alat dan Bahan  Pipet leukosit  Kamar hitung (Improved Neubauer)  Mikroskop  Turk  Tissue  EDTA 10% Prosedur Kerja 1. Dihisap darah EDTA dengan menggunakan pipet leukosit sampai tanda 0,5 2. Dihapus kelebihan darah yang melekat diujung pipet 3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan Turk dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11, pada saat melakukan penghisapan jangan sampai ada gelembung udara 4. Kocoklah larutan dan darah selama 2-3 menit dan jangan sampai cairan terbuang dari dalam pipet diwaktu mengocok 5. Buanglah cairan yang ada didalam pipet sebanyak 3-4 tetes, lalu sentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup dengan sudut 30 derajat 6. Biarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar leukosit mengendap 7. Gunakan lensa objektif kecil dengan pembesaran 10 X 8. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar pada sudut-sudut kamar hitung Perhitungan N x 20 0, 4 N = Jumlah Sel Nilai Normal 5.000 – 10.000 / µL darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ERITROSIT Prinsip

Darah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan menggunakan larutan Hayem, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung dengan menghitung 5 bidang sedang dalam kamar hitung Improved Neubauer Alat dan Bahan  Pipet eritrosit  Kamar hitung (Improved Neubauer)  Mikroskop  Hayem  Tissue  EDTA 10% Prosedur Kerja 1. Dihisap darah EDTA dengan menggunakan pipet eritrosit sampai tanda 0,5 2. Dihapus kelebihan darah yang melekat diujung pipet 3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Hayem sambil menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan Hayem dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 101, pada saat melakukan penghisapan jangan sampai ada gelembung udara 4. Kocoklah larutan dan darah selama 2-3 menit dan jangan sampai cairan terbuang dari dalam pipet diwaktu mengocok 5. Buanglah cairan yang ada didalam pipet sebanyak 3-4 tetes, lalu sentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup dengan sudut 30 derajat 6. Biarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eritrosit mengendap 7. Gunakan lensa objektif kecil dengan pembesaran 10 X lalu dilanjutkan dengan pembesaran 40 X 8. Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam lima bidang sedang pada kamar hitung Perhitungan N x 200 0, 02 N = Jumlah Sel Nilai Normal Pria : 4,5-5,5 Juta / µL darah Wanita : 4-5 Juta / µL darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN TROMBOSIT Prinsip

Darah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresylblue sehingga trombosit berwarna biru cerah. Perhitungan didasarkan pada pengenceran dan volume cairan dalam bilik hitung Alat dan Bahan  Pipet eritrosit  Kamar hitung (Improved Neubauer)  Mikroskop  Rees Ecker  Tissue  EDTA 10% Prosedur Kerja 1. Isaplah cairan Rees Ecker ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1 dan buang lagi cairan itu 2. Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101. Segeralah kocok selama 3 menit 3. Buanglah cairan yang ada didalam pipet sebanyak 3-4 tetes, lalu sentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup dengan sudut 30 derajat 4. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan petri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap 5. Hitung semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm2) memakai lensa objektif besar 6. Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah trombosit per µl darah Perhitungan N x100 0,1 N = Jumlah Sel Nilai Normal 150.000-450.000 / µL darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) Prinsip

Mengukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah ke dalam tabung khusus selama satu jam Alat dan Bahan  Pipet Westergreen  Rak Westergreen  Tissue  Natrium Sitrat 3,8 %  Timer  Spuit  Kapas Alkohol Prosedur Kerja 1. Isaplah dalam semprit steril 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8% yang steril 2. Lakukanlah pungsi vena dengan semprit itu dan isapah 1,6 ml darah sehingga mendapatkan 2,0 ml campuran 3. Masukkanlah campuran itu ke dalam tabung dan campurlah baik-baik 4. Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis tanda 0 mm, kemudian biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergreen selama 60 menit 5. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai laju endap darah Nilai Normal Pria : 0-15 mm/jam Wanita : 0-20 mm/jam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT Prinsip

Setetes darah dipaparkan diatas sebuah objek glass, kemudian dilakukan pewarnaan lalu diamatai dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100X Alat dan Bahan  Mikroskop  Objek glass  Oil imersi  Giemsa  Methanol  Aquadest Prosedur Kerja 1. Siapkan satu buah objek glass bersih dan bebas lemak 2. Letakkan satu tetes darah di objek glass 3. Buat apusan dengan objek glass yang lain menggunakan sudut 45 derajat dan didorong hingga membentuk seperti lidah api 4. Ditunggu hingga kering apusan tersebut 5. Sediaan apus yang telah kering difiksasi dengan methanol selama 2-3 menit 6. Apusan yang telah difiksasi direndam pada larutan giemsa kerja selama 20-30 menit 7. Buang kelebihan, cuci dengan air mengalir 8. Keringkan sediaan, setelah kering dapat dilakukan perhitungan Nilai Normal Basofil : 0-1 % Eosinofil : 1-3 % Neutrofil Batang : 2-6 % Neutrofil Segmen : 50-70 % Limfosit : 20-40 % Monosit : 2-8 %

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN (BLEEDING TIME) Prinsip

Dihitung masa perdarahan pada lengan bawah dengan dilakukan pembendungan dan dihitung per 30 detik Alat dan Bahan  Autoclick  Stopwatch  Lancet  Sfigmomanometer  Kapas alkohol  Kertas saring Prosedur Kerja 1. Bersihkan bagian voler lengan bawah dengan alkohol 70% dan biarkan kering 2. Kenakan ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pompalah sampai 40 mm/Hg. Selama percobaan berlangsung tekanan harus tetap setinggi itu 3. Tegangkanlah kulit lengan bawah dengan sebelah tangan dan tusuklah dengan lanset darah pada satu tempat kira-kira 3 jari di bawah lipat siku sampai 3 mm dalamnya 4. Jika terlihat darah mulai keluar jalankanlah stopwatch 5. Isaplah tetes darah yang keluar itu tiap 30 detik memakai sepotong kertas saring 6. Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat diisap lagi dan catatlah waktu tersebut Nilai Normal 1-3 menit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN (CLOTHING TIME) Prinsip

Darah vena dimasukkan ke dalam 4 tabung dengan volume yang sama dan dihitung tiap 30 detik. Waktu pembekuan adalaha jumlah waktu dalam 3 tabung dari tabung yang dicatat waktu bekuannya Alat dan Bahan  Spuit  Stopwatch  Tabung reaksi  Rak tabung reaksi  Kapas alkohol  Tissue Prosedur Kerja 1. Sediakan 4 buah tabung dalam raknya 2. Lakukan pungsi vena dengan spuit 5 ml, pada saat daah kelihatan masuk ke dalam spuit jalankan stopwatch 3. Angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah perlahan-lahan 1 ml darah ke dalam tiap tabung yang dimiringkan pada waktu diisi dengan darah 4. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dan dimiringkan untuk melihat apakah telah terjadi pembekuan 5. Setelah darah dalam tabung pertama beku, periksalah tabung kedua tiap 30 detik juga terhadap bekuannya 6. Tindakan sama dilakukan berturut-turut dengan tabung ketiga dan keempat 7. Masa pembekuan darah ialah masa pembekuan rata-rata dari tabung kedua, ketiga dan keempat. Masa pembekuan itu dilaporkan dengan dibulatkan sampai ½ menit Nilai Normal 6-12 menit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) Prinsip

Dengan pewarnaan ini pori-pori lipid pada bakteri akan melebur sehingga zat warna dapat masuk kedalam tubuh kuman. Bila preparat dingin zat warna tidak dapat terlepas kembali walaupun dipengaruhi dengan asam, sehingga kuman yang tidak tahan asam akan mengambil zat warna kedua pada pewarnaan berikutnya. Basil Tahan Asam berwana merah, non Basil Tahan Asam berwarna biru Alat dan Bahan  Objek glass  Bunsen  Mikroskop  Jarum ose Prosedur Kerja 1. Letakkan sediaan diatas rak dengan jarak minimal 1 jari telunjuk 2. Tuangkan Carbol Fuchsin menutupi seluruh permukaan sediaan 3. Panaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan sampai mendidih), kemudian dinginkan selama 5 menit 4. Buang Carbol Fuchsin dari sediaan satu per satu secara perlahan-lahan dengan cara dibilas menggunakan air megalir mulai dari bagian slide yang frosted (bekuan tebal) 5. Tuangkan Asam Alkohol pada sediaan, biarkan beberapa saat lalu bilas dengan air mengalir sampai bersih (tidak tampak sisa zat warna merah). Bila masih tampak warna merah lakukan decolorisasi ini beberapa kali 6. Tuang Methylene Blue hingga menutupi seluruh sediaan dan biarkan selama 10-20 detik 7. Buang Methylene Blue dari sediaan satu per satu secara perlahan-lahan dengan cara dibilas menggunakan air mengalir 8. Keringkan sediaan pada rak pengering Interpretasi 0 BTA / 100 LP = Negatif 1-9 BTA / 100 LP = Scanty 10-99 BTA / 100 LP = 1+ 1-10 BTA / 1 LP = 2+ >10 BTA / 1 LP = 3+

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEWARNAAN GRAM Prinsip

Gram (+) : peptidoblikan bakteri yang tebal berikatan kuat dengan gentian violet. Lugol memperkuat ikatan tersebut, lalau diberikan akohol yang bertujuan untuk melunturkan lemak karena pada gram (+) lemaknya sedikit sehingga warna ungu pada gentian violet yang lunturpun sedikit dan bakteri dipenuhi dengan warna ungu. Karena sudah dipenuhi dengan warna ungu maka tidak bisa lagi berikatan dengan fucshin/safranin. Gram (-) : peptidoblikan bakteri yang tipis sehingga saat berikatan dengan gentian violet ikatan yang terjadi adalah ikatan lemah, lalu diberi lugol yang memperkuat ikatan dengan gentian violet namun tidak memberikan arti yang cukup signifikan, bakteri gram (-) yang memiliki lemak tebal ketika diberi alcohol maka lemak luntur dan warna gentian violet pun luntur. Sehingga warnanya luntur semua. Karena tidak tewarnai maka bakteri akan menyerap warna fuchsin/safranin yaitu merah. Alat dan Bahan  Mikroskop  NaCl Steril  Jarum Ose  Suspensi Bakteri Positif (+)  Objek glass  Suspensi Bakteri Negatif (-)  Tabung Reaksi  Larutan Kristal Violet  Pipet tetes  Larutan Lugol Iodine  Botol kaca  Larutan Alcohol-Acetone  Lampu Bunsen  Larutan Safranin  Penjepit tabung Prosedur Kerja 1. Diambil dua kaca benda, bersihkan permukaannya dengan tissu alkohol dan diberi tanda (+) dan (-) pada masing-masing kaca benda 2. Dibuat dua tetes NaCl 0,9% steril diatas masing-masing tanda (+) dan (-) dengan menggunakan jarum ose. 3. Dibuat suspensi bakteri dari biakan tabung sesuai dengan kode tanda yang tertera, ratakan hingga tipis menggunakan ose. Keringkan preparat pada suhu kamar. 4. Difiksasi dengan cara melewatkan kaca benda diatas lampu spritus sebanyak 3 kali. 5. Diletakkan kaca benda diatas rak pewarna, tuang preparat dengan Kristal Violet hingga menggenang dan biarkan selama 1 menit. 6. Dibuang zat wama ke dalam bak tampung dan cuci dengan air mengalir. 7. Digenangi sediaan dengan larutan Lugol Iodine selama 1 menit, kemudian bilas dengan air mengalir diatas bak tampung 8. Digenangi sediaan selama 20 - 30 detik dengan menggunakan larutan Acetone-alkohol, hingga warna Kristal Violet yang menempel pada kaca benda hilang. 9. Digenangi kembali sediaan dengan larutan Safranin selama 1 menit. 10. Dibilas dengan air mengalir diatas bak tampung. Biarkan kering pada

Interpretasi

suhu ruang (dikering anginkan). 11. Diamati sediaan dibawah mikroskop dengan perbesaran yang kuat yaitu 100x10 dengan diberi oil imersi. Gram (+) = Ungu, Biru Gram (-) = Merah

Bakteri Gram Negatif (-)

Bakteri Gram Negatif (-)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE Prinsip

Antibodi yang terdapat pada serum sampel akan bereaksi dengan antigen pada reagen membentuk kompleks antigen antibodi yang berupa aglutinasi Alat dan Bahan  Kaca Widal  Mikropipet  Rotator  Yellow tipe  Batang pengaduk  Tabung reaksi  Sentrifus  Reagen Salmonella typhi O  Reagen Salmonella typhi H  Reagen Salmonella paratyphi AO  Reagen Salmonella paratyphi AH  Reagen Salmonella paratyphi BO  Reagen Salmonella paratyphi BH  Reagen Salmonella paratyphi CO  Reagen Salmonella paratyphi CH Prosedur Kerja 1. Diambil darah vena lalu dimasukkan dalam tabung setelah itu di sentrifus selama 10 menit 2. Diambil serumnya sebanyak 20 µl dan diletakkan di atas kaca widal dilakukan 8 kali 3. Diteteskan reagen masing-masing satu tetes pada sampel yang telah dipipet tadi, lalu homogenkan 4. Dirotator selama 2 menit dan dilihat aglutinasi yang terjadi 5. Apabila hasil terdapat aglutinasi maka dilakukan pengenceran dengan mengurangi volume sampel yang digunakan yaitu menjadi 10 µl dan ditambahkan satu tetes reagen 6. Apabila masih terdapat aglutinasi maka sampel dikurangi lagi menjadi 5 µl dan ditambahkan satu tetes reagen, lalu dilihat masih terdapat aglutinasi atau tidak Interpretasi Negatif 1:80 1:160 1:320

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN NARKOBA Prinsip

Urin ditampung ke dalam pot, strip dicelupkan ke dalamnya kemudian urin naik memenuhi membran dalam strip berdasarkan gaya kapilaritasnya. Apabila kadar narkoba dalam urin melebihi ambang batas maka tidak akan terbentuk garis berwarna merah pada daerah test. Sedangkan apabila kadar narkoba dalam urine kurang dari ambang batas atau tidak mengandung narkoba maka akan terbentuk garis berwarna merah pada daerah test. Sebagai kontrol akan selalu terbentuk garis berwarna merah pada daerah kontrol hal ini menandakan bahwa volume urin yang diserap strip telah memenuhi membran dari strip tersebut Alat dan Bahan  Pot urin  Strip tes Narkoba Prosedur Kerja 1. Urin ditampung dalam wadah yang kering dan bersih 2. Dicelupkan strip narkoba pada sampel urin berdasarkan gaya kapilaritasnya 3. Diamati dan dicatat hasilnya Interpretasi

Control Test Batas Urin Negatif Positif

Invalid

Positif : hanya timbul satu garis kontrol Negatif : adanya garis kontrol dan garis tes secara bersamaan Invalid : garis kontrol dan garis tes tidak ada

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN URINALISIS Prinsip

1. Pemeriksaan Fisik - Warna Memperhatikan waran urin bermakna karena kadang-kadang didapat kelainan yang berarti untuk klinik. Warna urin diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus, tindakan itu dapat dilakukan dengan mengisi tabung reaksi sampai ¾ penuh dan ditinjau dalam sikap serong. Nyatakanlah warna urin dengan perkataan seperti : tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dsb - Kejernihan Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna. Nyatakanlah pendapat dengan salah satu dari : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Pentinglah untuk menentukan apakah urin itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau baru kemudian, yaitu jika dibiarkan. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urin normal akan menjadi agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan : kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lendir, sel-sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap 2. Pemeriksaan Kimiawi - Derajat Keasaman (pH) Indikator methyl red dan bromthymol blue, memungkinkan perubahan warna yang jelas dari orange, hijau menjadi biru pada pH 5-9 - Protein Tetraklorofenol dan tetra bromosulfoftalein dalam suatu sistem buffer yang mempertahankan pH konstan, bereaksi dengan protein akan membentuk senyawa berwarna hijau muda sampai tua - Glukosa D-Glukosa dioksidasi menjadi D-Glikonolakton dengan adanya peroksidase akan mengoksidasi indikator membentuk warna hijau 3. Pemeriksaan Mikroskopis Untuk melihat adanya elemen-elemen (sel-sel, kristal-kristal dan sebagainya) dalam urin maka dilakukan pemeriksaan dibawah mikroskop. Hal ini dikerjakan dengan melakukan pemutaran pada kecepatan dan waktu tertentu dengan centrifuge sehingga elemenelemen tersebut terpisah dari larutan supernatannya Alat dan Bahan  Combour test  Tissue

      Prosedur Kerja 1.

Interpretasi

Pot urin Mikroskop Objek glass Cover glass Sentrifus Pipet tetes Pemeriksaan Fisik - Diisi wadah dengan urin - Diperiksa secara fisik - Warna urin. Nyatakanlah warna urin dengan perkataan seperti : tidak berwarna, kuning muda, kunig tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dsb - Kejernihan. Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna. Nyatakanlah pendapat dengan salah satu dari : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh - Dilaporkan hasil yang didapat 2. Pemeriksaan Kimiawi - Disiapkan alat dan bahan - Diambil wadah berisi urin - Dikeluarkan strip tes urin - Dicelupkan selama beberapa detik - Dibaca dengan waktu kurang lebih 5 menit - Dilaporkan hasil yang diperoleh 3. Pemeriksaan Mikroskopis - Homogenkan terlebih dahulu sampel urin - Masukkan urin ke dalam tabung sentrifus dan diputar selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm - Setelah disentrifus tuanglah cairan atas dengan gerakan cepat dan luwes lalu tabung sentrifus ditegakkan kembali sehingga didapatkan volume sediaan kira-kira 0,5 ml - Kocok tabung untuk mensuspensikan sedimen - Ambil 1-2 tetes dengan pipet tetes ke objek glass dan ditutup dengan cover glass - Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran awal 10x dilanjutkan pembesaran 40x Warna : Kuning Kejernihan : Jernih pH : 5-7 Protein : Negatif Glukosa : Negatif Leukosit : 0-1/LPB Eritrosit : 0-1/LPB Epitel : Negatif

Silinder Jamur Kristal-Uric Acid Amoeba Bakteri

: Negatif : Negatif : Negatif : Negatif : Negatif

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN GLUKOSA Prinsip

Adanya glukosa oksidase akan mengoksidase glukosa menjadi gluconic dan hidrogen peroksida. Indikator quinonimine terbentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminoantipiryne dengan adanya phenol dan peroksidase. Intensitas warna yang terbentuk proporsional dengan konsentrasi glukosa Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Glukosa Prosedur Kerja Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Sampel 10 Standar 10 0 Campur dan inkubasi selama 10 menit (37 C) atau 20 menit (250C). Ukurlah absorban dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit Nilai Normal Glukosa Puasa : 70-115 mg/dl Glukosa 2JPP : 80-120 mg/dl Glukosa Sewaktu : <180 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN KOLESTEROL Prinsip

Pemecahan kolesterol dengan dihidrolisis enzimatik dan oksidasi dengan indikator quinonimine yang terbentuk dari reaksi 4-aminoantipyrine dan phenol oleh hidrogen peroksida di bawah pengaruh katalis dari peroksidase Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Kolesterol Prosedur Kerja Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Sampel 10 Standar 10 0 Campur dan inkubasi selama 10 menit (37 C) atau 20 menit (250C). Ukurlah absorban sampel dan standar terhadap blanko dalam waktu 60 menit Nilai Normal < 200 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA Prinsip

Pemecahan trigliserida dengan sistem enzimatik dengan lipoprotein lipase dengan adanya indikator quinonimine yang terbentuk dari reaksi 4chlorophenol dengan hidrogen peroksida di bawah pengaruh katalis dari peroksidase Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Trigliserida Prosedur Kerja Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Sampel 10 Standar 10 0 Campur dan inkubasi selama 10 menit (37 C) atau 20 menit (250C). Ukurlah absorban sampel dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit Nilai Normal < 200 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HDL-KOLESTEROL Prinsip

LDL, VLDL dan chylomicrons yang terkandung dalam serum dipresipitasi dengan penambahan phosphotungistic acid dan magnesium chloride. HDL yang tersisa pada supernatan dapat diukur menggunakan reagen kolesterol Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen HDL-Kolesterol  Reagen Kolesterol Prosedur Kerja Pembuatan Supernatan HDL (Semi-Micro) 1. Reagen kerja (HDL Presipitat 4 Bagian + Aquadest 1 Bagian) 2. Reagen kerja 500 µL + serum 200 µL inkubasi 10 menit, lalu sentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 5000 rpm 3. Pisahkan supernatan dengan endapan

Perhitungan Nilai Normal

Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Supernatant 100 (Sampel) Supernatant 100 (Standar) Campur dan inkubasi selama 10 menit (370C) atau 20 menit (250C). Ukurlah absorban sampel dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit LDL (mg/dl) = Total Kolesterol – HDL - Trigliserida 5 HDL = ≥ 35 mg/dl LDL = ≤ 130 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN UREA Prinsip

Urea + 2H2O 2NH4 + CO2 NH4 + 2-Oxoglutarate + NADH L-Glutamate + NAD + H2O Penurunan absorbansi yang dihasilkan dari reaksi GLDH proporsional dengan konsentrasi urea dalam sampel Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Urea Prosedur Kerja Reagen Kerja : 4 bagian R1 (800 µl) + 1 bagian R2 (200 µl) Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Sampel 10 Standar 10 Campur dan inkubasi selama 1 menit (25/300C) atau 30-40 detik (370C). Ukurlah absorban A1 terhadap blanko. Inkubasi selama 1 menit dan ukur absorbansi A2 terhadap blanko. Hitung perubahan absorbansi per menit = ∆A/min Nilai Normal 17-43 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN KREATININ Prinsip

Kreatinin membentuk warna jingga-merah pada larutan alkaline pikrat. Perbedaan absorbansi proporsional dengan konsentrasi kreatinin dari sampel Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Kreatinin Prosedur Kerja Reagen Kerja : 4 bagian R1 (800 µl) + 1 bagian R2 (200 µl) Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Sampel 50 Standar 50 Campur dan inkubasi selama 1 menit dan baca A1 terhadap reagen blanko. Inkubasi 2 menit ukur A2 terhadap blanko. Kalkulasi : ∆A sampel (A2-A1) dan ∆A standar (A2-A1) Nilai Normal Pria : 0,9-1,3 mg/dl Wanita : 0,6-1,1 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ASAM URAT Uric Acid + 2H2O + O2 URICASE Allantoine + CO2 + H2O2 TBHBA + 4-AAP + H2O2 POD Chinonimine + 2H2O + HBr Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Asam Urat Prosedur Kerja Reagen Kerja : 4 bagian R1 (800 µl) + 1 bagian R2 (200 µl) Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Sampel 20 Standar 20 0 Campur dan inkubasi selama 10 menit (37 C) atau 30 menit (250C). Ukurlah absorban sampel dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit Nilai Normal Pria : 3,6-8,2 mg/dl Wanita : 2,3-6,1 mg/dl Prinsip

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN SGOT (AST) Prinsip

GOT

L Aspartat + 2-oxoglutarate

Oxaloacetat + L-Glutamat MDH

+

Oxaloacetat + NADH + H L-malate + NAD+ Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen SGOT Prosedur Kerja Reagen Kerja : 4 bagian R1 (800 µl) + 1 bagian R2 (200 µl) Pipet ke Tabung 250C, 300C 370C Reagen Kerja 1000 1000 Sampel 200 100 Campur. Baca absorbansi setelah 1 menit pada panjang gelombang 340 nm Nilai Normal Pria : 7-34 U/L Wanita : 7-24 U/L

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN SGPT (ALT) Prinsip

GPT

2-oxoglutarate + L-alanine

L-Glutamat + Pyruvate LDH

+

Pyruvate + NADH + H L-lactate + NAD+ Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen SGPT Prosedur Kerja Reagen Kerja : 4 bagian R1 (800 µl) + 1 bagian R2 (200 µl) Pipet ke Tabung 250C, 300C 370C Reagen Kerja 1000 1000 Sampel 200 100 Campur. Baca absorbansi setelah 1 menit pada panjang gelombang 340 nm Nilai Normal Pria : 7-36 U/L Wanita : 7-25 U/L

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL Prinsip

Protein dalam serum akan bereaksi dengan ion cupri dalam suasana alkali akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Intensitas warna sebanding dengan kadar protein dalam darah Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Protein Total Prosedur Kerja Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 1000 1000 Standar 20 Sampel 20 Homogenkan. Inkubasi selama 10 menit dan baca pada panjang gelombang 546 nm Nilai Normal 6,2-8,5 g/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALBUMIN DAN GLOBULIN Prinsip

Serum ditambahkan pereaksi albumin akan berubah warna menjadi hijau, kemudian diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau ini menunjukkan kadar albumin pada serum Alat dan  Mikropipet Bahan  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Albumin Prosedur Pipet ke Tabung Blanko Standar Sampel Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl Kerja Aquadest 10 µl Standar 10 µl Sampel 10 µl Campur. Inkubasi selama 10 menit dan baca absorbansi pada panjang gelombang 620 nm Perhitungan Globulin = Protein Total - Albumin Nilai Normal Pria : 3,5 – 4,8 g/dl Wanita : 3,3 – 4,5 g/dl Globulin : 2,3 – 3,2 g/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL Prinsip

Bilirubin akan bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid (DSA) membentuk zat warna merah. Absorbansi zat warna ini pada 546 nm adalah proporsional terhadap konsentrasi bilirubin dalam sampel. Bilirubin glukoronida yang larut dalam air bereaksi langsung (direct) dengan DSA, sedangkan bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tidak langsung (indirect) dengan DSA dan dengan adanya accelerator Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Bilirubin Total Prosedur Kerja Pipet ke Tabung Blanko Sampel Bilirubin total 1000 µl 1000 µl Nitrit Total 40 µl Campur. Inkubasi 5 menit Sampel 100 µl 100 µl Homogenkan. Inkubasi 10-30 menit lalu periksa dengan panjang gelombang 546 nm Nilai Normal 0,1 – 1,2 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIRECT DAN INDIRECT Prinsip

Bilirubin akan bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid (DSA) membentuk zat warna merah. Absorbansi zat warna ini pada 546 nm adalah proporsional terhadap konsentrasi bilirubin dalam sampel. Bilirubin glukoronida yang larut dalam air bereaksi langsung (direct) dengan DSA, sedangkan bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tidak langsung (indirect) dengan DSA dan dengan adanya accelerator Alat dan Bahan  Mikropipet  Fotometer  Yellow Tip  Blue Tip  Sentrifus  Tabung  Rak Tabung  Reagen Bilirubin Direct Prosedur Kerja Pipet ke Tabung Blanko Sampel Direct Bilirubin 1000 µl 1000 µl Direct Nitrit 40 µl Campur. Inkubasi 2 menit Sampel 100 µl 100 µl Homogenkan. Inkubasi 5 menit lalu periksa dengan panjang gelombang 546 nm Perhitungan Bilirubin Indirect (mg/dl) = Bilirubin Total – Bilirubin Direct Nilai Normal Bilirubin direct : 0,0 – 0,2 mg/dl Bilirubin indirect : 0,2 – 0,8 mg/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN MALARIA Prinsip Sediaan yang telah diwarnai lalu diperiksa pada pembesaran 100X Alat dan Bahan  Objek glass  Larutan Giemsa kerja  Mikroskop  Oil imersi  Darah Prosedur Kerja 1. Teteskan satu tetes darah pada kaca objek glass 2. Buat lingkaran dengan diameter ± 1 cm, keringkan 3. Bilas dengan air, lalu warnai dengan giemsa selama 20-30 menit 4. Setelah itu dibilas dan dikeringkan 5. Lalu dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 100X

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FILARIA Prinsip Alat dan Bahan        Prosedur Kerja 1. 2. 3. 4. 5.

6.

Mikroskop Objek glass Lanset Cover glass Kapas alkohol NaCl 0,85% Etanol 70% Sterilkan jari tangan ketiga dengan etanol dan keringkan. Tusukkan lanset ke jari tersebut Tampung langsung tetesan pertama darah yang keluar (tetesan ini paling banyak mengandung mikrofilaria) pada pertengahan kaca objek Tambahkan setetes larutan NaCl, yang sama banyaknya dengan tetesan darah tadi pada kaca objek Campurkan darah dan larutan NaCl menggunakan bagian sudut sebuah kaca objek. Tutup apusan tersebut dengan penutup kaca objek Periksa apusan secara sistematis dengan objektif 10x dan bukaan kondensator dikeclkan. Kalau memang terdapat mikrofilaria, pertamatama akan tampak pergerakan cepat di antara eritrosit Untuk mengidentifikasi spesies mikrofilaria, buat dua apusan pada sebuah kaca objek lainnya dan warnai apusan tersebut

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN DIFTERI Prinsip Alat dan Bahan  Spatula lidah (tongue spatel)  Lidi dacron untuk usap nasoparing  Media transport (stuart media)  Media isolasi (serum loffler, agar cystin tellurite)  Pewarnaan neisser, albert, MBL Prosedur Kerja Usap Hidung 1. Penderita duduk (anak-anak lebih baik dipangku) 2. Petugas berdiri disamping penderita 3. Kepala ditegakkan dan tangan petugas memegang bagian belakang kepala penderita 4. Masukan lidi dacron kedalam rongga hidung. Posisi lidi tegak lurus . Panjangnya masuk kira-kira ½ jarak ujung hidung – telinga 5. Putar searah jarum jam sampai menyentuh dinding belakang nasofaring, tarik keluar 6. Masukkan lidi dalam media transport atau langsung dibuat sedian dan ditanam pada media isolasi

Interpretasi

Usap tenggorok 1. Penderita duduk (anak-anak dipangku) 2. Penderita diminta membuka mulut tanpa menjulurkan lidah keluar dan berkata aaaa 3. 2/3 lidah ditekan dengan spatel 4. Masukkan lidi kapas steril hingga menyentuh dinding belakang 5. Lalu usap kekiri dan kanan dan tarik keluar dgn hati-hati tampa menyentuh mulut 6. Masukkan dalam media transport atau langsung dibuat sediaan dan tanam pada media isolasi  Pewarnaan Loeffler’s Methylene Blue (bakteri berwarna biru sesuai dengan bentuknya)  Pewarnaan Albert’s (badan bakteri berwarna merah dan granula berwarna hitam kebiruan)  Pewarnaan Neisser’s (granula berwarna biru kehitaman dan badan bakteri berwarna coklat muda)  Kuman tampak sebagai batang bersusun membentuk huruf cina : T, Y, kadang-kadang paralel atau berderet seperti rantai. Sepintas seperti batang korek api

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAMPLING Jarum diarahkan dengan sudut 300 dan disesuaikan pada pembuluh darah yang akan ditusuk Alat dan Bahan  Tabung vakum  Holder  Spidol  Jarum vakum  Plester  Kapas alkohol  Torniquet Prosedur Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah 3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai blangko permintaan 4. Verifikasi keadaan pasien (misal puasa) 5. Minta pasien meluruskan tangan, pilih yang banyak melakukan aktifitas 6. Pasanag torniquet 3 jari dari lipatan siku 7. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cepalic 8. Bersihkan dengan kapas alkohol bagian yang akan ditusuk 9. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang menghadap ke atas 10.Masukkan tabung vakum, setelah volume dianggap cukup cabut lalu lepaskan torniquet 11. Pada tempat tusukkan diletakkan kapas alakohol lalu jarum dicabut dan diberi plester Prinsip

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HIV Prinsip

Keberadaan HIV ½ IgG dan IgM dapat dinyatakan dengan konjugat protein A. Adanya antibodi (+) dapat dibaca dengan terbentuknya garis ungu Alat dan Bahan  Sentrifus  Tabung reaksi  Rak tabung reaksi  Mikropipet  Yellow tip  Rapid test HIV  Serum Prosedur Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Dipipet serum sebanyak 50 µl, letakkan pada lubang sampel 3. Kemudian teteskan buffer sebanya 3 tetes pada lubang yang sama 4. Diamkan selama 10-15 menit, lalu dibaca hasil yang didapat dan dicatat Interpretasi HIV HIV HIV HIV T1 : HIV 1/O T1 : HIV 1/O T1 : HIV 1/O T1 : HIV 1/O T2 : HIV 2 T2 : HIV 2 T2 : HIV 2 T2 : HIV 2 C T1 T2

C T1 T2

C T1 T2

C T1 T2

S

S

S

S

Negatif

Positif

Invalid

Keterangan : Positif : Adanya garis kontrol dan garis test timbul secara bersamaan Negatif : Hanya timbul satu buah garis yaitu garis kontrol Invalid : Tidak ada timbul garis kontrol dengan garis test

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN RHEUMATOID FACTOR Prinsip

Reagen RF mengandung partikel latex dilapisi dengan gamma globulin manusia ketika reagen dicampur dengan serum yang mengandung RF pada tingkat yang lebih besar dari 8 IU/ml partikel akan menggumpal Alat dan Bahan  Slide dasar hitam  Mikropipet  Yellow tip  Rotator  Reagen RF  Batang pengaduk  Serum  NaCl 0,85% Prosedur Kerja Kualitatif 1. Disiapkan slide dengan dasar hitam 2. Diambil 50 µl serum, lalu ditambah satu tetes latex reagent 3. Dihomogenkan, lalu dirotator selama 2 menit 4. Dilihat apakah terjadi aglutinasi atau tidak 5. Apabila terjadi aglutinasi maka dilakukan pengenceran Kuantitatif 1. Diambil 50 µl NaCl dan di taruh di setiap lingkaran pada slide 2. Pada lingkaran pertama di tambahkan 50 µl serum, lalu dihomogenkan (1:2) 3. Pada lingkaran kedua diambil 50 µl dari lingkaran pertama dan dihomogenkan (1:4) 4. Pada lingkaran ketiga diambil 50 µl dari lingkaran kedua (1:8) dan begitu seterusnya 5. Setelah itu ditambahkan satu tetes latex reagent RF, lalu dihomogenkan 6. Kemudian di rotator selama 2 menit dan dilihat adanya aglutinasi 7. Hasil yang didapat lalu dikalikan dengan 8 IU/ml dan dilaporkan sebagai titer Interpretasi

Reaktif

Non Reaktif

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN SIFILIS (RPR) Prinsip Bersatunya antibodi dengan antigen Treponema membentuk hemaglutinasi Alat dan Bahan  Slide dasar putih  Mikropipet  Yellow tip  Rotator  Reagen RPR  Batang pengaduk  Serum  NaCl 0,85% Prosedur Kerja Kualitatif 1. Disiapkan slide dengan dasar putih 2. Diambil 50 µl serum, lalu ditambah satu tetes reagen RPR 3. Dihomogenkan, lalu dirotator selama 8 menit 4. Dilihat apakah terjadi aglutinasi atau tidak 5. Apabila terjadi aglutinasi maka dilakukan pengenceran Kuantitatif 1. Diambil 50 µl NaCl dan di taruh di setiap lingkaran pada slide 2. Pada lingkaran pertama di tambahkan 50 µl serum, lalu dihomogenkan (1:2) 3. Pada lingkaran kedua diambil 50 µl dari lingkaran pertama dan dihomogenkan (1:4) 4. Pada lingkaran ketiga diambil 50 µl dari lingkaran kedua (1:8) dan begitu seterusnya 5. Setelah itu ditambahkan satu tetes reagen RPR, lalu dihomogenkan 6. Kemudian di rotator selama 8 menit dan dilihat adanya aglutinasi Nilai Normal

Reaktif

Non Reaktif

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTI STREPTOLISIN-O (ASTO) Prinsip

Lateks polisteren yang di liputi oleh Streptolisin O bila di reaksikan dengan serum yang mengandung Anti Streptolisin O maka akan terbentuk aglutinasi Alat dan Bahan  Slide dasar hitam  Mikropipet  Yellow tip  Rotator  Reagen ASTO  Batang pengaduk  Serum  NaCl 0,85% Prosedur Kerja Kualitatif 6. Disiapkan slide dengan dasar hitam 7. Diambil 50 µl serum, lalu ditambah satu tetes reagen ASTO 8. Dihomogenkan, lalu dirotator selama 2 menit 9. Dilihat apakah terjadi aglutinasi atau tidak 10. Apabila terjadi aglutinasi maka dilakukan pengenceran Kuantitatif 7. Diambil 50 µl NaCl dan di taruh di setiap lingkaran pada slide 8. Pada lingkaran pertama di tambahkan 50 µl serum, lalu dihomogenkan (1:2) 9. Pada lingkaran kedua diambil 50 µl dari lingkaran pertama dan dihomogenkan (1:4) 10. Pada lingkaran ketiga diambil 50 µl dari lingkaran kedua (1:8) dan begitu seterusnya 11. Setelah itu ditambahkan satu tetes reagent ASTO, lalu dihomogenkan 12. Kemudian di rotator selama 2 menit dan dilihat adanya aglutinasi 13. Hasil yang didapat lalu dikalikan dengan 200 IU/ml dan dilaporkan sebagai titer Nilai Normal

Reaktif

Non Reaktif

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN C-REAKTIF PROTEIN Prinsip

Reagen CRP mengandung partikel latex dilapisi dengan antibodi CRP manusia. Ketika reagen dicampur serum yang mengandung CRP pada tingkat > 6 IU/ml partikel akan menggumpal Alat dan Bahan  Slide dasar hitam  Mikropipet  Yellow tip  Rotator  Reagen CRP  Batang pengaduk  Serum  NaCl 0,85% Prosedur Kerja Kualitatif 1. Disiapkan slide dengan dasar hitam 2. Diambil 50 µl serum, lalu ditambah satu tetes reagen CRP 3. Dihomogenkan, lalu dirotator selama 2 menit 4. Dilihat apakah terjadi aglutinasi atau tidak 5. Apabila terjadi aglutinasi maka dilakukan pengenceran Kuantitatif 1. Diambil 50 µl NaCl dan di taruh di setiap lingkaran pada slide 2. Pada lingkaran pertama di tambahkan 50 µl serum, lalu dihomogenkan (1:2) 3. Pada lingkaran kedua diambil 50 µl dari lingkaran pertama dan dihomogenkan (1:4) 4. Pada lingkaran ketiga diambil 50 µl dari lingkaran kedua (1:8) dan begitu seterusnya 5. Setelah itu ditambahkan satu tetes reagen CRP, lalu dihomogenkan 6. Kemudian di rotator selama 2 menit dan dilihat adanya aglutinasi 7. Hasil yang didapat lalu dikalikan dengan 6 IU/ml dan dilaporkan sebagai titer Interpretasi

Reaktif

Non Reaktif

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FESES LENGKAP Prinsip Alat dan Bahan       Prosedur Kerja 1. 2.

Nilai Normal

Mikroskop Objek glass Cover glass Lidi Eosin 1% Pipet tetes Dilihat keadaan feses seperti warna, bau dan konsistensi Setelah itu pada objek glass diberi satu tetes eosin 1% dan diambil secukupnya feses menggunakan lidi, lalu diratakan pada objek glass 3. Setelah itu ditutup dengan cover glass dan dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x lalu dilanjutkan ke 40x 4. Dicatat hasil yang didapat pada pengamatan Makroskopi 1. Warna Normal : Kuning kecoklatan 2. Bau Normal : khas dari indol, skatol dan asam Abnormal : asam, amis, tengik, dll 3. Konsistensi Normal : agak lunak Abnormal : cair, keras, berbusa, lengket, dll 4. Lendir Normal : negatif 5. Darah Normal : negatif Mikroskopi 1. Epitel, ditemukan sedikit jika meningkat biasanya karena terjadi peradangan atau adanya stimulasi tertentu 2. Lekosit, normalnya tidak ditemukan 3. Makrofag, normalnya tidak ditemukan 4. Eritrosit, normalnya tidak ditemukan 5. Kristal, tidak banyak artinya seperti Tripelphosphat, asam lemak. Abnormal : Charcot Leyden, Hematoidin 6. Sisa makanan, normalnya tidak ditemukan 7. Sel ragi, normalnya tidak ditemukan atau ditemukan hanya sedikit 8. Telur dan larva cacing, normalnya tidak ditemukan 9. Amoeba, normalnya tidak ditemukan kecuali Entamoeba coli merupakan komensalisme

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN LEUKOSIT METODE TABUNG Prinsip

Darah diencerkan dengan larutan Turk maka sel darah selain leukosit akan hancur oleh asam asetat dan leukosit akan diwarnai oleh gentian violet. Jumlah leukosit dalam volume pengenceran tersebut dihitung dengan menggunakan kamar hitung Alat dan Bahan  Tabung reaksi  Rak tabung  Mikropipet  Yellow tip  Blue tip  Kamar hitung (Improved Neubauer)  Mikroskop  Turk  Tissue  EDTA 10% Prosedur Kerja 1. Dipipet 380 µl larutan Turk ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 20 µl darah EDTA sampel ke dalam larutan tersebut dan dibilas (pengenceran 20 kali) 3. Dicampur sampai homogen selama 1 menit 4. Disiapkan kamar hitung yang bersih, lalu diteteskan larutan yang telah homogen tersebut ke bilik hitung dan diamkan selama 3 menit 5. Dihitung jumlah leukosit dalam 4 bidang besar dengan bantuan mikroskop dengan pembesaran 10x 6. Hitung jumlah leukosit yang didapat lalu dikalikan dengan faktor yang digunakan Perhitungan N x 20 0, 4 N = Jumlah Sel Nilai Normal 5.000 – 10.000 / µL darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN TROMBOSIT METODE TABUNG Prinsip

Darah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresylblue sehingga trombosit berwarna biru cerah. Perhitungan didasarkan pada pengenceran dan volume cairan dalam bilik hitung Alat dan Bahan  Mikropipet  Yellow tip  Blue tip  Tabung reaksi  Rak tabung reaksi  Kamar hitung (Improved Neubauer)  Mikroskop  Rees Ecker  Tissue  EDTA 10% Prosedur Kerja 1. Dipipet 2000 µl larutan Rees Ecker ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 10 µl darah EDTA kedalam larutan dan dihomogenkan (pengenceran 200 kali) 3. Darah yang tersisa didalam pipet dibilas dengan menghisap larutan pengencer 4. Trombosit dihitung dengan bilik hitung Improved Neubauer dalam 25 bidang kecil dan hasil dikalikan dengan faktor Perhitungan N x 200 0,1 N = Jumlah Sel Nilai Normal 150.000-450.000 / µL darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ERITROSIT METODE TABUNG Prinsip

Darah diencerkan dengan larutan Hayem maka eritrosit dapat dihitung menggunakan bilik hitung Improved Neubauer dalam 5 bidang kecil (5R) Alat dan Bahan  Mikropipet  Yellow tip  Blue tip  Tabung reaksi  Rak tabung reaksi  Kamar hitung (Improved Neubauer)  Mikroskop  Hayem  Tissue  EDTA 10% Prosedur Kerja 1. Dipipet 2000 µl larutan Hayem ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 10 µl darah EDTA kedalam larutan dan dihomogenkan (pengenceran 200 kali) 3. Darah yang tersisa didalam pipet dibilas dengan menghisap larutan pengencer 4. Eritrosit dihitung dengan bilik hitung Improved Neubauer dalam 5 bidang kecil dan hasil dikalikan dengan faktor Perhitungan N x 200 0, 02 N = Jumlah Sel Nilai Normal Pria : 4,5-5,5 Juta / µL darah Wanita : 4-5 Juta / µL darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (NaCl) Prinsip

Mengukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah ke dalam tabung khusus selama satu jam Alat dan Bahan  Pipet Westergreen  Rak Westergreen  Tissue  NaCl 0,85%  EDTA 10%  Timer  Kapas Alkohol  Tabung reaksi  Rak tabung Prosedur Kerja 1. Diambil 50 mm larutan NaCl 0,85% masukkan ke dalam tabung reaksi 2. Diambil 200 mm darah EDTA 10%, lalu dicampurkan dengan NaCl 0,85% yang telah diambil tadi 3. Homogenkan darah dan larutan NaCl yang telah tercampur tadi 4. Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis tanda 0 mm, kemudian biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergreen selama 60 menit 5. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai laju endap darah Nilai Normal Pria : 0-15 mm/jam Wanita : 0-20 mm/jam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN (DUKE) Prinsip Diukur masa perdarahan pada cuping telinga per 30 detik Alat dan Bahan  Kertas saring  Kapas alkohol  Lanset  Stopwatch  Autoclick Prosedur Kerja 1. Dibersihkan bagian cuping telinga dengan kapas alkohol 2. Ditusuk bagian cuping telinga dengan autoclick sedalam 2 mm 3. Jalankan stopwatch ketika darah sudah mulai keluar 4. Hapus tetes darah pertama dengan kertas saring dan hapus tetes darah selanjutnya tiap 30 detik 5. Hentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar lagi Nilai Normal 1-3 menit

More Documents from "Ewan Akoni"