Sop Keawspadaan Transmisi Kontak, Droplet Dan Udara.docx

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sop Keawspadaan Transmisi Kontak, Droplet Dan Udara.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,042
  • Pages: 5
PENATALAKSANAAN PAJANAN BENDA TAJAM DAN CAIRAN TUBUH

SOP

No. Dokumen

: C/VII/SOP/PPI/ /I/2018

No. Revisi

: 0

Tanggal Terbit

: 10 Januari 2018

Halaman

:

1/4 Kepala UPT Puskesmas Semanu I

UPT PUSKESMAS SEMANU I Dr YUYUN IKA PRATIWI NIP 197801112005012008

1. Pengertian Pajanan adalah peristiwa yang menimbulkan resiko penularan, setiap perlukaan yang menembus kulit seperti tusukan jarum, luka iris, dan kontak mukosa atau kulit yang tidak utih dengan darah atau cairan tubuh yang dianggap infeksius. Benda tajam adalah benda/barang tajam yang sudah tidak digunakan setyelah selesai tindakan (kontak dengan pasien) Cairan tubuh adalah cairan yang berasal dari tubuh seseorang dapat berupa darah, saliva, semen, cairan serebrospinal, cairan synovial, cairan pleura, cairan peritoneal, dan cairan amnion. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan pajanan benda tajam dan cairan tubuh 3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Semanu I Nomor 28/KPTS/AKR/II/2016 tentang Penanganan KTD, KPC, KNC 4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi 5. Prosedur: a. Jangan panic b. Bila tertusuk jarum atau terkena cairan tubuh, segera bilas dengan air mengalir dan cuci dengan sabun atau cairan antiseptic tanpa dilakukan pemijatan dan tidak boleh dilakukan pengisapan. c. Bila cairan mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 1 menit d. Bila cairan mengenai mulut, segera kumur-kumur selama 1 menit e. Bila caiaran mengenai mata, bilas dengan air mengalir selama 15 menit f. Bila cairan mengenai hidung, hembuskan keluar, bersihkan dengan air g. Petugas yang terpajan segera menghubungi dokter untuk melakukan pearwatan pasca pajanan h. Petugas yang terpajan segera melapor ke tim PPI dan K3 dalam waktu 2x24 jam serta mengisi formulir insiden i. Petugas yang terpajan dilakukan konseling dan pemeriksaan HIV dan HbsAg setelah 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan j. Lakukan observasi klinis pada petugas yang terpajan

6. Diagram Alir

Ada pajanan

Observasi klinis petugas terpajan

7. Unit Terkait: Semua unit di puskesmas Tim PPI Tim K3 8. Dokumen Terkait: A. Rekam Medis B. Form VCT C. Form permintaan laboratorium D. Form Insiden KTD, KPC, KNC

9. Rekaman Historis Perubahan

Bilas dengan air mengalir sesuai lokasi terkena pajanan, dan berikan antiseptic pada luka benda tajam

Lakukan konseling & pemeriksaan HIV & HbsAg pada 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan pasca kontak

Hubungi dokter untuk tatalaksana post pajanan

Lapor ke tim PPI& K3 max 2x 24 jam dan tulis di form insiden

KEWASPADAAN TRANSMISI MELALUI KONTAK, DROPLET, DAN UDARA

SOP

No. Dokumen

: C/VII/SOP/PPI/ /I/2018

No. Revisi

: 0

Tanggal Terbit

: 10 Januari 2018

Halaman

:

3/4 Kepala UPT Puskesmas Semanu I

UPT PUSKESMAS SEMANU I Dr YUYUN IKA PRATIWI NIP 197801112005012008

1. Pengertian Adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit infeksi (memutus rantai penularan mikroba penyebab infeksi). Diterapkan pada pasien dengan gejala/dicurigai terinfeksi atau kolonisasi kuman penyebab infeksi menular yang dapat ditransmisikan melalui udara, droplet, kontak kulit atau permukaan terkontaminasi. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kewaspadaan transmisi melalui kontak. 3. Kebijakan 4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi 5. Prosedur: PERALATAN Siapkan alat-alat (sabun cair/handrub berbasis alkohol, tissue handuk, sarung tangan, apron, masker, penutup kepala, kacamata pelindung, penutup kaki/sepatu) PELAKSANAAN KEWASPADAAN STANDAR a. Lepaskan semua perhiasan dan simpan pada tempat yang aman b. Gunakan pakaian luar/apron (jika diperlukan) c. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau handrub berbasis alkohol d. Kenakan sarung tangan jika diperlukan e. Pasang masker bedah/masker N95 dengan benar, menutupi mulut dan hidung f. Gunakan penutup kepala jika diperlukan g. Gunakan kacamata pelindung jika diperlukan h. Gunakan sepatu boot atau penutup kaki i. Lakukan tindakan dengan teknik aseptik j. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi dari pasien untuk miminimalkan resiko transmisi k. Penanganan limbah feses , urin, dan sekresi pasien yang lain dalam lubang pembuangan yang disediakan, bersihkan dan disinfeksi urinal l. Tangani bahan infeksius sesuai prosedur m. Penanganan jarum suntik dan buang jarum ke tempat khusus (sharp container) n. Pertahankan sistem drainase tertutup pada setiap aliran kateter (IV, urine, dll) o. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen infeksius pasien telah dibersihkan dan disinfeksi dengan benar p. Lepaskan peralatan yang telah digunakan dengan tepat (untuk mencegah infeksi silang) q. Hygiene respirasi/etika batuk PENGELOLAAN 1. Kewaspadaan transmisi kontak a. Penempatan pasien  Tempatkan di ruang rawat terpisah atau kohorting (menempatkan

pasien terinfeksi atau kolonisasi patogen yang sama di ruang yang sama) jika tidak memungkinkan b. APD petugas  Sarung tangan bersih non steril, ganti setelah kontak dengan bahan infeksius, lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan menggunakan sabun atau cairan antiseptik  Gaun . lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan c. Transport petugas  Batasi kontak saat transportasi pasien 2. Kewaspadaan transmisi droplet a. Penempatan pasien  Tempatkan di ruang rawat terpisah atau kohorting, beri jarak antar pasien ≥1 meter  Tempatkan dalam ruangan yang memiliki ventilasi dengan laju pertukaran udara yang baik b. APD petugas  Masker bedah, dipakai saat memasuki ruang rawat pasien c. Transport pasien  Batasi transport pasien, pasangkan masker pada pasien saat transportasi  Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk 3. Kewaspadaan transmisi udara/droplet a. Penempatan pasien  Lakukan rujukan ke RS untuk pasien yang memerlukan rawat inap dan pasangkan masker bedah pada pasien saat transportasi  Untuk pasien rawat jalan, minta pasien untuk memakai masker dan lakukan pemeriksaan di ruang yang mempunyai pertukaran udara > 612 x/jam (> 12 ACH), aliran udara terkontrol serta terpasang exhaust fan.  Untuk pasien TB, lakukan pemeriksaan pada ruangan yang terpisah dengan pertukaran udara yang baik >6-12 x/jam (>12 ACH), aliran udara terkontrol serta terpasang exhaust fan, jendela terbuka dan tidak ada orang lalu lalang. b. APD petugas  Gunakan masker N95  Gaun/baju luar  Sarung tangan  Kacamata google (bila melakukan tindakan yang mungkin enimbulkan aerosol) c. Transportasi pasien  Pasien harus memakai masker, dan batasi mobilisasi pasien  Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk

6. Diagram Alir

Ada pajanan

Siapkan alat keperluan

sesuai

Lakukan kewaspadaan sesuai transmisi, yang meliputi penempatan pasien, APD petugas, maupun transportasi pasien

7. Unit Terkait: Semua unit di Puskesmas 8. Dokumen Terkait: a. Rekam medis b. 9. Rekaman Historis Perubahan

Lakukan komponen kewaspadaan standar

Related Documents