STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR HIPEREMESIS GRAVIDARUM
RSU ‘AISYIYAH PURWOREJO
No Dokumen :
Tanggal Terbit: STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No Revisi : 0
Halaman : 1/1 Ditetapkan, Direktur
2018 (dr. H. Muhammad Maimun, MPHd) NBM : 7k4072
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berkelebihan di saat kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, defesiensi nutrisi, penurunan berat badan dan mengganggu aktifitas sehari-hari
Tujuan
a.Mengurangi rasa mual dan muntah b.Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit c.Memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan BB ibu
Kebijakan Prosedur
Persiapan alat : Infus set Cairan infus Dextrose 5 % atau sesuai instruksi Dokter. Kapas alkohol, spuit 5 cc, 2,5 cc, bethadine cair, plester, dll Nierbeken Tissue makan / Tissue Rol dalam tempatnya Persiapan penolong : 1Memberikan penerangan tindakan apa yang akan dilakukan pada pasien tentang kehamilannya, agar perasaan pasien tenang 2Cara bekerja septik aseptik
Langkah-langkah
Penatalaksanaan : 1. Menjelaskan pada pasien bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis 2.Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan. 3.Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi dengan frekuensi yang lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat. 4.Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak, dan makanan atau minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. 5.Makan makanan yang banyak mengandung gula dianjurkan untuk menghindari kekurangan karbohidrat 6.Defekasi yang teratur. 7.Pada pasien dengan muntah-muntah sering, pasien dipuasakan dalam 24 jam, kemudian di infus dextrose, 5% RL 2:1pada kolf I/IV diisi neurobion 5000 ui. Dan vitamin C 200 mg IV, kebutuhan cairan ± 3000 cc dalam 24 jam ( sebelumnya dalam pemberian obat-obatan kolaborasi dulu dengan Dokter yang merawat. 8.Intake dan output di catat tiap aplusan 9.Pemeriksaan laboratorium DL leucosit, LED, urine aceton, trombosit 10.Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap aplusan 11.Pemberian obat-obatan anti muntah 12.Setelah pasien puasa 24 jam, boleh diberikan teh, biscuit bertahap setiap 3 jam, diet bubur tak merangsang, buah manis. 13.Bila pasien tidak muntah, jumlah dan macam makanan dapat di tambah. 14.Jika kebutuhan cairan terpenuhi infus boleh diaf atau jika kebutuhan cairan belum terpenuhi infus di teruskan (sebelumnya kolaborasi dengan Dokter yang merawat) Yang perlu diperhatikan : 1.Jika pasien tidak dapat turun dari tempat tidur pasien dapat di mandikan, mobilisasi bertahap. 2.Kebersihan pasien dan lingkungan di jaga kebersihannya 3.Membantu memenuhi segala kebutuhan pasien. Jika setelah perawatan & pengobatan baik, muntah berkurang atau pasien tidak muntah lagi pasien dapat dipulangkan, sebelumnya kolaborasi dengan Dokter yang merawat
Unit Terkait
1. VK 2. Ruang rawat inap