Smf Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Rsud Jombang Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

  • Uploaded by: Anonymous y3TIOwX8
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Smf Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Rsud Jombang Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang as PDF for free.

More details

  • Words: 1,258
  • Pages: 33
HILDA HABIBAH 2017204010111666

Pembimbing : dr. Adi Nugroho, Sp.OG  

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RSUD Jombang Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Preeklampsi Salah Satu Penyebab Kematian Maternal dan Perinatal  Di RSCM (1994) 687 PE / E dari 4217 persalinan dengan 13 kematian ibu dan

68 kematian bayi (Noroyono Wibowo)  Di Negara industri, preeklampsi dijumpai (5-7%) pada wanita hamil dan menimbulkan kematian pada ibu dan bayi terbanyak (Prof.Gulardi HW)  Di Amerika, terjadi pada 6-8% kehamilan dan menyebabkan 15% kematian ibu (Maternal Mortality Collaborate)  Di Negara berkembang diprediksi akan menjadi penyebab nomer 1 pada kematian ibu (WHO)

MACAM HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

1. Gestational Hipertensi / Transient HT 2. Preeklampsia

3. Eklampsia 4. HT Kronis Superimposed PE

5. HT Kronis

Gestasional Hipertensi T

140 / 90 mm Hg selama hamil

Tidak ada proteinuria Tekanan normal < 12 minggu post partum Diagnosa biasanya dibuat setelah post partum

Preeklampsia T 140 / 90 mm Hg setelah 20 minggu kehamilan

Proteinuria

300 mg / 24 jam atau

1 + dipstick,

edema Berat : T

160/ 110 mm Hg

Proteinnuria 2 gr/ 24 jam atau

2+

serum creatinin < 1,2 mg/dl Trombosit < 100.000 / mm3

Mikroangipatic hemolisis pusing dan gangguan visual, epigastric pain Eklampsia : Kejang

Cronic Hipertensi T

140 / 90 sebelum hamil atau didiagnosis sebelum

20 mgg Tetap tinggi setelah 12 mgg post partum

Cronic hipertensi superimposed preeklampsia hipertensi kronik yang disertai proteinuria (+1) dan tanda lain preeklampsia

300 mg/24 jam

Predisposisi Preeklampsia 1. Primigravida 2.- Mola Hidatidosa - Gemelli - DM

3. Umur ekstrem 4. Riwayat Keluarga 5. Penyakit ginjal & HT sebelumnya

ETIOLOGI

Preeclampsia

the disease of many theories Teori imunologik Teori kelainan vaskularisasi placenta Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel Teori inflamasi Teori gizi Teori genetik

Teori Imunologik: pasien dengan HDK penurunan ekspresi HLA-G hambat invasi trofoblas ke desidua arus uteroplacental buruk Teori kelainan vaskularisasi placenta: Pada HDK tidak terjadi invasi trofoblas ke lapisan otot a.spiralis lumen kaku dan keras remodelling tidak terjadi arus uteroplacental buruk hipoksia dan iskemi placenta

PATOFISIOLOGI

Kegagalan Plasenta Excessive Trophoblast

Penyakit Vaskuler Genetik Imunologi Inflamasi

Bahan Vasoaktif

Pe

Aktivasi endotel

Kebocoran kapiler Edema

HT Kejang Oligouri Solusio Iskemia hepar

Cytokine Lipid Peroksidase

PG NO Endothelin

Vasospasme

Perfusi Uteroplasenta

Aktivasi koagulasi Proteinuria

Hemokonsentrasi Trombositopenia

MULTIORGAN YANG TERLIBAT PADA PE

MATA GINJAL PARU JANTUNG

HEPAR DARAH

OTAK

DIAGNOSIS Kehamilan < 20 minggu Preeklampsia : -Sistole < 140 & < 160 mmHg atau kenaikan 30 mmHg

-Diastole < 90 & < 110 mmHg atau kenaikan 15 mmHg. -Proteinuria : 0,3 gr/ 24 jam atau 1+ -Edema

Preeklampsia Berat : TEKANAN DARAH DIASTOLIK < 110 mmhg Proteinuria 2+ OLIGURIA < 400 ml/24 JAM Edema paru: nafas pendek, sianosis, ronkhi Nyeri epigastrium/kuadran atas kanan Gangguan penglihatan: skotoma Nyeri kepala hebat Hiperrefleksia Mata: spasme arterioler, edema, ablasio retina Koagulasi: koagulasi intravaskuler dissemi-nata, sindrom hellp Pertumbuhan janin terhambat Otak: edema serebri Jantung: gagal jantung

ALUR TERAPI PREEKLAMPSIA RINGAN

HAMIL < 37 MG HAMIL < 37 MG

TERMINASI KEHAMILAN

PEMANTAUAN TEKANAN DARAH, PROTEINURIA, REFLEKS, KONDISI JANIN

KENAIKAN PROTEINURIA

GANGGUAN PERTUMBUHAN JANIN

KENAIKAN TEKANAN DARAH

PREEKLAMPSIA

TERMINASI KEHAMILAN

RAWAT INAP

PENATALAKSANAAN PER

Jika kehamilan < 37 minggu, lakukan penilaian 2 kali/mg rawat jalan Pemantauan tekanan darah 2x/hr, proteinuria 1x/hr & kondisi janin

Banyak istirahat Diit biasa Tidak perlu pengobatan PEMBERIAN ASPILET 1X80 mg

Bila tensi tidak turun diberi obat antihipertensi: nifedipine 3x5-10mg atau metildopa 3x125mg/hari Indikasi rawat inap: ada perburukan, tekanan darah tidak turun 2mgg rawat jalan, ada tanda PEB

Jika kehamilan < 37 minggu pertimbangkan terminasi kehamilan SERVIKS MATANG LAKUKAN INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ml DEKSTROSE 5% 10 TETES/MENIT ATAU PROSTAGLANDIN Serviks belum matang bedah caesar

prosta-glandin / misoprostol /

ALUR TERAPI PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA

OLIGURIA SINDROM HELLP

KOMA RUJUK

PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSI

KEJANG

ANTI KONVULSAN

ANTI KONVULSAN ANTI HIPERTENSI PASANG INFUS KESEIMBANGAN CAIRAN PENGAWASAN OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, UJI PEMBEKUAN DARAH

PERSALINAN 12 JAM (EKLAMPSIA) / 24 JAM (PREEKLAMPSIA)

PARTUS PERVAGINAM

GAWAT JANIN

BEDAH CAESAR

PENGOBATAN PREEKLAMPSIA

A. Sikap terhadap penyakitnya (pengobatan Medicinal)

Segera masuk rumah sakit untuk rawat inap. Tirah baring miring ke satu sisi (kiri) Pengelolaan cairan Diet : cukup protein; rendah karbohidrat, lemak dan garam. Pemberian obat anti kejang

B. Sikap terhadap kehamilannya 1. Aktif (aggressive management) berarti : kehamilan segera diakhiri / diterminasi bersamaan dengan pemberian pengobatan medicinal. 2. Konservatif (ekspektatif) berarti : kehamilan tetap dipertahankan bersamaan memberi pengobatan medicinal.

INDIKASI PERAWATAN AKTIF IALAH BILA DIDAPATKAN SATU / LEBIH KEADAAN DI BAWAH INI:

Umur kehamilan ≥ 37 minggu Adanya tanda - tanda impending preeclampsia Kegagalan terapi pada perawatan konservatif Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan. Adanya tanda-tanda fetal distress Adanya tanda – tanda IUGR NST non reaktif dengan profil biofisik abnormal Terjadinya oligohidroamnion Adanya tanda-tanda Sindroma HELLP

Cara mengakhiri kehamilan dilakukan berdasarkan keadaan obstetric. Belum inpartu : •Induksi persalinan (biasanya dengan oxytocin drip bila PS ≥5) bila NST baik, atau •Bila PS ≤5, diberikan misoprostol 25-50 mg/vag/6 jam, maksimal 24 jam dari pemberian pertama. •Sectio Caesarea, bila NST jelek atau syarat induksi tidak dipenuhi atau adanya kontra indikasi oxytocin drip atau oxytocin drip gagal.

Sudah Inpartu : •Kala I diikuti sesuai dengan grafik Friedman, dan manajemennya bila terjadi kelainan-kelainan grafik Friedman, atau dengan partograf WHO. •Pada persalinan pervaginam, maka kala II diselesaikan dengan partus buatan (ibu tidak boleh mengejan).

PEMBERIAN MgSO4 PADA PE / E Dosis Awal :  MgSO4 IV sebagai larutan 20% selama 5 menit  Dilanjutkan MgSO4 40% 10 gr IM (masing-masing 5 gr bo ka-bo ki, bisa ditambahkan 1 ml Lignokain)  Kejang ulang setelah 15 mnt diberikan MgSO4 2 gr (lar. 20%) IV 5 mnt

Dosis Pemeliharaan :  MgSO4 40 % 1-2 gr per jam per infus 15 tts/mnt atau MgSO4 40 % 5 gr IM/ 4 jam

 Pemberian MgSO4 sampai 24 jam post partum atau kejang terakhir

Setelah Pemberian MgSO4 Periksa :  Frekuensi pernafasan minimal 16 kali / mnt  Reflek patela +  Urin minimal 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir

Hentikan Pemberian MgSO4 jika Syarat Tak Terpenuhi Siapkan Antidotum : Ca glukonas 1 gr IV (20 cc dlm larutan 10%)

PENGELOLAAN UMUM JIKA DIASTOLIK < 110 mmHg BERIKAN ANTI HIPERTENSI SAMPAI DIASTOLIK ANTARA 90-100 mmHg

PASANG INFUS RINGER LAKTAT UKUR KESEIMBANGAN CAIRAN KATETERISASI URIN JIKA JUMLAH URIN < 300 ML/JAM

PANTAU EDEMA PARU

PENGAWASAN OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS & DJJ TIAP 1 JAM LAKUKAN UJI PEMBEKUAN DARAH

PILIHAN ANTIHIPERTENSI

Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg Nifedipin sublingual. Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral.

KOMPLIKASI A.Ibu - CVA - Decompensasi cordis - Edema paru - Gagal ginjal & Hepar - DIC - HELLP syndrome B. Janin - Prematuritas - IUGR - Gawat Janin - IUFD

PENCEGAHAN Faktor Resiko: -Primigravida -Hiperplacentosis

Janin

-Umur Ekstrem

-Riw. Keluarga

SEMBUH

-Peny. Ginjal & HT

GRAVIDA

CACAT

GX KLINIK

MATI

primer

sekunder

tersier

PENCEGAHAN 1Primer - Hindari terjadinya penyakit - Hilangkan faktor risiko dengan :

- Tidak hamil - intervensi faktor risiko di luar proses kehamilan misalnya gizi

sulit dilakukan

2. Sekunder - Cegah berkembangnya & memberatnya penyakit

DETEKSI DINI - MAP ( bila < 85 mmHg) MAP = S+

2D

3 -Roll Over test ( Bila beda diastolik < 15 mmHg )

-Obese : BMI = BB = < 25 TB2 -(+) Faktor risiko

intervensi

INTERVENSI -Tirah baring satu sisi - Diet asam lemak tak jenuh - Obat anti enzim cyclooksigenase

- Obat antioksidan

3. Tersier - Obati penyakit dan cegah komplikasi

Related Documents


More Documents from "anthy putrisriyanti"