Smart Dip.docx

  • Uploaded by: BF
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Smart Dip.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,259
  • Pages: 6
SMART DIP : APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN MEDIA INTERFACE GUI Ratu Ruby Mandalika1, Reza Dwiki Dermawan2, Septian Dwi Saputra3, Siti Fatimah Zahro4, Yoga Hardimas5 Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]. Abstrak Citra dapat memberikan informasi lebih banyak dalam bentuk tekstual. Pengolahan citra digital adalah untuk memperbaiki kualitas citra, karena informasi diekstrak dari citra yang dihasilkan harus jelas sehingga didapat hasil yang terbaik, namun kendala yang sering dialami ketika mengolah citra digital ini adalah kesulitan dalam meng-coding untuk mendapatkan hasil citra yang diinginkan. Maka dari itu pada penelitian ini akan dibuat permodelan pengolahan citra dengan MATLAB menggunakan media interface GUI (Graphical User Interface) untuk mempermudah proses pengolahan citra digital. Kata kunci : Pengolahan citra digital, GUI, MATLAB. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pengolahan citra adalah salah satu cabang dari ilmu informatika. Pengolahan citra berkutat pada usaha untuk melakukan transformasi suatu citra/gambar menjadi citra lain dengan menggunakan teknik tertentu. Pengolahan citra digital dapat dilakukan menggunakan bantuan software yang salah satu contohnya itu MATLAB. Pada MATLAB kita dapat membuat sebuah aplikasi menggunakan GUI (Graphical User Interface), ini ditujukan untuk mempermudah dan mempersingkat waktu dalam proses pengolahan citra digital. Hanya dengan menginput citra yang ingin diproses langusng mendapatkan hasil yang diinginkan.

   

Membuat tampilan GUI Matlab Membuat Program GUI Matlab Merubah citra asli menggunakan aplikasi GUI Membuat proses pengolahan citra digital lebih mudah.

2. Metode Penelitian Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu: Mulai Studi Literatur Pengambilan Citra Pemrosesan Citra Hasil Pemrosesan Citra

1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Selesai

3. Landasan Teori 3.1 MATLAB MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah program untuk analisis dan komputasi numerik yang merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan yang dibentuk dengan dasar pemikiran menggunkan sifat dan bentuk matriks. Bidang penggunaan MATLAB: Statistik, Matematika, Komputerisasi, Penelitian dan Pemrograman. 3.2 Graphical User Interface (GUI Matlab) User Interface merupakan tampilan grafiis dalam satu atau lebih jendela berisikan kontrol dan komponen, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan hal-hal interaktif. Pengguna tidak perlu membuat script atau mengetik perintah di baris perintah untuk menyelesaikan tugas-tugas. Matlab UI dapat dibangun dengan menggunakan 2 cara, yaitu membuat UI menggunakan GUI Designer dan membuat UI dengan pemrograman (Chainur Arrasyid, Moch Abdul, Alan Prahutama. 2017). 3.3 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah istilah umum untuk berbagai teknik yang keberadaannya untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan berbagai cara. Pengolahan citra merupakan bagian penting yang mendasari berbagai aplikasi nyata, seperti penngenalan pola, penginderaan jarak melalui satelit atau pesawat udara dan machine vision (Eliza Hara, Helmy Fitriawan, Yessi Mulyani. 2016). 3.4 Segmentasi Citra

Segmentasi merupakan teknik untuk membagi suatu citra menjadi beberapa daerah (region) dimana setiap daerah memiliki kemiripan atribut (Darma Putra, 2010). Tujuan dari segmentasi citra adalah mengidentifikasi wilayah dalam suatu citra yang memiliki kesamaan corak. 3.5 Deteksi Tepi Deteksi tepi (edge detection) pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari objek-objek gambar dan merupakan langkah pertama untuk melingkupi informasi di dalam citra (Eliza Hara, Helmy Fitriawan, Yessi Mulyani. 2016).  Metode Robert  Metode Prewitt  Metode Sobel  Metode Kirsch  Metode Frei & Chen 3.6 Grayscale Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing adalah mengubah citra berwarna menjadi citra gray-scale, hal ini digunakan untuk menyederhanakan model citra. Citra berwarna terdiri dari 3 layer matrik yaitu R-layer, G-layer dan B-layer. Sehingga untuk melakukan proses-proses selanjutnya tetap diperhatikan tiga layer di atas. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan tiga layer, berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama. Sehingga konsep itu diubah dengan mengubah 3 layer di atas menjadi 1 layer matrik gray-scale dan hasilnya adalah citra gray-scale.

3.7 Histogram Histogran citra merupakan diagram yang menggambarkan distribusi frekuensi nilai intensitas piksel dalam suatu citra. Sumbu horizontal merupakan nialai intensitas piksel sedangkan sumbu vertikal merupakan frekuensi/jumlah piksel. 3.8 Pseudocolor Pseudocolor merupakan citra yang memiliki warna semu yaitu warna yang berasal dari peta warna (colormap). Citra pseudocolor 8-bit hanya memiliki kombinasi warna sebanyak 2^8 atau 256 warna. Warna tersebut merupakan representasi dari colormap yang diberikan. 3.9 Morfologi Citra Operasi morfologi citra merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengubah bentuk objek pada cita asli. Jenis- jenis morfologi yang digunakan pada penelitian ini adalah Dilasi dan Erosi. Dilasi adalah operasi morfologi yang akan menambahkan pixel pada batas antar objek dalam suatu citra digital. Erosi merupakan kebalikan dari dilasi. Proses ini akan membuat ukuran sebuah citra menjadi lebih kecil. 3.10 Fast Fourier Transform (FFT) Pada tahun 1822, Joseph Fourier, ahli matematika dari Prancis menentukan bahwa setiap fungsi periodik (sinyal) dapat dibentuk dari penjumlahan gelombang-gelombang sinus/cosinus. Jika semua sinyal periodik dapat dinyatakan dalam penjumlahan fungsifungsi sinus-cosinus, maka untuk

mengetahui bentuk fungsi cos sin apa yang membentuknya yaitu dengan menghitung nilai F(u) dari sinyal tersebut. Dari nilai F(u) kemudian dapat diperoleh kembali sinyal awal dengan menghitung f(x), menggunakan Invers Fourier. 3.11 Image Smoothing Image Smoothing (penghalusan citra) merupakan sebuah pengolahan citra yang memiliki tujuan untuk mrngurangi derau (noise) pada sebuah citra. Derau tersebut biasanya muncul sebagai akibat dari hasil penangkapan citra yang tidak sempurna.  Mean Filtering Mean filtering yang digunakan untuk efek smoothing ini merupakan jenis spatial filtering, yang dalam prosesnya mengikutsertakan piksel-piksel disekitarnya. Piksel yang akan diproses dimasukkan dalam sebuah matrik yang berdimensi N X N. Ukuran N ini tergantung pada kebutuhan, tetapi nilai N haruslah ganjil sehingga piksel yang diproses dapat diletakkan tepat ditengah matrik  Median Filtering Untuk median filtering ini, data yang digunakan untuk menghitung median terdiri dari kumpulan data yang ganjil. Hal ini disebabkan dengan jumlah data yang ganjil maka piksel yang akan diproses dapat berada ditengah. Pada median filtering digunakan matrik berdimensi N X N. Dari matrik tersebut, kemudian data yang ada diurutkan dan dimasukkan dalam sebuah matrik berukuran 1X (N X N). Hal ini berguna untuk



mempermudah menemukan median dari kumpulan data yang telah urut tersebut Modus Filtering Modus adalah nilai variable yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dapat ditemukan pada data yang telah diurutkan maupun yang belum terurut. Untuk menentukan modus filter ini, pertama-tama ditentukan piksel utama yang akan diproses dari piksel-piksel disekitarnya. Pada modus filtering digunakan matrik berdimensi N X N. Dari matrik tersebut, kemudian data yang ada diurutkan dan dimasukkan dalam sebuah matrik berukuran 1X (N X N). Hal ini berguna untuk mempermudah menemukan modusnya untuk pencarian nilai yang terbanyak frekuensinya dari kumpulan data yang telah urut tersebut

Gambar 4.1 Memasukan citra awal

Gambar 4.2 Greyscale

4. Hasil dan Pembahasan Penulis menggunakan dua buah axes untuk menampilkan citra asli dan citra yang telah dirubah. Beberapa buah push button disisipkan di dalam GUI dengan masingmasing fungsi yang akan diprogram. Setelah tampilan GUI dibuat, maka tahap selanjutnya membuat program pada pushbutton. Contoh pushbutton1/ Open (Ambil Gambar). Gambar 4.3 Histogram

Gambar 4.7 Flip Horizontal Gambar 4.4 Warping

Gambar 4.8 Flip Vertical Gambar 4.5 Fast Fourier Transform

Gambar 4.9 Morphology Gambar 4.6 Pseudocolor

Daftar Pustaka

Gambar 4.10 Edge detection dengan metode Prewitt

Gambar 4.11 Blurring

5. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan: • Smart DIP ini dapat mempermudah dan mempersingkat proses pengolahan citra digital. • Kekurangan dari smart DIP ini yaitu setelah melakukan proses pengoalahan terhadap suatu citra harus menekan tombol reset terlebih dahulu sebelum dapat melakukan proses pengolahan citra yang selanjutnya.

Bambang Ywono. 2010. Image Smoothing Menggunakan Mean Filtering, Median Filtering, Modus Filtering dan Gaussian Filtering. Jurnal Telematika Vol. 7 No. 1. Darma Putra. 2010. Pengolahan Citra Digital. Penerbit Andi. Eliza Hara, Helmy Fitriawan, Yessi Mulyani. 2016. Penggunaan Deteksi Tepi (Canny) pada Sistem Pengenalan Tulisan Tangan Aksara Lampung Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro, Vol. 10 No. 3. Novita Andina Fitriani. 2017. Segmentasi Citra LiDAR Menggunakan Algoritma K-Means. Jurnal Ilmiah Matematika. Vol. 2 No.6. Silvi Agustiana, et al. Clustering Kualitas Beras Berdasarkan Ciri Fisik Menggunakan Metode KMeans. Universitas Brawijaya Malang.

Related Documents

Smart People Smart Work
April 2020 28
Smart $99
May 2020 4
Smart City.docx
May 2020 4
Jokes Smart
November 2019 4
Working Smart
June 2020 4

More Documents from ""