Skrpsi Yang Di Copy Di Cd.docx

  • Uploaded by: Stela Fransiska Resubun
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skrpsi Yang Di Copy Di Cd.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 14,842
  • Pages: 94
KINERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT

SKRIPSI

STELA FRANSISKA RESUBUN 13161160

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2016

KINERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT

SKRIPSI

STELA FRANSISKA RESUBUN 13161160

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2016

i

ii

iii

LEMBAR ORISINALITAS Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam naskah SKRIPSI ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (SARJANA) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Manado, 21 Juli 2016 Mahasiswa,

Materai 6000

Nama

: Stela Fransiska Resubun

NIM

: 13161160

Fakultas

: Keperawatan

Progam Studi : Ilmu Keperawatan

iv

ABSTRAK

Stela Fransiska Resubun. Kinerja Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat. Stela Fransiska Resubun. 13161160. Dibawah Bimbingan Wahyuny Langelo dan Natalia E. Rakinaung. Kinerja perawat mencerminkan kemampuan perawat untuk mengimplementasikan proses keperawatan. Kinerja perawat diukur dari pelayanan yang diberikan kepada pasien sehingga dengan kinerja yang baik pasien merasakan puas. Survey yang dilakukan Kemenkes terhadap rumah sakit di Indonesia tahun 2014, kinerja perawat yang belum menjalankan fungsinya secara optimal, sekitar 5474% instruksi medis, 26% tugas administrasi, dan 20% praktik keperawatan. Ada juga 68% tugas keperawatan dasar yang seharusnya dikerjakan oleh perawat tetapi dilakukan oleh keluarga pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Pusksmas Kolongan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 59 responden dengan teknik convenience sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan hasil (p-value < 0.05) yang menunjukan terdapat hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan. Meningkatkan kinerja perawat melalui faktor internal mereka seperti kecerdasan, keterampilan, sikap, dan kepribadian dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang dapat meningkatkan motivasi kerja perawat. Kata kunci : Kinerja Perawat, Kepuasan Pasien Kepustakaan : 35 buku, 15 jurnal

v

ABSTRACT

Stela Fransiska Resubun. The nurses’ performance and the outpatient patients’ satisfaction level at Community Health Center of Kolongan. Stela Fransiska Resubun. 13161160. Under the Guidance by Wahyuny Langelo and Natalia E. Rakinaung. Nurses’ performance reflects their ability to implement the nursing process. The nurses’performance is measured by their services to the patients; the better services are the more satisfaction the patients will get. The survey of hospitals in Indonesia that conducted by the Ministry of Health in 2014, the performance of nurses has not run it’s functions optimally. About 54-74% medical instructions , 26% administrative duties, and 20% in compliance with nursing practice that has not been managed properly. There is also a 68 % basic nursing tasks that should be done by nurses but performed by the patient's family. The objective of this research is to investigate the correlation between the nurses’ performance and the outpatient patients’ satisfaction level at Community Health Center of Kolongan. This research used the descriptive analytic with the cross sectional approach and the samples were 59 respondents with convenience sampling technique. The data of research were analyzed by Chi square’s formula.The result of the research shows that there is a relationship between the nurses’ performance with outpatientsatisfaction at health centers Kolongan (p-value<0.05). Therefore, the nurses’ performance could be improved by improving the internal factors such as intelligence, skill, attitude, and personality by the way attend trainings and seminars to enhance work motivation of nurses.

Keywords Source

: Nurses’ performance, patients’ satisfaction level : 35 books, 15 journals

vi

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KINERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOLONGAN”. Penulis membuat proposal skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Universitas De La Salle Manado. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini tidak mungkin akan terwujud apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Revi Rafael H. M. Tanod, SS., SE., MA. Rektor Universitas De La Salle Manado. 2. Dr. Indriani Yauri, MN, Dekan Fakultas Keperawatan Universitas De La Salle Manado. 3. Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, dan pikiran di dalam memberikan bimbingan kepada penulis khususnya dalam skripsi ini. 4. Natalia E. Rakinaung, S.Kep., Ns., MNS., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, dan pikiran di dalam memberikan bimbingan kepada penulis khususnya dalam skripsi ini. 5. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, dan inspirasi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabatku Rut, Afse, Indha, Vero dan Lia yang selalu mendukung dan membantu dikala susah dan senang. 7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Keperawatan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala ilmu dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.

vii

8. Puskesmas Kolongan yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini, dan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan yang sudah bersedia menjadi informan dan sekaligus sebagai responden penelitian ini. 9. Semua pihak yang tentunya tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya dan membalas semua amal kebaikan mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Manado, 21 Juli 2016

( Penulis )

viii

DAFTAR ISI Hal HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... ii HAKAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii LEMBAR ORISINALITAS ....................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3 1.3 Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 4 2.1 Konsep Kinerja Perawat ......................................................................................... 4 2.2 Konsep Kepuasan Pasien ...................................................................................... 11 2.3 Konsep Teori Keperawatan .................................................................................. 16 2.4 Penelitian Terkait ................................................................................................... 21 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS & DEFINISI OPEASIONAL . 28 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................................. 28 3.2 Hipotesis ................................................................................................................. 29 3.3 Definisi Operasional .............................................................................................. 29 BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 31 4.1 Desain Penelitian ................................................................................................... 31 4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................................. 31 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 33 4.4 Instrumen Penelitian .............................................................................................. 33 4.5 Proses Penelitian .................................................................................................... 35 ix

4.6 Analisis Data .......................................................................................................... 36 4.7 Etika Penelitian ...................................................................................................... 37 BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................. 38 5.1 Hasil Analisis Karakteristik Responden ............................................................. 39 5.2 Hasil Analisis Univariat ........................................................................................ 40 5.3 Hasil Analisis Bivariat .......................................................................................... 41 BAB VI PEMBAHASAN.......................................................................................... 42 6.1 Karakteristik Responden ....................................................................................... 42 6.2 Kinerja Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat ............................... Jalan di Puskesmas Kolongan. ........................................................................... 43 BAB VII KESIMPULAN & SARAN ...................................................................... 47 7.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 47 7.2 Saran ........................................................................................................................ 47 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 48 LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terkait .................................................................... 21

Tabel 3.1

Definisi Operasional............................................................................ 29

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan Responden ................................................ 39

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Puskesmas Kolongan .............. 40

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kolongan ............................................................................................. 40

Tabel 5.4

Tabel Hubungan Kinerja Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kolongan ................................................. 41

xi

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1

Konsep Teori Keperawatan Myra E. Levine ...................................... 20

Gambar 2

Kerangka Konsep ............................................................................... 28

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Curriculum Vitae

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Lampiran 3

Informed Consent

Lampiran 4

Surat-surat

Lampiran 5.

Hasil Analisis

Lampiran 6.

Master Tabel

Lampiran 7.

Lembar Konsultasi

Lampian 8.

Timetable

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi yang mulia. Seorang perawat rela berkorban mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat pasien tanpa membedakan apapun. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat akansangat berharga bagi nyawa orang lain. Perawat juga merupakan profesi yang paling diminati terbukti dari banyaknya sekolah-sekolah keperawatan yang ada sekarang ini dan banyaknya peminat yang masuk jurusan keperawatan. Tenaga perawat yang merupakan “The Carring Profession” mempunyai kedudukan penting dalammenghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan biopsikosisial-spiritual yang merupakan pelayanan kesehatan unik yang dilaksanakanselama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya(Depkes RI 2001 dalam Andriani & Fitri, 2014). Kinerja perawat yang baik merupakan jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap pasien baik yang sakit maupun yang sehat (Mulyono, dkk, 2013). Melalui kinerja perawat diharapkan dapat menunjukan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Usmara, 2003). Kinerja perawat dapat diukur dari pelayanan yang diberikan kepada pasien sehingga pasien merasa puas atau tidak puas (Kurniadi, 2013). Masalah utama kinerja perawat dalam pelayanan keperawatan adalah kurangnya perawat yang berpendidikan tinggi, kemampuan yang tidak memadai, kurang ramah terhadap pasien, dan kurang sabar dalam menghadapi pasien. Bukan hanya sikap ramah atau penyabar yang diperhitungkan, tetapi juga beban kinerja yang tinggi. Saat ini perkembangan pelayanan keperawatan masih sangat jauh tertinggal, terlihat dari klien yang masih merasakan banyak kekurangan dari kinerja perawat yang dinilainya seperti daya saing dan

1

kompetensi yang belum memenuhi permintaan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2010). Survey yang dilakukan Kemenkes terhadap rumah sakit di Indonesia tahun 2014, kinerja perawat belum dijalankan fungsinya secara optimal. Sekitar 5474% perawat melaksanan instruksi medis, 26% perawat melaksanakan tugas administrasi, dan 20% melaksanakan praktik keperawatan yang belum dikelola dengan baik. Ada juga 68% tugas keperawatan dasar yang seharusnya dikerjakan perawat dilakukan oleh keluarga pasien (Kemenkes, 2014). Tingkat kepuasan pasien di Indonesia terhadap pelayanan kesehatan 70,7% dilihat dari aspek kelengkapan fasilitas, 82,6% dari aspek kelengkapan obat, dan 68,9% dari kinerja petugas dan dari keramahan petugas kesehatan 67,9%. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam diketahui tingkat kepuasan pasien di tingkat Puskesmas sebesar 69,17% mutu pelayanan sudah baik. Sedangkan yang tidak baik sebesar 30,83 %, Kategori kunjungan rawat jalan rata-rata pertahun adalah 11,7%, ketersediaan fasilitas penunjang unit rawat jalan di Rumah Sakit dan klinik pengobatan swasta di Prov. Aceh 62,5% dalam kondisi sedang (Dinkes Prov. Aceh, 2009 dalam Fahrul 2011). Berdasarkan wawancara dengan 10 pasien unit rawat jalan Puskesmas Kolongan, peneliti mendapatkan beberapa informasi dari 10 pasien mengenai tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja perawat di Puskesmas Kolongan. Dari 10 pasien, 6 pasien menyatakan belum puas dengan pelayanan kesehatan yang diperolehnya, diantaranya dalam hal penjelasan yang kurang oleh petugas kesehatan berkaitan dengan prosedur pelayanan kesehatan, pelayanan perawat yang lambat, dan tenaga kesehatan yang kurang. 4 pasien menyatakan puas dengan fasilitas yang ada di Puskesmas antara lain pelayanan kesehatan gratis dan ada perawat yang bertanggung jawab pada pasien. Berdasarkan hasil wawancara tersebut sebagian besar pasien merasa kurang puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kolongan. Berdasarkan data-data yang diperoleh dan berdasarkan hasil obervasi penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat dalam meningkatkan mutu, kinerja perawat dan memberi motivasi

2

kerja. Bagi pasien diharapkan dapat menerima jaminan kualitas pelayanan keperawatan yang lebih baik dan memuaskan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien. Penelitian kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien jika dilihat dari sisi dunia keperawatan termasuk ke dalam manajemen keperawatan dimana proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat. Salah satu ciri manajemen keperawatan yaitu mekanisme umpan balik yang termasuk didalamnya yaitu penampilan kinerja perawat. Berkembangnya kompetensi, motivasi dan beban kerja yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, maka kualitas kinerja profesi keperawatan akan menjadi maksimal yang berfokus pada profesionalisme di dunia keperawatan (Notoatmojo, 2003). 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1

Tujuan Umum Diketahui hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan.

1.2.2

Tujuan Khusus 1. Dianalisis kinerja perawat di unit rawat jalan di Puskesmas Kolongan. 2. Dianalisis kepuasan pasien di unit rawat jalan di Puskesmas Kolongan. 3. Diketahui hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan.

1.3 Pertanyaan Penelitian Apakah ada hubungan signifikan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan?

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II ini menjelaskan tentang konsep teori dari variabel independen (kinerja perawat) dan variabel dependen (kepuasan pasien), dan juga menjelaskan tentang konsep teori keperawatan Myra Levine. Dalam bab ini juga terdapat penelitian terkait mengenai hubungan kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien. 2.1 Konsep Kinerja Perawat Menurut Mangkunegara (2011) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut, dan juga apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya (Wibowo, 2007). Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dari batasan-batasan yang ada dapat dikatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan. Dengan demikian kinerja dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatan dalam kurun waktu tertentu (Notoadmodjo, 2009). Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien (Potter & Perry, 2005). Hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang bertugas selama 24 jam melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar 40–60%. Oleh karena itu, rumah sakit haruslah memiliki perawat yang berkinerja baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai kepuasan pelanggan atau pasien (Swansburg, 2000 dalam Suroso, 2011).

4

Kinerja perawat adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sebagai bagian dalam pencapaian tujuan dari keperawatan, yaitu penerapan standar asuhan keperawatan itu sendiri yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, implementasi, evaluasi, dan catatan waktu keperawatan (Tuswulandari, 2004). Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, tidak melanggar hukum, aturan serta sesuai moral dan etika. Untuk aktivitas seorang perawat adalah mengumpulkan data kesehatan mengenai pasien, membuat diagnosis menurut ilmu keperawatan, serta evaluasi terhadap perawatan. Selain aktivitas perawat tersebut terkait dengan kinerja perawat dapat dilihat dari pelayanan kesehatan yang diberikan perawat kepada pasiennya (Tanjary, 2009). Kinerja perawat yang baik akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang baik pula. Dalam penilaian kinerja, perawat manajer mengawasi sumber daya manusia dan produktivitas perawat. Perawat manajer menilai kinerja agar dapat memiliki jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, kinerja perawat dinilai oleh pasien itu sendiri. Kinerja perawat dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat dengan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi (Syaiin, 2008). Tindakan keperawatan yang benar yang dilakukan seorang perawat profesional: tidak membahayakan (nonmaleficence), tindakan yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang lain. Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang sidedriil. Kemurahan

hati

(benefiecence),

menyeimbangkan

hal-hal

yang

menguntungkan dan merugikan dari tindakan yang dilakukan, merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktek keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab atas

5

semua cara yang menguntungkan pasien. Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar. Kesetiaan (fidelity), memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab

menjaga

janji,

mempertahankan

konfidensi

dan

memberikan

kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan. Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam kondisi terminal. Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan professional. Contoh: bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut. Kerahasiaan (confidentiality), melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwa perawat menghargai semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa pasien mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan dengan informasi pasien tidak untuk disebarluaskan secara tidak tepat. Contoh : perawat tidak boleh menceritakan rahasia pasien pada orang lain, kecuali seijin pasien atau seijin keluarga demi kepentingan hukum. Hak (right), berperilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan moralitas, berhubungan dengan hukum legal. Contoh: klien berhak untuk mengetahui informasi tentang penyakit dan segala sesuatu yang perlu diketahuinya (Bagus, 2012). Menurut Asa’ad (2000) dalam Tanjary, 2009 ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perawat yang antara lain adalah karakteristik, motivasi, kemampuan, keterampilan, persepsi, sikap, dan lingkungan kerja. Adapun karateristik perawat meliputi umur, pendidikan, tingkat pengetahuan, masa kerja, serta status. Umur berpengaruh terhadap kinerja perawat kerena semakin berumur seorang perawat memiliki tanggung jawab moral dan loyal terhadap pekerjaan serta lebih terampil karena lama bekerja menjadi perawat. Pendidikan perawat berpengaruh terhadap kinerja perawat karena semakin tinggi pendidikan yang ditempuh semakin banyak ilmu pengetahuan serta

6

keterampilan yang dimiliki oleh perawat sehingga akan dapat membantu dalam meningkatkan kinerja perawat . Tingkat pengetahuan seorang perawat berpengaruh terhadap kinerja karena semakin tinggi tingkat pengetahuan yang diperoleh perawat akan dapat membantu perawat dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Masa kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat karena semakin lama masa kerja seorang perawat semakin banyak pengalaman yang diperolehnya dalam menyelesaikan pekerjannya sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Status pekerjaan berpengaruh terhadap kinerja perawat karena semakin tinggi jabatan yang diembannya maka semakin tinggi motivasi dalam pekerjaannya sehingga akan dapat menigkatkan kinerja perawat (Tanjary, 2009). Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat, yaitu faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor internal berupa: kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, umur, pengalaman kerja, pendidikan, dan variabelvariabel personal lainnya. Kecerdasan perawat berpengaruh terhadap kinerja perawat karena semakin cerdas seorang perawat semakin banyak yang diketahui sehingga dapat dengan mudah menjelaskan informasi kesehatan. Keterampilan, dimana keterampilan merupakan keahlian perawat dalam melakukan proses keperawatan, semakin baik keterampilan yang dimiliki perawat maka semakin baik kinerja perawat dalam menangani pasien. Kestabilan emosi yaitu kemampuan perawat mengontrol emosi yang berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan tidak merugikan pasien. Motivasi, semakin tinggi motivasi perawat dalam bekerja maka semakin baik kualitas kinerja perawat. Umur berpengaruh terhadap kinerja perawat kerena semakin berumur seorang perawat memiliki tanggung jawab moral dan loyal terhadap pekerjaan serta lebih terampil karena lama bekerja menjadi perawat. Pendidikan perawat berpengaruh terhadap kinerja perawat karena semakin tinggi pendidikan yang ditempuh semakin banyak ilmu pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh perawat sehingga akan dapat membantu dalam meningkatkan kinerja perawat. Pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat karena semakin banyak pengalaman

7

yang diperolehnya maka semakin banyak ilmu yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar, meliputi: peraturan, kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah, dan lingkungan sosial. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu organisasi yang tidak melanggar hak asasi manusia bertujuan untuk mendisiplinkan para pegawai segingga segala pekerjaan yang dilakukan dapat terkontrol dan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Kepemimpinan, ketika gaya kepemimpinan para atasan cenderung neurotis, yakni seorang pemimpin yang sangat sensitif, tidak percaya orang lain (khususnya bawahan), perfeksionis, terlalu mendramatisir suasana hati atau peristiwa sehingga mempengaruhi pembuatan keputusan di tempat kerja. Situasi kerja atasan selalu mencurigai bawahan, membesarkan kejadian yang semestinya sepele dan semacamnya, seseorang akan tidak leluasa menjalankan pekerjaannya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja pegawai. Sistem upah, pemberian upah yang adil dan setimpal akan memberi motivasi kerja yang tinggi sehingga kinerja pegawai menjadi lebih baik. Lingkungan sosial, stres akan cenderung muncul pada para karyawan yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka dan itu akan berpengaruh bagi kinerja karyawan. Dukungan sosial disini bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga. Begitu juga ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari rekan sekerjanya (baik pimpinan maupun bawahan) (Pabundu, 2006). Indikator kinerja perawat meliputi: pertama, pengkajian keperawatan dimana perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : Status kesehatan masa lalu klien, status kesehatan klien saat ini, status biologis-psikologis-sosial-spiritual, respon

8

terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, dan resiko tinggi masalah (Nursalam, 2002). Kedua, diagnosa keperawatan dimana perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan. Adapun kriteria proses, meliputi: perencanaan diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, indentifikasi masalah klien dan perumusan diagnosa keperawatan, diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (P), penyebab (E) dan tanda atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE), bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosa keperawatan, dan melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru (Nursalam, 2002). Ketiga, perencanaan keperawatan dimana perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria proses, meliputi: perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien (Nursalam, 2002). Keempat, implementasi dimana perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.. Kriteria proses, meliputi: bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai

konsep,

keterampilan

asuhan

diri

serta

membantu

klien

memodifikasi lingkungan yang digunakan. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien (Nursalam, 2002). Kelima, evaluasi keperawatan dimana perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya: menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan. Memvalidasi dan

9

menganalisis data baru dengan teman sejawat. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan (Nursalam, 2002). Aspek-aspek standar kinerja perawat menurut Arwani (2002) menjelaskan dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan pada klien digunakan standar praktek keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar kinerja perawat dapat dilakukan dengan menilai berbagai hal, antara lain yang dapat dinilai adalah kecepatan dalam bekerja, tingkat kemandirian, prilaku selama bekerja, kehadiran atau pemanfaatan waktu, hubungan dengan staf lain, ketrampilan dalam bekerja, pengetahuan yang dimiliki, keabsahan pekerjaan yang dilakukan, dan potensi pekerja yang dapat dikembangkan juga sangat penting untuk dinilai berkaitan dengan kinerja perawat. Evaluasi terhadap kinerja perawat dapat dilakukan dengan menilai berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan perawat, diantaranya kualitas pekerjaan yang diselesaikan, kuantitas pekerjaan, tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, inisiatif dan ketepatan dalam bekerja, kecepatan dalam bekerja, tingkat kemandirian, perilaku selama bekerja, kehadiran atau pemanfaatan waktu, hubungan dengan staf lain, dan keterampilan dalam bekerja (Arwani & Supriyanto, 2006). Jenis alat evaluasi pelaksanaan kerja perawat yang umum digunakan antara lain, yaitu yang pertama laporan tanggapan bebas dimana pemimpin atau atasan diminta memberikan komentar tentang kualitas pelaksanaan kerja bawahan dalam jangka waktu tertentu. Karena tidak adanya petunjuk yang harus dievaluasi, sehingga penilaian cenderung menjadi tidak sah. Alat ini kurang obyektif karena mengabaikan satu atau lebih aspek penting, dimana penilai hanya berfokus pada salah satu aspek, yang kedua check list pelaksanaan kerja terdiri dari daftar kriteria pelaksanaan kerja untuk tugas yang penting dalam deskripsi kerja karyawan, dengan lampiran formulir dimana penilai dapat menyatakan apakah bawahan dapat memperlihatkan tingkah laku yang dinginkan atau tidak (Nursalam, 2002). Kinerja perawat dapat diukur dari pelayanan yang diberikan kepada pasien sehingga pasien merasa puas atau tidak puas (Kurniadi, 2013).

10

Prinsip-prinsip penilaian kinerja perawat adalah sebagai berikut: pertama evaluasi, pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati. Karena diskripsi kerja dan standar pelaksanaan kerja disajikan pegawai selama orientasi sebagai tujuan yang harus diusahakan, pelaksanaan kerja sebaiknya dievaluasi berkenaaan dengan sasaran - sasaran yang sama (Depkes RI, 2002). Kedua, Sampel tingkah laku perawat yang cukup representative sebaiknya diamati dalam rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Perhatian harus diberikan untuk mengevaluasi tingkah laku umum atau tingkah laku konsistennya serta guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ketiga, perawat sebaiknya diberi salinan diskripsi kerjanya, standar pelaksanaan kerja, dan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi sehingga baik perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka kerja yang sama. Keempat, jika diperlukan, manajer sebaiknya menjelaskan area mana yang akan diprioritaskan seiring dengan usaha perawat untuk meningkatkan pelaksanaan kerja. Kelima, pertemuan evaluasi sebaiknya menjelaskan area mana yang akan diprioritaskan seiring dengan usaha perawat untuk meningkatkan pelaksanaan kerja. Baik laporan evaluasi maupun pertemuan sebaiknya disusun dengan terencana sehingga perawat tidak merasa kalau pelaksanaan kerjanya sedang dianalisa (Depkes RI, 2002). 2.2 KonsepKepuasan Pasien Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya (Priyoto, 2014). Sedangkan Pohan (2007) menyebutkan bahwa kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya. Beberapa karakteristik individu yang diduga menjadi penentu prioritas kualitas pelayanan kesehatan dan penentu prioritas tingkat kepuasan pasien, adalah : umur, yaitu masa hidup pasien yang dinyatakan dalam satuan tahun

11

sesuai peryataan pasien. Hubungan umur dengan kepuasan pasien bahwa terdapat perbedaan kepuasan antara umur muda dan umur tua. Pasien yang berumur muda lebih banyak menyatakan tidak puas bila dibandingkan dengan mereka yang berumur tua. Umur produktif mempunyai tuntutan dan harapan lebih besar dalam menerima pelayanan kesehatan dibandingkan dengan umur tua. Pendidikan, status resmi tingkat pendidikan akhir pasien. Menurut Lumenta (2000), terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien, pasien yang mempunyai tingkat pendidikan rendah cenderung untuk cepat merasakan puas dibandingkan dengan pasien yang berpendidikan tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat pengetahuan yang berbeda antara yang berpendidikan tinggi dengan yang rendah. Perilaku petugas, perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkuta. Perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan seperti keramahan, ketersediaan mendengarkan keluhan, perhatian dan simpati akan mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien akan cenderung menimbang dan memilih tempat pelayan kesehatan dalam upaya pencarian pengobatan. Alasan mengapa pasien tidak berobat ke pelayanan kesehatan adalah berkaitan dengan keputusan mereka. Alasan yang sering didengar adalah perilaku petugas kesehatan yang tidak simpatik, kurang ramah, tidak responsive, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Pemberian informasi, cukup pentingnya memberikan informasi yang jelas tentang penyakitnya kepada pasien, akan mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Kegagalan pasien dalam mengikuti nasihat medis berpangkal pada pelayanan yang kurang komunikatif. Pemberian informasi yang terbatas tentang penyakitnya, akan membuat pasien merasa bingung terhadap apa yang harus dikerjakannya dalam menghadapi sakitnya. Oleh sebab itu, cukup pentingnya memberikan informasi tentang apa yang dapat dilakukan oleh pasien dalam proses penyembuhan sakitnya akan menambah kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya. Waktu tunggu, lamanya waktu tunggu pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya akan berpengaruh terhadap

12

kepuasan pasien. Petugas yang terlalu lama dalam memberikan pelayanan baik pelayanan administrasi maupun pelayan medis dan obat-obatan akan membuat pasien kurang puas terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya. Waktu tunggu yang diperlukan untuk menunggu pemeriksaan kesehatan merupakan faktor yang diramal paling signifikan pada kepuasan pasien. Fasilitas, ketersediaan fasilitas yang menunjang dan sesuai kebutuhan pasien akan mempercepat timbulnya kepuasan pada diri pasien. Ketersediaan fasilitas seperti keadaan ruang, jenis pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Keberhasilan terapi, keberhasilan terapi berkaitan dengan kesembuhan pasien atau pengalamannya terhadap tempat pelayanan kesehatan tersebut. Sebab, pasien yang merasakan keberhasilan terapi dari tempat pelayanan kesehatan yang dikunjunginya akan merasa puas, dan rasa kepuasan tersebut ditunjukan dengan pemanfaatan kembali tempat pelayanan kesehatan tersebut pasa saat ia sakit, selain itu seringkali mereka memberikan rekomendasi kepada orang lain yang sakit agar berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan tersebut pula. Menurut Junadi (2007) ada empat aspek yang dapat diukur sebagai kepuasan pasien, yaitu yang pertama kenyamanan dimana aspek ini diartikan tentang hal yang menyenangkan dalam semua kondisi, lokasi pelayanan kesehatan, kebersihan, kenyamanan ruangan, makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata letak, penerangan, kebersihan kamar mandi, pembuangan sampah, kesegaran ruangan, dan lain sebagainya. Kedua, hubungan pasien dengan perawat, dimana aspek ini menyangkut keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi, dukungan, tanggapan dokter atau perawat di ruangan IGD (Instalasi Gawat Darurat), rawat jalan, rawat inap, farmasi, kemudahan dokter atau perawat jika dihubungi, keteraturan pemberian makanan, obat, pengukuran suhu dan lain sebagainya. Ketiga,

kompetensi

teknis

perawat,

dalam

aspek

ini

mengenai

keterampilan, pengetahuan dan kualifikasi perawat yang baik seperti kecepatan pelayanan pendaftaran, keterampilan dalam penggunaan terknologi, pengalaman perawat, gelar yang dimiliki, keberanian mengambil tindakan,

13

dan lain sebagainya. Keempat biaya, dimana aspek ini berkaitan dengan jumlah yang harus diberikan atas pelayanan yang telah didapatkan, seperti kewajaran biaya, kejelasan komponen biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan rumah sakit sejenis lainnya, tingkat masyarakat yang berobat, ada tidaknya keringanan bagi masyarakat miskin (Junadi, 2007). Faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan klien menurut Kolter (1994, dalam Hafizurrachman, 2004) menyatakan bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan klien, meliputi yang pertama sarana fisik (tangible) dimana berupa bukti fisik yang dapat dilihat, yang meliputi gedung, perlengkapan, seragam pegawai dan sarana komunikasi, kemutahiran peralatan yang digunakan, kondisi sarana, kondisi SDM (Sumber Daya Manusia) perusahaan dan keselarasan antara fasilitas fisik dengan jenis jasa yang diberikan. Kedua kehandalan (reliability) dimana berupa kemampuan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan cepat, akurat dan memuaskan, pelayanan yang disajikan dengan segera dan merupakan aspek– aspek keandalan sistem pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan rencana, kepedulian perusahaan

kepada

permasalahan

yang

dialami

pasien,

keandalan

penyampaian jasa sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan keakuratan penanganan. Ketiga ketanggapan (responsiveness) yang berupa inisiatif para pegawai untuk membantu para pelanggan dengan tanggap. Dalam memberikan pelayanan hendaknya tanggap terhadap kebutuhan klien sehingga dapat membantu klien bahkan sebelum klien menyadarinya atau memintanya, keinginan untuk membantu dan menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi kejelasan informasi waktu penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan administrasi, kesediaan pegawai dalam membantu konsumen, keluangan waktu pegawai dalam menanggapi permintaan pasien dengan cepat. Keempat jaminan (assurance) yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dipunyai para perawat, jaminan keamanan, adanya jaminan bahwa jasa yang ditawarkan memberikan jaminan keamanan yang meliputi kemampuan SDM, rasa aman

14

selama berurusan dengan karyawan, kesabaran karyawan, dukungan pimpinan terhadap staf, dan kelima empati (emphaty) dimana berupa kemudahan dalam membangun hubungan komunikasi yang baik antara pegawai dengan klien, perhatian pribadi, dan dapat memahami kebutuhan pelanggan. Berkaitan dengan memberikan perhatian penuh kepada konsumen yang meliputi perhatian kepada konsumen, perhatian staf secara pribadi kepada konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen, perhatian terhadap kepentingan konsumen, kesesuaian waktu pelayanan dengan kebutuhan konsumen. Faktor-faktor yang menentukan puas atau tidaknya pasien sebagai jasa kesehatan, yaitu pertama faktor karakteristik pasien : meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, dan diagnosis penyakit, kedua faktor psikososial merupakan faktor perilaku dan sikap dokter, perawat, dan petugas lainnya, meliputi keterampilan perawat, sikap dan perilaku perawat, cara obervasi

pelaksanaan

asuhan

keperawatan,

dan

audit

dokumentasi

keperawatan, ketiga pelayanan administrasi meliputi pelayanan saat masuk dan selama dirawat, pelayanan keuangan, pelayanan makan bagia pasien rawat inap, pelayanan perawat pada kondisi pasien, pelayanan laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya, dan keempat faktor kondisi fisik terdiri dari kebersihan, kenyamanan, dan keamanan (Satrianegara, 2014). Menurut Kotler (2007), ada beberapa macam metode dalam pengukuran kepuasan pelanggan yang pertama dengan sistem keluhan dan saran dimana organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) memberikan kesempatan yang luas kepada para pelangganya untuk menyampaikan keluhan dan saran. Misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, dan hubungan telefon langsung dengan pelanggan, kedua dengan ghost shopping dimana mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan ya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka, ketiga lost customer analysis dimana perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan yang keempat survei kepuasan pelanggan dimana penelitian survei dapat melalui pos, telepon dan wawancara langsung. Responden juga

15

dapat diminta untuk mengurutkan berbagai elemen penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik perusahaan dalam masingmasing elemen. Melalui survey perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. 2.3 Konsep Teori Keperawatan Teori Myra Estin Levine dikenal dengan Teori Model Konservasi. Model Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi dan pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Tiga konsep dasar yang mesti dipahami dalam melihat prinsip konservasi dalam model keperawatan Levine adalah holisme, adaptasi, dan konservasi. Dimana dalam konteks ini holisme (holism) diartikan sebagai cara pandang Levine dalam melihat sejumlah unsur yang terdapat dalam ilmu keperawatan seperti person (pasien), nursing (keperawatan), lingkungan, dan kesehatan yang terintegrasi dan tidak boleh terpisah satu sama lain dalam sebuah model keperawatan. Myra Levine melihat nursing atau keperawatan sebagai sebuah bentuk interaksi dinamis antara perawat dan pasien yang tidak bisa dilepaskan dari lingkungannya. Dan dengan disertai oleh basis ilmiah yang kuat, Levine pun memberikan sejumlah batasan pada apa yang dimaksud dengan keperawatan sebagai berikut: pertama sebagai sebuah tindakan ilmiah yang memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan kondisi pasien di berbagai situasi. Dalam hal ini, Levine sangat menekankan sekali seorang perawat untuk melakukan proses observasi baik sebelum maupun setelah menentukan jenis intervensi dilakukannya terhadap seorang pasien dalam rangka evaluasi. Kedua sebuah tindakan yang bersifat personal dimana setiap pasien mesti mendapatkan tindakan keperawatan yang berbeda berdasarkan pada ciri atau karakter pasien yang berbeda-beda pula. Ketiga dengan menggunakan istilah trophicognosis untuk menggantikan istilah diagnosis yang biasa digunakan, Levine menegaskan bahwa tindakan pengambilan data-data keperawatan mestilah dilakukan dengan metode saintifik agar sejumlah data beserta analisisnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

16

Seperti yang dijelaskannya bahwa: “The person is complex, holistic, and interact with environment.” Levine sepertinya ingin menjelaskan individu sebagaisebuah organisme holistik yang hidup dan memiliki keterkaitan erat denganlingkungannya. Dimana setiap tindakan mereka mesti dilihat sebagai satu bentukadaptasi dalam rangka mengakomodasi berbagai kebutuhan fisik maupun psikisnya dikonteks lingkungan alam maupun sosial tempat mereka tinggal. Sehingga pasien yangyang menjadi objek studi dalam ilmu keperawatan tidak bisa dilihat hanya sebagaiseorang yang sakit atau sedang dirawat di rumah sakit saja. Melainkan juga dalam kondisi sehat, maupun ketika berada dalam lingkungan mayarakatnya. Levine mendeskripsikan lingkungan sebagai sebuah konteks dinamis yang sangat mempengaruhi kehidupan individu baik fisik maupun psikis mereka. Ia membagi lingkungan ke dalam dua bagian yakni internal dan eksternal, dimana lingkungan internal adalah kondisi fisiologi serta patofisiologi pasien sementara lingkungan eksternal adalah lingkungan luar yang terbagi atas: persepsi yaitu sejumlah faktor dari luar yang berkorespondensi dengan organ pengindraan individu. Operasional yaitu sejumlah hal dari lingkungan yang tidak dapat dirasakan oleh indra seperti mikroorganisme dan radioaktif. Konseptual yaitu faktor yang mampu mempengaruhi perilaku individu seperti bahasa, sistem nilai, tradisi, dan agama. Dengan menggunakan kata kesehatan dalam terminology anglo saxon yang berarti keseluruhan (whole), Levine jelas sekali tidak ingin melepaskan ide tentang “kesehatan” dari proses adaptasi individu selama mereka tumbuh dan berkembang sebagai sebuah organisme hidup. Dan dengan menjelaskan pula bahwa: “It is important to keep in mind that health is also culturally determined – it is not anentity on its own, but rather a definition imparted by the ethos and beliefs of the group to which individuals belong”. Maka sejumlah faktor eksternal yangmempengaruhi persepsi individu seperti lingkungan social serta budaya pun mestidiikutsertakan ke dalam cakupan unsur kesehatan selain faktor fisiologis danpatologis yang umum digunakan ketika membahas permasalahan kesehatan.sejumlah hal terkait adaptasi beserta respon yang menyertainya.

17

Seperti beberapa teori keperawatan lain yang menjadikan adaptasi sebagai fokus objek studinya, Levine mencermati adaptasi sebagai sebuah proses berkesinambungan yang terkait antara individu dengan lingkungannya. Dimana dengan mengikuti logika lingkungan yang menurutnya terbagi ke dalam dua bagian yakni internal dan eksternal seperti pada penjelasan diatas, Ia mendefinisikan adaptasi sebagai: sebuah proses yang dilakukan individu dalam rangka menjaga integritas kehidupannya dengan cara mensinkronkan lingkungan

internal

dengan

lingkungan

eksternalnya.

Dan

dengan

mempertimbangkan pola dan kemampuan adaptasi tiap individu yang berbeda-beda menurut waktu (historicity), karakter individu (specifity), dan tingkat kemampuan adaptasi (redundancy), Levin mengurai sejumlah respon lingkungan internal individu dalam proses adaptasi menjadi empat bagian sebagai berikut: Fight or flight yaitu bentuk respon psikis yang hanya didasari atas ketakutan atau kekhawatiran individu belaka, tanpa adanya upaya pembuktian terlebih dahulu apakah sebenarnya ancaman yang menjadi sumber ketakutan tersebut eksis atau tidak dalam kenyataan. Inflamatory respons yaitu sebuah respon yang berwujud mekanisme pertahanan diri ketika individu atau bagian daripada organnya menemui satu kondisi yang dianggapnya membahayakan. Menurut Levine, mekanisme organ tubuh individu dalam melawan penyakit pada masa penyembuhan juga dapat digolongkan ke dalam bentuk respon ini, dimana sejumlah dukungan dari luar seperti asupan energi dan upaya dalam mengkontrol dampak lingkungan sangatlah diperlukan. Response to stress adalah bentuk respon individu berdasarkan atas pengalamanya. Jika cakupan waktu inflammatory response adalah sesaat, maka respon yang satu ini lebih bersifat jangka panjang karena didasari oleh sejumlah pengalaman individu ketika merespon berbagai kondisi dan lingkungan yang ditemui seumur hidupnya. Menurut Levine, bentuk respon macam inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan struktural pada diri individu termasuk organ-organ hormonalnya. Perceptual awareness yaitu respon yang didasari atas perceptual awareness individu. Jika respon flight or flight dinilai Levine sebagai satu proses respon yang paling primitif, maka bentuk respon yang didasari atas

18

tingkat pemahaman individu akan kondisi lingkungannya adalah yang paling mutakhir, karena turut memperhitungkan pula kemampuan akal guna memprediksi sejumlah hal terkait perubahan lingkungan yang akan ditemuinya. Saat-saat seseorang mencari tahu sejumlah informasi guna menambah pemahamannya akan lingkungan adalah salah satu contoh dari bentuk respon ini. Dengan membaca dua konsep diatas (holisme dan adaptasi), semestinya kita sudah dapat meraba logika yang dibangun oleh Levine dalam prinsip konservasi nya. Dimana dengan mengambil kosakata latin conservatio yang berarti “menjaga kesinambungan”. Prinsip konservasi dalam keperawatan Levine dapat secara sederhana kita artikan sebagai sebuah prinsip yang melihat pentingnya seorang perawat untuk menjaga kesinambungan atau dalam istilahnya disebut dengan “mengkonservasi” kemampuan adaptasi lingkungan internal tubuh pasien ketika berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya, baik dalam kondisi sehat (supportive) maupun dalam keadaan sakit (therapeutic). Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya, dan intervensi keperawatan suatu aktifitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan kemudian sehat. Levine menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada ketergantungan atau hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini membuatnya merencanakan empat prinsip konservasi yakni konservasi energi, integritas struktur, integritas personal dan integritas sosial. Teori Levine menyatakan bahwa perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan, intervensi perawat mendorong adaptasi klien, dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan, dan perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan yaitu tentang pengobatan atau support. Dikarenakan teori keperawatan Myra Levine yang menyatakan

19

pandangan bahwa hubungan perawat dan pasien tergantung pada proses perawat yang didukung oleh adaptasi, menjadikan peniliti untuk meggunakan teori keperawatan Myra Levine sebagai dasar konsep teori dalam penelitian ini (Hilman, 2015).

Gambar 1. Konsep Teori Keperawatan Myra E. Levine

20

2.1 Penelitian Terkait Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terkait

No

1

Penulis

Netti

Tempat

Surakarta

Tahun

2015

Tujuan

Desain dan

Populasi dan

Analisis Test

Sampel

Manfaat dan atau Hasil

keterbatasan penelitian

Untuk

Penelitian

Populasi 50

Kinerja perawat rawat

Manfaat untuk

mengetahui

kuantitatif

orang dengan

inap di Puskesmas

puskesmas agar

hubungan

dengan

teknik

Kartasura termasuk

menjadi masukan

antara kinerja

pendekatan

pengambilan

cukup baik sejumlah 36 dalam upaya

perawat

cross

sampel

orang (80%), kepuasan

meningkatkan

dengan

sectional. Alat purposive

pasien terhadap kinerja

mutu dan kinerja

kepuasan

analisis data

perawat di Puskesmas

pelayanan

pasien rawat

dengan

Kartasura adalah puas

keperawatan

inap di

analisis

sejumlah 35 orang

kepada pasien.

Puskesmas

univariat dan

(77,8%). Ada

Kartasura.

bivariat.

hubungan kinerja

sampling.

perawat dengan kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Kartasura (pvalue=0,01)

21

2

Like J. Mumu,

RSUP Prof. 2015

Untuk

Kuantitatif

Jumlah sampel

Uji bivariat

Grace D. Kandou,

Dr. R. D

menganalisis

dengan

96 responden

menunjukkan terdapat

&Diana V. Doda

Kandou

faktor-faktor

pendekatan

yang

hubungan signifikan

Manado

yang

cross-

merupakan

dari dimensi Bukti

berhubungan

sectional

pasien rawat

Fisik, Kehandalan,

dengan

Analisis data jalan di

Daya Tanggap,

kepuasan

menggunakan

Jaminan, dan Empati

pasien di

uji chi-square Penyakit

dengan Kepuasan

Poliklinik

dan uji regresi Dalam RSUP

Pasien (p-value<0.05).

Penyakit

logistik.

Prof. Dr. R.D.

Pada analisis

Dalam di

Kandou

multivariate ditemukan

RSUP Prof.

Manado.

bahwa Daya Tanggap

Poliklinik

Dr. R. D

merupakan dimensi

Kandou

mutu yang paling

Manado

dominan dalam hubungan dengan Kepuasan Pasien (OR=8.658). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi Bukti

22

Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, dan Empati dengan Kepuasan Pasien. Daya Tanggap merupakan dimensi yang paling dominan pengaruhnya terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. 3

Dian Wahyuni Desimawati

Jember

2013

Mengetahui

Desain

Populasinya

Sebanyak 13,6%

Penelitian ini

layanan

penelitian

yaitu rata-rata

responden menilai

diharapkan dapat

keperawatan

survey

jumlah pasien

layanan keperawatan

memberi masukan

dengan

analitik

rawat inap

berada pada kategori

bagi organisasi

tingkat

pendekatan

perbulan

baik dan 86,4%

keperawatan

kepuasan

cross

sebanyak 221

responden menilai

bahwa

pasien rawat

sectional.

pasien.

kurang baik. Tingkat

peningkatan

inap di

Analisis

Purposive

kepuasan 22,7%

layanan

Puskesmas

univariat dan

sampling

responden berada pada

keperawatan

23

4

Stefan

Puskesmas

2013

Sumbersari

bivariat

meggunakan

tingkat kepuasan

penting dalam

Kabupaten

dengan uji chi

peerhitungan

sedang dan 77,3%

rangka memenuhi

Jember

square

Gay dan Dhiel

responden berada pada

kebutuhan pasien,

yaitu 20% dari

tingkat kepuasan

sehingga perawat

populasi,

rendah. Perhitungan uji

harus mampu

diperoleh

statistik dengan Chi

melakukan

sampel 44

Square didapatkan p-

pelayanan

pasien.

value = 0,018 yang

keperawatan

berarti Ha gagal

secara

ditolak.

professional.

Mengetahui

Penelitian

Populasi yang

Hasil analisis univariat

Kecamatan

hubungan

kuantitatif

digunakan

disimpulkan bahwa

Pesanggrah

antara

dengan

adalah seluruh

sebagian besar

an Jakarta

karakteristik

pendekatan

pasien rawat

responden berumur <35

Selatan

pasien (umur,

cross-

jalan di

tahun yaitu sebanyak

pendidikan,

sectional.

Puskesmas

51.3% , pendidikan

pekerjaan,

Metode

Kecamatan

tinggi (SMA-PT) yaitu

penghasilan

analisis yang

Pesanggrahan

sebanyak 74.8%,

dan jarak)

digunakan

Jakarta Selatan

responden yang bekerja

dengan

adalah

selama bulan

sebanyak 70.4%,

24

kepuasan

distribusi

Agustus –

responden yang

pasien di

frekuensi,

September

memiliki penghasilan

Puskesmas

menggunakan

2013 yang

tinggi (>2.200.000)

Kecamatan

uji Kendall’s

berjumlah

sebanyak 62.6%, dan

Pesanggrahan

Tau b dan

sekitar 3000

responden yang merasa

Jakarta

Chi-Square

orang dengan

kurang puas terhadap

sampel

pelayanan kesehatan di

sebanyak 115

Puskesmas Kecamatan

orang yang

Pesanggrahan yaitu

dihitung

sebanyak 52.2%. Hasil

berdasarkan

analisis bivariat dengan

Selatan

sistem GPower uji Kendall’s Tau b 3.1.

dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara umur (p value 0.649), terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan (p value 0.007), penghasilan (p

25

value 0.033), dan jarak (p value 0.011) terhadap kepuasan pasien. Hasil analisis bivariat dengan ChiSquare dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan (p-value 0.053) terhadap kepuasan pasien

5

Lia Rizqi Khoiruliza, dkk

Pekalongan 2013

Mengetahui

Deskriptif

Populasinya

Hasil kinerja perawat

Diharapkan

hubungan

korelatif.

adalah perawat

sangat baik 32 (45,1

perawat mampu

antara kinerja

Analisis

pelaksana dan

%), kinerja perawat

memberikan

perawat

univariat dan

pasien di ruang

baik 39 (54,9 %),

asuhan

dalam

bivariat

rawat inap.

kepuasan pasien sangat

keperawatan

memberikan

dengan uji chi

Accidental

puas 21 (42,0 %),

sesuai dengan

asuhan

squar.

sampling.

kepuasan pasien puas

standar asuhan

26

keperawatan

Jumblah

29

keperawatan yang

dengan

sampel

(58,0 %). Perhitungan

berlaku. Meskipun

kepuasan

perawat 71

uji statistic dengan Chi

kinerja perawat

pasien rawat

responden dan

Square didapatkan p

tidak berhubungan

inap di kelas

pasien 50

value 1,000 > α (0,05)

dengan kepuasan

III di RSUD

responden

yang berarti tidak ada

pasien.

Kabupaten

hubungan yang

Pekalongan.

signifikan antara kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD Kabupaten Pekalongan.

27

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS & DEFINISI OPERASIONAL

Pada bab III menjelaskan tentang kerangka konsep kinerja perawat dan kepuasan pasien, menjelaskan hipotesis penelitian dan definisi operasional dari kinerja perawat dan kepuasan pasien. 3.1 Kerangka Konsep

Conservation Model KINERJA PERAWAT

KEPUASAN PASIEN

Adaptasi Konservasi

Holisme

Keperawatan Manusia Lingkungan Kesehatan

Faktor internal: kecerdasan, keterampilan, motivasi, umur, pendidikan, pengalaman kerja

Kenyataan (Tangibles)

Faktor eksternal: peraturan, kondisi ekonomi,kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah, dan lingkungan sosial.

Ketanggapan

Kehandalan (Reability)

(Responsiveness) Jaminan (Assurance) Empati (Emphaty)

Gambar 2. Kerangka Konsep

= Tidak diteliti

= Variabel Independen

= Diteliti

= Variabel Dependen

28

3.2 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2009), maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ho : Tidak ada hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan. Ha : Ada hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan 3.3 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi Konseptual

Definisi Operasional

Alat Ukur

Hasil Ukur

Independen:

Kinerja perawat

Hasil kerja yang dicapai

Kuesioner Kinerja

Kinerja

adalah aktivitas

seorang perawat secara

perawat

Perawat

perawat dalam

kuantitas dan kualitas

baik = 24-

mengimplementasikan dimana kualitasnya

30

sebaik-baiknya suatu

dilihat dari

Kinerja

wewenang, tugas dan

keterampilan,

perawat

tanggung jawabnya

kecerdasan, sikap dan

kurang baik

dalam rangka

sifat perawat.

= 15-23

Skala Ukur Ordinal

pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Dependen:

Kepuasan pasien

Sikap atau perasaan

Kepuasan

adalah tingkat

pasien terhadap tindakan

= 63-100

Pasien

perasaan pasien yang

perawat selama

Pasien tidak

timbul sebagai akibat

melakukan tindakan

puas = 25-

dari kinerja layanan

keperawatan yang akan

63

29

Kuesioner Pasien puas

Ordinal

kesehatan yang

diukur dengan

diperolehnya, setelah

kenyataan (tangibles),

pasien

kehandalan (reability),

membandingkan

ketanggapan

dengan apa yang

(responsiveness),

diharapkannya.

jaminan (assurance), empati (emphaty).

30

BAB IV METODE PENELITIAN

Pada bab IV menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yang membahas tentang desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel serta cara pengambilan sampelnya, kemudian instrumen penelitian, proses penelitian, etika penelitian, dan analisa data yang digunakan. 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Peneliti memilih desain penelitian penelitian cross sectional dikarenakan peneliti ingin meneliti variabel independen yaitu kinerja perawat dan variabel dependen yaitu tingkat kepuasan pasien dalam waktu bersamaan dikarenakan keterbatasan waktu. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1

Populasi Populasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani rawat jalan perminggu di Puskesmas Kolongan yaitu sebanyak 70 pasien.

4.2.2

Sampel Teknik pegambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden dijadikan sampel (Riyanto, 2011). Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 70 pasien.

31

Rumus Slovin: n =

N 1+Ne2

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = batas toleransi kesalahan (5%) Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah sampel penelitian adalah n=

N 70 = = 59.57 dibulatkan 59 pasien 1 + Ne2 1 + 70(0.05)2

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel yang didapat berjumlah 59 pasien. Kriteria inklusi : a. Responden yang menjalai pemeriksaan rawat jalan di Puskesmas Kolongan b. Pasien yang bersedia menjadi responden c. Responden yang sudah pernah berobat >5 kali di Puskesmas Kolongan d. Umur 15 – 80 tahun e. Pasien yang dapat membaca dan menulis f. Pasien yang dapat berbahasa Indonesia Kriteria eksklusi : a. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden b. Responden yang baru berobat <5 kali di Puskesmas Kolongan c. Pasien dengan gangguan mental d. Pasien dengan gangguan pendengan dan penglihatan

32

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 4.3.1

Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Desa Kolongan Kota Manado.

4.3.2

Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan melalui observasi awal lapangan pada bulan Februari 2016 hingga penelitian pada tanggal 28 Juni–4 Juli 2016.

4.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini telah di uji validitas dan reliabilitas di Puskesmas Kombos. Kuesioner dibagikan kepada 15 responden yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang sama, dengan hasil uji validitas dan reliabilitas diperoleh hasil nilai cronbach alpha 0.807 untuk kuesioner kinerja perawat dan 0.871 untuk kuesioner kepuasan pasien. Kuesioner yang digunakan untuk kinerja perawat menggunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan 10 soal yang telah dimodifikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien dengan pilihan jawaban Ya dengan skor 2 dan Tidak dengan skor 1. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah 20 dan terendah 10. Pertanyaan nomor 1, 2 dan 7 berisi mengenai kecerdasan perawat, nomor 3, 4, 5, 6 berisi keterampilan perawat, nomor 8 berisi tindakan dengan rekan kerja perawat, nomor 9, 10 berisi kerja sama perawat dengan pasien dan keluarga. Kinerja perawat kurang baik, apabila responden mampu menjawab dengan skor antara 10-15 dan kinerja perawat baik apabila responden mampu menjawab dengan skor antara 16-10. Kuesioner tentang kepuasan pasien menggunakan skala Likert dengan jumlah pertanyaan 15 soal yang dimodifikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien dan

dengan pilihan jawaban “SS” atau Sangat Setuju

dengan skor 4, “S” atau Setuju dengan skor 3, “TS” atau Tidak Setuju dengan skor 2 dan “STS” atau Sangat Tidak Setuju dengan skor 1. Pernyataan nomor 1-5 mengenai bukti fisik (tangible), nomor 6-9 mengenai keandalan perawat (reliability), nomor 10-12 mengenai ketanggapan (responsiveness), nomor 13-

33

14 mengenai jaminan pelayanan (assurance) dan nomor 15 mengenai empati perawat terhadap pasien. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah 60 dan terendah 15. Untuk mengklasifikasi puas atau tidaknya pasien, rentang skor di hitung dengan menetapkan interval menggunakan rumus: Lebar interval =

60−15 2

= 22.5 = 23

Tidak puas, apabila responden mampu menjawab benar antara 15-38. Puas, apabila responden mampu menjawab benar antara 39-60.

34

4.5 Proses Penelitian Populasi Penelitian N=70

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling dengan 59 responden. Meminta persetujuan dari kepala Puskesmas untuk melakukan penelitian

Informed consent untuk mendapat persetujuan respoden.

Pengumpulan

data

dengan

menggunakan kuesioner dengan jumlah

pertanyaan

tentang

kinerja

25

perawat

yang dan

kepuasan pasien

Analisa

data:

Univariat

Bivariat dengan uji Chi Square

Penyajian hasil penelitian, kesimpulan dan saran.

35

dan

Pelaksanaan

penelitian

diawali

dengan

mensurvei

tempat

akan

dilaksanakan penelitian yaitu di Puskesmas Kolongan. Selanjutnya meminta surat ijin penelitian dari kampus Unika De La Salle dan memasukan surat ijin penelitian tersebut di Puskesmas Kolongan pada hari Selasa, 28 Juni 2016. Setelah mendapat persetujuan dari kepala puskesmas peneliti langsung membagikan kuesioner kepada responden yang termasuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi, tetapi sebelum itu peneliti memberi penjelasan tentang tujuan dari penelitian, setelah selesai dijelaskan responden diberikan informed consent untuk ditanda tangani jika setuju menjadi responden. Waktu untuk menjawab kuesioner sekitar 10-15 menit. Hari pertama tanggal 28 Juni 2016 mulai penelitian dari jam 09.00 WITA dan berakhir jam 12.00 WITA dengan jumlah responden yang diperoleh 20 responden, hari kedua 29 Juni 20016 mendapat 11 responden, hari ketiga 2 Juli 2016 mendapat 18 responden dan hari keempat tangal 4 Juli 2016 mendapat 10 responden. Jumlah peetanyaan kuesioner adalah 25 soal. Kuesioner yang sudah dijawab oleh responden dikumpulkan kemudian dianalisis dan uji dengan Chi Square dengan nilai α<0.05. 4.6 Analisis Data 4.6.1

Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik

setiap variabel penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi berdasarkan persentase dari tiap-tiap karakteristik variabel. Adapun variabel yang dianalisis univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan serta distribusi frekuensi variabel kinerja perawat dan kepuasan pasien. 4.6.2

Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel. Data dianalisa dan diinterpretasi berdasarkan persentase relative (%) dari hasil tabulasi data nominal dan ordinal diolah menggunakan komputer, kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisa statistik non parametik menggunakan rumus Perhitungan Chi Square (X 2 ) = (𝑓𝑜−𝑓ℎ) 𝑓ℎ

36

Keterangan: X2 = Chi Square fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan. Dari hasil uji statistik tersebut apabila diperoleh hasil p-value > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan. Apabila diperoleh hasil p-value < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan. 4.7 Etika Penelitian 1. Informed Consent Responden penelitian diberikan informasi yang lengkap tentang penelitian yang akan dilakukan melalui informed consent. Pada penelitian ini sebelum pasien menjadi responden, peneliti memberi penjelasan tentang tujuan dari penelitian kepada responden, setelah selesai dijelaskan responden diberikan informed consent untuk ditanda tangani jika setuju menjadi responden. 2. Confidentiality (kerahasiaan) Peneliti menjamin semua informasi yang diberikan oleh responden tidak dilaporkan dengan cara apapun agar orang lain selain peneliti tidak mampu mengidentifikasi responden. Kuesioner yang dijawab responden hanya diketahui oleh responden dan peneliti untuk kepentingan penelitian dan tidak di sebar luaskan. 3. Anonimity (tanpa nama) Peneliti tidak mencantumkan identitas responden pada penelitian ini untuk menjaga kerahasiaan. Identitas responden penelitian diganti dengan pemberian kode pada data sebagai pengganti identitas. Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada hasil penelitian melainkan peneliti mengganti dengan nama initial pasien.

37

BAB V HASIL PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik responden, hasil analisis univariat berdasarkan variabel penelitian dan hasil analisis bivariat. Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juni–4 Juli 2016 di Puskemas Kolongan Kecamatan Kalawat dengan populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan dan sampel dalam penelitian ini yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 59 responden. Hasil penelitian ini didapat dari kumpulan lembar kuesioner yang dibagikan kepada pasien-pasien dan diisi beberapa pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan. Setelah selesai melakukan penelitian, data dikumpulkan, dilakukan pemeriksaan, pengolahan dan analisa data. Analisa data dilakukan dengan uji statistik chi square dengan batas kemaknaan 5% diperoleh p-value (0.001) < 0.05. Berdasarkan hasil data yang didapat dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan. Hasil analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari seluruh responden yang disajikan dalam bentuk tabel.

38

5.1 Hasil Analisis Karakteristik Responden 5.1.1 Karakteristik Responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan Responden Karakteristik Umur 15-25 26-45 46-65 66-80 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Pendidikan SD SMP SMA Diploma Sarjana Pekerjaan Tidak kerja Wiraswasta Petani PNS Swasta Total

Jumlah

Persentase (%)

11 26 16 6

18.6% 44.1% 27.1% 10.2%

46 13

78.0% 22.0%

7 19 28 1 4

11.8% 32.2% 47.5% 1.7% 6.8%

38 2 2 3 14 59

64.4 % 3.4 % 3.4 % 5.1 % 23.7 % 100.0%

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa karakteristik responden dalam penelitian ini dikategorikan berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Dilihat dari kategori umur, umur responden yang datang berobat di Puskesmas Kolongan paling banyak yaitu umur antara 25-45 tahun sebanyak 26 orang (44.1%) dan paling sedikit rentang usia antara 66-80 tahun sebanyak 6 orang (10.2%). Kategori jenis kelamin paling banyak adalah perempuan sebanyak 46 orang (78%) dan paling sedikit adalah laki-laki sebanyak 13 orang (22%). Untuk karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SMA sebanyak 28 orang (47.5%) dan jumlah paling sedikit adalah diploma yaitu sebanyak 1 orang (1.7%). Sedangkan untuk kategori pekerjaan responden paling banyak adalah

39

tidak bekerja sebanyak 38 orang (64.4%) dan jumlah paling sedikit adalah wiraswasta sebanyak 2 orang (3.4%) dan petani sebanyak 2 orang (3.4). 5.2 Hasil Analisis Univariat 5.2.1

Kinerja Perawat Tabel 5.2 Disktribusi Frekuensi Kinerja Perawat di Puskesmas Kolongan No 1 2 Total

Keterangan Kurang baik Baik

Jumlah 6 53 59

Persentase (%) 10.2% 89.8% 100.0%

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa kinerja perawat Puskesmas Kolongan termasuk kategori baik yaitu sebanyak 53 responden (89.8%). 5.2.2

Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kolongan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kolongan No 1 2 Total

Keterangan Kurang puas Puas

Jumlah 3 56 59

Persentase (%) 5.1% 94.9% 100.0%

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan paling banyak responden merasa puas oleh kinerja perawat yaitu sebanyak 56 responden (94.9%). Pasien merasa puas oleh keramahan yang diberikan perawat, perawat dengan sabar mendengar keluhan pasien, perawat selalu bersikap sopan pada pasien, perawat tidak membeda-bedakan pasien yang datang perawat member pelayanan sama rata kepada semua pasien, perawat memberikan informasi yang jelas tentang status kesehatan pasien. Selain itu pasien juga merasa puas dengan fasilitas yang ada, seperti ruangan pemeriksaan yang bersih, alat-alat pemeriksaan yang bersih, perawat yang berpenampilan rapi.

40

5.3 Hasil Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji statistik chi square. Uji ini dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel independen yaitu kinerja perawat dan variabel dependen yaitu kepuasan pasien, dimana α ≤ 0.05 sebagai batas statistik yang bermakna. Uji statistik antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kolongan ditunjukan pada tabel dibawah ini. Tabel 5.4 Kinerja Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kolongan Kepuasan Pasien Kurang Puas n (%) Kinerja

Kurang Baik Baik

Total

Total

Puas n (%)

n

%

3

50%

3

50%

6

100%

0

0%

53

100%

53

100%

3

5.1%

56

94.9%

59

100%

pvalue

0.001

Tabel 5.4 menunjukkan hasil penelitian mengenai kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan, dimana dari 59 responden yang ditanyai terdapat 3 responden yang berpendapat bahwa kinerja perawat kurang baik dan pasien merasa kurang puas, sedangkan 3 responden lain berpendapat kinerja perawat kurang baik tetapi pasien merasa puas hal ini dikarenakan pasien merasa puas oleh fasilitas yang ada di puskesmas seperti ruang tunggu yang bersih, ruang pemeriksaan bersih, alat-alat yang dilakukan untuk pemeriksaan bersih, dan lingkungan puskesmas yang nyaman. Sebanyak 53 responden berpendapat kinerja perawat baik dan pasien merasa puas. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukan nilai p-value=0,001, dimana p-value = 0.001<0,05, maka Ha diterima, artinya ada hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan.

41

BAB VI PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang penjelasan atau pembahasan mengenai hasil dari penelitian tentang kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan dan dikaitkan dengan penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya. 6.1 Karakteristik Responden Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Kolongan, menunjukkan bahwa umur responden paling banyak adalah 25-45 tahun sebanyak 26 orang (44.1%) dan kelompok umur paling sedikit adalah 66-80 tahun sebanyak 6 orang (10.2%). Penelitian yang dilakukan Stefan (2014) yang meneliti masalah karakteristik pasien dengan kepuasan pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, hasil yang diperoleh bahwa tingkatan usia antara 35 tahun sampai dengan 45 tahun merupakan pasien yang paling merasakan kepuasan atas pelayanan kesehatan yaitu 51,3% dari jumlah responden 115 orang. Pada golongan jenis kelamin menunjukan sebanyak 46 orang (78%) responden berjenis kelamin perempuan sedangkan laki-laki hanya sebanyak 13 orang (22%). Pada golongan pendidikan menujukan bahwa pendidikan terbanyak dari responden adalah SMA sebanyak 28 orang (47.5%) dan pendidikan paling sedikit adalah diploma yaitu sebanyak 1 orang (1.7%). Menurut Lumenta (dalam Sumartono. 2007), terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien, pasien yang mempunyai tingkat pendidikan rendah cenderung untuk cepat merasakan puas dibandingkan dengan pasien yang berpendidikan tinggi .Hal tersebut berkaitan dengan tingkat pengetahuan yang berbeda antara yang berpendidikan tinggi dengan yang rendah. Pada golongan pekerjaan menunjukan bahwa sebanyak 32 (54.2%) responden tidak bekerja. Menurut Stefan (2013) responden yang bekerja pada umumnya memiliki banyak tuntutan dan harapan akan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, pelayanan yang diberikan harus sejalan dengan biaya yang dikeluarkan. Responden yang tidak bekerja pada umumnya tidak

42

memiliki tuntutan dan harapan yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan, selama dapat kembali sembuh dengan pelayanan kesehatan yang diberikan pasien akan kembali untuk berobat di tempat tersebut. 6.2 Kinerja Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kolongan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat, diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan, dengan p-value = 0.001 (0.001<0.05). Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil kinerja perawat baik dan pasien merasa puas sebanyak 53 responden, kinerja perawat yang baik dilihat dari perawat yang cepat dalam bekerja, setiap ada pasien yang datang berobat perawat langsung melayani pasien dengan mengambil nomor antrian untuk pasien dan jika nomor antrian pasien di panggil perawat langsung melakukan tindakan keperawatan dengan mengukur tanda-tanda vital pasien. Perilaku perawat yang sopan kepada pasien dilihat dari perawat yang selalu tersenyum dan memberi salam kepada pasien yang datang berobat, perawat dengan sabar melayani pasien lansia yang datang berobat. Perawat memiliki kepedulian kepada pasien contohnya jika ada pasien yang dipanggil nomor antriannya dan pasien tersebut tidak datang perawat akan mencari pasien tersebut sampai di ruang tunggu di luar. Perawat memiliki pengetahuan yang baik dilihat dari perawat mampu menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan mampu menjelaskan status kesehatan pasien dengan baik. Perawat dapat bekerja sama dengan pasien dengan baik. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat di Puskesmas Kolongan sudah baik, kinerja perawat diterima baik oleh pasien maupun keluarga pasien. Dan pasien sudah merasakan puas dengan kinerja perawat. Menurut Netti (2015) kinerja tenaga perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor internal yang dimiliki masing-masing perawat. Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, sifat-sifat seseorang meliputi sikap, sifat pribadi, motivasi. Faktor ini membantu kelancaran dalam proses perawatan sehingga kesehatan

43

pasien juga cepat membaik dan sembuh. Sikap perawat sangat bersahabat, ramah dan sabar. Setiap kali akan memeriksa selalu menanyakan perkembangan kesehatan pasien. Sebanyak 3 responden berpendapat bahwa kinerja perawat kurang baik sehingga pasien masih belum merasa puas, kinerja perawat yang kurang baik dilihat dari kurangnya komunikasi atau interaksi antara perawat dan pasien, interaksi yang terjadi antara perawat dan pasien hanya terjadi di dalam ruang pemeriksaan diluar dari itu perawat tidak memiliki interaksi lebih dengan pasien, kurangnya support yang diberikan perawat kepada pasien dalam upaya pemeliharaan kesehatan pasien sehingga membuat pasien merasa kurang puas akan kinerja perawat. Menurut Asa’ad 2000 dalam Tanjary (2009) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat adalah umur, dikatakan bahwa semakin berumur seorang perawat maka semakin memiliki tanggung jawab moral dan loyal terhadap pekerjaan tetapi fakta yang ada menunjukan bahwa perawat yang sudah berumur tua cenderung lebih malas dalam bekerja dan kurang ramah terhadap pasien. Selain itu ada beberapa pasien yang berpendapat kinerja perawat kurang baik tapi pasien merasa puas dikarenakan faktor tangible atau berupa bukti fisik yang dapat dilihat dari ruang tunggu dan ruang pemeriksaan yang bersih, fasilitas yang memadai, alat pemeriksaan yang digunakan bersih, penampilan perawat yang rapi, perawat yang bersikap sabar dan sopan saat melayani pasien. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya dari Netti (2015) dengan judul hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Kartasura diperoleh hasil p-value (0,020<0,05) sehingga ada hubungan bermakna antara perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dian Wahyuni (2013) dengan hasil p-value (0,018<0,05)

yang menjelaskan adanya hubungan

antara layanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku petugas kesehatan dapat mempengaruhi kepuasan pasien, perilaku petugas dalam memberikan

44

pelayanan kesehatan seperti keramahan, kesediaan mendengarkan keluhan, perhatian dan simpati akan mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien akan cenderung menimbang dan memilih tempat pelayan kesehatan dalam upaya pencarian pengobatan. Pemberian informasi juga dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Kegagalan pasien dalam mengikuti nasihat medis berpangkal pada pelayanan yang kurang komunikatif. Pemberian informasi yang terbatas tentang penyakitnya, akan membuat pasien merasa bingung terhadap apa yang harus dikerjakannya dalam menghadapi sakitnya. Oleh sebab itu, cukup penting memberikan informasi tentang apa yang dapat dilakukan oleh pasien dalam proses penyembuhan sakitnya akan menambah kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya. Lamanya waktu tunggu pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Petugas yang terlalu lama atau kurang cekatan dalam memberikan pelayanan baik pelayanan administrasi maupun pelayan medis dan obat-obatan akan membuat pasien kurang puas terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya, dan ketersediaan fasilitas yang menunjang dan sesuai kebutuhan pasien akan mempercepat timbulnya kepuasan pada diri pasien. Ketersediaan fasilitas seperti keadaan ruangan yang bersih, jenis pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Kinerja perawat yang baik akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang baik pula. Kinerja perawat dinilai oleh pasien itu sendiri. Menurut Syaiin (2008) kinerja perawat dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat dengan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan akan suatu kebutuhan pasien terpenuhi. Penelitian ini dihubungkan dengan teori keperawatan Myra Estrin Levine, dimana Myra Estrin Levine mengembangkan teori tentang model konservasi. Levine menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks. Perawat dan pasien dimaksudkan sebagai makhluk holistik dimana perawat dinilai secara kuantitas dan kualitas dalam bekerja dan pasien dilihat secara holistik yaitu secara bio, psiko, sosial, dan spiritual.

45

Levine mengatakan keperawatan adalah interaksi manusia. Perawat masuk ke dalam satu kemitraan dengan pasien dan berbagi pengalaman dengan setiap pasien. Teori Levine menyatakan bahwa perawat harus memiliki keterampilan yang baik untuk melaksanakan intervensi keperawatan, intervensi perawat mendorong adaptasi klien, dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan. Dikarenakan teori keperawatan Myra Levine yang menyatakan pandangan bahwa hubungan perawat dan pasien tergantung pada proses perawat yang didukung oleh adaptasi, menurutnya seorang perawat harus selalu mengobservasi, memberikan intervensi yang tepat sesuai perencanaandan mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien,sehingga hubungan kerja sama antara perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya tujuan kedua belah pihak.

46

BAB VII KESIMPULAN & SARAN

7.1 Kesimpulan 7.1.1

Kinerja perawat rawat jalan di Puskesmas Kolongan termasuk dalam kategori baik.

7.1.2

Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat di Puskesmas Kolongan termasuk kategori sudah merasa puas.

7.1.3

Ada hubungan yang signifikan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan.

7.2 Saran 7.2.1

Bagi Perawat Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan

kecerdasan

dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang dapat meningkatkan motivasi kerja perawat. 7.2.2

Bagi Puskesmas Diharapkan bagi puskesmas agar dapat melakukan pemantauan tingkat kepuasan pasien yang dapat dilakukan secara berkala dan hasil yang didapatkan melalui survey tersebut dipergunakan semaksimal mungkin untuk peningkatan mutu kinerja dan pelayanan puskesmas.

7.2.3

Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti pengaruh latihan kepemimpinan terhadap motivasi kinerja perawat dan meneliti pengaruh layanan kesehatan dalam bentuk bukti fisik kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati perawat yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien.

47

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, M. & Fitri, R. (2014). Hubungan Kinerja Perawat Dalam Pendokumentasian Askep dengan Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan yang Diberikan di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Solok tahun 2013. 'AFIYAH, 1(1). Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arwani & Supriyanto. (2006). Manajemen Bangsa Keperawatan. Jakarta: EGC Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Bagus, H. (2012). Makalah Etika Keperawatan Perawat Yang Baik Dan Profesional.Diaksespada 25 April 2016pukul 19.30 WITAhttp://www.hermanbagus.com/2012/06/makalah-etika-keperawatanperawat-yang.html Departemen Kesehatan RI. (2010). Kebijakan Pelayanan Keperawatan Surat Ketetapan /02/I/2010 RS Putri hijau Tk II Medan Depkes RI. (2002). Standar Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit. Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktoral Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Fahrul Razi. (2011). Abstrak: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Yang Berobat Ke Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh Tahun 2010. Banda Aceh. Hafizurrachman. (2004). Pengukuran Kepuasan Suatu Institusi Kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume 54. nomor 7. 283 – 288. Hilman G. (2015). Prinsip Konservasi Dalam Model Keperawatan Levine Revisi. Diakses pada 25 April 2016 pukul 20.07 WITA http://dokumen.tips/documents/prinsip-konservasi-dalam-modelkeperawatan-levine-revisi.html. Junadi, L.O.G. (2007). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Profil Kesehatan Indonesian 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan Implementasi, dan Pengendalian. (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat. Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya: Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: FKUI. Lumenta, B. (2000). Pelayanan Medis Citra Konflik dan Harapan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Mangkunegara. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.

48

Mulyono, H., Hamzah, A., dan Abdullah, Z. (2013). Faktor – faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja di Rumah Sakit Tingkat III Ambon: Jurnal AKK. Vol 2 No 1. Netti. (2015). Jurnal: H ubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Kartasura.Surakarta. Notoadmodjo, S. (2009). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Dalam

Praktik

Pabundu, T. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara Pohan Imbalo S. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta: EGC Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktek Edisi 4 Vol 1. Jakarta: EGC. Priyoto. (2014). Teori Sikap & Perilaku Dalam Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika. Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Satrianegara, F. (2014). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Stefan, M. M. (2013). Artikel Ilmiah:Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013. Jakarta. Suroso, J. (2011). Laporan Tesis, Hubungan Persepsi Tentang Jenjang Karir Dengan Kepuasan Kerja Dan Kinerja Perawat RSUD Banyumas 2011. Syaiin. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Tanjary. (2009). Hubungan Karakteristik Perawat dengan Kinerja Perawat. Jurnal Manajemen Keperawatan. Tuswulandari, H. (2004). Hubungan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Darurat RS. Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi Universitas Diponegoro. Usmara, A. (2003). Paradigm Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Amara Books. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

49

LAMPIRAN

50

Lampiran 1 CURRICULUM VITAE

Identitas Diri Nama

: Stela Fransiska Resubun

Nim

: 13161160

Tempat/Tgl Lahir

: Manado, 13 September 1994

Jenis Kelamin

: Perempuan

Nama Ayah

: Stephanus Resubun

Nama Ibu

: Flora Turangan

Agama

: Katolik

Alamat

: Paniki Bawah

Institusi Pendidikan

Tahun

SD Advent Timika Papua

2000-2006

SMP YPJ (Yayasan Pendidikan Jayawijaya) Timika Papua

2006-2009

SMA Katolik Santa Maria 1 Bandung

2009-2012

Universitas Katolik De La Salle Manado Sarjana Keperawatan

2012-2016

51

Riwayat Seminar dan Pelatihan

Tahun

Pelatihan BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support)

2016

Pelatihan PCEC (Pre College English Course)

2014

Test Business English Certificate (BEC)

2012

Pelatihan Pendidikan Aplikasi Komputer

2012

Motto “At the end of hardship comes happiness ☺”

52

Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN Judul: KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOLONGAN

Pengambilan data No Responden

:

Tanggal

:

I. Petunjuk pengisian : 1. Kuesioner ini terdiri dari 25 pertanyaan & peryataan mengenai kinerja perawat di Puskesmas Kolongan. 2. Pastikan jawaban yang Bapak/Ibu berikan benar-benar jujur dan sesuai dengan kenyataan. 3. Jawablah pertanyaan & pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda chek list (√) pada kolom jawaban yang telah disediakan. Jika ingin memperbaiki jawaban beri tanda (=) pada jawaban yang salah. IDENTITAS RESPONDEN: Nama (Inisial)

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Alamat

:

Pendidikan terakhir: Pekerjaan

:

53

KUESIONER TENTANG KINERJA PERAWAT

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jawaban

Pertanyaan

Ya

Apakah perawat memberikan penjelasan sebelumnya tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien? Apakah perawat menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan pasien dengan baik? Apakah perawat memberikan support kepada keluarga pasien dalam upaya pemeliharaan kesehatan pasien? Apakah

perawat

menunjukan

kesiapan

ketika

melakukan pelayanan keperawatan? Apakah perawat cepat dalam memberikan tindakan keperawatan? Apakah perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan jadwal pelayanan? Apakah perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien? Apakah perawat dapat bekerja sama dengan rekan kerjanya dengan baik? Apakah perawat bekerja sama dengan pasien dengan baik? Apakah perawat bekerja sama dengan keluarga pasien dengan baik?

54

Tidak

KUESIONER TENTANG KEPUASAN PASIEN Alternatif Jawaban: SS

= Sangat Setuju

S

= Setuju

TS

= Tidak Setuju

STS

= Sangat Tidak Setuju

No

Jawaban

Pernyataan

SS

1

Ruang pendaftaran dalam keadaan bersih.

2

Ruang tunggu dalam keadaan bersih.

3

Ruang pemeriksaan dokter dalam keadaan bersih.

4

Petugas kesehatan berpenampilan rapi dan bersih.

5

6

7

Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan bersih. Petugas kesehatan menjelaskan status kesehatan pasien dengan baik. Petugas kesehatan memberitahu cara perawatan penyakit pasien. Petugas

8

kesehatan

memberikan

informasi

prosedur pelayanan bagi pasien dengan baik dan jelas.

9

10

11 12

Petugas kesehatan mampu menangani keluhan pasien dengan baik. Petugas kesehatan menanggapi permintaan pasien dengan cepat. Petugas kesehatan sabar menanggapi permintaan pasien. Petugas kesehatan menjawab semua pertanyaan

55

S

TS

STS

yang ditanyakan pasien dengan baik. 13

14

15

Petugas

kesehatan

memberikan

kesempatan

kepada pasien dan keluarga untuk bertanya. Lingkungan sekitar puskesmas aman dari bahaya kendaran bermotor. Petugas kesehatan selalu bersikap sopan dalam melayani pasien.

56

Lampiran 3 FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN (Informed Consent)

Saya yang bernama Stela Fransiska Resubun adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada program S1 Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kinerja perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kolongan. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu/bapak untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu/bapak untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika ibu/bapak bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan. Identitas pribadi sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Ibu/bapal berhak untuk ikut atau tidak ikut berpartisipan tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian hari. Jika ada hal yang kurang dipahami ibu/bapak dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaannya menjadi partisipan dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Manado , Peneliti

Juni 2016

Responden

(Stela Fransiska Resubun)

(

57

)

lampiran 4

58

59

60

Lampiran 5 HASIL ANALISIS Case Processing Summary Cases Valid N Kinerja *

Missing

Percent 59

N

100.0%

Total

Percent 0

N

0.0%

Percent 59

100.0%

Kepuasan

Kinerja * Kepuasan Crosstabulation Kepuasan Kurang Puas

Total Puas

Count

3

3

6

Expected Count

.3

5.7

6.0

50.0%

50.0%

100.0%

100.0%

5.4%

10.2%

0

53

53

2.7

50.3

53.0

% within Kinerja

0.0%

100.0%

100.0%

% within

0.0%

94.6%

89.8%

3

56

59

3.0

56.0

59.0

5.1%

94.9%

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

Kurang baik % within Kinerja % within Kepuasan Kinerja Count Expected Count Baik

Kepuasan Count Expected Count Total

% within Kinerja % within Kepuasan

61

Chi-Square Tests Value

df

Asymp.

Exact Sig.

Exact Sig. (1-

Sig. (2-

(2-sided)

sided)

sided) Pearson Chi-Square

27.920a

1

.000

Continuity Correctionb

18.521

1

.000

Likelihood Ratio

15.401

1

.000

Fisher's Exact Test Linear-by-Linear

.001 27.446

1

.000

Association N of Valid Cases

59

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.31. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate Value

95% Confidence Interval Lower

For cohort Kepuasan =

.500

.225

Puas N of Valid Cases

59

62

Upper 1.113

.001

Lampiran 6 MASTER TABEL Kinerja Perawat NoResonden

Initial

Umur Pendidikan

Pekerjaan

Skor

Kategori

1

N. P

18

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

2

M. S

53

Sarjana

PNS

1

2

2

2

1

2

2

2

2

2

18

2

3

O. P

28

SMP

Tidak kerja

2

1

2

2

2

2

2

2

2

2

19

2

4

L. W

52

Sarjana

Swasta

1

2

1

1

1

2

1

2

2

2

15

1

5

P. R

32

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

6

L. K

48

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

7

O. W

58

SD

Wiraswasta

1

2

1

1

1

2

1

2

2

2

15

1

8

S. W

15

SMP

Tidak kerja

1

2

1

1

1

2

1

2

2

2

15

1

9

A. G

41

SMP

Swasta

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

10

O

30

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

11

Y. T

39

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

12

A. D

43

SD

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

13

M. M

23

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

14

L. S

33

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

15

O. R

20

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

63

16

M. K

44

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

17

F. G

37

SMA

Swasta

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

19

2

18

Y. R

62

SMA

Swasta

2

2

2

2

2

2

1

2

2

2

19

2

19

S. B

40

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

20

L. S

51

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

1

2

2

19

2

21

Y. B

60

SD

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

22

M. K

42

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

23

D. S

28

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

1

2

2

2

19

2

24

F. P

42

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

25

T. R

29

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

1

2

1

2

2

2

18

2

26

J. B

64

SMP

Swasta

1

2

1

1

1

2

1

2

2

1

14

1

27

M. T

31

SMP

Swasta

2

2

2

2

1

2

2

2

2

1

18

2

28

W

43

SMA

Tidak kerja

2

2

1

2

2

2

1

2

2

2

18

2

29

J. M

70

SD

Petani

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

30

L. M

74

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

31

R. M

54

Sarjana

PNS

1

2

2

2

2

2

1

2

2

2

18

2

32

L. H

64

SD

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

33

P. M

78

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

1

1

2

2

2

18

2

34

A. L

19

SMP

Tidak kerja

1

1

1

2

1

1

1

1

2

2

13

1

35

F. P

80

SMP

Petani

2

2

2

2

2

1

2

2

2

2

19

2

64

36

M. R

37

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

19

2

37

Y

21

SMA

Swasta

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

19

2

38

V. S

21

SMA

Tidak kerja

1

2

2

2

2

2

1

2

2

2

18

2

39

L. M

23

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

40

Y. M

42

SMA

Swasta

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

41

R. P

67

SMP

Swasta

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

42

T. W

50

SMA

PNS

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

43

E. W

45

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

44

C. N

46

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

45

C

26

SMA

Swasta

1

2

1

1

1

2

1

2

2

2

15

1

46

R. L

65

SMA

Wiraswasta

2

2

2

2

2

2

1

1

2

2

18

2

47

A. P

53

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

1

2

2

1

18

2

48

N. B

36

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

49

E. K

39

Sarjana

Swasta

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

50

U. K

33

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

51

Y. T

44

SMA

Swasta

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

52

D. T

65

SD

Tidak kerja

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

19

2

53

F. P

35

Diploma

Swasta

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

54

R

21

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

55

R

22

SMA

Swasta

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

65

56

C. T

15

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

57

R. P

66

SMP

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

58

S. A

33

SD

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

59

R. N

42

SMA

Tidak kerja

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

2

66

Kepuasan Pasien No Resonde

Initial

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

N. P

18

SMA

Tidak

Sko

Kategor

r

i

4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

56

2

n 1

kerja 2

M. S

53

Sarjana

PNS

4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4

51

2

3

O. P

28

SMP

Tidak

3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

55

2

kerja 4

L. W

52

Sarjana

Swasta

4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3

51

2

5

P. R

32

SMA

Tidak

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4

53

2

2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 1 3

38

1

3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4

50

2

kerja 6

L. K

48

SMA

Tidak kerja

7

O. W

58

SD

Wiraswast a

8

S. W

15

SMP

Tidak kerja

9

A. G

41

SMP

Swasta

3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3

49

2

10

O

30

SMA

Tidak

4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

47

2

67

kerja 11

Y. T

39

SMA

Tidak

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4

58

2

3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3

48

2

4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4

51

2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3

49

2

4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3

53

2

kerja 12

A. D

43

SD

Tidak kerja

13

M. M

23

SMA

Tidak kerja

14

L. S

33

SMP

Tidak kerja

15

O. R

20

SMA

Tidak kerja

16

M. K

44

SMP

Tidak kerja

17

F. G

37

SMA

Swasta

3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3

46

2

18

Y. R

62

SMA

Swasta

3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4

52

2

19

S. B

40

SMP

Tidak

3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4

52

2

4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4

56

2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

59

2

kerja 20

L. S

51

SMA

Tidak kerja

21

Y. B

60

SD

Tidak kerja

68

22

M. K

42

SMP

Tidak

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

57

2

4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 2

50

2

kerja 23

D. S

28

SMA

Tidak kerja

24

F. P

42

SMP

Tidak kerja

25

T. R

29

SMA

Tidak kerja

26

J. B

64

SMP

Swasta

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

44

2

27

M. T

31

SMP

Swasta

3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4

51

2

28

W

43

SMA

Tidak

3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3

47

2

kerja 29

J. M

70

SD

Petani

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3

58

2

30

L. M

74

SMP

Tidak

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

59

2

kerja 31

R. M

54

Sarjana

PNS

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

45

2

32

L. H

64

SD

Tidak

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

45

2

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3

46

2

3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 1 3

38

1

kerja 33

P. M

78

SMP

Tidak kerja

34

A. L

19

SMP

Tidak

69

kerja 35

F. P

80

SMP

Petani

3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4

49

2

36

M. R

37

SMP

Tidak

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

45

2

kerja 37

Y

21

SMA

Swasta

3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3

51

2

38

V. S

21

SMA

Tidak

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

kerja 39

L. M

23

SMA

Tidak kerja

40

Y. M

42

SMA

Swasta

4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4

55

2

41

R. P

67

SMP

Swasta

3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4

54

2

42

T. W

50

SMA

PNS

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

45

2

43

E. W

45

SMA

Tidak

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

kerja 44

C. N

46

SMP

Tidak kerja

45

C

26

SMA

Swasta

3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3

37

1

46

R. L

65

SMA

Wiraswast

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

45

2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

44

2

a 47

A. P

53

SMP

Tidak

70

kerja 48

N. B

36

SMA

Tidak

4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4

56

2

kerja 49

E. K

39

Sarjana

Swasta

3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4

51

2

50

U. K

33

SMA

Tidak

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60

2

kerja 51

Y. T

44

SMA

Swasta

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3

47

2

52

D. T

65

SD

Tidak

4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4

56

2

kerja 53

F. P

35

Diploma

Swasta

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

46

2

54

Ri.

21

SMA

Tidak

3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

58

2

kerja 55

Re.

22

SMA

Swasta

3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4

49

2

56

C. T

15

SMA

Tidak

3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

56

2

3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4

48

2

4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4

57

2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4

56

2

kerja 57

R. P

66

SMP

Tidak kerja

58

S. A

33

SD

Tidak kerja

59

R. N

42

SMA

Tidak kerja

71

72

Lampiran 7

73

74

75

76

77

78

Lampiran 8 TIMETABlE

Februari Kegiatan

1

Studi Literatur

2

Konsultasi Judul

3

Penyusunan Proposal

4

Ujian Proposal



5

Perbaikan Proposal



7 8

9

10 11

2

3 4 1

2

April

No

6

1

Maret 3

4

1 2





√ √

3

Mei 4

1 2



√ √

3

Juni 4 1

2

Juli

3 4 1 2 3 4

Agustus 1

2

3

4









√ √ √ √ √



Uji Validasi dan Reliability

√ √

Pelaksanaan Penelitian



Pengelolaan dan Analisa Data

√ √

Penyusunan Laporan Penelitian



Seminar Hasil Penelitian

√ √

Perbaikan Skripsi

79

80

Related Documents


More Documents from "Hidayat Hamtori"