PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kimia FAJRI LAHANE 0329 1411 019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KHAIRUN 2018
ABSTRAK Fajri Lahane, 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Pembimbing Nur Asbirayani Limatahu dan Sudir Umar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian pre-experimental dengan desain onegroup pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yang berjumlah 14 siswa, teknik pengambilan sampel yaitu secara sampling jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal essay sebanyak 10 item yang digunakana untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan digunakan lembar observasi untuk hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Didukung juga dengan angket tanggapan guru dan siswa terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E. Teknik analisis data adalah teknik analisis statistik deskriptif dan analisis statistik nonparametrik menggunakan SPSS 22. Hasil uji hipotesis diperoleh data signifikansi 0,001 < 0,005, Zhitung > Ztebel atau 3,297 > 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Untuk besar peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa diperoleh persentase ratarata nilai gain sebesar 81% dengan interpertasi tinggi. Sedangkan hasil analisis lembar observasi menunjukan hasil belajar ranah afektif mencapai rata-rata 67,6 dengan kriteria cukup dan hasil belajar ranah psikomotor mencapai rata-rata 67 dengan kriteria cukup. Didukung juga dengan tanggapan guru dan tanggapa siswa terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E diperoleh nilai rata-rata tanggapan guru 84% dan tanggapan siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 82%. Kata Kunci: Model pembelajaran Learning Cycle 5E, kemampuan berpikir kritis siswa, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, statistik deskriptif dan statistik nonparametrik, SPSS Versi 22
ii
ABSTRACT Fajri Lahane 2018. The influence of learning cycle 5E Model of student critical thinking ability on class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP in the solubility material and solubility result. Supervised by Nur Asbirayani Limatahu and Sudir Umar. This research aim is to know the influence of learning cycle 5E model of students critical thinking ability on the class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP. The solubility material and solubility result. The types of research used research of preexperimental with one group pretest-posttest design. This research population to the students of class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP, which consist of 14 students as the sample saturated. The instrument in this research essay question as many as 10 items to measure the students critical thinking by using observation sheet for affective and Psychomotor affective learning. Supported also by the questionnaire response of teacher and students to learning cycle 5E.the data analysis technique are descriptive statistical analysis and nonparametric statistical using SPSS 22. Hypothesis test result obtained by significance 0,001<0,005, Zcount >Ztable or 3,297> 1,96 shows that there is a significant influence of the use of learning cycle 5E to critical thinking skills of students of class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP on solubility material and solubility result. For the great improvement of students’critical thinking ability obtained an average percentage of gain value of 81% with high interpretation, while the result of analysis of observation sheet shows the result of learning affective field reaches average 67.6 with sufficient criteria and psychomotor learning achievement reaches average 67 with enough criteria. Supported also by teacher and student responses to learning cycle 5E model obtained the average score of teacher responses 84% and student responses 82%. Keywords: The 5E learning cycle model, students critical thinking ability, solubility material and solubility result, descriptive statistics and nonparametric statistics, SPSS 22.
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: 1.
“..sesungguhnya
sesudah
kesulitan
(KONDISI)
itu
ada
kemudahan
(PELUANG). Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain” (QS. Asy-Syarh: 6-7). 2.
“Barang siapa dikehendaki oleh Allah mendapat kebaikan, ia akan diberikannya cobaan” (HR Bukhari Muslim).
3.
Jika jalanmu penuh kegelapan dan engaku melihat setitik cahaya di hadapanmu maka kejarlah cahaya itu, jangan penah engkau berhenti meskipun engkau harus gugur dalam usah terbaikmu.
PERSEMBAHAN: Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, Terima kasih serta penuh cinta sayang penulis kepada: 1.
Ayahanda dan ibunda tercinta (Lahane Usman dan Wa Ode Meliati), yang telah memberikan limpahan kasih sayang, membesarkan, mendidik, mendoakan, memberikan semangat, membimbing, bekerja keras untuk membiayai, memberi dorongan dan motivasi, serta pengorbanan yang tiada terkira kepada penulis.
2.
Neneku yang tecinta (Halimani dan Wa Ode Boku) yang juga telah banyak membantu dan memberikan dorongan motivasi kepada penulis.
3.
Kedua pembimbing (Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd., M.Si. dan Bapak Sudir Umar, S,Si. M.Si.) yang senantiasa selalu sabar memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang terbaik kepada penulis.
4.
Sahabat-sahabatku (Afifa Neneng Sarofa, Firawati Majid dan Asraf Tengku Ali) yang selalu membantu dan memberikan semangat yang terbaik kepada penulis.
5.
Almamaterku tercinta program studi pendidikan kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Khairun.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Khairun. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Husen Alting, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Khairun. 2. Bapak Dr. Abdulrasyid Tolangara, S.Si., M.Si., selaku dekan FKIP Universitas Khairun yang telah memberikan izin penelitan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Yahya Hairun, S.Pd., M.Si. selaku ketua jurusan MIPA. 4. Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. 5. Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd., M.Si, selaku Pembimbing I dan Bapak Sudir Umar, S.Si., M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Drs. H. Abdul Rasid Saraha, M.Si.,selaku Penguji I, Bapak Ahmad Muchsin Jayali, S.Si., M.Si., selaku Penguji II dan Bapak Khusna Arif Rakhman, S.Si., M.Sc., selaku Penguji III yang telah memberikan arahan dan saran yang terbaik guna kelengkapan skripsi ini. 7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia : Bapak Drs. H. Abdul Rasid Saraha, M.Si., Bapak Dr. H. Muhammad Amin, M.Eng., Bapak Indra Cipta, S.Si., M.Sc. Bapak M. Hidayat J.M., S.Si., M.Sc., Selaku Dosen dan Penasehat Akademik, Bapak Muliadi S.Si., M.Si., Ibu Khadijah, S.Si., M.Si, Ibu St. Hayatun Nur Abu, S,Pd,. M.Pd., Ibu Nurfatimah Sugrah, S.Pd., M.Pd., Ibu Nurul Aulia Rahman, S.Pd., M.Pd., Ibu Elsa Sriwahyuni, S.Pd., M.Pd. yang telah mencurahkan waktu dan membekali ilmu kepada penulis selama di bangku perkuliahan. 8. Pegawai tata usaha Ibu Nursan Hasan S.Pd dan Bapak Witharsa Y. Djama, S.Pd dan Teknisi Laboratorium Ibu Nurbaeti Kumendong, S.Si. Program Studi Pendidikan Kimia yang telah membantu penulis dalam penyelesaian administrasi dan kegiatan praktikum selama di bangku perkuliahan. 9. Seluruh staf dosen dan tata usaha di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun. viii
10. Bapak Muhajir Salama, S.Pd., selaku kepala SMA Muhammadiyah 4 TIKEP. Ibu Nofita Asal, S.Pd., selaku guru bidang studi kimia beserta staf guru dan tata usaha serta para siswa-siswi SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yang telah memberikan izin dan turut membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 11. Ayahanda dan ibundaku tercinta Lahane Usaman dan Wa Ode Muliyati yang selalu mendoakan, memberikan bimbingan, dan motivasi yang terbaik serta Nenekku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil. 12. Teman-teman angkatan 2014, PPL II dan KUBERMAS yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat pada penulis dalam penyusunan skripsi ini, 13. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyusun skripsi ini. 14. Almamaterku tercinta tempat penulis menuntut ilmu. Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amiin. Ternate, 20 Agustus 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................... ii ABSTRACK ................................................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3 C. Batasan Masalah............................................................................... 4 D. Rumusan Masalah ............................................................................ 4 E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian............................................................................ 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 7 A. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E ........................................... 7 B. Kemampuan Berpikir Kritis .............................................................. 9 C. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan .................................................. 10 D. Hipotesis .......................................................................................... 15 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 16 A. Jenis Penelitian ................................................................................ 16 B. Waktu Dan Tempat Penelitian .......................................................... 16 C. Populasi dan Sampel......................................................................... 17 D. Variabel Penelitian ........................................................................... 17 E. Prosedur Penelitian ........................................................................... 17 F. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 20 G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 27 A. Hasil Penelitian ................................................................................ 27 B. Pembahasan...................................................................................... 37 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 64 A. Kesimpulan ...................................................................................... 64 B. Saran ................................................................................................ 65 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66 LAMPIRAN–LAMPIRAN ........................................................................... 69 RIWAYAT PENDIDIDKAN ........................................................................ 201 x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10
Halaman Indikator Kemamapuan Berpikir Kritis ......................................... 10 Konstanta Hasil Kali Kelarutan ..................................................... 12 Hubungan Antara Ksp dan Kelarutan ........................................... 13 Desain Penelitian One-Grup Pretest-Posttest Design .................... 16 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Learning Cycle 5E ................. 19 Hasil validasi soal tes kognitif kemampuan berpikir kritis ............ 20 Angket Tanggapan Guru ............................................................... 22 Angket Tanggapan Siswa.............................................................. 22 Panduan Pemberian Skor Pada Skala Likert .................................. 22 Klasifikasi Standart Gain.............................................................. 24 Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik.................................. 25 Kriteria Pemberian Skor Angket Skala Likert................................ 26 Hasil Validasi Nilai Rata-Rata Soal .............................................. 27 Analisis Deskripsi Hasil Pretest .................................................... 28 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ................................... 29 Hasil Kolmogorov-Smirnov Test Hasil Belajar Siswa .................... 30 Hasil Uji Hipotesis Uji Wilcoxon .................................................. 31 Hasil Analisis Nilai Gain Per Indikator ........................................ 32 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Afektif ............................. 33 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Psikomotorik..................... 34 Hasil Analisis Angket Tanggapan Guru ........................................ 35 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa ....................................... 36
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gamvar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7
Halaman Hasil Belajar Rata-Rata Pretest dan posttest ............................. 29 Hasil Ketuntasan Belajar .......................................................... 30 Persentase Nilai Gain Tiap Indikator ........................................ 32 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator .................................. 33 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator .................................. 34 Hasil Persentase Angket Tanggapan Guru ................................ 36 Hasil Persentase Angket Tanggapan Siswa ............................... 37
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3a. Lampiran 3b. Lampiran 3c. Lampiran 3d. Lampiran 3e. Lampiran 3f. Lampiran 4a. Lampiran 4b. Lampiran 4c. Lampiran 4d. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8a. Lampiran 8b. Lampiran 8c. Lampiran 8d. Lampiran 9a. Lampiran 9b. Lampiran 9c. Lampiran 9d. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14.
Halaman Silabus Pembelajaran ............................................................... 69 Pemetaan Standar Isi ................................................................ 72 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1....................................... 75 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2....................................... 81 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3....................................... 87 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4....................................... 92 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5....................................... 99 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 6....................................... 105 Lembar Kerja Siswa (LKS 1) ................................................... 111 Lembar Kerja Siswa (LKS 2) ................................................... 116 Lembar Kerja Siswa (LKS 3) ................................................... 122 Lembar Kerja Siswa (LKS 4) ................................................... 126 Kisi-Kisi Soal Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Sebelum Divalidasi) ................................................................ 130 Instrumen Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Sebelum Divalidasi) ............................................................................... 133 Kunci Jawaban dan Skor Instrumen Soal (Sebelum Divalidasi) 137 Instrument Validasi Soal Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Validator 1) ............................................................ 146 Rekapitulasi Validasi Soal Validtor 1 ....................................... 148 Persentase Validasi Soal Validtor 1 .......................................... 149 Surat Keterangan Validator 1 ................................................... 151 Instrument Validasi Soal Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Validator 2) ............................................................ 152 Rekapitulasi Validasi Soal Validtor 2 ....................................... 154 Persentase Validasi Soal Validtor 2 .......................................... 155 Surat Keterangan Validator 2 ................................................... 157 Kisi-Kisi Instrumen Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Setelah Divalidasi) .................................................................. 158 Instrumen Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Setelah Divalidasi) ............................................................................... 160 Kunci Jawaban dan Skor Instrumen Soal (Setelah Divalidasi) .. 163 Data Mentah Pretest ................................................................. 170 Data Mentah Posttest ............................................................... 172
xiii
Lampiran 15. Data Mentah Hasil Belajar ....................................................... Lampiran 16. Uji Normalitas.......................................................................... Lampiran 17. Uji Hipotesis (Uji Wilcoxon) .................................................... Lampiran 18. Data Nilai Gain ........................................................................ Lampiran 19. Kisi-Kisi Penilaian Afektif ...................................................... Lampiran 20. Instrumen Penilaian Afektif ..................................................... Lampiran 21. Persentase Nilai Afektif Tiap Skor ......................................... Lampiran 22. Kisi-Kisi Penilaian Psikomotorik ............................................. Lampiran 23. Instrumen Penilaian Psikomotorik ............................................ Lampiran 24. Persentase Nilai Psikomotorik Tiap Skor .................................. Lampiran 25a. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru ............................................ Lampiran 25b. Angket Tanggapan Guru .......................................................... Lampiran 26. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru ...................................... Lampiran 27. Persentase Angket Tanggapan Guru ......................................... Lampiran 28a. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa .......................................... Lampiran 28b. Angket Tanggapan Siswa ........................................................ Lampiran 29. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa ..................................... Lampiran 30. Persentase Angket Tanggapn Siswa.......................................... Lampiran 31. Dokumentasi ............................................................................
xiv
174 175 176 177 178 179 181 182 183 185 186 187 189 190 192 193 195 196 198
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Materi kimia dianggap sulit oleh siswa SMA di karenakan materi kimia banyak memuat konsep-konsep dan perhitungan kimia yang bersifat abstrak (Ismawati, 2017). Salah satu materi kimia yang sulit untuk dipahami adalah kelarutan dan hasil kali kelarutan, karena untuk memahami materi ini terlebih dahulu harus mengusai perhitungan dasar kimia, persamaan reaksi dan konsep kesetimbangan kimia. Hal ini yang menjadikan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan menjadi lebih sulit untuk dipahami. Berdasarkan hasil observasi awal serta wawancara guru mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP,
diperoleh informasi
bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Siswa jarang mengemukakan pendapat ataupun bertanya kepada guru sehingga proses pembelajaran terkesan berjalan satu arah dari guru ke siswa. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara siswa kelas XII IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP, juga diperoleh informasi bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, sehingga menyebabkan banyak siswa yang masih belum mencapai kriteria kentuntasan minimal (KKM) sebanyak 67%.
2
Rendahnya hasil belajar siswa tentunya disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal meliputi minat, kesiapan siswa dan faktor eksternal diataranya adalah penggunaan model pembelajaran
yang kurang bervariasi sehingga
menyebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dan juga siswa cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, hal ini menimbulkan dugaan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih dianggap rendah. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah diatas tentunya kita membutuhkan model pembelajaran yang mengajak siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran Lerning Cycle 5E. Menurut Harjono, dkk (2017) model pembelajaran ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, diamana siswa diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif dalam mempelajari materi baik secara individu maupun secara kelompok. Model pembelajaran Lerning Cycle 5E sangat sesuai dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, karena proses pembelajaran pada tahapan exploration siswa diwajibkan untuk melakukan analisis dan menerapan konsep pada tahapan elaboration kemudian melakukan evaluasi diakhir pembelajaran. Dengan demikian maka diharapkan kemampuan berfikir kritis siswa juga dapat meningkat.
3
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Saputro, dkk (2017) menyatakan bahwa Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono, dengan Hasil analisis kemampuan berpikir kritis siswa yang berkategori tinggi sebesar 83,33%. Persentase ketuntasan siswa aspek pengetahuan sebesar 63,33% dan penilaian aspek sikap mencapai 100% siswa berkategori minimal baik. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soeprodjo dkk (2008) diperoleh kesimpulan, ada pengaruh positif penggunaan model learning cycle terhadap hasil belajar peserta didik dalam materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarakan uraian diatas peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Lerning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan”. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi diantaranya: 1. Proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah 2. Hasil belajar siswa banyak yang tidak mencapai kriteria kentuntasan minimal (KKM).
4
3. Model pembelajaran yang
digunakan tidak mendukung siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. C.
Batasan Masalah Untuk membatasi agar penelitian ini tidak meluas, berdasarkan identivikasi masalah di atas maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya dibatasi pada penilain kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Lerning Cycle 5E
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E tehadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ? 2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E tehadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ? 3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis pada aspek afektif dan psikomotorik siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
5
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan
berpikir
kritis
siswa
kelas XI
IPA SMA
Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan
berpikir
kritis
siswa
kelas XI
IPA SMA
Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis pada aspek afektif dan psikomotorik siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan? F.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritik a. Memberikan sumbangsi pemikiran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa b. Memberikan variasi dalam bimbingan belajar dan hasil belajar atau prestasi. c. Sebagai informasi penting dalam menerapkan model pembelajaran kususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
6
2. Manfaat secara praktik a. Bagi siswa, siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, ikut aktif dan kreatif serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilannya
dalam
pembelajaran
untuk
meningkatkan pemahamannya terhadap konsep kimia. b. Bagi guru, dapat merangsang guru agar dapat mengembangkan proses pembelajaran dengan model pembelajaran Lerning Cycle 5E c. Bagi peneliti, dapat menyelesaikan penelitian dan studi akhir serta sebagai pegangan untuk masa yang akan datang.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Model pembelajaran Lerning Cycle 5E Model pembelajaran learning cycle menurut Fajaroh (2008) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan serangkaian tahap-tahap kegiatan pembelajaran yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif. Soeprodjo dkk. (2008) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran learning cycle merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk aktif mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuan dengan melalui lima tahapan pembelajaran yakni Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration dan Evaluation. Model pembelajaran learning Cycle 5E merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan melalui lima tahapan pembelajaran yakni Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration dan Evaluation, dimana setiap tahapan pembelajaran siswa dituntut untuk berperan aktif. 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Lerning Cycle 5E Model pembelajaran Lerning Cycle 5E Menurut Nurhayat, dkk, (2013) memiliki lima tahapan yaitu tahap Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration dan Evaluation. Kelima tahap tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
8
a. Tahap membangkitkan minat (Engagement) pada tahap ini guru menyiapkan atau mengkondisikan siswa untuk belajar, membangkitkan minat siswa dengan mengajukan pertanyaan tertang materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. b. Tahap menyelidiki (Exploration) pada tahap ini siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru tanpa pengajaran langsung dari guru. Siswa mempelajari konsep sendiri dari berbagai sumber yang dimiliki dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator. c. Tahap menjelaskan (Explanation) Pada tahap ini siswa menjelaskan konsep hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka sendiri, menunjukkan bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, serta membandingkan argumen yang mereka miliki dengan argumen dari siswa lain. d. Tahap memperluas (Elaboration) pada tahap ini siswa mengaplikasikan konsep yang mereka dapatkan untuk menyelesaikan soal - soal pemecahan masalah. e. Tahap evaluasi (Evaluation) dapat dilakukan melalui pemberian tes (quiz) atau question di akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.
9
2. Kelebihan Model Pembelajaran Lerning Cycle 5E Menurut Fajaroh (2008) menjelaskan model pembelajaran Learning Cycle 5E memiliki beberapa kelebihan diantaranya: a. Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pembelajaran yang telah mereka dapatakan sebelumnya. b. Memberikan
motivasi kepada
siswa
untuk
lebih
aktif dalam
pembelajaran dan menambah rasa keingintahuan. c. Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang mereka pelajari. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari. B.
Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ismail (2016) mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan
sebuah
proses
terorganisasi
yang
memungkinkan
siswa
mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Nudia (2013) juga menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan proses berpikir yang dapat meningkatkan intelektual kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
dan
Annisa (2017)
menjelaskan bahwa Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dalam pengambilan keputusan melalui tahapan observasi, analisis, dan kesimpulan suatu permasalahan.
10
Menurut Ennis (1985) menjelaskan bahwa terdapat enam aspek kemampuan berpikir kritis siswa yang terbagi atas dua belas indikator, seperti pada tebel 2.1. Tabel 2.1 Indikator kemampuan berpikir kritis Aspek Berpikir Kritis Indikator Memberikan penjelasan sederhana Memfokuskan pertanyaan Menganalisis pertanyaan Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan Membangun keterampilan dasar Mempertimbangkan sumber apakah dapat dipercaya atau tidak Mengobservasi dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan menentukan hasil pertimbangan Memberikan penjelasan lebih Mendefinisikan istilah dan lanjut mempertimbangkan suatu defenisi Mengindentifikasi asumsi Mengatur startegi dan taktik Mementukan suatu tindakan Berinteraksi dengan orang lain (Rahayu, S. dkk 2016) Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam mengabil sebuah keputusan dengan terampil melalui serangkaian tahapan ilmiah meliputi
opservasi,
analisis
dan
membuat
suatu
kesimpulan
dalam
menyelesaikan sebuah masalah untuk meningkatakan kemampuan siswa. C.
Kelarutan dan hasil kali kelarutan Tidak semua garam dapat larut dalam air.Banyak garam-garam yang kurang larut bahkan dapat dikatakan tidak larut di dalam air.Walaupun tampaknya tidak
11
larut, sesungguhnya masih ada sebagian kecil dari garam-garam itu yang dapat larut dalam air. Kelarutan garam-garam ini membentuk kesetimbangan dengan garam-garam yang tidak larut. 1. Kelarutan (s) Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Terdapat dua kuantitas yang menyatakan kelarutan suatu zat yaitu: kelarutan molar, jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (mol per liter) dan kelarutan yaitu gram zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (gram per liter). Biasanya dengan mengetahui kelarutan molar (mol/L) kita dapat menghitung kelarutan dalam gram/L, begitupun sebaliknya. Misalanya kita mengetahui kelarutan kalsium sulfat (CaSO4) berdasarakan percobaan adalah 0,5 gram/L. biasanya untuk mengetahui nilai Ksp suatu larutan kita terlebih dahulu mengubah kelarutan gram/L menjadi kelarutan mol/L dengan cara sebagai berikut: kelarutan CaSO4 mol/L =
0,5 gram CaSO4 1 mol CaSO4 × = 3,6x10 1 L larutan 136,2 gram CaSO4
mol/L
(Chang R, 2004) 2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Jika senyawa yang sukar larut misalnya AgCl dilarutkan kedalam air, secara kasat mata kita melihat bahwa senyawa tersebut tidak larut dalam air.
12
Akan tetapi sebenarnya ada sebagian kecil senyawa tersebut yang larut dan membentuk kesetimbangan ion dengan yang tidak larut. AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Karena garam AgCl diangap sebagai elektolit kuat, semua AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstan. Jadi kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai berikut: Kc [AgCl] = Ksp = [Ag+][Cl-] Dimana Ksp disebut sebagai konstanta hasil kali kelarutan atau, ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion penyusunnya, di mana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya dalam persamaan kesetimbangan (Syukri, 1999). Tabel 2.2 konstanta hasil kali kelarutan senyawa pada suhu 25 ‘C Senyawa Ksp Senyawa Ksp -33 Al(OH)3 2,0 X 10 PbS 7,0 X 10-27 -9 BaCO3 8,1 X 10 Mg(OH)2 1,2 X 10-11 BaCrO4 2,4 X 10-10 MgC2O4 8,6 X 10-5 -6 BaF2 1,7 X 10 Mn(OH)2 4,5 X 10-14 BaSO4 1,5 X 10-9 MnS 7,0 X 10-14 -29 CdS 3,6 X 10 Hg2Cl2 2,0 X 10-21` -9 CaCO3 9,0 X 10 HgS 1,6 X 10-54 CaF2 1,7 X 10-10 NiS 2,0 X 10-21 (Syukri, 1999)
13
3. Hubungan Kelarutan (s) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk larutan elektrolit dapat dinyatakan dalam tebel berikut:
Senyawa AgCl
Tebel 2.3 Hubungan antara Ksp dan Kelarutan (s) Persamaan Katio Anio Hubungan antara Ksp dan s ksp n n + [Ag ][Cl ] s s Ksp = s2;s = (Ksp)1/2 s
Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
s
Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
PbF2
[Ba2+][SO4- s 2 ] [Ag+]2[CO32 2s ] [Pb2+][F-]2 s
2s
Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
Al(OH)3
[Al+3][OH-]3 s
3s
Ksp = 27s4;s = (Ksp/27)1/4
Ca3(PO4)
[Ca2+]3[PO4 3- 2 ]
2s
Ksp = 108s5;s = (Ksp/108)1/5
BaSO4 Ag2CO3
2
3s
(Chang R, 2004) 4. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengendapan senyawa inonik dari larutan terjadi apabila hasil kali ion melebihi Ksp zat tesebut. Dalam larutan jenuh AgCl, contohnya hasil kali ion [Ag+][Cl-] tentu saja sama dengan Ksp. Selain itu stoikiometri sederhana menyatakan bahwa [Ag+]=[Cl-]. Namun kesamaan ini tidak selalu terjadi dalam setiap setuasi. Misalkan kita mengkaji larutan yang mengandung dua zat terlarut yang memiliki ion senama, katakan saja, AgCl dan AgNO3. Selain penguraian AgCl, proses berikut juga menambah konsentrasi total ini perak dalam larutan:
14
AgNO3 (s) H2O Ag+ (aq) + NO3-(aq) Jika AgNO3 ditambahakan pada larutan AgCl jenuh, meningkatnya [Ag+] akan membuat hasil kali ion lebih besar dari pada hasil kali kelarutan: Q = [Ag+]0[Cl-]0 > Ksp Untuk kembali ke kesetimbangan, sebagian AgCl akan terendapkan dari larutan, sebagaimana diprediksi oleh asas Le Chatelier, sampai hasil kali ion sekali lagi sam dengan Ksp. Efek penambahan ion senama, dengan demikian, menurunkan kelarutan garam (AgCl) dalam larutan. 5. Reaksi Pengendapan Dalam larutan elektrolit kuat terdapat beberapa jenis ion baik ion positif maupun ion negatif. Untuk berbagai keperluan sering kali kita ingin mengambil atau menghilangkan ion tertentu. Dalam proses industri bisanya untuk
mendapatakan
senyawa
tertentu
dapat
dilakukan
dengan
menyesuaikan konsentrasi ion sampai hasil kali ion melampaui hasil kali kelarutan (Ksp) sehingga senyawa tesebut bebentuk endapan dalm larutan. Jika larutan belum jenuh tentu harga Qc lebih kecil daripada harga Ksp. Sebaliknya jika Qc lebih besar daripada Ksp, hal ini berarti larutan itu lewat jenuh, sehingga akan mengendap. Jika Qc < Ksp, maka larutan belum jenuh ( tidak terjadi endapan). Jika Qc = Ksp, maka larutan tepat jenuh (tidak terjadi endapan). Jika Qc> Ksp, maka larutan lewat jenuh (terjadi endapan)
15
D. Hipotesis Penelitian Ha : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
16
BAB III METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah desain Pre-experimental design tipe onegroup pretest-posttest design. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel jenuh dimana semua semua populasi siswa kelas XI IPA dijadikan sebagai sampel. Tabel 3.1 One-group pretest-posttest design O1 X O2
Keterangan: X = Kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ProjectBased Learning O1 = Nilai pretest sebelum diberikan model pembelajaran Lerning Cycle 5E O2 = Nilai posttest setelah diberikan model pembelajaran Lerning Cycle 5E (Sugiono, 2015) B.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Muhammadiyah 4 TIKEP, dilaksanakan kurang lebih 1 bulan pada bulan mei dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jam pelajaran di sekolah.
17
C.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yang berjumlah 14 siswa. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh dimana populasi siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP, dijadikan sebagai sampel penelitian sebanyak 14 siswa (Sugiyono, 2015: 124).
D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis 2. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Lerning Cycle 5E E.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam proses penelitian ini diantaranya, sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a. Melakukan observasi awal dengan teknik wawancara tehadap guru kimia dan siswa kelas XII IPA dengan tujuan untuk mengumpulkan data
18
awal yang dibutuhkan serta mengetahui kesediaaan sekolah untuk dilakukannya penelitian. b. Menentukan populasi dan sampel penilitian, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang berjumlah 20 orang siswa dan sampel penelitian ini adalah sampel jenuh diamana seluruh siswa kelas XI IPA berjumlah 20 orang siswa dijadiakan sebagai sampel. c. Membuat instrument tes, instrument tes berupa soal dalam bentuk essay sebanyak 15 nomor soal. d. Validasi soal oleh tim pembimbing dan penguji. e. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP, LKS dan bahan ajar). 2. Tahap Pelaksanaan a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Lerning Cycle 5E pada mata pelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. c. Memberikan posttest pada kelas eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa meliputi kemampuan berpikir kritis siswa. d. Membagikan angket kepada guru dan masing-masing siswa dengan tujuan untuk mengetahui ketertarikan menggunakan model pembelajaran Lerning Cycle 5E.
19
Tabel 3.2 Tahap-tahap model pembelajaran Lerning Cycle 5E Tahap Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Guru membangkitkan minat belajar siswa dengan Tahap 1
mengajukan pertanyaan agar siswa dapat menjawab dan
Engagement
menjelaskan (C2) pertanyaan tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok agar
Tahap 2 Exploration
siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Guru membimbing siswa dalam diskusi, agar siswa dapat menjelaskan pertanyaan
Tahap 3 Explanation
hasil temuan kelompoknya
dengan kata-kata mereka sendiri
kemudian kelompok
lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan. Guru menujuk salah satu siswa untuk maju dan
Tahap 4
menjawab soal latihan didepan kelas, agar siswa dapat
Elaboration
memahami (C3) dan membuat deduksi dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan.
Tahap 5
Guru memberikan evaluasi melalui pemberian tes (quiz)
Evaluation
di akhir pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami (C2) materi kelarutan dan hasil kali kelarutan .
20
F.
Tehnik Pengumpulan Data 1. Teknik Tes (Kemampuan Berpikir Kritis) Teknik tes digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan mengukur
kemampuan
berfikir
kritis
siswa
berdasarkan
indikator
kemampuan berfikir kritis. Sebelum dilakukan pritest dan posttest terlebih dahulu soal divalidasi untuk mengetahui kelayakan isi soal. Validasi soal yang divalidasi oleh ahli sebanyak 15 soal dalam bentuk essay. Validasi soal terdapat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Validasi soal tes kognitif kemampuan berpikir kritis Instrumen Jumlah Soal yang di gunakan Soal yang dibuang Nomor Validasi 15 1,3,4,7,8,9,10, 11,12, 2,5,6,14, dan 15 soal dan 13 2. Observasi a. Ranah Afektif Ranah afektif dinilai dengan menggunakan lembar observasi. Beberapa indikator penilaian untuk ranah afektif kelas eksperimen sebagai berikut: 1)
Selalu menjelaskan dan menerima (A1)
materi pembelajaran
dengan baik 2)
Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menentukan dan membentuk sikap (A3) karakter yang baik.
3)
Selalu memberikan alternative dan berpartisipasi (A2) dalam mengerjakan tugas dengan baik.
21
4)
Saling menghargai dan menerima (A1) teman yang berbeda agama, suku, ras dan gender.
5)
Selalu menghargai dan menghormati (A5) orang yang lebih tua.
b. Ranah psikomorik Teknik untuk memperoleh hasil penilaian ranah psikomotorik siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Beberapa indikator penilaian untuk ranah psikomotorik kelas eksperimen sebagai berikut : 1) Siswa mempersiapkan diri agar mampu mengumpulkan data dan mengadakan (P1) dengan baik. 2) Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan diri (P2) dengan baik. 3) Siswa mampu menjelaskan pertanyaan serta kreatif (P7) dalam berkomunikasi antar teman kelompok 4) Siswa mampu merumuskan pertanyaan dan membimbing (P3) dalam kelompok 3. Teknik non-tes (angket) a. Angket Tanggapan Guru Untuk mencari tahu tanggapan guru terhadap kelas diberi penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan instrument
angket.
Angket yang digunakan adalah skala liker dengan jenis pernyataan berupa pernyataan negetif dan positif. Indikator yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.4.
22
Tabel 3.4 Indikator Angket Tanggapan Guru No 1 2 3
Indikator Tanggapan Guru Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah guru dalam melakukan proses pembelajaran dikelas. Model pembelajaran Learning Cycle 5E menambah semangat mengajar guru didalam kelas Model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat pembelajaran dikelas menjadi menarik dan menyenangkan.
b. Angket Tanggapan siswa Angket tanggapan siswa juga merupakan angket skala liker dengan jenis pernyataan negatif dan pernyataan positif dengan indikator yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Indikator Angket Tanggapan Siswa No Indikator Tanggapan Siswa Model pembelajaran Learning Cycle 5E menambah pengetahuan 1 dan minat belajar siswa Model pembelajaran Learning Cycle 5E mempermudah siswa 2 dalam belajar dan cepat memahami materi pembelajaran Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan 3 minat dan kemampuan berpikir kritis Tabel 3.6 Panduan Pemberian Skor Angket Skala Likert Skor Tiap Item Alternatif Jawaban Pernyataan Pernyataan Negatif Posistif Sangat Setuju 1 5 Setuju 2 4 Ragu-ragu 3 3 Tidak Setuju 4 2 Sangat Tidak Setuju 5 1 (Sugiyono, 2015: 136)
23
G.
Teknik analisis data 1. Teknis Tes (Kemampuan Berpikir Kritis) Data hasil penelitian ini berupa data hasil belajar siswa.Sesuai dengan desain penelitian dan hipotesis yang diajukan. Analisis yang digunakan adalah SPPS versi 22. Dimana pengujian ini menggunakan tingkat signifikasi 0,05 (secara default SPPS sudah menggunakan signifikansi 0,05). a.
Analisis Deskritif Analisis
deskritif
dalam
penelitian
dilakukan
untuk
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksut membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015: 208). b.
Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan Statistical Package Social Science (SPSS) versi 22 dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Syarat pengujian ini yaitu, data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan > 0,05 (Priyanto, 2009:80). Setelah dilakukan uji prasyarat dan data dinyatakan normal, kemudian data diuji dengan statistic inferensial pada SPPS versi 21 (uji Paired Samples T Test).
c.
Uji Hipotesis Setelah data dinyatakan normal, kemudian data diuji dengan statistik uji Paired Samples T Test. Kriteria pengujian adalah: jika –ttabel ≤ thitung maka H0 diterima, dan jika thitung < ttabel atau thitung >ttabel maka H0
24
ditolak sedangkan berdasarkan signifikansi, jika > 0.005, maka H0 diterima dan signifikansi < 0.005, maka H0 ditolak (Priyanto, 2009:81). Apabila data tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji non parametrik dengan Uji Wilcoxon. Dimana signifikans jika > 0.005, maka H0 diterima dan signifikansi < 0.005, maka H0 ditolak, sedangkan jika –ttabel ≤ thitung maka H0 diterima, dan jika thitung < ttabel atau thitung >ttabel maka H0 ditolak (Santoso, 2012:120). d.
Uji Nilai Gain Untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, maka harus dilakukan analisis standar gain dengan rumus pada Persamaan 3.1. −
=
× 100%
(3.1)
(Duran dalam Roini, C., 2012) Tabel 3.7 Klasifikasi Standard gain Interval Interprestasi g ≥ 70%
Tinggi
30% < g < 70%
Sedang
g ≤ 30%
Rendah (Yamin, 2016)
2. Observasi Analisis data untuk penilaian afektif dan psikomotorik digunakan dengan presentase penilaian lembar observasi sebagai berikut : Nilai =
x 100 %
(3.2)
25
Tabel 3.8 Kriteria penilaian Afektif dan Psikomotorik Presentase Kriteria < 60% Tidak Baik 60% - 70% Kurang Baik 71% - 80% Cukup Baik 81% - 90% Baik 91% - 100% Sangat Baik (Yamin , 2016) 3. Teknik Non-Tes (Angket) a.
Analisis Angket Tanggapan Guru dan Siswa Skala pengukuran yang digunakan dalam angket respon siswa dan guru terhadap pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diukur menggunakan pengukuran skala liker dan dianalisis menggunakan Persamaan 3.3, dan 3.4.
SRPS
F x SK N
(3.3)
Keterangan: SRPS
= Skor rata-rata perolehan siswa
N
= Jumlah frekuensi atau responden
F
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
SK
= Skor kriteria
TP
Jumlah total Skor Tiap Item Skor Ideal
(3.4)
26
Untuk kriteria pemberian skor pada setiap item pernyataan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Kriteria Pemberian Skor Angket Skala Liker Skor Tiap Item Alternati jawaban Pernyataan positif Pernyataan negative Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat tidak Setuju
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 (Sugiyono, 2015: 136)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pre-experimental yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada siswa kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2017/2018 dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini hanya menggunakan 1 kelas yaitu kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Lerning Cycle 5E. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 1. Teknik Tes (Kemampuan Berfikir Kritis) Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan validasi soal dengan menggunakan validasi isi. Instrumen soal berbentuk essay sebanyak 15 item yang divalidasi oleh dua orang dosen yang terdiri dari dosen pembimbing I dan dosen penguji I. Tabel 4.1 Hasil Validasi Nilai Rata-Rata Soal Nilai No Aspek Yang dinilai Validator Validator Rata-Rata I II 1. Materi soal 75% 75% 75% 2. Bahasa 75% 83% 79% 3. Kontruksi 75% 83% 79% 100% 4. Waktu pengerjaan soal 100% 100% Rata-rata keseluruhan 83% (Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)
28
Berdasarkan hasil dari validasi masing-masing validator maka Data selengkapnya tentang perhitungan presentase validasi soal tiap aspek penilaian oleh tiap validator dapat dilihat pada tabel 4.1. Berdasarkan hasil yang divalidasi isi maka soal yang tidak dipakai sebanyak 5 item yaitu terdapat pada no 2,5,6,14, dan 15 dan sisa dari soal yang tidak dipakai semuanya dipakai untuk dijadikan sebagai instrument penelitian. a. Analisis Deskriptif Pretest bertujuan untuk mengukur kemampuan awal hasil belajar ranah kognitif siswa. Sedangkan Posttest pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir hasil belajar ranah kognitif siswa setelah menerima pembelajaran. Tabel 4.2 Analisis Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Indikator kemampuan berpikir No kritis Pretest Posttest Memberikan Penjelasan Sederhana 11 54 1. 10 77 2. Membangun keterampilan dasar 10 45 3. Menyimpulkan 11 50 4. Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut Rata-Rata 10.5 56.5 (Sumber: data penelitian yang diolah) Berdasarkan Tabel 4.2 hasil pengukuran kelas eksperimen menunjukkan bahwa pretest mempunyai rata-rata nilai sebesar 10,5 dan posttest mempunyai rata-rata nilai sebesar 56,5. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest lebih rendah dibandingkan
29
dengan rata-rata nilai posttest. Hasil nilai rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 4.1. 90 80
pretest posttes
77
70 60
56.5
54
50
50
45
40 30 20
11
10
11
10
10
10.5
0 1
2
3
4
Rata-Rata
kelas penelitian Gambar 4.1 Hasil Belajar Pretest dan posttest per indikator berpikir kritis siswa Selanjutnya, hasil perhitungan ketuntasan belajar pretest
dan
posttest berdasarkan KKM SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yaitu sebesar 65 disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar No. 1 2. 3.
Kriteria Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Kelas Pretest Posttest N % N % 0 0 2 17% 14 100% 12 83% 14 100% 14 100% (Sumber: data penelitian yang diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 ketuntasan hasil belajar kognitif siswa, jumlah dan persentase siswa yang mencapai KKM pada saat pretest dari 14 siswa dinyatakan tidak tuntas sedangkan pada posttest siswa yang mencapai KKM meningkat 17% atau sebanyak 2 siswa yang
30
dinyatakan tuntas. Hasil Ketuntasan Hasil Belajar pretest dan posttest
Jumlah siswa
dapat dilihat pada gambar 4.2. 16 14 12 10 8 6 4 2 0
14 12
Pritest
2
Postets
0 Tuntas
Tidak tuntas
Hasil belajar kognitif Gambar 4.2 Hasil Ketuntasan Belajar b. Uji Normalitas Setelah
dilakukan
analisis
statistik
deskriptif,
selanjutnya
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas. Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan SPSS 22 dengan analisis One-Sample-Kolmogorov-Smirnov Test data terdistribusi normal, (p) > α= 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Kolmogorov-Smirnov Test Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Kelas Eksperimen Pretest Posttest Signifikansi (p) 0,000 0,155 df 14 14 (Sumber: data penelitian yang diolah) Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh signifikansi pretest 0,000 dan signifikansi posttest 0,155 dengan df 14 dan taraf
31
signifikansi α = 0,05. Maka data pretest tidak normal dengan signifikansi (p) < α dan data posttest normal dengan signifikansi (p) > α berarti dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terdistribusi normal. c. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Oleh karena data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis ini dilakukan menggunakan uji nonparametric dengan analisis Uji Wilcoxon. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Uji Wilcoxon Data Hasil Analisis Zhitung 3,297 Ztable 1,96 Df 14 Sig 0,001 α 0,05 (Sumber: data penelitian yang diolah) Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh data signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. d. Uji Nilai Gain Selanjutnya untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, maka digunakan skor gain untuk mengetahui besar peningkatan hasil
32
belajar yang signifikan setelah dilakukan pembelajaran. Hasil uji besar peningkatan dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Analisis Nilai Gain Per Indikator No
Indikator berfikir kritis
(g)%
Kriteria
1
Memberikan penjelasan sederhana
81
Tinggi
2
Membangun keterampilan dasar
87
Tinggi
3
Menyimpulkan
78
Tinggi
4
Memberikan penjelasan lebih lanjut
78
Tinggi
81
Tinggi
Rata-rata
(Sumber: data penelitian yang diolah)
persentase skor gain
Hasil persentase nilai gain untuk setiap indikator disajikan pada Gambar 4.3. 90%
87%
85% 81%
81%
80%
78%
78%
3
4
75% 70% 1
2
Rata-rata
Indikator kemampuan berpikir kritis
Gambar 4.3 Persentase Nilai Gain Tiap Indikator 2. Hasil Observasi a. Ranah Afektif Penilaian
hasil
belajar
afektif
siswa
dilakukan
dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi pada penilaian hasil belajar afektif ini terdiri 5 indikator yang diobservasi. Hasil analisis penilaian aspek afektif dapat dilihat pada tabel 4.7.
33
Tabel 4.7 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Afektif Kelas Eksperimen Skor % Kategori
No
Indikator
1.
Selalu menjelaskan dan menerima materi pembelajaran dengan baik Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menetukan dan membentuk sikap karakter yang baik Selalu memberikan alternative dan berpartisipasi dalam mengerjakan tugas dengan baik Saling menghargai dan menerima teman yang berbeda agama, suku, ras dan gender Selalu menghargai dan menghormati orang yang lebih tua.
2.
3.
4.
5.
38
68
Cukup
36
64
Cukup
40
71
Cukup
40
71
Cukup
37
66
Cukup
Persentase skor rata-rata
Jumlah 338 Rata-rata 67,6 Cukup (Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)
71%
72% 70% 68%
71%
68% 66%
66%
64%
64% 62% 60% 1
2
3
4
5
Indikator yang dinilai Gambar 4.4 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator Hasil persentase skor rata-rata untuk setiap indikator disajikan pada Gambar 4.4.
34
b. Ranah Psikomotorik Penilaian hasil belajar psikomotorik siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Hasil analisis penilaian psikomotorik dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Psikomotorik No 1.
2. 3.
4.
Siswa mempersiapkan diri agar mampu mengumpulkan data dan mengadakannya dengan baik. Siswa mampu menafsirkan data dan 35 63 Cukup menempatkan diri dengan baik. Siswa mampu melaksanakan 39 70 Cukup pemecahkan masalah serta memperoleh ketrampilan Siswa mampu menjelaskan 38 68 Cukup pertanyaan serta kreatif dalam berkomunikasi antar teman kelompok Siswa mampu merumuskan 36 64 Cukup pertanyaan dan membimbing dalam kelompok Jumlah 3383 Rata-rata 67 Cukup (Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)
Persentase skor ratarata
5.
Kelas Eksperimen Skor % Kategori 38 68 Cukup
Indikator
72% 70% 68% 66% 64% 62% 60% 58%
70% 68%
68% 64%
63%
1
2
3
4
Indikator yang dinilai Gambar 4.5 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator
5
35
Berdasarkan Tabel
4.8
hasil perhitungan
skor
rata-rata
psikomotorik siswa kelas eksperimen mencapai 67 dengan kategorinya cukup. Hasil persentase skor rata-rata untuk setiap indikator disajikan pada Gambar 4.5. 3. Teknik Non-Tes (Angket) a. Angket Tanggapan Guru Angket yang digunakan sebagai angket tanggapan guru terhadap Model pembelajaran Learning Cycle 5E adalah angket skala likert. Dengan dua jenis pernyataan yaitu pernyataan posistif dan pernyataan negative. Berdasarkan hasil analisis peneliti dengan 3 indikator maka dapat diperoleh rata-rata angket tanggapan guru sebesar 4,1 dengan kategori baik (lampiran 26). Tabel 4.9 Hasil Analisis Angket Tanggapan Guru No 1
2
3
Indikator Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah guru dalam melakukan proses pembelajaran dikelas.
Persentase 86%
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat menambah semangat mengajar guru 81% didalam kelas Model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat pembelajaran dikelas menjadi 85% menarik dan menyenangkan 84% Rata-rata (Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh persentase rata-rata angket tanggapan guru terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E sebesar 84% dengan kategori sangat baik. Hasil rata-rata persentase
36
angket tanggapan guru berdasarkan indikatornya dapat dilihat pada
Persentase Skor Rata-Rata
Gambar 4.6.
87% 86% 85% 84% 83% 82% 81% 80% 79% 78%
86% 85%
84%
81%
1
2
3
Rata-Rata
Indikator Angket Tanggapan Guru
Gambar 4.6 Hasil Persentase Angket Tanggapan Guru b. Angket Tanggapan Siswa Angket tanggapan siswa terhadap Model pembelajaran Learning Cycle 5E diberikan setelah selesai melaksanakan posttest. Data analisis persentese angket tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa No Indikator Persentase Model pembelajaran Learning Cycle 5E 1 menambah pengetahuan dan minat 85% belajar siswa
2
3
Model pembelajaran Learning Cycle 5E mumbuat siswa senang dan 81% mempermudah siswa dalam belajar memahamai materi pembelajaran. Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan motivasi dan 81% kemampuan berpikir kritis siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Rata-Rata 82% (Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)
37
Hasil rata-rata persentase angket tanggapan guru berdasarkan
Persentase Skor Rata-rata
indikatornya dapat dilihat pada Gambar 4.7. 86% 85% 84% 83% 82% 81% 80% 79%
85%
82%
1
81%
81%
2
3
Rata-Rata
Indikator Angket Tanggapan Siswa
Gambar 4.7 Hasil Persentase Angket Tanggapan Siswa B. Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah desain Pre-experimental design tipe one-group pretest-posttest design. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel jenuh dimana semua populasi siswa kelas XI IPA sebanyak 14 orang dijadikan sebagai sampel. Adapun pembahasaan yang dapat dipaparkan berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilaksanakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
38
1. Teknik Tes (Kemampuan Berfikir Kritis) Pada data perolehan validasi soal dari tiap-tiap validator untuk memperoleh soal yang akan digunakan nanti dalam penelitian maka berdasarkan validasinya didapatkan jumlah nilai rata-rata keseluruhan validator dapat mencapai 83,32% dengan kriteria baik. Berdasarakan hasil validasi maka di peroleh soal sebanyak 10 item yang di jadikan dan dipakai dalam instrument penelitian, dimana soal tersebut dengan nomor soalnya yaitu no 1,3,4,7,8,9,10, 11,12, dan 13 dan no soal yang tidak di pakai yaitu 2,5,6,14 dan 15. Hal ini menunjukan bahwa soal yang dipakai tersebut merupakan soal yang dapat mewakili standar kompetensi lulusan dalam pembelajaran sehingga bisa mengembangkan kemampuan berpikir siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2015) yang menyatakan bahwa suatu soal telah memenuhi validasi isi apabila sudah memenuhi ketetapan antara isi instrument dengan materi pembelajaran. a. Analisis Deskriptif Berdasarakan hasil validasi soal yang berupa validasi isi maka soal yang dinyatakan layak dipakai dalam penelitian sebanyak 10 item dalam bentuk essay. Kemudian soal itu digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada ranah kognitif. Soal tersebut dapat diberikan pada kelas eksperimen yang menjadi sampel penelitian dimana soal diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan kemampuan akhir siswa (posttest). Hal ini didukung
39
dengan penelitian Harjono, dkk. (2017) yang menggunakan teknik tes untuk mengukur kemampuan berfikir kritis siswa. Setelah dilakukan pretest dan posttest maka terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima materi pembelajaran seperti terdapat pada hasil belajar Pretest dan posttest terjadi peningkatan nilai per indikator kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun penjelasan hasil belajar siswa per indikator berpikir kritis siswa yaitu: 1) Memberikan Penjelasan Sederhana Indikator memberikan penjelasan sederhana merupakan salah satu indikator kemampuan berfikir kritis siswa. Pada soal pritest dan posttest yang mewakili indikator ini adalah soal nomor 1, 2 dan 7. Dimana pada saat pritest tidak ada siswa yang mampu menjawab sedangkan pada saat posttest untuk soal nomor 1 terdapat 10 siswa yang mampu menjawab dan soal nomor 2 seluruh siswa sebanyak 14 siswa mampu menjawab. Sedangkan untuk soal nomor 7 tidak ada siswa yang mampu menjawab. 2) Membangun Keterampilan Dasar Indikator membangun keterampilan dasar juga merupakan salah satu indikator kemampuan berfikir kritis siswa. Pada soal pritest dan posttest yang mewakili indikator ini adalah soal nomor 9 dan 8. Dimana pada saat pritest tidak ada siswa yang mampu menjawab sedangkan pada saat posttest untuk soal nomor 9
40
terdapat 10 siswa yang mampu menjawab dan soal nomor 8 hampir seluruh siswa sebanyak 13 siswa mampu menjawab. 3) Menyimpulkan Soal yang mewakili indikator menyimpulkan terdapat 3 nomor yang terdiri dari soal nomor 4, 5, dan 6. Untuk hasil pritest seluruh siswa tidak mampu menjawab, sedangkan untuk hasil postets mengalami peningkatan hasil belajar siswa dimana soal nomor 5 terdapat 9 siswa yang mampu menjawab dan soal nomor 6 keseluruhan siswa mampu mejawab sebanyak 14 siswa. 4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut Soal yang mewakili indikator memberikan penjelasan lebih lanjut terdapat dua nomor soal yang terdiri dari soal nomor 3 dan 10. Untuk hasil pritest seluruh siswa tidak mampu menjawab, sedangkan untuk hasil postets mengalami peningkatan hasil belajar siswa dimana soal nomor 3 terdapat 6 siswa yang mampu menjawab dan soal nomor 10 terdapat 7 siswa yang mampu menjawab dari keseluruhan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 14 orang. Berdasarkan hasil belajar siswa pritest dan posttest mengalami peningkatan per indikator kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan ini juga membuat nilai rata-rata hasil postets mengalami peningkatan. Diaman hasil nilai rata-rata pritest yaitu 10,5 meningkat menjadi 56,6.
41
Ketuntasan belajar siswa juga sesuai KKM yang sudah ditentukan dapat mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis dari pretest semua siswa dinyatakan tidak tuntas karena hasil yang diperoleh tidak mencapai KKM yang ditetapkan. Rendahnya hasil pretest dikarenakan siswa belum pernah mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan hasil tersebut di atas maka kelas eksperimen memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. Setelah menerima materi pembelajaran maka diadakan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Hasil yang didapatkan dari posttest terdapat adanya peningkatan siswa yang mencapai KKM sebanyak 17% atau 2 siswa yang dinyatakan tuntas dan 12 siswa dinyatakan tidak tuntas. Pada analisis ketercapaian KKM, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan masih sangat sedikit yaitu sebanyak 2 siswa. Hal ini di sebabkan kerena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E, dan juga peneliti mengalami sedikit kendala dalam mengaitkan antara tahapan pembangkitan minat (engagement) dengan tahapan penyelidikan (exploration). b. Uji Normalitas Berdasarkan data hasil uji normalitas pada tabel 4.7 diperoleh signifikansi pretest 0,000 dan signifikansi posttest 0,155 dengan df 14 dan taraf signifikansi α = 0,05. Maka data pretest tidak normal dengan
42
signifikansi (p) < α dan data posttest normal dengan signifikansi (p) > α berarti dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terdistribusi normal. Hal ini disebabkan karena data pritest merupakan data awal yang
membuktikan
bahwa
keseluruhan
siswa
masih
belum
mempelajari dan memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga nilai yang diperoleh kebanyakan siswa cenderung sama. Kesamaan nilai inilah yang menyebabkan data pritest tidak terdistribusi normal. c. Uji Hipotesis Selanjutnya data yang tidak terdistribusi normal menurut Sugiono (2015) menjelaskan bahwa untuk uji hipotesis dapat dilanjutkan dengan uji Nonparametrik. Salah satu uji nonparametrik yang dapat digunakan adalah uji wilcoxon. Berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh data signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP. Hasil kesimpulan uji hipotesis Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soeprodjo dkk (2008) diperoleh kesimpulan, ada pengaruh positif penggunaan model Learning Cycle terhadap hasil belajar peserta didik dalam materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
43
d. Uji Nilai Gain Selanjutnya untuk mengetahui besar pengaruh maka dilakukan uji skor gain. Berdasarkan nilai skor gain pada gambar 4.4 terlihat bahwa indikator memberikan penjelasan sederhana berkriteria tinggi dengan hasil persentase skor gain sebesar 81%. Tingginya persentase skor gain pada indikator pertama disebabkan karena salah satu langkah model pembelajaran Learning cycle 5E
yaitu pada langkah ketiga
(explanation) siswa dituntut agar bisa memberikan menjelaskan hasil temuan kelompoknya sehingga siswa menjadi terbiasa memberikan penjelasan sederhana. Indikator kedua yaitu membangun keterampilan dasar merupakan indikator yang paling dominan mengalami peningkatan dengan hasil persentase skor gain sebesar 87% yang termaksut kriteria tinggi. Hal ini disebabkan karena pada tahap kedua (exporation) pembelajaran dengan
model
Learning
Cycle
5E,
siswa
dituntut
untuk
mempertimbangkan sumber yang digunakan dalam menjawab berbagai pertanyaan dalam LKS. Pada tahap ini siswa bekerjasama untuk melengkapi data pada LKS berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka dengan demikian pada tahap ini dapat mendukung indikator kemampuan berfikir kritis siswa dalam membangun keterampilan dasar. Indikator yang ketiga yaitu menyimpulkan mengalami peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa yaitu sebesar 78% dengan kriteria
44
tinggi. Pada indikator ini siswa dituntut dapat membuat dan menentukan hasil pertimbangan, melakukan induksi dan deduksi. Sejalan dengan model pembelajaran Lerning Cycle 5E pada tahap keempat (Elaboration) siswa ditutut mengaplikasikan konsep yang dipelajari dalam menyelesaiakan soal-soal latihan dan juga diakhir pembelajaran pada tahap kelima (evaluation) siswa akan diberikan evaluasi berupa quiz, dengan demikian maka hal inilah yang menyebabkan indikator ketiga mencapai kategori tinggi. Pada indikator keempat yaitu memberikan penjelasan lebih lanjut dimana siswa akan ditutut untuk mendefenisikan istilah dan mengindentifikasi asumsi kemudian memberikan penjelasan. Pada indikator ini mengalami peningkatan sebesar 78% dengan ketegori tinggi, hal ini juga disebabkan karena pada tahap kedua (exporation) pembelajaran Lerning Cycle 5E siswa dituntut untuk mendefenisikan istilah yang terdapat dalam LKS, kemudian pada tahap ketiga (explanation) siswa dari masing-masing kelompok menjelaskan asumsi-asumsi yang mereka dapatkan sehingga mereka terbiasa mengindentifikasi asumsi. Berdasarkan membahasan diatas terlihat bahwa setiap indikator kemampuan berfikir kritis mengalami peningkatan dengan kategori tinggi, sehingga mendapatakan persentase rata-rata skor gain sebesar 81% menunjukkan interprestasi tinggi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Lerning Cycle
45
5E pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP sangat efektiff
terhadap
peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa. Hal ini disebabkan karena
model Lerning Cycle 5E dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan berfikir kritis siswa meningkat. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Harjono, A. dkk (2017) menjelaskan bahwa model pembelajaran Lerning Cycle 5E melibatkan peserta didik secara optimal dalam proses pembelajaran, sehingga mereka aktif untuk mendapatkan pengetahuan melalui serangkaian kegiatan yang melatih untuk
menemukan
pengetahuannya
sendiri.
keaktifan tersebut
menyebabkan meningkatnya kemampuan berpikir kritis. 2. Hasil Observasi a. Ranah Afektif Dalam penelitian ini tidak hanya mengamati kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah afektif. Penilaian afektif merupakan suatu bentuk penilaian yang lebih dapat dipusatkan pada sikap siswa ketika melakukan proses pembelajaran dikelas. Pada analisis deskriptif nilai afektif diperoleh skor rata-rata afektif kelas eksperimen sebesar 67,6 dengan kategori cukup (Tabel 4.10). Hasil analisis nilai afektif kelas eksperimen untuk skor tiap indikatornya (lampiran 21) yaitu:
46
1) Indikator pertama yaitu Selalu menjelaskan dan menerima materi pembelajaran dengan baik siswa yang memperoleh skor 3 sebesar 71% (10 siswa dari 14 siswa), skor 2 sebesar 29% (4 siswa dari 14 siswa) dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 4 dan 1 (0 siswa dari 14 siswa). Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5e cukup baik digunakan dalam pembelaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2) Indikator kedua yaitu Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menetukan dan membentuk sikap karakter yang baik siswa yang memperoleh skor 3 sebesar 57% (8 siswa dari 14 siswa), siswa yang memperoleh skor 2 sebesar 43% (6 siswa dari 14 siswa), tidak ada siswa yang memperoleh skor 1 dan 4 (0 siswa dari 14 siswa). Hal ini menjelaskan bahwa keinginan siswa untuk datang kesekolah untuk membentuk dan menentukan sikap atau karakter yang
baik
saat
melakukan
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E cukup efektif. 3) Indikator ketiga yaitu Selalu memberikan alternative
dan
berpartisipasi dalam mengerjakan tugas dengan baik, siswa yang memperoleh skor 3 sebesar 79% (11 siswa dari 14 siswa), siswa yang memperoleh skor 2 sebesar 21% (3 siswa dari 14 siswa) dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 4 dan 1 (0 siswa dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa dengan adanya proses
47
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E cukup membuat siswa selalu mempunyai alternative baru dan
selalu
berpartisipasi
ketika
berlangsungnya
proses
pembelajaran. 4) Indikator keempat yaitu Saling menghargai dan menerima teman yang berbeda agama, suku, ras dan gender. siswa yang memperoleh skor 3 sebesar 86% (12 siswa dari 14 siswa), siswa yang memperoleh skor 2 sebesar 14% (2 siswa dari 14 siswa) dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 4 dan 1 (0 siswa dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa cukup menghargai dan menerima teman yang berbeda agama dan suku pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. 5) Indikator kelima yaitu Selalu menghargai dan menghormati orang yang lebih tua, siswa yang memperoleh skor 3 sebesar 64% (9 siswa dari 14 siswa), siswa yang yang memperoleh skor 2 sebesar 36% (5 siswa dari 14 siswa) dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 4 dan 1 (0 siswa dari 14 siswa). Terlihat bahwa nilai kesopanan/penghargaan siswa cukup baik kepada sesama teman dan menghargai orang yang lebih tua. Berdasarkan penjelasan diatas persentase yang dicapai tiap indikator tergolong cukup baik tetapi indikator yang paling menonjol yaitu pada indikator ketiga dan keempat dimana nilai rata-rata masing-masing mencapai 71%. Hal ini disebabkan karena
48
saat pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E siswa dibagi dalam beberapa kelompok secara acak sehinga siswa dapat bekerja sama dengan siapapun teman kelompoknya baik sesama ataupun berdeda agama. Pada tahap exploration siswa juga dituntut untuk bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS, sehingga siswa terlihat berpartisipasi dalam memberikan alternative penyelesaian masalah. Jadi dapat di simpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan sikap siswa dalam melakukan proses pembelajaran. b. Ranah Psikomotorik Penelitian ini juga dapat melibatkan penilaian kemampuan berpikir kritis pada ranah psikomotorik (Keterampilan). Penilaian psikomotorik merupakan suatu bentuk penilaian yang lebih memusatkan pada keterampilan siswa ketika menerima materi pembelajaran dalam proses belajar-mengajar didalam kelas. Insturmen yang dapat digunakan untuk
penilaian
psikomotorik
(Keterampilan
Siswa)
dapat
menggunakan lembar observasi. Hasil analisis nilai psikomotorik kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 1) Indikator pertama yaitu siswa mempersiapkan diri agar mampu mengumpulkan data dan mengadakannya dengan baik, untuk skor 3 dapat diperoleh 71% (10 dari 14 siswa), Skor 2 dapat diperoleh
49
29% (4 siswa dari 14), untuk skor 4 dan 1 dapat diperoleh 0% (0 dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membuat siswa aktif dalam mengumpulkan data serta mengadakannya dengan cukup baik. 2) Indikator kedua yaitu Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan diri dengan baik., Siswa yang mendapatkan skor 3 dapat diperoleh 50% (7 dari 14 siswa), Skor 2 dapat diperoleh 50% (7 dari 14 siswa), untuk skor 4 dan 1 dapat diperoleh 0% (0 dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan pula bahwa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menafsirka data dan menempatkan diri dengan cukup baik. 3) Indikator ketiga yaitu Siswa mampu melaksanakan pemecahkan masalah serta memperoleh ketrampilan, siswa yang mendapatkan skor 3 sebesar 79% (11 dari 14 siswa), skor 2 dapat diperoleh 21% (3 dari 14 siswa), siswa yang mendaparkan skor 4 dan 1 sebsar 0% (0 dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa dalam melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru cukup baik. 4) Indikator keempat yaitu Siswa mampu menjelaskan pertanyaan serta kreatif dalam berkomunikasi antar teman kelompok, untuk skor 3 dapat diperoleh 71% (10 dari 14 siswa), skor 2 dapat
50
diperoleh 29% (4 dari 14 siswa), untuk skor 4 dan 1 diperoleh 0% (0 dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran siswa mampu menjelaskan pertanyaan dengan cukup baik tetapi ada beberapa orang yang masih merasa bingung dalam menyelesaikan pertanyaan. 5) Indikator kelima yaitu Siswa mampu menjawab pertanyaan dan membimbing dalam kelompok, skor 3 dapat diperoleh 57% (8 dari 14 siswa) untuk skor 2 dapat diperoleh 33% (6 dari 14 siswa) untuk skor 4 dan 1 dapat di peroleh 0% (0 dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukann bahwa siswa cukup mampu mejawab pertanyaan dengan
baik
serta
membimbing
dalam
kelompok
ketika
berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning cycle 5E pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil belajar ranah psikomotor siswa terlihat bahwa pada indicator pertama Siswa mempersiapkan diri agar mampu mengumpulkan data dan mengadakannya dengan cukup baik skor rata-rata yang diperoleh dapat mencapai 68%. Indicator kedua Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan diri dengan cukup baik. Persentase skor rata-rata dapat mencapai 63%. Indicator ketiga Siswa mampu melaksanakan pemecahkan masalah serta memperoleh ketrampilan. Pesrsentase skor rata-rata dapat diperoleh 70%. Indicator keempat Siswa mampu menjelaskan
51
pertanyaan serta kreatif dalam berkomunikasi antar teman kelompok. Persentase skor rata-rata dapat mencapai 68%. Dan indicator kelima Siswa mampu menjawab pertanyaan dan membimbing dalam kelompok, persentase skor rata-rata dapat diperoleh 64%. Berdasarkan penjelasan diatas persentase yang dicapai tiap indikator tergolong cukup baik tetapi indikator yang paling menonjol yaitu pada indikator ketiga dimana nilai rata-ratanya mencapai 70%. Hal ini disebabkan karena saat pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E Pada tahap exploration siswa dituntut untuk bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS dengan terampil. Juga pada indikator pertama dan kedua memiliki nilai persentase ratarata tidak jauh berbeda dengan indikator ketiga yaitu sebesar 68%, hal ini juga disebabkan karena pada tahap exploration siswa juga dituntut mengumpulkan data dengan baik dari berbagai sumber agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS, selanjutnya siswa juga dituntut untuk menjelaskan hasil temuan kelompoknya kepada
kelompok
lain
maka disini
dibutuhkan keterampilan siswa dalam menjelaskan dan juga berkomunikasi antar teman kelompok. Jadi dapat di simpulkan bahwa
proses
pembelajaran
pembelajaran Learning
Cycle
dengan 5E
menggunakan cukup
efektif
model dalam
52
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam aspek keterampilan psikomotorik pada proses pembelajaran. 3. Teknik Non-Tes (Angket) a. Angket Tanggapan Guru Angket tanggapan guru bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan guru terhadap model pembelajaran learning cycle 5e. Angket ini dapat diberikan pada guru mata pelajaran kimia yang berjumlah satu orang yang menyaksikan secara langsung proses pembelajaran proses pembelajaran dikelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Angket ini terdiri dari 3 indikator yang dapat terdistribusi kedalam 10 pernyataan yaitu dengan 5 pertnyataan positif dan 5 pernyataan negative. Penjelasan untuk setiap indicator dapat dipaparkan sebagai berikut : 1) Pernyataan nomor 1 menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah saya dalam menjelaskan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. guru menjawab setuju hal ini dapat menunjukan bahwa guru merasa cocok jika proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E karena dapat mempermudah guru manjelaskan materi pembelajaran.
53
2) Pernyataan yang kedua penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat memudahkan siswa memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan guru menjawab setuju. Hal ini menujukan bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran khususunya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 3) Pernyataan ketiga yaitu Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan semangat saya dalam melakukan pengajaran guru menjawab setuju. Hal ini dapat menunjukan bahwa guru merasa cocok dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E sehingga dapat meingkatkan guru dalam mengajar. 4) Pernyataan keempat yaitu pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat siswa saya menjadi lebih berani untuk menjawab dan menjelasakan pertanyaan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan menjawab setuju. Hal ini menunjukan bahwa guru termotivasi dengan proses pembelajaran Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E sebab dengan penerapan model tersebut siswa mempunyai keberananian untuk bertanya ketika ada materi yang belum dipahami.
54
5) Pernyataan kelima yaitu Pembelajaran pada konsep kelarutan dan
hasil
kali
pembelajaran berlangsungnya
kelarutan
dengan
Learning
Cycle
lebih
menarik
5E
menerapkan
model
membuat
proses
dibandingkan
dengan
pembelajaran biasa guru menjawab setuju. Berarti hal ini dapat menunjukan bahwa menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dibandingkan dengan proses pembelajaran biasa. 6) Pernyataan
keenam
yaitu
Dengan
menerapkan
model
pembelajaran Learning Cycle 5E membuat siswa saya sulit memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan guru menjawab tidak setuju. Dengan demikian dapat terlihat bahwa guru merasa bahwa dengan proses pembelajaran menggunakan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah siswa memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 7) Pernyataan ketujuh yaitu saya cepat merasa bosan ketika mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Pernyataan ini guru menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa guru merasa tidak bosan ketika melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E.
55
8) Pernyataan kedelapan yaitu cara belajar dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E sangat tidak menarik guru menjawab tidak setuju. Artinya guru merasa bahwa pembelajaran kimia dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E khusussnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan membuat pembelajaran lebih menarik. 9) Pernyataan kesembilan yaitu melalui proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mengurangi semangat saya dalam melakukan pembelajaran di kelas guru mata pelajaran menjawab tidak setuju. Hal ini dapat menunjukan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak mengurangi semangat guru dalam mengajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 10) Pernyataan kesepuluh yaitu proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat mendorong siswa saya untuk berani
menjawab dan menjelasakan
pertanyaan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan guru menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membuat siswa saya cepat menangkap dalam menyelesaikan soal latihan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat terlihat bahwa persentase dari ketiga indikator dapat tergolong baik tetapi
56
yang lebih menonjol adalah indicator pertama yaitu model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah guru dalam melakukan proses pembelajaran dikelas. persentase rataratanya
dapat
mencapai
86%.
Tingginya
persentase
dikarenakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Angket Tanggapan Siswa Angket tanggapan juga diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Angket yang digunakan berupa angket skala liker yang terdistribusi dalam dua pernyataan yaitu pernyataan yang beersifat positif 5 nomor dan pernyataan yang bersifat negative juga 5 nomor. Adapun penjelasan untuk tiap pernyataannya dalah sebagai berikut: 1) Pernyataan pertama yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membantu saya untuk memahami materi pemebelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan angket menunjukan bahwa 9 siswa menjawab sangat setuju sehingga presentasenya dapat mencapai 64%. 5 siswa menjawab setuju sehingga persentasenya dapat mencapai 36%, sedangkan untuk kriteria ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
57
tidak setuju tidak terdapat siswa yang menjawab. Hal ini dapat menunjukan bahwa seluruh siswa merasa bahwa pembelajaran menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat memabantu siswa dalam memahami materi pembelajaran khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2) Pernyataan kedua yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis saya untuk belajar mata pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pada pernyataan ini terdapat 7 siswa yang menjawab sangat setujuh sehingga persentasenya dapat mencapai 50%, untuk kriteria setujuh terdapat 7 siswa yang menjawab setujuh sehingga persentasenya dapat mencapai 50%, sedangkan untuk kriteria ragu-ragu,tidak setuju dan sangat tidak setujuh tidak terdapat siswa yang menjawab. Hal ini dapat menunjukan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Learning
Cycle
5E
dapat
meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dalam belajar. 3) Pernyataan
ketiga
yaitu
dengan
menerapkan
model
pembelajaran Learning Cycle 5E saya dapat lebih termotivasi mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pernyataan ini terdapat 9 siswa yang menjawab sangat setujuh sehingga persentasenya dapat mencapai 64%, terdapat juga 3
58
siswa yang dapat menjawab setujuh sehinga persentasenya dapat mencapai 21%, terdapat juga 1 siswa menjawab tidak setuju sehingga persentasenya mencapai 7%, dan terdapat juga 1 siswa menjawab sangat tidak setuju sehingga persentasenya mencapai 7%.
Sedangkan yang menjawab ragu-ragu tidak
terdapat siswa yang menjawab. Hal ini dapat
menunjukan
bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa lebih termotivasi memahami materi pembelajaran yang disampaikan yang terkait dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. 4) Pernyataan keempat yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat menambah minat belajar saya untuk mempelajari mata pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pada pernyataan ini terdapat 7 siswa yang menjawab sangat setujuh sehingga persentasenya dapat mencapai 50%, untuk kriteria setujuh terdapat 7 siswa yang menjawab sehingga persentasenya dapat mencapai 50%, sedangkan untuk kriteria ragu-ragu, tidak setujuh dan sangat tidak setujuh tidak terdapat siswa yang menjawab. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajran yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih membangkitkan minat belajar siswa.
59
5) Pernyataan kelima yaitu pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat saya senang dalam proses pembelajaran berlangsung. Pada pernyataan ini siswa yang menjawab sangat setujuh sebanyak 7 siswa dengan persentasenya 50%, terdapat juga 5 siswa yang menjawab setujuh dengan persentase sebesar 36%, dan 2 siswa dapat menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 14% serta untuk kriteria tidak setujuh dan sangat tidak setujuh tidak ada siswa
yang
pembelajaran
menjawab.
Hal
pembelajaran
ini
dengan
membuktikan
bahwa
menerapakan
model
pembelajaran Learning Cycle 5E membuat siswa merasa senang dalam proses pembelajaran berlangsung. 6) Pernyataan keenam yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat mendorong saya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis saya dalam melakuka proses pembelajaran. Pada pernyataan ini terdapat 3 siswa yang menjawab sangat tidak setujuh dengan pesentasenya sebesar 21%, 7 siswa dapat menjawab tidak setuju dengan persentasenya sebesar 50%, 2 siswa dapat menjawab ragu-ragu dengan persentasenya sebesar 14%, 2 siswa dapat menjawab setuju dengan persentasenya sebesar 14. Sedangkan untuk kriteria sangat setujuh tidak ada siswa yang menjawab. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan
60
menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mendorong
siswa
dalam
mengemabangkan
kemampuan
berpikirnya dalam melakukan proses pembelajaran. 7) Pernyataan ketujuh yaitu saya merasa tidak senang jika pembelajaran yang selanjutnya dapat berlangsung dengan menggunakan Pernyataan
model pembelajaran ini
merupakan
Learning
pernyataan
Cycle
negative.
5E Pada
pernyataan ini terdapat 1 siswa yang menjawab setujuh dengan persentasenya sebesar 7%, 4 siswa menjawab ragu-ragu dengan persentasenya 29%,
terdapat juga 5 siswa yang dapat
menjawab tidak setuju dengan persentasenya 36%, 4 siswa yang
dapat
menjawab
sangat
tidak
setujuh
dengan
persentasenya sebesar 29% dan terdapat juga 2 siswa yang menjawab sangat setujuh dengan persentasenya 20% dan tidak ada yang menjawab sangat setujuh. Dalam pernyataan ini berisi pernyataan yang bersifat negative dan dalam pernyataan ini terdapat beberapa siswa yang menjawab setujuh dan serta raguragu tetapi lebih banyak siswa yang menjawab tidak setujuh dan sangat tidak setujuh. Hal ini dapat menunjukan bahwa terdapat
siswa yang senang jika proses pembelajaran yang
selanjutnya dapat menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang merasa tidak senang.
61
8) Pernyataan kedelapan yaitu melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat meningkatkan motivasi belajar saya untuk mengikuti proses pembelajaran. Pernyataan ini sama halnya dengan pernyataan ketujuh yaitu merupakan pernyataan negative. Pada pernyataan ini terdapat siswa yang menjawab setujuh sebanyak 1 siswa dengan persentasenya sebesar 7%, siswa yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 siswa dengan persentasenya sebesar 14%, siswa yang menjawab tidak setujuh sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 36%, siswa yang menjawab sangat tidak setujuh sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 42%. Sedangkan untuk kriteria sangat setujuh tidak ada siswa yang menjawab. Hal ini dapat menunjukan bahwa terdapat beberapa siswa yang menjawab setujuh tetapi lebih banyak siswa yang menjawab tidak setujuh dan sangat tidak setujuh berarti dapat menunjukan bahwa sebagian besar siswa
sangat termotivasi dan mempunyai
semangat belajar tinggi dengan proses pembelajarannya dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. 9) Pernyataan
kesembilan
yaitu
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mengurangi minat belajar saya untuk mempelajari mata pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan hasil angket maka terdapat 1 siswa yang
62
menjawab sangat setujuh sehinga persentasinya sebesar 7%, 1 siswa dapat menjawab setujuh dengan persentase sebesar 7%, terdapat juga 7 siswa yang menjawab tidak setujuh sehingga persentasenya sebesar 50%, terdapat juga 5 siswa yang menjawab sangat tidak setujuh sehingga persentasenya sebesar 36% sedangkan untuk kriteria sangat setujuh tidak ada siswa yang menjawab. Sehingga dapat menunjukan bahwa dengan mengunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E maka dapat menigkatkan minat belajar siswa. 10) Pernyataan
kesepuluh
yaitu
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat membantu saya untuk memahami materi pemebelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. pada pernyataan ini terdapat 3 siswa yang menjawab ragu-ragu dengan persentasinya sebesar 21%, 7 siswa menjawab tidak setujuh dengan persentasenya 50%, 4 siswa dapat menjawab sangat tidak setujuh dengan persentasenya sebesar 29% sedangkan untuk kriteria sangat setujuh tidak ada siswa yang menjawab. Hal ini berarti
dalam
melakukan
proses
pembelajaran
dengan
menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E sebagian besar siswa merasa tidak bosan hanya terdapat pada beberapa orang siswa saja tetapi hal ini tidak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang diterapkan sebab siswa yang
63
menjawab tidak setujuh dan sangat tidak setujuh persentasenya lebih besar dibandingkan dengan siswa yang menjawab setuju. Berdasarkan
pembahasaan
secara
keseluruhan
yang
melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa baik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dapat terlihat bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis secara signifikan. Setelah berlangsungnya proses pembelajaran maka terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada ranah kognitif sesuai nilai gain sebesar 80% yang termaskut interprestasi tinggi. Pada ranah afektif kelas eksperimen dapat mencapai rata-rata sebesar 67,6% dengan kriteria cukup. Pada ranah psikomotorik kelas eksperimen dapat mencapai rata-rata sebesar 67% dengan kriteria cukup. Dan juga didukung dengan hasil angket tanggapan guru dan siswa masing-masing nilai rata-rata mencapai 84% dan 82% dengan kategori sangat baik maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan dapat disimpulkan bahwa 1. Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, sesuai dengan hasil uji wilcoxon diperoleh data signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Besar pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP dapat meningkat sesuai analisis nilai gain dengan rata-rata sebesar 81% yang termaksut interpretasi tinggi. 3. Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada ranah afektif dan psikomotorik diperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 67,6 untuk aspek afektif dengan kriteria cukup dan psikomotorik rata-rata sebesar 67 dengan kriteria cukup.
65
B. Saran 1. Khususnya pada guru hendak dapat menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir krtitis siswa pada konsep-konsep kimia yang lain. 2. Bagi siswa SMA Muhammadiyah 4 TIKEP lebih giat lagi belajar agar dapat mengemabangkan pemehaman dan potensi lebih lanjut lagi baik untuk materi kelarutan dan hasil kali kelarutan maupun materi yang lain . 3. Bagi peneliti melakukan penelitian adanya kemauan untuk mengetahui lebih lanjut maka disarankan pada peneliti selanjutnya yang meneliti tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat memberikan hasil yang baik terhadap jenjang pendidikan yang lainya bukan hanya di jenjang SMA saja.
66
DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga Harjono, A., Verawati, N. N., & Latifa, B. R. (2017). Pengaruh Model Learning Cycle 5E (engage, explore, explain, elaboration, & evaluate) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X Man 1 Mataram. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi , III ( 1), 2407-6902 Ismail Rusli. 2016. Pengaruh media video praktikum interaktif dengan modul elektronik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas xi sma negeri 1 kota tidore kepulauan pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Skripsi Jurusan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Khairun Ismawati, R. (2017). Strategi React Dalam Pembelajaran Kimia SMA. Journal of Science and Education, 1 (1), 1-7 Nudia Zumisa. 2013.
Kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
materi pengelolaan lingkungan dengan pendekatan keterampilan proses sains. Skripsi Universitas Negeri Semarang 2013 Nurhayat, N. D., Mulyani, S., & Asiyah, S. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Berbantuan Macromedia Flash Dilengkapi Lks Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Zat Adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII SMP N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia , 2 (2), 56-65. Santoso, S. 2012. Aplikasi Spss Pada Stastistik Nonparametrik. PT Elex Media Komputindo:Jakarta Saputro, S., Haryono, & Arini, S. (2017). Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas
67
XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Kimia , 6 (2), 161-170 Soeprodjo, dkk. (2008). Pengaruh Model Learning Cycle Terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal kimia FMIPA universitas negeri semarang kampus sekaran gunungpati semarang 50229 Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alvabeta. Syukri S.1999. kimia dasar 2. ITB:Bandung Rahayu, S., Hidayat, A., & Rahmawati, I. (2016). Analisis Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Materi Gaya Dan Penerapannya. IPA paskasarjana UM , 1, 1112-1119. Rohaeti, E., & Annisa. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran STM terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Peduli Lingkungan. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains , 4 (1), 98-105 Roini, C. 2012. Kajian Miskonsepsi Genetika dan Upaya Mengatasinya dengan Pembelajaran Peta dan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Perangkat Pendekatan Konsep pada SMA Berkategori Berbeda. Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang Yamin, 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Muhammadiya Kota Ternate Pada Materi Struktur Atom. Skripsi. Universitas Khairun Ternate.
69 Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya Alokasi Waktu
: 10 J Materi
Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi dasar 4.6
Memprediksi 1. Kelarutan 1. Mencari informasi dari dan Hasil berbagai sumber dengan terbentuknya Kali membaca/mendengar/m endapan dari Kelarutan engamati tentang suatu reaksi 2. Memprediksi kelarutan dan hasilkali berdasarkan terbentuknya kelarutan serta prinsip endapan memprediksi kelarutan dan 3. Pengaruh terbentuknya endapan penambahan dan pengaruh data hasil kali ion senama penambahan ion senama kelarutan (Ksp 2. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
1. Menjelaskan (C1) dan mendefenisikan larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh. 2. Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan. 3. Menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut 4. Mendefinisikan dan
Jenis tagihan tugas individu,
menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5. Menuliskan (C1) berbagai
ulangan.
tugas kelompok, dan
Bentuk
Alokasi Waktu 10 jam
Sumber/ bahan/alat Sumber Sais Kimia kelas XI, Penerbit Bumi Aksara Kimia Dasar.PT Erlangga PSB SMA Kimia Universitas
70
Materi
Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi dasar
3.
4.
5.
6.
7. 8. 9.
kelarutan dan hasilkali kelarutan.Mengapa Kapur (CaCO3) sukar larut dalam air ? Mendiskusikan reaksi kesetimbangan kelarutan Mendiskusikan rumus tetapan kesetimbangan (Ksp) Diskusi informasi tentang hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan Diskusi informasi tentang pengaruh ion senama pada kelarutan. Memprediksi kelarutan suatu zat Menghitung kelarutan dan hasil kali kelarutan Mengolah data hasil percobaan
Indikator Pencapaian Kompetensi ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 6. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 7. Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya. 8. Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion senama 9. Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama 10. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH. 11. Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Memprediksi(C5) terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
Penilaian instrumen Performans (kinerja dan sikap), laporan tertulis, dan tes tertulis.
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat julid Dua, Penerbit Binapura Aksara Bahan LKS,
71
Lola, 28 Maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd Nip:
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
72 Lampiran 2 PEMETAAN STANDAR ISI Nama Sekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya Alokasi Waktu Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
: 10 JP THP Indikator Pencapaian B’PKI Kompetensi R C5 Menjelaskan (C1) 10. dan mendefenisikan larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh. Mendefinisikan dan 11. menghitung (C3) harga kelarutan. Menjelaskan (C2) 12. pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut
13. Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 14. Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp
THP B’PKIR C1
Materi Pokok 1. Kelarutan dan hasilkali kelarutan
Ruang Lingkup 1 2 3 X
C3
C2
C1
C1 X
Alokasi Waktu 2 JP (2 x 45 menit)
73
dari larutan yang sukar larut 15. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 16. Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya. Mendefenisikan dan 17. menjelaskan(C1) ion senama Menjelaskan (C2) 18. pengaruh penambahan ion senama 19. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH. 20. Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 21. Memprediksi(C5) terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
C2
C3
C1
2. Pengaruh penambahan ion senama
X
C2
C2
C3
C5
3. Memprediksi terbentuknya endapan
X
74
Lola, 28 Maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd Nip:
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
75
Lampiran 3a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NamaSekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Materi
: Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu
: 2 x 45 menit
PertemuanKe
: 1 (Pertama)
I.
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
II.
Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III.
IndikatorPembelajaran 1. Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum jenuh, jenuh dan
lewat jenuh 2. Mendefinisikan dan menghitung kelarutan 3. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut 4. Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5. Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 6. Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 7. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. 8. Mendefenisikan ion senama 9. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. 10. Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH. 11. Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
76
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a) Proses 1. Melalui Pretest siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum jenuh, jenuh dan lewat jenuh 2. Melalui Pretest siswa dapat mendefinisikan dan menghitung nilai kelarutan 3. Melalui Pretest siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap
kelarutan senyawa yang sukar larut 4. Melalui Pretest siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp) 5. Melalui Pretest siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp
dari larutan yang sukar larut 6. Melalui Pretest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan 7. Melalui Pretest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit
yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. 8. Melalui Pretest siswa dapat Mendefenisikan ion senama 9. Melalui Pretest siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan
ion senama terhadap kelarutan. 10. Melalui Pretest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan
dengan pH. 11. Melalui Pretest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam
atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Melalui Pretest siswa dapat Memperkirakan terbentuknya
endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 13. Produk
1. Siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum
jenuh, jenuh dan lewat jenuh 2. Siswa dapat Mendefinisikan dan menghitung kelarutan
77
3. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut 4. Siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5. Siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 6. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 7. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. 8. Siswa dapat Mendefenisikan ion senama 9. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. 10. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH. 11. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Siswa dapat Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 2. Afektif a) Karakter Siswa mampu menjawab soal pretest dengan tepat, jujur, teliti, dan tertib serta percaya diri dalam mengemukakan pendapat (A4) tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dipelajari. b) Keterampilansosial Siswa mampu berkomunikasi dengan santun serta mampu menerima (A1) dan selalu memperhatikan hak orang lain. a. Psikomotorik 1. Siswa mengerjakan dan mampu menggabungkan (P4) teori-teori menjadi jawaban yang benar dalam menjawab soal pretest. 2. Siswa mengajukan (P5) jawaban tepat waktu. V.
Materi Pokok 1. Kelarutan dan hasil kali kelarutan 2. Pengaruh penambahan ion senama 3. Memprediksi terbentuknya endapan
78
VI.
VII.
StrategiPembelajaran Model
: Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode
: Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan
: Pendekatan Proses
Langkah-Langkah Pembelajran Kegiatan Pembelajaran Tahap Tahap Awal
Guru 1. Guru memulai pelajaran
Siswa 1. Siswa menjawab salam
dengan salam dan
dan mendengarkan
mengabsensi siswa serta
absensi dari guru
mengelola kelas 2. Guru guru memimpin do’a
dapat memahami tujuan pembelajaran yang
menjelaskan tujuan
dijelaskan oleh guru.
dicapai. 3. Guru memperkenalkaan dan
3. Siswa dapat mengenali dan memahami model pembelajaran Learning
menjelaskan pada siswa
Cycle 5E yang akan
model pembelajaran
diterapkan dalam proses
Learning Cycle 5E agar
pembelajaran telah
siswa dapat memahami.
dijelaskan oleh guru.
Tahap Inti 1. Guru membagikan soal
1. Siswa menerima soal
Pretest kepada siswa. 2. Guru meminta siswa mengerjakan soal –soal
Pretest yang dibagikan guru. 2. Siswa dapat
Pretest dan menayakan
mengerjakan soal-soal
apabila terdapat kekeliruan
Pretest dan dapat
soal Pretest
bertanya apabila
3. Guru menyampaikan bahwa waktu telah selesai dan
5 menit
2. Siswa berdo’a serta
dan memotivasi siswa serta
pembelajaran yang akan
Alokasi Waktu
terdapat kekeliruan. 3. Siswa dapat melihat
90 menit
79
meminta siswa
kembali hasil kerjanya
memperhatiakn kembali
masing-masing karna
pekerjaannya masing-
waktu telah selesai.
masing 4. Guru meminta siswa
4. Siswa dapat mengumpulkan soal-
mengumpulkan soal-soal
soal Pretest yang telah
Pretest yang telah
dikerjakan kepada guru.
dikerjakan Tahap Akhir
1. Guru membagi siswa
1. Siswa dapat memahami
menjadi 5 kelompok yang
arahan guru dan
beranggota 4-5 orang secara
menerima LKS yang
heterogen dan
diberikan oleh guru.
membagikaan LKS kepada siswa.
2. Siswa dapaat menjawab salam dari guru.
2. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam VIII.
Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga
5 menit
80
IX.
Penilaian Jenis Tagihan
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay
Ternate 28 maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
81
Lampiran 3b RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NamaSekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Materi
: Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke
: 2 (dua)
I.
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya KompetensiDasar 4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
II.
IndikatorPembelajaran 1. Mendefenisikan dan menjelaskan (C1) larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh.
2. Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan. 3. Menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut Tujuan Pembelajaran 3. Kognitif a. Proses 1) Melalui proses siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh. 2) Melalui proses siswa dapat mendefinisikan dan menghitung (C3) nilai kelarutan 3) Melalui proses siswa dapat menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap kelarutan senyawa yang sukar larut
82
b. Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 1) Memahami (C2) pengertian larutan tak jenuh, jenuh dan lewat. 2) Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan 3) Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut 4. Afektif
1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran dengan baik. 2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman kelommpok pada saat materi berlangsung. 3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan
dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok 4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas dengan sungguh-sungguh. 5. Psikomotorik 1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Kemampuan siswa dalam
ketepatan menjawab pertanyaan (P3)
yang diberikan oleh guru dengan baik 3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif (P7) dalam berkomonikasi antara teman kelompok 4. Kemampuan siswa dalam mengambil kesimpulan dan membimbing (P3) dalam kelompok III.
Materi Pokok 4. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
IV.
Strategi Pembelajaran Model
: Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode
: Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan
: Pendekatan Proses
83
V.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Kegiatan pendahuluan
Guru
Siswa
Guru memulai pelajaran dengan salam dan mengabsensi siswa serta mengelola kelas
Siswa dapat menjawab salam dan mendengarkan absensi dari guru.
Guru memimpin do’a selanjutnya guru membagi siswa dalam 4-5 kelompok.
Siswa berdo’a dan mengikuti arahan guru untuk membentuk kelompok.
Guru membagikan LKS kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaran hari ini.
Siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaraan hari ini.
Guru membangkitkan minat belajar siswa dengan mengajukan pertanyaan agar siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh.
Siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh.
Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok agar siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum tentang kelarutan suatu zat kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang defenisi larutan jenuh, menghitung (C3) harga kelarutan dan
Siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum tentang kelarutan suatu zat kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang defenisi larutan jenuh, menghitung (C3) harga kelarutan dan menentukan (C3) pengaruh suhu
Alokasi Waktu
5 menit
Kegiatan inti -Engagement
-Exploration
80 menit
84
menentukan (C3) pengaruh suhu terhadap kelarutan. -Explanation
-Elaboration
-Evaluation
Guru membimbing siswa dalam diskusi, agar siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan katakata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
terhadap kelarutan.
Siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
Guru menujuk salah satu siswa untuk maju dan menjawab soal latihan didepan kelas, agar siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang perhitungan (C3) harga kelarutan.
Siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang menghitung (C3) harga kelarutan.
Guru memberikan evaluasi melalui pemberian tes (quiz) di akhir pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz tentang menghitung(C3) harga kelarutan.
Siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz tentang menghitung(C3) harga kelarutan.
85
Kegiatan penutup
VI.
Guru meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Siswa dapat menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa menjawab salam.
5 menit
Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
Sumber
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu
: Spidol, White Borad, Penghapus
Media
: Handphone android, video animasi praktikum dan LKS
VII.
Penilaian
Jenis Tagihan
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay
Ternate 28 maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
86
Lampiran 3c RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NamaSekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Materi
: Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu
: 2 x 45 menit
PertemuanKe
: 3 (Tiga)
I.
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
II.
Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III.
IV.
Indicator Pembelajaran 22. Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 23. Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 24. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 25. Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
a) Proses a. Melalui proses siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) b. Melalui proses siswa dapat Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut c. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
87
d. Melalui proses siswa dapat Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya. b) Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 1) Memahami (C2) defenisi tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 2) Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 3) Memahami (C2) dan Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 2. Afektif 1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran dengan baik. 2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman kelommpok pada saat materi berlangsung. 3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan
dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok 4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas dengan sungguh-sungguh. 3. Psikomotorik 1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Kemampuan siswa dalam ketepatan menjawab pertanyaan (P3) yang diberikan oleh guru dengan baik 3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif (P7) dalam berkomonikasi antara teman kelompok 4. Kemampuan
siswa
dalam
mengambil
membimbing (P3) dalam kelompok
kesimpulan
dan
88
V.
Materi Pokok 1. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
VI.
VII.
Strategi Pembelajaran Model
: Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode
: Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan
: Pendekatan Proses
Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Kegiatan pendahuluan
Guru
Siswa
Guru memulai pelajaran dengan salam dan mengabsensi siswa serta mengelola kelas
Siswa dapat menjawab salam dan mendengarkan absensi dari guru.
Guru memimpin do’a selanjutnya guru membagi siswa dalam 4-5 kelompok.
Siswa berdo’a dan mengikuti arahan guru untuk membentuk kelompok.
Guru membagikan LKS kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaran hari ini.
Siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaraan hari ini.
Guru membangkitkan minat belajar siswa dengan mengajukan pertanyaan agar siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang tetapan hasil kali kelarutan.
Siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang tetapan hasil kali kelarutan
Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok agar siswa dapat
siswa dapat menelaah (C4) materi singkat tentang hubungan
Alokasi Waktu
5 menit
Kegiatan inti -Engagement
-Exploration
80 menit
89
menelaah (C4) materi singkat tentang hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan kemudian mempertimbangkan sumber dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang defenisi tetapan hasil kali kelarutan, menghitung (C3) harga kelarutan dan menentukan (C3) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
kelarutan dan hasil kali kelarutan kemudian mempertimbangkan sumber dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang defenisi tetapan hasil kali kelarutan, menghitung (C3) harga kelarutan dan menentukan (C3) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
-Explanation
Guru membimbing siswa dalam diskusi, agar siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan katakata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
Siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
-Elaboration
Guru menujuk salah satu siswa untuk maju dan menjawab soal latihan didepan kelas, agar siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang cara menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya.
Siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang cara menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya.
90
-Evaluation Guru memberikan evaluasi melalui pemberian tes (quiz) di akhir pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz.
Siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz.
Guru meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Siswa dapat menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa menjawab salam.
Kegiatan penutup
VIII.
Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu
: Spidol, White Borad, Penghapus
Media
: LKS
5 menit
91
IX.
Penilaian Jenis Tagihan
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay
Ternate 28 maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd Nip:
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
92
Lampiran 3d RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NamaSekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Materi
: Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu
: 2 x 45 menit
PertemuanKe
: 4 (Empat)
I.
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
II.
KompetensiDasar 4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III.
Indicator Pembelajaran 1. Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion senama 2. Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a) Proses a. Melalui proses siswa dapat Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion senama b. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. b) Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 1) Memahami (C2) dan Menjelaskan(C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. 2) Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
93
2. Afektif 1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran dengan baik. 2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman kelommpok pada saat materi berlangsung. 3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan
dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok 4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas dengan sungguh-sungguh. 3. Psikomotorik 1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Kemampuan siswa dalam ketepatan menjawab pertanyaan (P3) yang diberikan oleh guru dengan baik 3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif (P7) dalam berkomonikasi antara teman kelompok 4. Kemampuan
siswa
dalam
mengambil
membimbing (P3) dalam kelompok V.
Materi Pokok 1. Pengaruh penambahan ion senama
VI.
StrategiPembelajaran Model
: Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode
: Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan
: Pendekatan Proses
kesimpulan
dan
94
VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Kegiatan pendahuluan
Guru
Siswa
Guru memulai pelajaran dengan salam dan mengabsensi siswa serta mengelola kelas
Siswa dapat menjawab salam dan mendengarkan absensi dari guru.
Guru memimpin do’a selanjutnya guru membagi siswa dalam 4-5 kelompok.
Siswa berdo’a dan mengikuti arahan guru untuk membentuk kelompok.
Guru membagikan LKS kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaran hari ini.
Siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaraan hari ini.
Guru membangkitkan minat belajar siswa dengan mengajukan pertanyaan agar siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
Siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok agar siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang defenisi ion senama dan dan menentukan (C3) pengaruh pengaruh
Siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang defenisi ion senama dan dan menentukan (C3) pengaruh pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
Alokasi Waktu
5 menit
Kegiatan inti -Engagement
-Exploration
80 menit
95
penambahan ion senama terhadap kelarutan. -Explanation
-Elaboration
-Evaluation
Guru membimbing siswa dalam diskusi, agar siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan katakata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
Siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
Guru menujuk salah satu siswa untuk maju dan menjawab soal latihan didepan kelas, agar siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang memprediksi endapan berdasarkan penambahan ion senama.
Siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang memprediksi endapan berdasarkan penambahan ion senama.
Guru memberikan evaluasi melalui pemberian tes (quiz) di akhir pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz.
Siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz .
96
Kegiatan penutup
VIII.
Guru meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Siswa dapat menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa menjawab salam.
5 menit
Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
IX.
Alat Bantu
: Spidol, White Borad, Penghapus
Media
: Handphone android, video animasi praktikum dan LKS
Penilaian Jenis Tagihan
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay
Ternate 28 maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
97
Lampiran 3e RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NamaSekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Materi
: Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu
: 2 x 45 menit
PertemuanKe
: 5 (Lima)
I.
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II.
Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III.
Indicator Pembelajaran 1. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH. 2. Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 3. Memprediksi(C5) terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a) Proses a. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH. b. Melalui proses siswa dapat Menghitung(C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. c. Melalui proses siswa dapat memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) b) Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 1) Memahami(C2) Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH.
98
2) Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu 3) Memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 2. Afektif
1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran dengan baik. 2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman kelommpok pada saat materi berlangsung. 3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan
dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok 4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas dengan sungguh-sungguh. 3. Psikomotorik 1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Kemampuan siswa dalam ketepatan menjawab pertanyaan (P3) yang diberikan oleh guru dengan baik 3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif (P7) dalam berkomonikasi antara teman kelompok 4. Kemampuan
siswa
dalam
mengambil
membimbing (P3) dalam kelompok V.
Materi Pokok 1. Memprediksi terbentuknya endapan 2. Pengaruh pH terhadap kelarutan
VI.
StrategiPembelajaran Model
: Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode
: Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan
: Pendekatan Proses
kesimpulan
dan
99
VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Kegiatan pendahuluan
Guru
Siswa
Guru memulai pelajaran dengan salam dan mengabsensi siswa serta mengelola kelas
Siswa dapat menjawab salam dan mendengarkan absensi dari guru.
Guru memimpin do’a selanjutnya guru membagi siswa dalam 4-5 kelompok.
Siswa berdo’a dan mengikuti arahan guru untuk membentuk kelompok.
Guru membagikan LKS kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaran hari ini.
Siswa dapat memahami (C1) tujuan pembelajaraan hari ini.
Guru membangkitkan minat belajar siswa dengan mengajukan pertanyaan agar siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang hubungan kelarutan dengan pH
Siswa dapat menjawab dan menjelaskan (C2) pertanyaan tentang hubungan kelarutan dengan pH
Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok agar siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang hubungan kelarutan dengan pH dan memprediksi pembentukan endapan berdasarkan
Siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan menjawab pertanyaan dalam LKS tentang hubungan kelarutan dengan pH dan memprediksi pembentukan endapan berdasarkan perbandingan harga Ksp dengan Kc.
Alokasi Waktu
5 menit
Kegiatan inti -Engagement
-Exploration
80 menit
100
perbandingan harga Ksp dengan Kc. -Explanation
-Elaboration
Guru membimbing siswa dalam diskusi, agar siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan katakata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
Siswa dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka sendiri kemudian kelompok lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa yang telah disampaikan dan memberikan argument bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
Guru menujuk salah satu siswa untuk maju dan menjawab soal latihan didepan kelas, agar siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang memprediksi endapan berdasarkan perbandingan harga Ksp dengan Kc.
Siswa dapat memahami (C3) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal latihan tentang memprediksi endapan berdasarkan perbandingan harga Ksp dengan Kc.
-Evaluation Guru memberikan evaluasi melalui pemberian tes (quiz) di akhir pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz.
Siswa dapat lebih memahami (C2) penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan soal-soal quiz .
101
Kegiatan penutup
VIII.
Guru meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Siswa dapat menyampaikan kesimpulan (C5) dari hasil pembelajaran hari ini
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa menjawab salam.
5 menit
Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
IX.
Alat Bantu
: Spidol, White Borad, Penghapus
Media
: Handphone android, video animasi praktikum dan LKS
Penilaian Jenis Tagihan
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay
Ternate 28 maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
102
Lampiran 3f RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NamaSekolah
: SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Materi
: Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu
: 2 x 45 menit
PertemuanKe
: 6 (Enam)
I.
Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II.
KompetensiDasar 5.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III.
IndikatorPembelajaran 1. Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum jenuh, jenuh dan
lewat jenuh 2. Mendefinisikan dan menghitung kelarutan 3. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut 4. Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5. Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 6. Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 7. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. 8. Mendefenisikan ion senama 9. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. 10. Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH. 11.
Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH
tertentu.
103
12. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a) Proses 1. Melalui postest siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum jenuh, jenuh dan lewat jenuh 2. Melalui postest siswa dapat mendefinisikan dan menghitung nilai kelarutan 3. Melalui postest siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap
kelarutan senyawa yang sukar larut 4. Melalui postest siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp) 5. Melalui postest siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp
dari larutan yang sukar larut 6. Melalui postest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan 7. Melalui postest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit
yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. 8. Melalui postest siswa dapat Mendefenisikan ion senama 9. Melalui postest siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan
ion senama terhadap kelarutan. 10. Melalui postest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan
dengan pH. 11. Melalui postest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam
atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Melalui postest siswa dapat Memperkirakan terbentuknya
endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
104
b) Produk
1. Siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum
jenuh, jenuh dan lewat jenuh 2. Siswa dapat Mendefinisikan dan menghitung kelarutan 3. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut 4. Siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5. Siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 6. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 7. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. 8. Siswa dapat Mendefenisikan ion senama 9. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. 10. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH. 11. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Siswa dapat Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 2. Afektif a) Karakter Siswa mampu menjawab soal postest dengan tepat, jujur, teliti, dan tertib serta percaya diri dalam mengemukakan pendapat (A4) tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dipelajari. b) Keterampilan sosial Siswa mampu berkomunikasi dengan santun serta mampu menerima (A1) dan selalu memperhatikan hak orang lain. b. Psikomotorik 1. Siswa mengerjakan dan mampu menggabungkan (P4) teori-teori menjadi jawaban yang benar dalam menjawab soal pretest. 2. Siswa mengajukan (P5) jawaban tepat waktu.
105
V.
Materi Pokok 1. Kelarutan dan hasil kali kelarutan 2. Pengaruh penambahan ion senama 3. Memprediksi terbentuknya endapan
VI.
VII.
StrategiPembelajaran Model
: Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode
: Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan
: Pendekatan Proses
Langkah-Langkah Pembelajran Kegiatan Pembelajaran Tahap Tahap Awal
Guru 4. Guru memulai pelajaran
Siswa 4. Siswa menjawab salam
dengan salam dan
dan mendengarkan
mengabsensi siswa serta
absensi dari guru
mengelola kelas 5. Guru guru memimpin do’a
Alokasi Waktu
5 menit
5. Siswa berdo’a serta dapat memahami tujuan
dan memotivasi siswa serta
pembelajaran yang
menjelaskan tujuan
dijelaskan oleh guru.
pembelajaran yang akan dicapai. Tahap Inti 5. Guru membagikan soal postest kepada siswa. 6. Guru meminta siswa mengerjakan soal –soal
5. Siswa menerima soal postest yang dibagikan guru. 6. Siswa dapat
postest dan menayakan
mengerjakan soal-soal
apabila terdapat kekeliruan
postest dan dapat
soal postest
bertanya apabila terdapat
7. Guru menyampaikan bahwa waktu telah selesai dan meminta siswa
kekeliruan. 7. Siswa dapat melihat kembali hasil kerjanya
90 menit
106
memperhatiakn kembali
masing-masing karna
pekerjaannya masing-
waktu telah selesai.
masing
8. Siswa dapat
8. Guru meminta siswa
mengumpulkan soal-soal
mengumpulkan soal-soal
posttest yang telah
postest yang telah
dikerjakan kepada guru.
dikerjakan Tahap Akhir
3. Guru mengucapkan selamat 3. Siswa dapat memahami kepada siswa yang telah selesai melakukan postest 4. Guru menutup pembelajaran
arahan guru 4. Siswa dapat menjawab salam dari guru.
dengan mengucapkan salam
VIII.
Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu IX.
: Spidol, White Borad, Penghapus
Penilaian Jenis Tagihan
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay
5 menit
107
Ternate 28 maret 2018 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Penelitian
Nofita Asal S.Pd
Fajri Lahane Npm : 03291311046 Mengetahui Kepala Sekolah
Muhajir Salama S.Pd Nip : 196702062007011024
111
Lampiran 4a
KELOMPOK : ANGGOTA : 1. 2. 3. 4. 5.
……………………… ………………………. ……………………… ……………………… ………………………
A. Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp). B. Indicator Pembelajaran
1. Mendefenisikan dan menjelaskan (C1) larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh.
2. Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan. 3. Menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut C. Tujuan Pembelajaran a) Proses
a. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C1) dan mendefenisikan larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh. b. Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan. c. Menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut b) Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 1) Memahami (C2) pengertian larutan tak jenuh, jenuh dan lewat. 2) Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan 3) Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut
112
A. Petunjuk Pengunan LKS 1. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih indentitas kelompok 2. Secara berkelompok siswa memerhatikan video animasi praktikum dan menulis berbagai data informasi dalam video tersebut 3. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan B. Hasil Pengamatan Berdasarkan video animasi percobaan lengkapilah table dibawa ini:
Pelarut
Zat terlarut
Jumlah zat terlarut
Kelarutan setelah dipanaskan
Aquades
NaCl
………………. gram
Bertambah/tidak
Aquades
CaCO3
………………. gram
Bertambah/tidak
C. Pertanyaan 1. Larutan jenuh a. Berapa jumlah NaCl yang ditambahkan sampai saat tidak larut lagi =…………..gram b. Berapa jumlah CaCO3 yang ditambahkan sampai saat tidak larut lagi =……………gram c. Berdasarkan data diatas bahwa ketika penambahan Zat terlarut pada jumlah NaCl sebanyak ..… gram dan zat CaCO3 sebanyak …….. gram, maka larutan tidak dapat melarutkan zat pelarut lagi hal ini menunjukan bahwa larutan tersebut mengandung jumlah maksimum Zat terlarut atau dengan kata lain larutan tersebut berada pada keadaan jenuh. Maka: Larutan jenuh adalah…………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
113
2. Kelarutan a. Apabila larutan NaCl jenuh pada percabaan diatas, ditambahkan lagi dengan Kristal NaCl terus menerus maka larutan tersebut tidak akan larut lagi. Hal ini menujukan bahwa ada batas maksimum jumlah zat NaCl yang dapat larut dalam pelarut aquades. Hal ini disebut dengan kelarutan. Maka: Kelarutan adalah…………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 3. Kelarutan biasanya dinyatakan dalam mol/liter (Molaritas). Berdasarkan hasil percobaaan, hitunglah kelarutan NaCl dan CaCO3! Kemolaran larutan jenuh dari:
Larutan NaCl jenuh ℎ
=
=
( )
=
=
……. …… ……… ……..
= ⋯….
= ⋯…
Larutan CaCO3 jenuh 3
3=
ℎ 3
3=
3 ( )
=
=
….
=. . .
….
……… ……..
= ⋯…
114 4. NaCl termasuk garam (sukar larut/mudah larut) dan CaCO3 termasuk garam (sukar larut/mudah larut). 5. Berdasarkan video animasi praktikum diatas, ketika larutan berada pada kondisi jenuh kemudian ditambahkan lagi dengan dengan Kristal NaCL/CaCO3 dan dipanaskan sehingga kelarutan (bertabah/berkurang )
Maka: Bagaiman Pengaruh suhu terhadap kelarutan ?……………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………..
D. Kesimpulan
115 E. Latihan soal 1. Berdasarkan hasil percobaan ditemukan nilai kelarutan BaSO4 dalam air 0,0091 gram/L. hitunglah kelarutan tersebut dalam satuan Mol/L! Jawaban :
Dik: kelarutan(s) = 0,0091 gram/L Mr BaSO4 = …………… Ditanya kelarutan (s) dalam satuan mol/L…? Penyelesain : =
/ 4
=
………… = ⋯…….. ………..
2. Apabila kelarutan AgCl dalam air 2,5 x 10-4 mol/L. Hitunglah kelarutan tersebut dalam gram/mol! Jawaban:
Dik: kelarutan(s) = 2,5 x 10-4 mol/L Mr BaSO4 = …………… Ditanya kelarutan (s) dalam satuan gram/L…? Penyelesain :
116
Lampiran 4b
KELOMPOK : ANGGOTA : 6. 7. 8. 9. 10.
……………………… ………………………. ……………………… ……………………… ………………………
D. Kompetensi Dasar 3.14 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp). E. Indicator Pembelajaran 4. Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5. Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 6. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 7. Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya. F. Tujuan Pembelajaran c) Proses d. Melalui proses siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) e. Melalui proses siswa dapat Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut f. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan g. Melalui proses siswa dapat Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya. d) Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 4) Memahami (C2) defenisi tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5) Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut 6) Memahami (C2) dan Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
117
F. Petunjuk Pengunan LKS 4. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih indentitas kelompok 5. Secara berkelompok siswa memperhatikan materi singkat 6. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan G. Materi singkat Berdasarkan hasil pembelajaran sebelumnya kita telah mengetahui bahwa terdapat senyawa ini yang sukar larut dalam air. Salah satu senyawa ion yang sukar larut dalam air yaitu AgCl. Apabila kristal AgCl dimasukan kedalam pelarut air akan terlihat bahwa senyawa tesebut tidak dapat larut. Akan tetapi sesungguhnya senyawa tesebut larut dengan membentuk kesetimbangan ion dengan yang tidak larut.
ClAg+
larutan AgCl (s)
H. Pertanyaan a) Tetapan hasil kali kelarutan 6. Berdasarkan gambar diatas maka kita dapat menuliskan persamaan reaksinya sebagai berkut: AgCl (s)
……… +………….. =
[… … . ][… … ] [… … . . ]
Oleh karena AgCl adalah padataan sehingga dianggap konstan, maka : Kc [AgCl] = Ksp = [……….][………] 7. Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan yaitu hasil kali konsentrasi tiap-tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing. Dengan demikian Ksp senyawa CaF2 dan Al(OH)3 adalah ………… CaF2 (s)
.......... + ………. Ksp = [ ….]...[…..]...
118
Al(OH)3 (s)
......... + …… Ksp = [ ….]... […..]...
b) Hubungan antara kelarutan (s) hasil kali kelarutan (Ksp)
Untuk Mengetahui Hubungan Antara Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Perhatikan Contoh-Contoh Berikut
Larutan elektrolit terionisasi menghasilkan ion-ion yaitu kation (bermuatan +) dan anion (bermuatan -). Perhatikan contoh berikut: CaCO3 (s)
……… +……….
Berapakah jumlah kation yang dihasilkan………………………….. Berapakah jumlah anion yang dihasilkan………………………….. Itulah yang dinamakan dengan elektrolit biner Jadi : Elektrolit biner adalah ………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
1. Bagaimana hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada elektrolit biner ? perhatikan contoh dibawa ini : CaCO3(s)
……… +……….
Konsentrasi kesetimbangan ion Ca+2 dan ion CO3 -2 dalam larutan jenuh CaCO3 dapat dikaitkan dengan kelarutan CaCO3, yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan CaCO3 dinyatakan dengan s, maka:
CaCO3(s)
……… +……….
S … …. Dengan demikian maka, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dapat dikaitkan dengan nilai kelarutanya. (s) yakni: Ksp = […..][…..] = (…..)(…..) = ……
119 Jadi hubungan s dengan Ksp pada elektrolit biner yaitu : Ksp = …… s =……
2. Bagaimana hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada elektrolit terner ? perhatikan contoh dibawa ini : PbCl2 (s)
…….. + ……
Berapakah jumlah kation yang dihasilkan ………………….. Berapakah jumlah anion yang dihasilkan ………………….. Berapakah jumlah total ini yang dihasilkan…………………. Itulah yang dinamakan dengan Elektrolit Terner Maka : Elektrolit terner adalah………………………………………………………... ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… .
CaCO3(s)
……… +……….
S
…
….
Ksp = […..][…..] = (…..)(…..) = …… Jadi hubungan s dengan Ksp pada elektrolit terner yaitu : Ksp = …… s
=……
3. Bagaimana hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada elektrolit n >3 ? perhatikan contoh dibawa ini : Al(OH)3 (s) S
………+……… ……
Ksp = [……][……]
……
Ca3(PO4)2(s) S
………+……… ……
Ksp = [……][……]
= (…….)(…….)
= (…….)(…….)
= ……
= ……
……
120 Jadi hubungan s dengan Ksp pada elektrolit n >3 yaitu : Ksp = …… s
=……
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan hubungan antara s dan Ksp secara umum adalah :
AmBn (s)
mA
n-
(aq)+ nB-m (aq)
Maka
Ksp AmBn = ………………. = ……………….. = ………………… s = …………………. I. Kesimpulan
121
J. Latihan soal 1. Kelarutan BaSO4 dalam air 0,009 gram/L. hitunglah Ksp senyawa tersebut pada suhu 25’C. Jawab :
Diketahui : Kelarutan BaSO4 (s) = …… Ditanya: Ksp BaSO4 ….? Penyelesaian : Sebelum menghitung Ksp terlebih dahulu kita mengubah konsentrasi gram/l menjadi mol/L, dengan cara membagi konsetrasi BaSO4 dengan Mr BaSO4. /
=
4
=
………… ………..
= ⋯……..
Kesetimbangan kelarutan: BaSO4(s)
………+………
Ksp = [….][….] = (……..)(……..) = ……….
2. Berdasarkan hasil percobaan, peneliti menemukan nilai Ksp dari tembaga (II) hidroksida (Cu(OH)2) adalah 3,1x10-19. Hitunglah kelarutan (Cu(OH)2) dalam satuan gram/L Jawaban :
122
Lampiran 4c
KELOMPOK : ANGGOTA : 11. 12. 13. 14. 15.
……………………… ………………………. ……………………… ……………………… ………………………
G. Kompetensi Dasar 3.15 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp). H. Indicator Pembelajaran 8. Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion senama 9. Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. I.
Tujuan Pembelajaran e) Proses h. Melalui proses siswa dapat Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion senama i.
Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
A. Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 8) Memahami (C2) dan Menjelaskan(C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan. 9) Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
123
K. Petunjuk Pengunan LKS 7. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih indentitas kelompok 8. Secara berkelompok siswa memerhatikan video animasi praktikum dan menulis berbagai data informasi dalam video tersebut 9. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan L. Hasil Pengamatan Berdasarkan video animasi percobaan lengkapilah table dibawa ini:
Lebel
Perlakuan
A
Aquades + CaCO3
B
Ca(OH)2 + CaCO3
Hasil Pengamatan
M. Pertanyaan 1. Bagaimana hasil pengamatan dari ke dua tabung reaksi? Apakah terdapat endapan? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Bandingkan tabung A dan Tabung B, pada tabung manakah terdapat endapan lebih banyak? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Mengapa demikian? Jelaskan! ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………..
124 4. Tuliskan reaksi ionisasi Ca(OH)2 dan reaksi kesetimbangan CaCO3
Ca(OH)2
………..+……………
CaCO3
………..+…………..
5. Ion apa yang sama dari dua persamaan reaksi diatas? ……………. ……………. Itulah yang disebut dengan ion senama
N. Kesimpulan
125 O. Soal Latihan 1. Hitunglah kelarutan AgNO3 dalam larutan AgCl 4,0x10-4 M. (Ksp AgNO3= 4x10-12 ) Jawaban; Dik : Ksp AgNO3 = 4,0 x 10-12 -4
Dit: Kelarutan AgNO3 dalam larutan AgCl 4,0x10 M …………...? Penyelesaian : AgCl(aq) Ag+(aq) + Cl-(aq) 4,0x10-4M 4,0x10-4M 4,0x10-4M + AgNO3 Ag (aq) + NO3- (aq) s s s Ksp = [ Ag+ ][NO3-] 1,8 x 10-10 = 4,0x10-4x [NO3-] [NO3-] = 1,8 x 10-10/4,0x10-4
= 0,45 x 10-6 M = 4,5 x 10-7 M Jadi kelarutan AgNO3 dalam larutan AgCl 4,0x10-4 M adalah 4,5 x 10-7 M
2. Kelarutan AgCl dalam 0,10 M NaCl. (AgCl: Ksp = 2,0 x 10-10) Jawaban:
126
Lampiran 4d
KELOMPOK : ANGGOTA : 16. 17. 18. 19. 20.
……………………… ………………………. ……………………… ……………………… ………………………
J. Kompetensi Dasar 3.16 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp). K. Indicator Pembelajaran 10. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH. 11. Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Memprediksi(C5) terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) L. Tujuan Pembelajaran f) Proses j.
Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH.
k. Melalui proses siswa dapat Menghitung(C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. l.
Melalui proses siswa dapat memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
g) Produk Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat : 10) Memahami(C2) Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH. 11) Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu 12) Memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
127
P. Petunjuk Pengunan LKS 10. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih indentitas kelompok 11. Secara berkelompok siswa memerhatikan video animasi praktikum dan menulis berbagai data informasi dalam video tersebut 12. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan Q. Hasil Pengamatan Berdasarkan video animasi percobaan lengkapilah table dibawa ini: 1. Hubungan antara PH dan Ksp
Percobaan
Pereaksi
[MgCl2]
pH Mg(OH)2
1
MgCl2 + NaOH
0,2 M
……….
2
MgCl2 + NaOH
0,3 M
……….
3
MgCl2 + NaOH
0,4 M
…………
8. persamaan reaksi : NaOH(aq) + MgCl2(aq)
……. + ……
Reaksi kesetimbangan Mg(OH)2 dalam larutan jenuhnya:
Mg(OH)2 9.
…..+…….
Berdasarkan percobaan 1, 2 dan 3 maka hubungan anatara PH dan Ksp adalah……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
Kesimpulan 1
128 2. Reaksi pengendapan Lengkapilah data dalam tabel berikut: [Ba2+] [Pb2+] No
Perlakuan
[Ni2+] 2+
[Sr ]
-2
[C2O4 ] (M)
(M)
(Qc)
(Ksp)
[BaC2O4]
[BaC2O4]
[PbC2O4]
[PbC2O4]
[NiC2O4]
[NiC2O4]
[SrC2O4]
[SrC2O4]
1
H2C2O2 + Ba2+
1x10-4
1x10-4
1x10-8
2.3x10-8
2
H2C2 O2 + Pb2+
1x10-4
1x10-4
1x10-8
4.8x10-10
3
H2C2O2 + Ni2+
1x10-4
1x10-4
1x10-8
4,0x10-10
4
H2C2O2 + Sr2+
1x10-4
1x10-4
1x10-8
1.4x10-8
Terbentuk endapan
Sudah
belum
1. Bagaimana nilai Kc dari data 1, 2, 3 dan 4 jika dibandingkan dengan nilai Ksp nya?(<,=,>)
1 2 3 4 2. Data manakah yang menunjukan kondisi terbentuknya endapan? Jesalaskan mengapa dengapa demikian! 3. Data manakah yang menunjukan kondisi belum terbentuk endapan? Jesalaskan mengapa dengapa demikian! 4. Data manakah yang kondisi terbentuknya endapan paling sedikit ? Jesalaskan mengapa dengapa demikian!
Kesimpulan 2
Jika Kc < Ksp maka akan ……… Jika Kc = Ksp maka akan ……… Jika Kc > Ksp maka akan ………
129
R. Latihan Soal: 1. PH larutan Cu(OH)2 pada 25’C adalah 8+log 2. Hitunglah kelarutan senyawa tersebut. (Ksp = 4x10-15)
Jawaban:
2. 100 mL larutan Mg(NO3)2 0,04 M di campurkan dengan 125 mL larutan NaOH 0,06 -5 M. jika nilai Ksp Mg(OH)2 = 1,6x10 . Tentukan apakah terbentuk endapan atau belum?
Jawaban:
130
Lampiran 5 KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Belum Validasi) Sekolah Mata Pelajaran Bentuk Soal Jumlah Soal Standar Kompetensi Alokasi Waktu Tahun Pelajaran
: SMA Muhammadiyah 4 TIKEP : IPA/Kimia : Essay : 15 Soal : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya : 90 Menit : 2018 Jumlah butir soal
Kemampuan Berpikir Kritis Kompetensi Dasar
4.6
Indikator Soal
Memprediksi 1. Menjelaskan dan terbentuknya menentukan larutan tak endapan dari jenuh, jenuh dan lewat suatu reaksi jenuh yang sukar larut berdasarkan 2. Mendefenisikan , prinsip menganalisis (C4) dan kelarutan dan menentukan nilai data hasil kali kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp). kelarutan kelarutan dari
Memberikan penjelasan sederhana
Membangun keterampilan dasar
Menyimpulkan
Memberikan penjelasan lebih lanjut
1
3
Mengatur startegi dan taktik 14
11
2
2
3
131
berabagai senyawa elektrolit yang sukar larut 3. Mengindentifikasi hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 4. Menentukan harga kelarutan dan Menganalisis pembentukan endapan berdasarkan penambahan ion senama 5. Menghitung dan menjelaskan pengaruh kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 6. Menganalisis dan memperdiksi terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Total
4
15
3
1
6,7
3
8
9
2
10
5,12
13
4
2
5
4
1
15
133
Lampiran 6 INSTRUMEN SOAL ASPEK KOGNITIF (Belum Validasi) Sekolah
: SMA Muhammadiyah 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: IPA/Kimia
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
AlokasiWaktu
: 90 Menit
JenisSoal
: Essay
Petunjuk siswa a. Nama
:
Kelas
:
b. Petunjuk
Sebelum menger jakan soal dibawah ini terlebih dahulu mengisi identitas diatas
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar
Kemampuan memberikan penjelasan sederhana 3. Biasanya suatu larutan apabila dimasukan suatu zat terlarut, pada kondisi tertentu larutan tersebut tidak mampu melarutkan lagi zat terlarut atau dengan kata lain larutan tesebut telah mencapai batas maksimum kelarutanya, larutan ini disebut dengan larutan tak jenuh dan akan menjadi larutan
jenuh apabila dilarutkan terus menerus zat terlarut hingga
terbentuk endapan sebanyak mungkin. Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan! Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut 4. Proses industri dan di laboratorium untuk mendapatkan senyawa tertentu seorang
laboran
biasanya
mencampurkan
dua
larutan
dengan
menyesuaikan konsentrasi hasil kali ion harus lebih besar dibandingkan dengan hasil kali kelarutannya (Ksp) agar mendapatakkan senyawa yang diinginkan dalam bentuk endapan. Apakah yang dimaksut dengan hasil kali kelarutan?
134
Kemampuan memberikan penjelasan sederhana 5. Sebuah
percobaan
dilakukan
oleh
asisten
laboratorium
kimia,
menghasilkan data kelarutan kalsium sulfat (CuSO4) 0,09 mol/L pada suhu 25’C dan 0,75 gram/L pada suhu 27’C. Berapakah harga Ksp larutan pada suhu 25’C? Kemampuan membangun memberikan penjelasan lebih lanjut 6. Perhatikan tabel dibawa ini: Senyawa
Persamaan ksp
Kation Anion
Hubungan antara Ksp dan s
AgCl
[Ag+][Cl-]
s
s
Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
BaSO4
[Ba2+][SO4-2]
s
s
Ksp = s2;s = (Ksp)1/3
Ag2CO3
[Ag+]2[CO32-]
2s
s
Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
PbF2
[Pb2+][F-]2
s
2s
Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
Al(OH)3
[Al+3][OH-]3
s
3s
Ksp = 27s4;s = (Ksp/27)1/4
3s
2s
Ksp = 108s5;s = (Ksp/108)1/5
Ca3(PO4)2 [Ca2+]3[PO43-]2
Berdasarkan tabel diatas, apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan! Kemampuan menyimpulkan 7. Berdasarkan hasil percobaan, peneliti menemukan nilai Ksp dari tembaga (II) hidroksida (Cu(OH)2) adalah 3,2x10-20 pada suhu 25’C. Hitunglah kelarutan (Cu(OH)2)! Kemampuan menyimpulkan 8. Apabila larutan BaCl2 0,004 M sebanyak 200 mL, dicampurkan dengan larutan K2SO4 0,008 sebanyak 600 mL. apakah akan terbentuk endapan ? (Ksp BaSO4 = 1,1x10-10) Kemampuan menyimpulkan 9. Hitunglah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1M. (Ksp AgCl = 1,8 X 10-10)
135
Kemampuan menyimpulkan 10. pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap, jika [Cu2+] = 0,0015? (Ksp Cu(OH)2 = 1,6 x 10-19) Kemampuan memberikan penjelasan sederhana 11. Perhatikan reaksi berikut: CaF2(s)
Ca2+(aq)+2F-(aq)
AgCl(s)
Ag+(aq) + Cl-(aq)
Dari reaksi diatas, terlihat bahwa untuk senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat salah satu ion (F-) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan senyawa AgCl ketika terionisasi
salah satu ionnya (Cl-) berasal dari asam kuat (HCl).
Berdasarkan konsep kelarutan, jelaskan pengaruh pH terhadap kedua senyawa tersebut (CaF2, dan AgCl)
Kemampuan membangun keterampilan dasar 12. Sebuah kolam renang bersifat Alkali sehingga CO2 yang ada di udara diserap dan membentuk larutan dengan dengan konsentrasi CO3-2 sebesar 2x10 M. apabila air kolam mengandung senyawa berikut: [Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5 [Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9 [Fe2+] = 8,0x10-7M
Ksp = 3,5x10-11
Berdasarkan data diatas senyawa apakah yang akan terbentu endapan! Kemampuan Membangun keterampilan dasar 13. Diketahui Ksp sebagai berikut: a. BaCO3
= 8,1x10-9
b. Mg(OH)2 = 4,0x10-11 c. PbCl2
= 2,4x10-4
d. MgCO3
= 4,0x10-5
Urutkanlan nilai kelarutan senyawa diatas berdasarkan nilai kelarutan yang paling kecil hingga besar.
136
Kemampuan menyimpulkan 14. Suatu larutan mengandung 0,001 M Mg+ dan Au+. Padatan NaCl ditambahkan secara perlahan hingga endapan AgCl mulai terbentuk. Berapakah konsentrasi Au+ pada saat itu? (Ksp AgCl = 1,8 x 10-10 dan Ksp AuCl = 2 x 10-13) Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut 15. Berikut ini ditampilkan data hasil percobaan reaksi antara CaCl2 dengan NaOH yang menghasilkan endapan Ca(OH)2. Percobaan Qc (Ca(OH)2) 1
2,5 x 10-3
Ksp (Ca(OH)2) 5,5 x 10-6
2
1,3 x 10-5
5,5 x 10-6
3
5,5 x 10
-6
-6
Tepat Mengendap
4
5,8 x 10
-7
-6
5,5 x 10
Belum terjadi pengendapan
5
6,2 x 10-8
5,5 x 10-6
Belum terjadi pengendapan
5,5 x 10
keterangan
Mengendap
Mengendap
Jelaskanlah keteraturan data di atas? Kemampuan mengatur strategi dan taktik 16. Berikut hasil 3 kali percobaan reaksi antara CaCl2 dengan NaOH. (Ksp Ca(OH)2 5,5 x 10-6) Percobaan 1 Qc = 4,5 x 10-7
…………
Percobaan 2 Qc = 5,5 x 10-6
…………
Percobaan 3 Qc= 4,5 x 10-5
………….
Berdasarkan percobaan diatas maka tetukanlah jenis larutan pada percobaan 1, 2 dan 3! Kemampuan memberikan penjelasan sederhana 17. Apakah yang akan terjadi dalam suatu larutan yang memiliki hasil kali kelarutan lebih besar dari hasil kali ionnya?
137
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (Belum validasi) No 1.
Kunci Jawaban
Skor Item Jumlah 6
Dik : Pernyataan: Biasanya suatu larutan apabila dimasukan suatu zat terlarut, pada kondisi tertentu larutan tersebut tidak mampu melarutkan lagi zat terlarut atau dengan kata lain larutan tesebut telah mencapai batas maksimum kelarutanya, larutan ini disebut dengan larutan tak jenuh dan akan menjadi larutan jenuh apabila dilarutkan terus menerus zat terlarut hingga terbentuk endapan sebanyak mungkin. Dit: Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan! Penyelesaian Pernyataan diatas merupakan pernyataan yang salah karena yang dimaksut dengan larutan jenuh ialah larutan
6
yang telah mencapai batas masksimum kelarutanya atau tidak dapat melarutkan lagi zat terlarut. Sedangkan larutan tak jenuh ialah larutan yang belum mencapai batas maksimum kelarutanya. 0
Tidak Menjawab 2.
Penyelesaian:
5
Ksp disebut sebagai konstanta hasil kali kelarutan atau, ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari
ion
penyusunnya,
di
mana
masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya dalam
5
138
persamaan kesetimbangan 0
Tidak Menjawab 3.
Dik : kelarutan CuSO4 = 0,09 mol/L
1
6
Dit : Ksp CuSO4………? Penyelesaian CuSO4 (s)
Cu2+(aq) + SO4-2(aq)
S
Ksp = [Cu2+][SO4-2]
S
S
5
=√ =√9 10 = 3x10 -1 Tidak Menjawab
0 4.
Dik :
6 1
Senyawa
Persamaan
Kation
Anion
ksp
Hubungan antara Ksp dan s
AgCl
[Ag+][Cl-]
s
s
Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/2
BaSO4
[Ba2+][SO4 -2]
s
s
Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/3
Ag2 CO3
[Ag+]2[CO32-]
2s
s
Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3
PbF2
[Pb2+][F-]2
s
2s
Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3
Al(OH)3
[Al+3][OH-]3
s
3s
Ksp = 27s4 ;s = (Ksp/27)1/4
Ca3 (PO4)2
[Ca2+]3 [PO43-]2
3s
2s
Ksp = 108s5 ;s = (Ksp/108)1/5
Dit: Apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan! Penyelesaian : Ba2+(aq) + SO4-2(aq)
BaSO4 (s) s
s 2+
s
-2
Ksp = [Ba ][SO4 ] Ksp = √ Maka hubungan antara Ksp dan S dapat ditulis sebagai
5
berikut: Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
0
139
Tidak Menjawab Dik : Ksp Cu(OH)2 = 3,2x10-20
5.
1
7
Mr Cu(OH)2 = Dit : kelarutan Cu(OH)2 ………? Penyelesaian : Cu(OH)2
Cu2+(aq) + 2OH-(aq)
(s)
s
s 2+
6
2s
- 2
Ksp = [Cu ][OH ] = (s)(2s)2
Ksp = s.4s2 s =
=
,
= (8,0 x 10-21)1/3 = 2,0 x 10-7 mol/L Tidak Menjawab 0 6.
Dik : Volume BaCl2 0,004 M = 200 mL
1
Volume K2SO4 0,008 M = 600 mL Ksp BaSO4 = 1,1x10-10 Dit : apakah akan terbentuk endapan ? Penyelesaian : BaCl2(aq) + K2SO4(aq)
BaSO4 (s) + 2KCl(aq)
Salah satu endapan yang mungkin terbentuk adalah BaSO4(S). Ba2+(aq) + SO4-2(aq) +
BaSO4 (s)
Jumlah mol Ba2 pada larutan awal :
7
8
140
= 200
,
×
×
= 8,0 10
Konsentrasi Ba+2 dalam volume total : ,
[Ba+2]=
×
= 1,0 10
Jumlah mol SO4 -2 pada larutan awal : ,
Mol SO4 -2= 600
×
= 4,8 10
Konsentrasi SO4-2 dalam volume total : [SO4-2]=
,
×
= 6,0 10
Maka : Kc = [Ba+2] [SO4-2] =(1,0x10-3)(6,0x10-3) =6,0x10-6 Oleh karena Kc > Ksp maka akan terbentuk endapan.
0
Tidak Menjawab 7.
Dik : Ksp AgCl = 1,8 x 10-19
1
Dit: Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,1 M …………...? Penyelesaian : Na +(aq) + Cl-(aq)
NaCl(aq) 0,1M
0,1 M
AgCl
Ag +(aq) + Cl- (aq)
s
s
s +
Ksp
0,1M
-
= [ Ag ][Cl ] -10
1,8 x 10
= [ Ag+ ] x 0,1
[ Ag+ ]
=
,
= 1,8 x10-9 [AgCl]
= x 1,8 x10-9 = 1,8 x10-9
Jadi kelutan AgCl yang terdapat dalam larutan NaCl 0,1 M adalah 1,8 x10-9 Mol/L Tidak Menjawab
7
8
141
0 8.
Dik : [Cu2+]
= 0,0015 M
1
8
Ksp Cu(OH)2 = 1,6x10 -19 Dik : pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap? Penyelesaian Cu2+(aq) + 2OH-(aq)
Cu(OH)2 (aq)
Pada saat mulai mengendap Q=Ksp Ksp Cu(OH)2 = [Cu2+][OH-]2 1,6 x 10-19 = [1,5 x 10-3][2s]2 4s2 =
,
s=
= 1,06 10
, ,
= 5,1 10
Sehingga s = [OH-]=2s=2 x 5,1 10
M = 1,02 x 10-8 M
pOH = 8 pH = 14-8 = 6
7
Tidak Menjawab
9.
Dik : Senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat salah satu -
ion (F ) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan senyawa AgCl ketika terionisasi salah satu ionnya (Cl-) berasal dari asam kuat (HCl). Dik : Pengaruh pH
terhadap kedua senyawa tersebut
(CaF2, dan AgCl)……? Penyelesaian: CaF2 Tulis persamaann reaksinya
0 1
8
142
Ca2+(aq)+2F-(aq)
CaF2(s)
Anion F- adalah basa konjugasi relatif kuat karena berasal dari asam lemah HF, sehingga dapat terhidrolisis melepas ion OH-. F-(s) + H2O(l )
HF (aq)+OH-(aq)
Jadi, pH berpengaruh pada kelarutan CaF2. AgCl Tulis persamaan reaksinya:
7
Ag+(aq) + Cl-(aq)
AgCl(s)
Anion Cl- adalah basa konjugasi relatif lemah karena berasal dari asam kuat HCl, sehingga tidak terhidrolisis. Jd, pH tidak terpengaruh pada kelarutan AgCl. Tidak Menjawab
10.
Dik :
[CO3-2] = 2 x10-4 M
0 1
[Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5 [Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9 [Fe2+] = 8,0x10-7M
Ksp = 3,5x10-11
Dit : senyawa yang akan terbentuk endapan ? Penyelesaian : Q MgCO3 = [Mg2+][CO3-2] 7 -3
-4
= (4,0x10 )( 2 x10 ) = 8x10 -7 M Q MgCO3 < Ksp MgCO3 Tidak terbentuk endapan Q CaCO3 = [Ca2+][CO3-2] = (6,0x10-4)( 2 x10-4)
8
143
= 12x10-8 M Q CaCO3 > Ksp CaCO3 Terbentuk endapan Q FeCO3 = [Fe2+][CO3-2] = (8,0x10-7)( 2 x10-4) = 16x10-11 M Q FeCO3 > Ksp FeCO3 Terbentuk endapan 0
Tidak Menjawab 11.
BaCO3 = 8,1x10-9
Dik: Ksp
Mg(OH)2 = 4,0x10
1
7
-11
PbCl2
= 2,4x10-4
MgCO3
= 4,0x10-5
Dit:Tingkat kelarutan dari yang paling kecil hingga besar? Penyelesaian: BaCO3 = s2 = 8,1x10-9
6
MgCO3 = s2= 4,0x10-5 Mg(OH)2=4s3 = 4,0x10-11 PbCl2 = 4s3= 2,4x10-4
12.
Tidak Menjawab
0
Dik : Ksp AgCl = 1,8 x 10-10
1
AuCl = 2 x 10-13 [Ag+] = 0,001 M Dit : Berapakah [Au+] pada saat ditambahkan NaCl hingga terbentuk endapan? Penyelesaian : AgCl(S)
Ag+(aq) + Cl-(aq)
Mulai mengendap ketika Q=Ksp Ksp AgCl = [Ag+][Cl-]
7
8
144
1,8 x 10-10 = [0,001][Cl-] [Cl-] = 1,8 x 10-10/1,0x10-3 = 1,8 x 10-7 M Au+(aq) + Cl-(aq)
AuCl(S)
2 x 10-13= [Au+][1,8 x 10-7] [Au-] = 2 x 10-13/1,8 x 10-7 = 1,1 x 10-6 M Tidak Menjawab 13.
0
Dik :
1
Percobaa n
Qc (Ca(OH)2)
Ksp (Ca(OH)2)
keterangan
1
2,5 x 10-3
5,5 x 10-6
Mengendap
2
1,3 x 10-5
5,5 x 10-6
Mengendap
3
5,5 x 10-6
5,5 x 10-6
Tetap Mengendap
4
5,8 x 10-7
5,5 x 10-6
Belum terjadi pengendapan
5
6,2 x 10-8
5,5 x 10-6
Belum terjadi pengendapan
6
Dit : jeskan keteraturan data di atas? Penyelesaian
5
Berdasarkan data diatas maka dapat terdapat keteraturan bahwa apabila dalam satu larutan harga Q lebih besar dari
0
harga Ksp maka akan terbentuk endapan namun jika harga Q lebih kecil dibandingkan dengan Ksp maka tidak akan terbentuk endapan. Tidak Menjawab
14.
Dik :
1
5
145
Percobaan 1 Q
Percobaan 2 Q=Ksp
Percobaan 3 Q>Ksp
Dit: Jenis larutan pada percobaan 1, 2 dan 3? Percobaan 1 = larutan tak jenuh Percobaan 2 = larutan jenuh
4
Percobaan 3 = larutan lewat jenuh 0 Tidak Menjawab 15.
Penyelesaian Apabila saatu larutan mengandung harga hasil kali ion
4
4
lebih besar dibandingkan dengan hasil kali kelarutanya maka akan terbentuk endapan. 0
Tidak Menjawab JUMLAH
100
146
Lampiran 8a
Instrumen Validasi Soal Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan A. Petunjuk Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan soal pada materi kelarutan dan hali kali kelarutan. Oleh karena itu peneliti memohon Bapak/Ibu untuk dapat memberikan tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian, dengan skala penilaian sebagai berikut: 1. Tidak relevan 2. Kurang relevan 3. Relevan 4. Sangat relevan Selain memberi penilaian, Bapak/Ibu diharapkan untuk memberi komentar langsung di dalam lembar validasi ini atau menuliskannya pada kolom saran yang disediakan. Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih. B. Komentar atau saran revisi mohon dituliskan secara jelas pada tempat yang telah disediakan. No 1 2 3 4
1 2 3
Komponen/ aspek A. Materi Soal Soal-soal sesuai dengan tujuan tes Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran Soal-soal dirumuskan dengan jelas Jawaban diharapkan jelas secara representatif mencakup materi pembelajaran B. Bahasa Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah dikenal oleh peserta didik Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda
1
2
3 √ √ √ √
√ √ √
4
147
C. Konstruksi Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat tanya atau perintah yang jelas D. Waktu 1 Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan C. Penilaian Umum (pilihlah): 1 2 3
√ √ √ √
1. Tes hasil belajar sangat baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tanpa revisi 2. Tes hasil belajar baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tapi sebagian kecil direvisi 3. Tes hasil belajar kurang baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tetapi sebagian besar direvisi 4. Tes hasil belajar tidak baik jika tes hasil belajar harus direvisi (buruk) D. Komentar/ Saran Validator: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .................... Ternate,
Mei 2018
Validator I
Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd.,M.Si NIP. 197309292003122005
148
Lampiran 8b REKAPITULASI VALIDASI SOAL (VALIDATOR I) Skor Perolehan SR R KR TR Materi Soal 1 0 0 3 0 2 0 0 3 0 3 0 0 3 0 4 0 0 3 0 Rata-rata No Item Bahasa 1 0 0 3 0 2 0 0 3 0 3 0 0 3 0 Rata-rata Konstruksi/Petujuk pengerjaan No Item soal 1 0 0 3 0 2 0 0 3 0 3 0 0 3 0 Rata-rata No Item Waktu 1 0 0 3 0 Rata-rata Keterangan : SR = Sangat Relevan R = Relevan KR = Kurang Relevan TR =Tidak Relevan
∑
No Item
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4
149
Lampiran 8c PRESENTASE VALIDASI SOAL (Validator I)
No Item
Komponen/Aspek yang dinilai Materi Soal
1
Soal-soal sesuai dengan tujuan tes
2
Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran
3
4
Soal-soal dirumuskan dengan jelas
Jawaban diharapkan jelas secara representatif mencakup materi pembelajaran
Skor
presentase
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 300% 75%
4 3 2 1 4 3 2
0% 75% 0% 0% 0% 75% 0%
1 4 3 2 1
0% 0% 75% 0% 0% 225% 75%
4 3 2 1
0% 75% 0% 0%
Jumlah Rata-rata No
Bahasa 1
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
2
Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah dikenal oleh peserta didik
3
No 1
Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda
Jumlah Rata-rata Kontruksi/ petujuk pengerjaan soal Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas
150
2
3
Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda
Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat tanya atau perintah yang jelas
4 3 2 1 4 3 2 1
0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 225% 75%
4 3 2 1
100% 0% 0% 0% 100% 100%
Jumlah Rata-rata No 1
Waktu Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Jumlah Rata-rata
Keterangan: Nilai presentase validitas soal untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan; Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimum Berdasarkan persamaan diatas, perhitungan untuk memperoleh presentase nilai tiap item dengan menghitung diwakilkan pada item no 1 sebagai berikut: Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimal 3 = x 100 4 = 0,75 x 100
= 75% Demikian cara perhitungan untuk item no 2 dan seterusnya sama. Untuk predikat nilai presentase dapat dikatahui dengan nilai sebagai berikut: 86 %– 100 % = Baik sekali 76 %– 85% = Baik 60% – 75% = Cukup ≤ 59% = Kurang
151
Lampiran 8d
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS KHAIRUN Jl. Bandara Babullah. Kampus I Akehuda Kota Ternate Utara SURAT KETERANGAN VALIDATOR Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si
Jabatan
: Dosen FKIP Universitas Khairun Prodi Pendidikan Kimia
Dengan ini menerangkan bahwa benar telah melaksanakan validasi instrumen penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” dari mahasiswa atas nama: Fajri Lahane NPM: 0329 1411 019 Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ternate,
Mei 2018
Mengetahui: Ketua Program Studi
Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si NIP: 197309292003122005
Validator I
Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si NIP. 197309292003122005
152
Lampiran 9a
Instrumen Validasi Soal Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan E. Petunjuk Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan soal pada materi kelarutan dan hali kali kelarutan. Oleh karena itu peneliti memohon Bapak/Ibu untuk dapat memberikan tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian, dengan skala penilaian sebagai berikut: 5. Tidak relevan 6. Kurang relevan 7. Relevan 8. Sangat relevan Selain memberi penilaian, Bapak/Ibu diharapkan untuk memberi komentar langsung di dalam lembar validasi ini atau menuliskannya pada kolom saran yang disediakan. Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih. F. Komentar atau saran revisi mohon dituliskan secara jelas pada tempat yang telah disediakan. No 1 2 3 4
1 2 3
Komponen/ aspek E. Materi Soal Soal-soal sesuai dengan tujuan tes Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran Soal-soal dirumuskan dengan jelas Jawaban diharapkan jelas secara representatif mencakup materi pembelajaran F. Bahasa Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah dikenal oleh peserta didik Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda
1
2
3
4
√ √ √ √
√ √ √
153
1 2 3
1
G. Konstruksi Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat tanya atau perintah yang jelas H. Waktu Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
√ √ √
√
G. Penilaian Umum (pilihlah): 5. Tes hasil belajar sangat baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tanpa revisi 6. Tes hasil belajar baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tapi sebagian kecil direvisi 7. Tes hasil belajar kurang baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tetapi sebagian besar direvisi 8. Tes hasil belajar tidak baik jika tes hasil belajar harus direvisi (buruk) H. Komentar/ Saran Validator: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .................... Ternate,
Mei 2018
Validator II
Drs. H. Abdul Rasid Saraha.,M.Si NIP: 196602052002121022
154
Lampiran 9b REKAPITULASI VALIDASI SOAL (VALIDATOR II) Skor Perolehan SR R KR TR Materi Soal 1 0 0 3 0 2 0 0 3 0 3 0 0 3 0 4 0 0 3 0 Rata-rata No Item Bahasa 1 0 0 3 0 2 0 0 3 0 3 0 0 0 4 Rata-rata Konstruksi/Petujuk pengerjaan No Item soal 1 0 0 0 4 2 0 0 3 0 3 0 0 3 0 Rata-rata No Item Waktu 1 0 0 0 4 Rata-rata Keterangan : SR = Sangat Relevan R = Relevan KR = Kurang Relevan TR =Tidak Relevan
∑
No Item
3 3 3 3 3 3 3 4 3,3
4 3 3 3,3 4 4
155
Lampiran 9c PRESENTASE VALIDASI SOAL (Validator II)
No Item
Komponen/Aspek yang dinilai Materi Soal
1
Soal-soal sesuai dengan tujuan tes
2
Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran
3
4
Soal-soal dirumuskan dengan jelas
Jawaban diharapkan jelas secara representatif mencakup materi pembelajaran
Skor
presentase
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 300% 75%
4 3 2 1 4 3 2
0% 75% 0% 0% 0% 75% 0%
1 4 3 2 1
0% 100% 0% 0% 0% 250% 83.3%
4 3 2 1
100% 0% 0% 0%
Jumlah Rata-rata No
Bahasa 1
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
2
Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah dikenal oleh peserta didik
3
No 1
Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda
Jumlah Rata-rata Kontruksi/ petujuk pengerjaan soal Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas
156
2
3
Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda
Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat tanya atau perintah yang jelas
4 3 2 1 4 3 2 1
0% 75% 0% 0% 0% 75% 0% 0% 250% 88,3%
4 3 2 1
100% 0% 0% 0% 100% 100%
Jumlah Rata-rata No 1
Waktu Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Jumlah Rata-rata
Keterangan: Nilai presentase validitas soal untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan; Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimum Berdasarkan persamaan diatas, perhitungan untuk memperoleh presentase nilai tiap item dengan menghitung diwakilkan pada item no 1 sebagai berikut: Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimal 3 = x 100 4 = 0,75 x 100
= 75% Demikian cara perhitungan untuk item no 2 dan seterusnya sama. Untuk predikat nilai presentase dapat dikatahui dengan nilai sebagai berikut: 86 %– 100 % = Baik sekali 76 %– 85% = Baik 60% – 75% = Cukup ≤ 59% = Kurang
157
Lampiran 9d
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS KHAIRUN Jl. Bandara Babullah. Kampus I Akehuda Kota Ternate Utara SURAT KETERANGAN VALIDATOR Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Drs. H. Abdul Rasid Saraha.,M.Si
Jabatan
: Dosen FKIP Universitas Khairun Prodi Pendidikan Kimia
Dengan ini menerangkan bahwa benar telah melaksanakan validasi instrumen penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” dari mahasiswa atas nama: Fajri Lahane NPM: 0329 1411 019 Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ternate,
Mei 2018
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si NIP: 197309292003122005
Validator II
Drs. H. Abdul Rasid Saraha.,M.Si NIP. 196602052002121022
158
Lampiran 10 KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Setelah divalidasi) Sekolah Mata Pelajaran Bentuk Soal Jumlah Soal Standar Kompetensi Alokasi Waktu Tahun Pelajaran
: SMA Muhammadiyah 4 TIKEP : IPA/Kimia : Essay : 15 Soal : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya : 90 Menit : 2018 Jumlah butir soal
Kemampuan Berpikir Kritis Kompetensi Dasar 4.6
Indikator Soal
Memprediksi 7. Menjelaskan dan terbentuknya menentukan larutan tak endapan dari jenuh, jenuh dan lewat suatu reaksi jenuh yang sukar larut berdasarkan 8. Mendefenisikan, prinsip menganalisis (C4) dan kelarutan dan menentukan nilai data hasil kali kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp). kelarutan kelarutan dari berabagai senyawa
Memberikan penjelasan sederhana
Membangun keterampilan dasar
Menyimpulkan
1
2
Memberikan penjelasan lebih lanjut 1
9
5
3
159
elektrolit yang sukar larut 9. Mengindentifikasi hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 10. Menentukan harga kelarutan dan Menganalisis pembentukan endapan berdasarkan penambahan ion senama 11. Menghitung dan menjelaskan pengaruh kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu. 12. Menganalisis dan memperdiksi terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Total
3
7
4
1
6
2
8
3
2
1
3
10
2
2
10
160
Lampiran 11 INSTRUMEN SOAL ASPEK KOGNITIF Sekolah
: SMA Muhammadiyah 4 TIKEP
Mata Pelajaran
: IPA/Kimia
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
AlokasiWaktu
: 90 Menit
JenisSoal
: Essay
Petunjuk siswa a. Nama
:
Kelas
:
b. Petunjuk
Sebelum menger jakan soal dibawah ini terlebih dahulu mengisi identitas diatas
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar
Kemampuan memberikan penjelasan sederhana 1. Biasanya suatu larutan apabila dimasukan suatu zat terlarut, pada kondisi tertentu larutan tersebut tidak mampu melarutkan lagi zat terlarut atau dengan kata lain larutan tesebut telah mencapai batas maksimum kelarutanya, larutan ini disebut dengan larutan tak jenuh dan akan menjadi larutan
jenuh apabila dilarutkan terus menerus zat terlarut hingga
terbentuk endapan sebanyak mungkin. Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan! Kemampuan memberikan penjelasan sederhana 2. Sebuah
percobaan
dilakukan
oleh
asisten
laboratorium
kimia,
menghasilkan data kelarutan kalsium sulfat (CuSO4) 0,09 mol/L pada suhu 25’C dan 0,75 gram/L pada suhu 27’C. Berapakah harga Ksp larutan pada suhu 25’C?
161
Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut 3. Perhatikan tabel dibawa ini: Senyawa
Persamaan ksp
Kation Anion
Hubungan antara Ksp dan s
AgCl
[Ag+][Cl-]
s
s
Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
BaSO4
[Ba2+][SO4-2]
s
s
Ksp = s2;s = (Ksp)1/3
Ag2CO3
[Ag+]2[CO32-]
2s
s
Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
PbF2
[Pb2+][F-]2
s
2s
Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
Al(OH)3
[Al+3][OH-]3
s
3s
Ksp = 27s4;s = (Ksp/27)1/4
3s
2s
Ksp = 108s5;s = (Ksp/108)1/5
Ca3(PO4)2 [Ca2+]3[PO43-]2
Berdasarkan tabel diatas, apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan! Kemampuan menyimpulkan 4. Apabila larutan BaCl2 0,004 M sebanyak 200 mL, dicampurkan dengan larutan K2SO4 0,008 sebanyak 600 mL. apakah akan terbentuk endapan ? (Ksp BaSO4 = 1,1x10-10) Kemampuan menyimpulkan 5. Hitunglah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1M. (Ksp AgCl = 1,8 X 10-10) Kemampuan menyimpulkan 6. pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap, jika [Cu2+] = 0,0015? (Ksp Cu(OH)2 = 1,6 x 10-19) Kemampuan memberikan penjelasan sederhana 7. Perhatikan reaksi berikut: CaF2(s)
Ca2+(aq)+2F-(aq)
AgCl(s)
Ag+(aq) + Cl-(aq)
Dari reaksi diatas, terlihat bahwa untuk senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat salah satu ion (F-) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan senyawa AgCl ketika terionisasi
salah satu ionnya (Cl-) berasal dari asam kuat (HCl).
162
Berdasarkan konsep kelarutan, jelaskan pengaruh pH terhadap kedua senyawa tersebut (CaF2, dan AgCl)
Kemampuan membangun keterampilan dasar 8. Sebuah kolam renang bersifat Alkali sehingga CO2 yang ada di udara diserap dan membentuk larutan dengan dengan konsentrasi CO3-2 sebesar 2x10 M. apabila air kolam mengandung senyawa berikut: [Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5 [Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9 [Fe2+] = 8,0x10-7M
Ksp = 3,5x10-11
Berdasarkan data diatas senyawa apakah yang akan terbentu endapan! Kemampuan Membangun keterampilan dasar 9. Diketahui Ksp sebagai berikut: e. BaCO3
= 8,1x10-9
f. Mg(OH)2 = 4,0x10-11 g. PbCl2
= 2,4x10-4
h. MgCO3
= 4,0x10-5
Urutkanlan nilai kelarutan senyawa diatas berdasarkan nilai kelarutan yang paling kecil hingga besar. Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut 10. Berikut ini ditampilkan data hasil percobaan reaksi antara CaCl2 dengan NaOH yang menghasilkan endapan Ca(OH)2. Percobaan Qc (Ca(OH)2) 1 2 3 4 5
2,5 x 10
-3
1,3 x 10
-5
5,5 x 10
-6
5,8 x 10
-7
6,2 x 10
-8
Ksp (Ca(OH)2)
Mengendap
-6
Mengendap
-6
Tepat Mengendap
-6
Belum terjadi pengendapan
-6
Belum terjadi pengendapan
5,5 x 10 5,5 x 10 5,5 x 10 5,5 x 10 5,5 x 10
Jelaskan keteraturan data di atas?
keterangan
-6
163
Lampiran 12 KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (Setelah divalidasi) No
Kunci Jawaban Item
1.
Dik :
Skor Jumlah 8
Pernyataan: Biasanya suatu larutan apabila dimasukan suatu zat terlarut, pada kondisi tertentu larutan tersebut tidak mampu melarutkan lagi zat terlarut atau dengan kata lain larutan tesebut telah mencapai batas maksimum kelarutanya, larutan ini disebut dengan larutan tak jenuh dan akan menjadi larutan
jenuh
apabila dilarutkan terus menerus zat terlarut hingga terbentuk endapan sebanyak mungkin. Dit: Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan! Penyelesaian Pernyataan diatas merupakan pernyataan yang salah karena yang dimaksut dengan larutan jenuh ialah larutan yang telah mencapai batas masksimum kelarutanya atau tidak dapat
8
melarutkan lagi zat terlarut. Sedangkan larutan tak jenuh ialah larutan yang belum mencapai batas maksimum kelarutanya. Tidak Menjawab
2.
Dik : kelarutan CuSO4 = 0,09 mol/L
0 1
Dit : Ksp CuSO4………? Penyelesaian CuSO4 (s) S
Cu2+(aq) + SO4-2(aq)
Ksp = [Cu2+][SO4-2]
S
S
= [s][s] =(9x10-2) (9x10-2) = 81x10 -4 Tidak Menjawab
8
9
164
0 3.
Dik : Senyawa
1 Persamaan ksp
Kation
Anion
Hubungan antara Ksp dan s
AgCl
[Ag+][Cl-]
s
s
Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/2
BaSO4
[Ba 2+][SO4 -2 ]
s
s
Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/3
Ag2CO 3
[Ag+]2[CO32-]
2s
s
Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3
PbF2
[Pb2+][F-]2
s
2s
Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3
Al(OH)3
[Al+3 ][OH-]3
s
3s
Ksp = 27s4 ;s = (Ksp/27)1/4
Ca3(PO4 )2
[Ca 2+]3[PO43-]2
3s
2s
Ksp = 108s5 ;s = (Ksp/108)1/5
Dit: Apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan!
8
Penyelesaian : Ba2+(aq) + SO4-2(aq)
BaSO4 (s) s
s 2+
s
-2
Ksp = [Ba ][SO4 ] Ksp = [s][s] Maka hubungan antara Ksp dan S dapat ditulis sebagai berikut: Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
Tidak Menjawab
0
9
165
4.
Dik : Volume BaCl2 0,004 M = 200 mL
11 1
Volume K2SO4 0,008 M = 600 mL Ksp BaSO4 = 1,1x10-10 Dit : apakah akan terbentuk endapan ? Penyelesaian : BaCl2(aq) + K2SO4(aq)
BaSO4 (s) + 2KCl(aq)
Salah satu endapan yang mungkin terbentuk adalah BaSO4(S). Ba2+(aq) + SO4-2(aq)
BaSO4 (s)
Jumlah mol Ba2+ pada larutan awal : = 200
×
,
×
= 8,0 10
Konsentrasi Ba+2 dalam volume total : [Ba+2]=
,
×
= 1,0 10
Jumlah mol SO4 -2 pada larutan awal : ,
Mol SO4 -2= 600
×
= 4,8 10
10
Konsentrasi SO4-2 dalam volume total : [SO4-2]=
,
×
= 6,0 10
Maka : Kc = [Ba+2] [SO4-2] =(1,0x10-3)(6,0x10-3) =6,0x10-6 Oleh karena Kc > Ksp maka akan terbentuk endapan. Tidak Menjawab
0
166
5.
Dik : Ksp AgCl = 1,8 x 10-10 Dit: Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,1 M …………...? Penyelesaian : NaCl(aq) Na +(aq) + Cl-(aq) 0,1M 0,1 M 0,1M AgCl Ag +(aq) + Cl- (aq) s s s + Ksp = [ Ag ][Cl ] 1,8 x 10-10 = [ Ag+ ] x 0,1
1
9
8
,
+
[ Ag ]
= = 1,8 x10-9 [AgCl] = x 1,8 x10-9 = 1,8 x10-9 Jadi kelutan AgCl yang terdapat dalam larutan NaCl 0,1 M adalah 1,8 x10-9 Mol/L Tidak Menjawab 6.
2+
Dik : [Cu ] = 0,0015 M Ksp Cu(OH)2 = 1,6x10-19 Dik : pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap? Penyelesaian Cu(OH)2 (aq) Cu2+(aq) + 2OH-(aq) Pada saat mulai mengendap Q=Ksp Ksp Cu(OH)2 = [Cu2+][OH-]2 1,6 x 10-19 = [1,5 x 10-3][2s]2 4s2 = s=
, ,
= 5,1 10
M = 1,02 x 10-8 M
Dik : Senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat salah satu ion -
(F ) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan senyawa AgCl ketika terionisasi salah satu ionnya (Cl-) berasal dari asam kuat (HCl). Dik : Pengaruh pH terhadap kedua senyawa tersebut (CaF2, dan AgCl)……? Penyelesaian:
10
= 1,06 10
,
Sehingga s = [OH-]=2s=2 x 5,1 10 pOH = 8 pH = 14-8 = 6 Tidak Menjawab 7.
0 1
9
0 1
10
167
CaF2 Tulis persamaann reaksinya CaF2(s)
Ca2+(aq)+2F-(aq)
Anion F- adalah basa konjugasi relatif kuat karena berasal dari
9
asam lemah HF, sehingga dapat terhidrolisis melepas ion OH-. F-(s) + H2O(l )
HF (aq)+OH-(aq)
Jadi, pH berpengaruh pada kelarutan CaF2. AgCl Tulis persamaan reaksinya: AgCl(s)
Ag+(aq) + Cl-(aq)
Anion Cl- adalah basa konjugasi relatif lemah karena berasal dari asam kuat HCl, sehingga tidak terhidrolisis. Jd, pH tidak terpengaruh pada kelarutan AgCl. Tidak Menjawab 0
168
8.
Dik : [CO3-2] = 2 x10-4 M [Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5 [Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9 [Fe2+] = 8,0x10-7M Ksp = 3,5x10-11 Dit : senyawa yang akan terbentuk endapan ?
1
Penyelesaian : Q MgCO3 = [Mg2+][CO3-2] = (4,0x10-3)( 2 x10-4) = 8x10-7 M Q MgCO3 < Ksp MgCO3 Tidak terbentuk endapan Q CaCO3 = [Ca2+][CO3-2] = (6,0x10-4)( 2 x10-4) = 12x10 -8 M 10 Q CaCO3 > Ksp CaCO3 Terbentuk endapan Q FeCO3 = [Fe2+][CO3-2] = (8,0x10-7)( 2 x10-4) = 16x10 -11 M Q FeCO3 > Ksp FeCO3 Terbentuk endapan Tidak Menjawab
0
11
169
9.
Dik: Ksp
BaCO3 = 8,1x10-9
1
10
-11
Mg(OH)2 = 4,0x10 PbCl2
= 2,4x10-4
MgCO3
= 4,0x10-5
Dit:Tingkat kelarutan dari yang paling kecil hingga besar? Penyelesaian: BaCO3 = s2 = 8,1x10(-9/2)= 8,1x10(-4,5)
9
MgCO3 = s2= 4,0x10(-5/2)= 4,0x10(-2,5) Mg(OH)2=4s3 = 4,0x10(-11/3) = 4,0x10(-3,7) PbCl2 = 4s3= 2,4x10(-4/3)=2,4x10(-1,3) Maka dapat di urutkan sebegai berikut: 0
BaCO3, Mg(OH)2, MgCO3, PbCl2 Tidak Menjawab 10
Dik :
1
Percobaa n 1
Qc (Ca(OH)2) 2,5 x 10-3
Ksp (Ca(OH)2) 5,5 x 10-6
keterangan
2
1,3 x 10-5
5,5 x 10-6
Mengendap
3
5,5 x 10-6
5,5 x 10-6
Tepat Mengendap
4
5,8 x 10-7
5,5 x 10-6
Belum terjadi pengendapan
5
6,2 x 10-8
5,5 x 10-6
Belum terjadi pengendapan
8
Mengendap
Dit : jeskan keteraturan data di atas? Penyelesaian Berdasarkan data diatas maka dapat terdapat keteraturan bahwa apabila dalam satu larutan harga Q lebih besar dari harga Ksp maka akan terbentuk endapan namun jika harga Q lebih kecil dibandingkan dengan Ksp maka tidak akan terbentuk endapan. Tidak Menjawab 7
0 JUMLAH
95
170
Lampiran 13 Data Mentah Hasil Pritest
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Siswa
Ayub Tonengan Dina Haul Eka F. Ade Iin T. Yamany Indra P. Abdullah Jein F. Kore Kartika Nurdin Lili Miraji Mariyana adam Nurlaila H. Lapia Raijifen Makasunda Riskika Mukam Rosdiyana Halil Sulaswati Mohtar Jumlah Skor Per Indikator Skor Maksimum Nilai X
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Memberikan Membangun Memberikan penjelasan keterampilan Menyimpulkan penjelasan sederhana dasar lebih lanjut Nomor soal Nomor soal Nomor soal Nomor soal 9 8 1 2 7 4 5 6 3 10
1 1 0 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 378 11
1 1 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 1 0 1 3 4 1 3 1 0 28 294 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 43 420 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 0 1 2 3 1 0 0 0 25 238 11
Skor per siswa
Nilai X
10 10 6 7 10 10 9 10 14 17 10 10 9 7
11 11 6 7 11 11 10 11 15 18 11 11 10 8
137
150
171
Nila X diperoleh dari persamaan berikut. Nilai X =
x 100
Berdasarkan persamaan diatas maka dapat dijavarkan perhitungannya untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan indikator pertama yaitu. Nilai X =
x 100 = 11
172
Lampiran 14 Data Mentah Hasil Posttest
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Siswa
Ayub Tonengan Dina Haul Eka F. Ade Iin T. Yamany Indra P. Abdullah Jein F. Kore Kartika Nurdin Lili Miraji Mariyana adam Nurlaila H. Lapia Raijifen Makasunda Riskika Mukam Rosdiyana Halil Sulaswati Mohtar Jumlah Skor Per Indikator Skor Maksimum Nilai X
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Memberikan Membangun Memberikan penjelasan keterampilan Menyimpulkan penjelasan sederhana dasar lebih lanjut Nomor soal Nomor soal Nomor soal Nomor soal 9 8 1 2 7 4 5 6 3 10 7 8 0 9 4 0 8 9 1 0 2 8 2 10 8 0 0 6 3 8 7 8 0 10 8 0 0 6 2 0 7 8 0 11 10 0 8 7 5 8 6 8 0 6 9 0 8 9 8 7 5 8 0 4 10 0 2 6 4 0 3 8 1 5 8 0 0 7 3 8 3 8 2 10 10 0 0 8 3 8 8 8 0 11 9 1 8 10 7 7 8 8 0 1 8 1 8 10 8 8 7 8 0 10 10 1 8 10 5 0 8 8 1 7 10 1 8 7 4 3 8 8 1 10 10 1 8 6 5 3 8 8 0 0 8 0 8 10 2 0 206 226 190 120 378 294 420 238 54 77 45 50
Skor per siswa
Nilai X
41 42 41 61 67 40 44 45 69 71 48 60 57 56
43 44 43 64 71 42 46 47 73 75 51 63 60 59
742
781
173
Nila X diperoleh dari persamaan berikut. Nilai X =
x 100
Berdasarkan persamaan diatas maka dapat dijavarkan perhitungannya untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan indikator pertama yaitu. Nilai X =
x 100 = 54
174
Lampiran 15 Data Menta Hasil Belajar Indikator kemampuan berpikir kritis Memberikan penjelasan sederhana Membangun keterampilan dasar Menyimpulkan Memberikan penjelasan lebih lanjut
Jumlah
Posttest
Pretest
54
11
77
10
45
10
50
11
Posttest-Pretest 44 67 35 39 185
175
Lampiran 16 A. Uji Normalitas Hasil Belajar One Sample Kolmogorov Smirnov Test Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. pretest posttest
.329 .195
14 14
Statistic .000 .155
.859 .887
Shapiro-Wilk df 14 14
Sig. .029 .074
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction α = 0, 05 Ternyata signifikans pada Pretest (p) < α atau Pretest 0.000 <0,05 dan signifikans pada Posttest (p) > α Posttest 0,155> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pritest tidak terdistribusi normal dan posttest terdistribusi normal.
176
Lampiran 17 UJI HIPOTESIS HASIL BELAJAR Uji Non Parametrik (Uji Wilcoxon) Ranks N postest - pritest
Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
Mean Rank
Sum of Ranks
a
.00
.00
b
7.50
105.00
0
14 0c 14
a. postest<pritest b. postest>pritest c. postest = pritest Test Statisticsa postest - pritest Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
-3.297b .001
177
Lampiran 18 Data Standar Gain Menentukan besar peningkatan hasil belajar siswa menggunakan rumus : 100% Atau =
Skor gain (g) =
x 100 = 74%
Menurut Yamin. 2016, tingkat perolehan skor dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: Interval g ≥ 70% 30% < g < 70% g ≤ 30%
Interprestasi Tinggi Sedang Rendah
Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh hasil seperti pada Tabel. Data Menta Hasil Belajar Indikator kemampuan berpikir kritis
Posttest
Pretest
Posttest-Pretest
(g)%
Kriteria
Memberikan penjelasan sederhana
54
11
44
81
Tinggi
Membangun keterampilan dasar
77
10
67
87
Tinggi
Menyimpulkan
45
10
35
78
Tinggi
Memberikan penjelasan lebih lanjut
50
11
39
78
Tinggi
81
Tinggi
Jumlah rata-rata
178
Lampiran 19 KISI-KISI PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMATAN SIKAP) DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LERNING LERNING CYCLE 5E (Kelas Eksperimen)
No 1. 2. 3.
Aspek Menerima dan menjelaskan Menentukan dan membentuk sikap Memberikan alternative dan berpartisipasi
4.
Menghargai dan menerima
5.
Menghargai dan menghormati
Indikator Selalu menjelaskan dan menerima materi pembelajaran dengan baik Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menetukan dan membentuk sikap karakter yang baik Selalu memberikan alternative mengerjakan tugas dengan baik
dan berpartisipasi dalam
Saling menghargai dan menerima teman yang berbeda agama, suku, ras dan gender. Selalu menghargai dan menghormati orang yang lebih tua.
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMATAN SIKAP) DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LERNING LERNING CYCLE 5E
Indikator Selalu menjelaskan dan pembelajaran dengan baik
menerima
materi
Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menetukan dan membentuk sikap karakter yang baik
Selalu memberikan alternative dan berpartisipasi dalam mengerjakan tugas dengan baik Saling menghargai dan menerima teman yang berbeda agama, suku, ras dan gender.
Selalu menghargai dan menghormati orang yang lebih tua.
Kriteria Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
179
Lampiran 20 INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMATAN SIKAP) DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E NamaSekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester PokokBahasan
: SMA Muhammadiyah 4 TIKEP : Kimia : XI IPA/2 (Dua) : Kelarutan dan Hasil Kelarutan
PetunjukPengisian! Beri tanda check list() pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung! Lembar Observasi Afektif
NO
NamaSiswa
Menerima dan Menjelaskan 1
1
Ayub Tonengan
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dina Haul Eka F. Ade Iin T. Yamany Indra P. Abdullah Jein F. Kore Kartika Nurdin Lili Miraji Mariyana adam Nurlaila H. Lapia
2 √
3 √ √
√ √ √
4
Menentukan dan Membentuk sikap 1 2 3 4 √
AspekPengamatan Memberikan alternative dan Berpartisipasi 1
2 √
√
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √
3
√ √ √ √
√ √ √
4
Menghargai dan Menerima
Menghargai dan Menghormati
1
1
2
3 √ √ √ √
4
2
√ √ √
√ √ √ √ √ √
3 √
√ √ √ √ √ √
Skor
Nilai
Predikat
13
65
C
14 15 12 13 12 13 14 15 15
70 75 60 65 60 65 70 75 75
C C C C C C C C C
4
180 11 12 13 14
Raijifen Makasunda Riskika Mukam Rosdiyana Halil Sulaswati Mohtar Skor Maksimum
√ √ √ √
√
√ √
√ √
√ √ √
√
√
√ 4 4 Rata-Rata Nilai tiap siswa diperoleh dengan persamaan sebagai berikut : Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimum
√ √ √
√
4
4
√
12 15 11 15
60 75 55 75
4 67,5
(Sugiyono, 2009) Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dijabarkan perhitungan untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan pada siswa nomor 1 sebagai berikut: ℎ
= ℎ
=
13 = 2,6 5 ℎ
=
× 100
2,6 × 100 = 65 4 Demikian cara perhitungan, untuk siswa nomor 2 sampai seterusnya perhitungannya sama. Predikat nilai siswa dapat diketahui sebagaiberikut Baiksekali (A) = 86-100 Baik (B) = 76-85 Cukup (C) = 60-75 Kurang (D) = 59 =
C C D C
181
Lampiran 21 Persentase Nilai Afektif Tiap Skor Indikator No
Indikator
1
Selalu menjelaskan dan menerima materi pembelajaran dengan baik
2
Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menetukan dan membentuk sikap karakter yang baik
3
Selalu memberikan alternative dan berpartisipasi dalam mengerjakan tugas dengan baik
4
Saling menghargai dan menerima teman yang berbeda agama, suku, ras dan gender.
5
Selalu menghargai dan menghormati orang yang lebih tua
Skor
Frekuensi
Persentase
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
0 10 4 0 0 8 6 0 0 11 3 0 0 12 2 0 0 9 5 0
0% 71% 29% 0% 0% 57% 43% 0% 0% 79% 21% 0% 0% 86% 14% 0% 0% 64% 36% 0%
Keterangan : Persentase nilai afektif untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: Frekuensi Persentase = x 100% Banyaknya peserta Berdasarkan persamaan diatas, maka perhitungan untuk memperoleh Persentase nilai siswa tiap indikator yaitu sebagai berikut yang diwakili pada indikator 1. = 10 × 100% 14 = 71% =
Selanjutnya untuk indikator keduan perhitungannya sama
× 100%
182
Lampiran 22 KISI-KISI PENILAIAN PSIKOMOTORIK (PENGAMATAN KETERAMPILAN) DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (Kelas Eksperimen) No Aspek Indikator Mengumpulka data dan Siswa mempersiapkan diri agar mampu 1. mengadakan mengumpulkan data dan mengadakannya dengan baik Menafsirkan data dan Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan diri 2. menempatkan diri dengan baik. Pemecahan masalah Siswa mampu melaksanakan pemecahkan masalah 3. dan keterampilan serta memperoleh ketrampilan Menjelaskan Siswa mampu menjelaskan pertanyaan serta kreatif 4. pertanyaan dan kreatif dalam berkomunikasi antar teman kelompok Menjawab pertanyaan Siswa mampu menjawab pertanyaan dan membimbing 5. dan membimbing dalam kelompok RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK (PENGAMATAN KETERAMPILAN) DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E Indikator Kriteria Skor Selalu 4 Siswa mempersiapkan diri agar mampu Sering 3 mengumpulkan data dan mengadakannya dengan baik. Kadang-kadang 2 Tidak pernah 1 Selalu 4 Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan Sering 3 diri dengan baik. Kadang-kadang 2 Tidak pernah 1 Selalu 4 Siswa mampu melaksanakan pemecahkan masalah Sering 3 serta memperoleh ketrampilan Kadang-kadang 2 Tidak pernah 1 Selalu 4 Siswa mampu menjelaskan pertanyaan serta kreatif Sering 3 dalam berkomunikasi antar teman kelompok Kadang-kadang 2 Tidak pernah 1 Selalu 4 Siswa mampu menjawab pertanyaan dan Sering 3 membimbing dalam kelompok Kadang-kadang 2 Tidak pernah 1
183
Lampiran 23 INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK (PENGAMATAN KETERAMPILAN) DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E NamaSekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester PokokBahasan
: SMA Muhammadiyah 4 TIKEP : Kimia : XI IPA/2 (Dua) : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
PetunjukPengisian! Beritandacheck list() padakolom yang sesuai dengan perilaku siswa dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung! Lembar Observasi Psikomotorik
NO
NamaSiswa
Mengumpulka data dan mengadakan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ayub Tonengan Dina Haul Eka F. Ade Iin T. Yamany Indra P. Abdullah Jein F. Kore Kartika Nurdin Lili Miraji Mariyana adam Nurlaila H. Lapia Raijifen Makasunda
2 √
3 √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
4
Menafsirkan data dan menempatkan diri 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
AspekPengamatan Pemecahan Menjelaskan masalah dan pertanyaan terampil dan kreatif 1
2
3 √ √ √ √ √
√ √
1
2 √
3 √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
4
√ √ √ √
4
Menjawab pertanyaan dan membimbing 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Skor
Nilai
Predikat
12 14 14 11 12 10 11 14 15 15 12
60 70 70 55 60 50 55 70 75 75 60
C C C D C D D C C C C
184 12 13 14
Riskika Mukam Rosdiyana Halil Sulaswati Mohtar SkorMaksimum
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
4
4 4 Rata-Rata Nilai tiap siswa diperoleh dengan persamaan sebagai berikut : Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimum
4
√ √ √
15 15 15
75 75 75
4 60,7
(Sugiyono, 2009) Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dijabarkan perhitungan untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan pada siswa nomor 1 sebagai berikut: ℎ
= ℎ
=
12 = 2,4 5 ℎ
=
× 100
2,4 × 100 = 60 4 Demikian cara perhitungan, untuk siswa nomor 2 sampai seterusnya perhitungannya sama. Predikat nilai siswa dapat diketahui sebagaiberikut Baiksekali (A) = 86-100 Baik (B) = 76-85 Cukup (C) = 60-75 Kurang (D) = 59 =
C C C
185 Lampiran 24 Persentase Nilai Psikomotorik Tiap Skor Indikator Indikator Skor Frekuensi Persentase 4 0 0% Siswa mempersiapkan diri agar 3 10 71% mampu mengumpulkan data 1 dan mengadakannya dengan 2 4 29% baik. 1 0 0% 4 0 70% Siswa mampu menafsirkan 3 7 50% 2 data dan menempatkan diri 2 7 50% dengan baik. 1 0 0% 4 0 0% Siswa mampu melaksanakan 3 11 79% 3 pemecahkan masalah serta 2 3 21% memperoleh ketrampilan 1 0 0% 4 0 0% Siswa mampu menjelaskan 3 10 71% pertanyaan serta kreatif dalam 4 berkomunikasi antar teman 2 4 29% kelompok 1 0 0% 4 0 0% Siswa mampu menjawab 3 8 57% pertanyaan dan membimbing 5 dalam kelompok 2 6 43% 1 0 0% Keterangan : Persentase nilai afektif untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: Frekuensi Persentase = x 100% Banyaknya peserta Berdasarkan persamaan diatas, maka perhitungan untuk memperoleh Persentase nilai siswa tiap indikator yaitu sebagai berikut yang diwakili pada indikator 1. No
= 10 × 100% 14 = 71% =
Selanjutnya untuk indikator keduan perhitungannya sama
× 100%
186
Lampiran 25a KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN No
Indikator
Pernyataan Positif
Negatif
Jumlah Soal
1.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah guru dalam melakukan proses pembelajaran dikelas.
1,2
6
3
2.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat menambah semangat mengajar guru didalam kelas
3
7,9
3
3.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat pembelajaran dikelas menjadi menarik dan menyenangkan
4,5
6,10
4
Jumlah
5
5
10
187
Lampiran 25b ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Petunjuk: 1. Tulislah identitas anda pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda pada pernyataan yang disediakan. 3. Bacalah semua pernyataan pada tabel dengan teliti. 4. Data yang diperoleh nantinya tidak mempengaruhi nilai anda karena hanya digunakan untuk keperluan penelitian. Jadi isilah angket ini sesuai dengan pendapat anda masing-masing. Identitas Responden Nama : Nofita Asal S.Pd Jabatan : Guru mata pelajaran Jenis Kelamin : Perempuan Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju RR : Ragu-ragu S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju No Pernyataan Alternatif Jawaban SS S RR TS STS 1.
2.
3.
4.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah saya dalam menjelaskan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
√
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat memudahkan siswa memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
√
Pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan semangat saya dalam melakukan pengajaran
√
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat
√
188
siswa saya menjadi lebih berani untuk menjawab dan menjelasakan pertanyaan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan 5.
6.
7.
8.
9.
Pembelajaran pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat proses berlangsungnya pembelajaran saya lebih menarik dibandingkan dengan pembelajaran biasa
√
Dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat siswa saya sulit memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
√
Saya cepat merasa bosan ketika mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E
√
Cara belajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E sangat tidak menarik
√
Melalui proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mengurangi semangat saya dalam melakukan pembelajaran di kelas.
√
10. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat mendorong siswa saya untuk berani menjawab dan menjelasakan pertanyaan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
√
189
Lampiran 26 Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Tanggapan Siswa SS S RG TS STS 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Kategori 1,00 – 1,49 1,50 – 2,49 2,50 – 3,49 3,50 – 4,49 4,50 – 5,00
= = = = =
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Ʃ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bobot Tiap Item S RG TS 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 Jumlah Rata-Rata Kategori
SS 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1
STS 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5
Jumlah Bobot Tiap Item SS S RG TS STS 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 5
Skor Item 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41 4,1 Baik
190
Lampiran 27
No
1
2
3
4
5
6
7
Persentase Angket Tanggapan Guru Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Pernyataan Kriteria Frekuensi Persentase Model pembelajaran Learning Cycle 5E Sangat Setuju 0 0% dapat mempermudah saya dalam Setuju 1 100% menjelaskan materi kelarutan dan hasil Ragu-Ragu 0 0% kali kelarutan Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Model pembelajaran Learning Cycle 5E Sangat Setuju 0 0% dapat memudahkan siswa memahami Setuju 1 100% materi kelarutan dan hasil kali kelarutan Ragu-Ragu 0 0% Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Pembelajaran dengan mengunakan model Sangat Setuju 0 0% pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 1 100% meningkatkan semangat saya dalam Ragu-Ragu 0 0% melakukan pengajaran Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Pembelajaran dengan menggunakan Sangat Setuju 0 0% model pembelajaran Learning Cycle 5E Setuju 1 100% membuat siswa saya menjadi lebih berani Ragu-Ragu 0 0% untuk menjawab dan menjelasakan Tidak Setuju 0 0% pertanyaan pada materi kelarutan dan Sangat Tidak Setuju 0 0% hasil kali kelarutan Pembelajaran pada konsep kelarutan dan Sangat Setuju 0 0% hasil kali kelarutan dengan menggunakan Setuju 1 100% model pembelajaran Learning Cycle 5E Ragu-Ragu 0 0% membuat proses berlangsungnya Tidak Setuju 0 0% pembelajaran saya lebih menarik 0 0% dibandingkan dengan pembelajaran biasa Sangat Tidak Setuju Dengan menggunakan model Sangat Setuju 0 0% pembelajaran Learning Cycle 5E Setuju 0 0% membuat siswa saya sulit memahami Ragu-Ragu 0 0% materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tidak Setuju 1 100% Sangat Tidak Setuju 0 0% Saya cepat merasa bosan ketika mengajar Sangat Setuju 0 0% dengan menggunakan model Setuju 0 0% pembelajaran Learning Cycle 5E Ragu-Ragu 0 0% Tidak Setuju 1 100% Sangat Tidak Setuju
0
0%
191
8
9
10
Cara belajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E sangat tidak menarik
Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Melalui proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mengurangi semangat saya dalam melakukan pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat mendorong siswa saya untuk berani menjawab dan menjelasakan pertanyaan pada materi kelarutan dan Sangat Tidak Setuju hasil kali kelarutan Persentase angket dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Skor rata-rata yang diperoleh siswa =
Tingkat Persetujuan=
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0% 0%
1
100%
F x SK N
Jumlah total skor tiap item x 100% Skor ideal
Sehingga, berdasarkan persamaan di atas maka persentase angket dapat dihitung sebagai berikut (mewakili indikator 1, kriteria sangat setuju dengan frekuensi 17) : −
ℎ
=
×
1 ×5 1 = 5%
=
=
ℎ
× 100% =
5 × 100% 5
= 100% Untuk yang selanjutnya, perhitungannya sama.
192
Lampiran 28a KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN No
Indikator
Pernyataan
Jumlah Soal
Positif
Negatif
1.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E menambah pengetahuan dan minat belajar siswa
4
9
2
2.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E mumbuat siswa senang dan mempermudah siswa dalam belajar memahamai materi pembelajaran.
1,5
7,10
4
3.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
2,3
6,8
4
Jumlah
5
5
11
193
Lampiran 28b ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Petunjuk: 1. Tulislah identitas anda pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda pada pernyataan yang disediakan. 3. Bacalah semua pernyataan pada tabel dengan teliti. 4. Data yang diperoleh nantinya tidak mempengaruhi nilai anda karena hanya digunakan untuk keperluan penelitian. Jadi isilah angket ini sesuai dengan pendapat anda masing-masing. Identitas Responden Nama : Ayub Tonengan Kelas/Semester :XI IPA/genap Jenis Kelamin :Laki-Laki Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju No Pernyataan
RR : Ragu-ragu Alternatif Jawaban SS
1.
2.
3.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membantu saya untuk memahami materi pemebelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.
√
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis saya untuk belajar mata pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan Dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E saya dapat lebih termotivasi mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
S
√
√
RR
TS
STS
194
4.
5.
6.
7.
8.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat menambah minat belajar saya untuk mempelajari mata pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
√
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat saya senang dalam proses pembelajaran berlangsung
√
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat mendorong saya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis saya dalam melakuka proses pembelajaran Saya merasa tidak senang jika pembelajaran yang selanjutnya dapat berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat meningkatkan motivasi belajar saya untuk mengikuti proses pembelajaran
√
√
√
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mengurangi minat belajar saya untuk mempelajari mata pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
√
10. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat membantu saya untuk memahami materi pemebelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.
√
9.
195
Lampiran 29
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Tanggapan Siswa SS S RG TS STS 9 5 0 0 0 7 7 0 0 0 9 3 0 1 1 7 7 0 0 0 7 5 0 2 0 0 2 2 7 3 0 1 4 5 4 0 1 2 5 6 1 1 0 7 5 0 0 3 7 4
Kategori 1,00 – 1,49 1,50 – 2,49 2,50 – 3,49 3,50 – 4,49 4,50 – 5,00
= = = = =
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Ʃ 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
SS 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1
Bobot Tiap Item S RG TS 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 Jumlah Rata-Rata Kategori
STS 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5
Jumlah Bobot Tiap Item SS S RG TS STS 45 20 0 0 0 35 28 0 0 0 45 12 0 2 1 35 28 0 0 0 35 20 0 4 0 0 4 6 28 15 0 2 12 20 20 0 2 6 20 30 1 2 0 28 25 0 0 9 28 20
Skor Item 65 63 60 63 59 53 54 58 56 57 517
Rata-Rata 4,64 4,50 4,35 4,28 4,21 3,78 3,85 4,14 4,00 4,07 41,82 4,18 Baik
196
Lampiran 30
No
1
2
3
4
5
6
7
Persentase Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Pernyataan Kriteria Frekuensi Persentase Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 9 64% pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 5 36% membantu saya untuk memahami materi Ragu-Ragu 0 0% pemebelajaran kelarutan dan hasil kali Tidak Setuju 0 0% kelarutan. Sangat Tidak Setuju 0 0% Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 7 50% pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 7 50% meningkatkan kemampuan berpikir kritis Ragu-Ragu 0 0% saya untuk belajar mata pelajaran kimia Tidak Setuju 0 0% khususnya pada materi kelarutan dan hasil Sangat Tidak Setuju 0 0% kali kelarutan Dengan menggunakan model pembelajaran Sangat Setuju 9 64% Learning Cycle 5E saya dapat lebih Setuju 3 21% termotivasi mempelajari materi kelarutan Ragu-Ragu 0 0% dan hasil kali kelarutan Tidak Setuju 1 7% Sangat Tidak Setuju 1 7% Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 7 50% pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 7 50% menambah minat belajar saya untuk Ragu-Ragu 0 0% mempelajari mata pelajaran kimia Tidak Setuju 0 0% khususnya pada materi kelarutan dan hasil Sangat Tidak Setuju 0 0% kali kelarutan Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 7 50% pembelajaran Learning Cycle 5E membuat Setuju 5 36% saya senang dalam proses pembelajaran Ragu-Ragu 0 0% berlangsung Tidak Setuju 2 14% Sangat Tidak Setuju 0 0% Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 0 0% pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat Setuju 2 14% mendorong saya untuk mengembangkan Ragu-Ragu 2 14% kemampuan berpikir kritis saya dalam Tidak Setuju 7 50% melakuka proses pembelajaran Sangat Tidak Setuju 3 21% Saya merasa tidak senang jika pembelajaran yang selanjutnya dapat berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E
Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0 1 4 5 4
0% 7% 29% 36% 29%
197
8
9
10
Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat meningkatkan motivasi belajar saya untuk mengikuti proses pembelajaran
Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mengurangi minat belajar saya untuk mempelajari mata pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil Sangat Tidak Setuju kali kelarutan Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju pembelajaran Learning Cycle 5E tidak Setuju dapat membantu saya untuk memahami Ragu-Ragu materi pemebelajaran kelarutan dan hasil Tidak Setuju kali kelarutan. Sangat Tidak Setuju Persentase angket dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Skor rata-rata yang diperoleh siswa =
Tingkat Persetujuan=
0 1 2 5 6 1 1 0 7
0% 7% 14% 36% 42% 7% 7% 0% 50%
5
36%
0 0 3 7 4
0% 0% 21% 50% 29%
F x SK N
Jumlah total skor tiap item x 100% Skor ideal
Sehingga, berdasarkan persamaan di atas maka persentase angket dapat dihitung sebagai berikut (mewakili indikator 1, kriteria sangat setuju dengan frekuensi 17) : −
ℎ
=
×
9×5 14 = 3,2% =
=
ℎ
× 100% =
3,2 × 100% 5
= 64% Untuk yang selanjutnya, perhitungannya sama.
198
DOKUMENTASI
Gambar 1. Pelaksanaan pritest dan posttest
Gambar 1. Tahap pembelajaran Exploration
201
RIWAYAT PENDIDIKAN Fajri Lahane, dilahirkan di madapolo pada tanggal 7 juni 1995. Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, anak dari Bapak Lahane Usman dan Ibu Wa Ode Meliati. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis mulai dari Sekolah Dasar pada tahun 2002 di SD Negeri 1 Madapolo dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan sekolah di Mts Al-Khairat Madapolo dan lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas, yaitu SMA Negeri 11 Grandeng Kabupaten Pulau Buru dan lulus pada tahun 2014. Penulis melanjutkan studi di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Ternate, Maluku Utara dan tercatat sebagai mahasiswa Universitas Khairun, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia pada tahun 2014. Pada bulan Maret 2018–Juli 2018 penulis melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”, dibawah bimbingan Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd., M.Si, dan bapak Sudir Umar, S.Si., M.Si. Penulis meraih gelar Strata 1 (S1) di Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun. Hasil ini dituangkan secara ilmiah oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, sebagai aktualisasi guna tercapainya cita-cita dan harapan Penulis.