FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP CITRA BANGSA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Putri Amelia NIM 1112011000095
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP CITRA BANGSA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Putri Amelia NIM. 1112011000095
Menyetujui, Dosen Pembimbing Skripsi
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP Citra Bangsa” disusun oleh Putri Amelia dengan NIM. 1112011000095 Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 8 Juni 2018
Yang Mengesahkan Dosen Pembimbing Skripsi
iii
iv
ABSTRAK Putri Amelia (NIM. 1112011000095). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP Citra Bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2016 s.d Juni 2017. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi, wawancara, kuesioner/angket dan Dokumentasi. Sementara dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis Deskriptif Kualitatif. Sedangkan pemeriksaan atau pengecekan keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar siswa sangat ditentukan oleh faktor Internal, motivasi. Motivasi mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI melalui stimulus dari orang tua terhadap anaknya. Stimulus yang berlangsung dengan baik dan berkelanjutan dari orang tua dapat menimbulkan dorongan untuk anak agar lebih tekun dalam belajar. Adanya dorongan tersebut berperan penting dalam merujuk berkembangnya minat anak.
Kata Kunci : Minat Belajar, Faktor Internal, Motivasi.
v
ABSTRACT Putri Amelia (NIM. 111201100005). Factors That Influence student learning in Islamic Religious Education subjects at Citra Bangsa Junior High School. The purpose of this research is to knowing factors can increase student learning interest in the lesson of Islamic Religious Education. It has been done since November 2016th to June 2017th. The type of research used in this study is qualitative research using qualitative descriptive method. The data collection used is by observation, interview, questionnaire, and documentation. While, in analyzing the data, researchers used qualitative descriptive analysis techniques and to checking the validity of data using triangulation technique. The results showed that students' interest in learning goals are very much determined by internal factors, motivation. Motivation influences student’ learning interest in Islamic Religious Education subjects through stimulus from parents to their children. Stimulation that goes well and continuously from parents can cause encouragement for children to be more diligent in learning. The encouragement plays an important role in referring to the development of children’s interest. Key Word : The Interest in learning, Internal Factor, Motivation.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirahim Segala puji dan syukur bagi Allah yang senantiasa memberikan kenikmatan tak terhingga kepada penulis, juga memberikan hidayah dan inayahnya sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir yang diembannya dalam kuliah yaitu skripsi. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, tabi’in dan umat islam. Skripsi ini disusun menjadi tugas akademik untuk memperoleh gelar sarjana (S.Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengingat proses dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak semata-mata melakukannya sendiri tanpa bantuan, motivasi dan dorongan dari beberapa pihak yang bersedia membantu secara moril. Dengan bantuan tersebut, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak atas segala bantuan yang telah diberikan selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi. Dalam kesempatan ini tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih yang sangat besar kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. H. Abdul Majid Khon, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing tersabar, tertampan dan terbaik sepanjang masa. 5. Muhammad Dahlan, Dr. M.Hum selaku Dosen Penasihat Akademik yang senantiasa menjadi sahabat, memberikan nasihat, serta motivasi selama menempuh gelar S.Pd. 6. Zulkarnain, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Citra Bangsa. 7. Syahronih, S.Ag. selaku Guru PAI Sekolah SMP Citra Bangsa.
vii
8. Bapak Masikun dan Mama Dahliyah selaku kedua orang tua penulis yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan penuh baik moril maupun materil, dan tak lupa kata-kata cintanya “kapan wisuda? nanti ketuaan di kampus lho”. 9. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2012, terkhusus Kelas C yang telah memberikan banyak cerita dan wawasan serta dukungan. Dan juga kepada teman-teman terutama kepada Mas Agung yang selalu memberi semangat ditengah sibuknya menyusun Tesis, Ira, Ayu, Febi, Susi. Yang selalu memberi motivasi serta rela menjadi tempat berkeluh kesah ketika lelah. Atas bantuan semua pihak penulis mengucapkan terimakasih dan semoga bantuan juga keterlibatannya menjadi amal saleh amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
viii
DAFTAR ISI COVER PERNYATAAN KARYA ILMIAH ..................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................
iv
ABSTRAK ...............................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii DAFTAR ISI ...........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................
4
C. Fokus Penelitian .....................................................................................
4
D. Perumusan Masalah ...............................................................................
4
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ..........................................
4
BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar ...........................................................................................
6
1. Pengertian Minat ................................................................................
6
2. Pengertian Belajar ..............................................................................
8
3. Pengertian Minat Belajar ...................................................................
10
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar..............................
11
a. Faktor Internal ............................................................................
11
1)
Inteligensi ..........................................................................
11
2)
Bakat .................................................................................
18
3)
Motivasi..............................................................................
21
4)
Sikap Siswa ........................................................................
24
b. Faktor Eksternal ..........................................................................
26
1)
Keadaan Keluarga ..............................................................
26
2)
Guru ( Pendidik ) dan Cara Mendidik .................................
29
ix
Lingkungan Sosial .............................................................
31
c. Ciri-Ciri Minat Belajar ...............................................................
32
Pendidikan Agama Islam .......................................................................
35
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................................
35
2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.........................................
37
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ......................................................
39
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................................
40
Minat Belajar dalam Pembelajaran PAI ................................................
43
D. Penelitian Relevan .................................................................................
44
3)
B.
C.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian ................................................................
46
B.
Metode Penelitian ..................................................................................
46
C.
Unit Analisis .........................................................................................
47
D. Instrumen Penelitian ..............................................................................
47
E.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
51
F.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................
52
G. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ................................................................................
56
B.
83
Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian ............................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................................
87
B.
Implikasi ...............................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
89
LAMPIRAN .........................................................................................................
93
x
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Klasifikasi Inteligensi ...................................................................... 12
Tabel 2.2
Unsur-unsur Kecerdasan Emosional ............................................... 14
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket ............................................................................... 47
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Observasi ........................................................................... 49
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara Guru PAI ............................................................
50
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Wawancara Siswa .................................................................
50
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Wawancara Orang Tua Siswa ................................................
51
Tabel 4.1
Data Persentase Kemampuan Memahami Pelajaran dengan Cepat ...................................................................................................
56
Tabel 4.2
Data Presentase Konfirmasi tentang Pelajaran yang Sulit ............
57
Tabel 4.3
Data Presentase Orang Tua Menjadi Role Model Literasi .............
57
Tabel 4.4
Data Presentase Support Orang Tua terhadap Kegiatan Belajar ... 58
Tabel 4.5
Data Presentase Kesadaran Diri atas Kesalahan ............................
58
Tabel 4.6
Data Presentase Pembiasaan Literasi Sejak Usia Dini ..................
59
Tabel 4.7
Data Presentase Bertanggung Jawab terhadap Tugas Sekolah ...... 59
Tabel 4.8
Data Presentase Pemberian Kepercayaan dalam Problem Solving ................................................................................................
60
Tabel 4.9
Data Presentase Bertindak Jujur Ketika Ujian .............................. 60
Tabel 4.10
Data Presentase Kemampuan Mengingat Materi yang telah Disampaikan .......................................................................................
xi
61
Tabel 4.11
Data
Presentase
Kemampuan
Linguistik
Siswa
dalam
Menjelaskan Materi Pelajaran ..........................................................
61
Tabel 4.12
Data Presentase Penguasan Materi Pembelajaran PAI ..................
62
Tabel 4.13
Data Presentase Memiliki Prestasi dalam Bidang Keagamaan...... 62
Tabel 4.14
Data Presentase Perhatian terhadap Materi Pembelajaran PAI .....
Tabel 4.15
Data Presentase Aktifitas Mencatat ketika Pembelajaran PAI ...... 63
Tabel 4.16
Data Presentase Berkonsentrasi ketika Proses Pembelajaran
63
PAI ................................................................................................. 64 Tabel 4.17
Data Presentase Perasaan Senang terhadap Pembelajaran PAI ..... 64
Tabel 4.18
Data Presentase Antusiasme dalam Pembelajaran PAI ................. 65
Tabel 4.19
Data Presentase Aktif Bertanya ketika Pembelajaran PAI.....................
65
Tabel 4.20
Data Presentase Responsibilitas dalam Menjawab Pertanyaan .............
66
Tabel 4.21
Data Presentase Keaktifan dalam Mengerjakan Tugas ..........................
66
Tabel 4.22
Data Presentase Ketekunan ketika Guru Menjelaskan Materi Pelajaran .............................................................................................
Tabel 4.23
Data Presentase Kedisiplinan dalam Mengumpulkan Tugas PAI ......................................................................................................
Tabel 4.24
67
Data Presentase Pemanfaatan Waktu Luang untuk Mengulang Materi5Pelajaran .................................................................................
Tabel 4.25
67
68
Data Presentase Kemandirian dalam Mengatasi Kesulitan Belajar ..................................................................................................
68
Tabel 4.26
Data Presentase Mengevaluasi Hasil Belajar .................................
69
Tabel 4.27
Data Presentase Pemulihan terhadap Kekurangan Diri .................
69
xii
Tabel 4.28
Data Presentase Hasil Belajar yang Memuaskan pada Mata Pelajaran PAI .....................................................................................
Tabel 4.29
Data Presentase Kepuasan akan Pencapaian Diri terhadap Mata Pelajaran PAI .....................................................................................
Tabel 4.30
70
Data Presentase Keinginan untuk Aktif Bertanya dalam Mengembangkan Kemampuan Berfikir ..........................................
Tabel 4.31
70
71
Data Presentase Antusiasme terhadap Responsibilitas dalam Mengasah Kemampuan ......................................................................
71
Tabel 4.32
Data Presentase Aktif dalam Berpendapat.......................................
72
Tabel 4.33
Data Presentase Afirmasi sebagai Seorang Pendengar yang Baik .....................................................................................................
Tabel 4.34
72
Data Presentase Kemampuan dalam Menerima Pendapat Orang lain ...........................................................................................
73
Tabel 4.35
Data Presentase Intensitas Berkumpul Bersama Keluarga ...........
73
Tabel 4.36
Data Presentase Kelancaran Komunikasi terhadap orang Tua ...... 74
Tabel 4.37
Data Presentase Quality Time Bersama Keluarga di Rumah ........
Tabel 4.38
Data Presentase Kebebasan Berekspresi dari Orang Tua ............ 75
Tabel 4.39
Data Presentase Kontrol Orang Tua terhadap Kegiatan belajar .... 76
Tabel 4.40
Data Presentase Orang Tua sebagai Role Model ........................... 76
Tabel 4.41
Data Presentase Bertanggung Jawab dalam Sikap ........................ 77
Tabel 4.42
Data Presentase ketersediaan Fasilitas Belajar di Rumah ............. 77
Tabel 4.43
Data Presentase Metode dan Media Pembelajran yang Menarik sebagai Motivasi dalam Belajar .......................................................
xiii
74
78
Tabel 4.44
Data Presentase Metode dan Media Pembelajaran yang Menyenangkan sebagai Pemacu Semangat belajar .........................
Tabel 4.45
78
Data Presentase Metode dan Media yang Menarik sebagai Alat untuk Belajar sambil Bermain ....................................................... 79
Tabel 4.46
Data Presentase Guru PAI sebagai Motivator ............................... 79
Tabel 4.47
Data Presentase Guru PAI sebagai Role Model ............................ 80
Tabel 4.48
Data Presentase Perasaan Senang akan Keteladanan Guru PAI .... 80
Tabel 4.49
Data Presentase Teman sebagai Partner Belajar ............................ 81
Tabel 4.50
Data Presentase Teman sebagai Kompetitor dalam Belajar .......... 81
Tabel 4.51
Data Presentase Teman sebagai Role Model .................................
82
Tabel 4.52
Data Presentase Teman sebagai Acuan Tren Kekinian ..................
82
Tabel 4.53
Data Presentase Lingkungan Tenang sebagai Tempat Belajar Efektif .................................................................................................
xiv
83
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Lembar Uji Referensi .....................................................................
94
Lampiran 2
Hasil wawancara Guru PAI ...........................................................
99
Lampiran 3
Hasil wawancara Siswa (Kelas IX) ................................................ 105
Lampiran 4
Hasil wawancara Orang Tua Siswa (Kelas IX) ........................... 113
Lampiran 5
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................... 120
Lampiran 6
Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran PAI ........................... 127
Lampiran 7
Instrumen Penelitian (Angket) ....................................................... 132
Lampiran 8
Profil Sekolah SMP Citra Bangsa ................................................. 137
Lampiran 9
Surat Keterangan Penelitian di SMP Citra Bangsa ..................... 146
Lampiran 10 Hasil Belajar SMP Citra Bangsa ................................................... 147 Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian .................................................................. 150 Lampiran 12 Biodata Penulis ................................................................................ 151
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang begitu penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mengembangkan pola pikir manusia dalam menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi secara bijak dan dapat mengarahkan manusia pada taraf hidup yang lebih baik. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional bahwasanya tujuan pendidikan adalah “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 1 Kemudian Pasal 37 ayat 1 poin a, “bahwa setiap kurikulum pendidikan wajib membuat pendidikan agama”.2 Hal tersebut selaras dengan tujuan pendidikan di dalam Islam yang disebut sebagai “Insan Kamil”.3 Insan Kamil merupakan kepribadian seorang muslim sejati yaitu baik ditampilkan dalam perilaku secara fisik maupun batin. Cir-ciri Insan Kamil yakni ada pada diri Rasulullah yang empat yaitu Siddiq, Amanah, Fathanah, Tabligh. 4 Maka dari itu untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut yang sesuai dengan tujuan Islam dibutuhkannya pendidikan agama Islam. Melihat betapa pentingnya pendidikan agama Islam dalam tujuan pendidikan
Indonesia
maupun
pendidikan
Islam,
maka
dalam
pembelajarannyapun harus dikemas dengan sebaik mungkin sehingga peserta
1
Undang - Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dan Peraturan Pelaksanaannya Tahun 2000-2004 (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h.7 2 Ibid, h.21 3 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), cet. Ke-5, h. 134. 4 Syukur Amin M. dan Usman Fathimah, Insan Kamil (Paket Pelatihan Seni Menata Hati (SMH) Lembkota/Lembaga Bimbingan dan konsultasi Tasawuf), (Semarang: CV. Bima Sejati, 2005), h. 71. 2005), h.71.
1
didik senantiasa senang dalam belajar dan menaruh perhatiannya secara utuh terhadap pelajaran tersebut. Perhatian akan muncul jika adanya minat. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan peserta didik belajar lebih giat dan memahami pelajaran dengan baik. Secara sederhana menurut Syah, “minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.” 5 Jadi jika seorang siswa menaruh minat yang besar terhadap PAI maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih banyak pada pelajaran tersebut dibanding siswa lainnya. Dari hasil studi pendahuluan peneliti pada observasi pembelajaran PAI, banyak siswa di SMP Citra Bangsa kurang berminat dalam pembelajarannya. Terlihat saat proses kegiatan belajar mengajar, siswa ada yang tidak memperhatikan, mengobrol, tidur-tiduran, sering telat masuk kelas dan tidak mengerjakan tugas. Dalam observasi tersebut persentase yang didapat dari peserta didik yang memiliki keinginan belajar secara sungguh-sungguh hanya sekitar 15 anak dari total keseluruhan 38 - 40 peserta didik di masing-masing kelasnya. Sisanya Banyak yang tidak memperhatikan pelajaran, mengantuk, mengobrol, izin keluar keluar kelas, ke toilet atau alasan membeli alat tulis di jam pelajaran. Hal tersebut sangat mengganggu proses belajar mengajar.6 Pada dasarnya, minat memberikan sumbangan yang besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Tingkat pencapaian kompetensi dasar sangat ditentukan oleh minat siswa terhadap mata pelajaran. Siswa yang mempunyai minat dapat diharapkan akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolah hendaknya setiap siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran yang diikutinya, dalam hal ini pelajaran PAI. Meski selama ini hasil belajar PAI di SMP Citra Bangsa secara umum mengalami peningkatan, pengetahuan akan PAI tidak hanya dinilai dari 5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.133. Putri Amelia, Laporan Praktek Profesi Keguruan Terpadu, (Depok : SMP Citra Bangsa, 2015), tidak dipublikasikan. 6
2
penilaian hasil belajar semata. Akan tetapi secara menyeluruh dalam pengaplikasiannya, nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran PAI dapat teraplikasi dengan baik dalam keseharian dan menjadi karakter peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapakan. Menurut Hakim, untuk menimbulkan minat, “Seorang siswa harus menyenangi dan menganggap bahwa materi pembelajaran yang dipelajari sebagai suatu hal yang menarik dan disukainya”.
7
Dengan begitu,
pembelajaran PAI bukan hanya menjadi hal yang disenangi, namun juga menjadi hal yang dibutuhkan bagi peserta didik. Sekolah Citra Bangsa merupakan sekolah yang terletak di kelurahan Limo-Depok. Sekolah tersebut menggunakan asas kekeluargaan dan merupakan yayasan yang dikelola oleh masyarakat Krukut dimana para pendidiknyapun mayoritas masih dalam lingkup keluarga. Memang di sekolah SMP Citra Bangsa sebagian besar peserta didiknya memiliki latar belakang status sosial menengah kebawah dan dari pendidikan orang tua yang rendah.
8
Fasilitas belajar di sekolahpun kurang memadai dari mulai
terbatasnya ruangan seperti tidak adanya perpustakaan, laboratorium sekolah, serta media belajar yang minim. 9 Dari hasil pemaparan diatas, peneliti ingin mencari tahu hal apa yang dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik di SMP Citra Bangsa dari adanya faktor-faktor belajar yang mempengaruhinya yang terdiri dari faktor internal yang diantaranya adalah : “1) Tingkat Kecerdasan/Inteligensi, 2) Sikap Siswa, 3) Bakat, 4) Minat, 5) Motivasi dan faktor ekstrnal yakni : “1) Keluarga, 2) Sekolah (Pendidik dan cara mendidik), 3) Lingkungan Sosial.”10 Serta peneliti ingin mencari tahu bagaimana faktor belajar tersebut mempengaruhi minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa dengan harapan hasil penelitian ini menjadi khasanah keilmuan 7 8
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: CV Wacana Prima, 2009), h.38. Syahronih, S.Pd, Wawancara Pribadi dengan Guru PAI di SMP Citra Bangsa, 2 Juni
2017. 9
Putri Amelia, Observasi dan Studi Dokumentasi di SMP Citra Bangsa Depok, 29 November 2016. 10 Syah, op. cit. h.131.
3
dan menjadi solusi bersama untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya. B. Identifikasi Masalah Dari Latar Belakang penelitian yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi yakni pentingnya pembelajaran PAI dalam mencapai tujuan pendidikan dan pendidikan Islam, kemudian kurangnya minat belajar pada mata pelajaran PAI dan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar PAI.
C. Fokus Penelitian Dari beberapa masalah yang ada pada identifikasi masalah, peneliti menentukan fokus penelitian ini kepada siswa kelas IX di SMP Citra Bangsa Depok yang berjumlah 96 orang yang terbagi menjadi 3 kelas. Kemudian untuk faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini hanya terfokus pada faktor-faktor belajar yang meliputi faktor internal dan eksternal.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan fokus penelitian yang penulis telah uraikan diatas, maka peneliti menentukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana faktor internal dan eksternal mempengaruhi minat belajar PAI di SMP Citra Bangsa? 2. Faktor belajar apa yang paling mempengaruhi minat belajar PAI di SMP Citra Bangsa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengruhi minat belajar PAI dan faktor belajar apa yang paling mempenngaruhi minat belajar tersebut dalam mata pelajaran PAI siswa kelas IX di SMP Citra Bangsa.
4
2. Kegunaan penelitian a.
Kegunaan Teoritis Memberi konstribusi pemikiran dalam pengembangan keilmuan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan menumbuhkan minat belajar pada mata pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa.
b.
Kegunaan Praktis Menjadi bagian dari evaluasi sekolah untuk meningkatkan kualitas dalam hal minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
5
BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Minat merupakan sebuah ketertarikan terhadap sesuatu hal sehingga kita tergerak untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, minat adalah salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Minat harus ada dalam diri seseorang, sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Minat merupakan pangkal permulaan daripada semua aktifitas. Ada
berbagai
pendapat
mengenai
pengertian
minat,
Slameto
mengemukakan bahwa, “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang.”11 Salah satu yang mempengaruhi proses belajar siswa adalah minat. Siswa akan belajar lebih baik apabila dia berminat pada pelajaran tersebut atau sebaliknya apabila siswa tidak berminat terhadap pelajaran tersebut akan menunjukkan hasil yang kurang baik. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran tersebut. 12 Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi tersebut. Minat juga merupakan dorongan yang kuat dalam belajar, siswa yang berminat pada suatu pelajaran akan merasa senang mengerjakan suatu pekerjaan atau melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.13
11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.57 12 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h. 83 13 W.S. Winkel, Educational Psychology (7th Edition), (Boston: Allyn & Bacon, 1998), h.188
6
Minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subjek, sehingga subjek merasa tertarik pada hal atau bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Perasaan senang akan menimbulkan minat. Lebih lanjut bahwa minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa. Minat adalah kecenderungan hati (keinginan atau kesukaan) terhadap sesuatu. Semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu, perhatiannya akan lebih mudah tercurah pada hal tersebut. Minat bisa berhubungan langsung dengan gaya gerak yang mendorong kita untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau kegiatan ataupun bisa sebagai pengalaman yang efektif dan dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi kegiatan.14 Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah “Keinginan yang kuat, gairah atau kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu.”
15
Minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk
menerima sesuatu dari luar. Ada juga yang berpendapat bahwa minat merupakan peningkatan perhatian individu terhadap suatu objek yang banyak sangkut pautnya dengan dirinya. Minat, menurut pendapat lainnya adalah perasaan suka yang berhubungan dengan suatu reaksi terhadap sesuatu yang khusus atau situasi tertentu. Jadi minat merupakan kecenderungan kegiatan siswa serta dapat memperkuat motif objek. Dengan adanya minat akan tampak kecenderungan pada individu untuk memusatkan perhatiannya dan meningkatkan kegiatannya dalam upaya mencapai suatu objek. Dari beberapa pengertian atau definisi diatas tentang minat, dapat kita tarik kesimpulan yakni minat merupakan kesediaan jiwa dalam 14
L. Crow, A. Crow, Psikologi Pendidikan, Terj. Rachman Abror, Abd., (Jakarta: Nur Cahaya, 2005), hal.320 15 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (tt.p: Gita Media Press, t.t.), h.532
7
meningatkatkan perhatian, dan memusatkan kegiatan mental individu terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dengan kata lain minat dapat meningkatkan suatu kekuatan atau dorongan individu untuk memusatkan perhatian pada keinginannya. 2. Pengertian Belajar Sebelum sampai pada pengertian minat belajar, peneliti akan memberikan penjabaran mengenai pengertian belajar setelah sebelumnya mengetahui tentang pengertian minat. Belajar adalah bagian utama dari kehidupan. Belajar merupakan upaya kita dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Dimanapun, kapanpun, baik tua ataupun muda, kita diwajibkan untuk belajar. Belajar tidak hanya dapat kita lakukan di dalam kelas, di luar kelaspun kita dapat melakukan aktifitas belajar sebab selruh aktifitas yang kita lakukan sehari-hari tidak pernah lepas dari adanya aktifitas belajar. Menurut Rohmalina Wahab dalam bukunya psikologi belajar, beliau mengatakan, “belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif.” 16 Dalam mendalami definisi dari belajar, Aunurrahman mengungkapkan ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam memahami definisi belajar , yakni :17 a. Belajar merupakan sebuah aktifitas terencana yang dilakukan oleh individu yang melibatkan jasmani serta mental dalam prosesnya. b. Adanya interaksi terhadap lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi manusia dan obyek-obyek lainnya yang memungkinkan individu
memperoleh
pengetahuan
baru
maupun
yang
diketahuinya.
16 17
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 18. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: ALFABETA, 2012), h. 36.
8
telah
c. Belajar mengahasilkan perubahan tingkah laku dan juga melibatkan perubahan pada aspek emosional. Meski tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Belajar merupakan sesuatu yang amat rumit jika kita definisikan, sebab belajar memiliki pengertian dan makna yang berbeda-beda tergantung siapa dan dari sudut pandang mana menilainya. Belajar merupakan sesbuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relative permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajarnya.18 Dalam aktifitas belajar kita melakukan banyak hal. Menurut Wasty Soemanto ada beberapa hal yang berkaitan dengan aktifitas belajar yakni : 1) Mendengarkan, 2) Memandang, memerhatikan atau mengamati, 3) Meraba, mencium dan mengecap, 4) Menulis atau mencatat, 5) Membaca, 6) Membuat Ringkasan, 7) Menyusun Paper, 8) Mengingat, 9) Latihan atau praktik.19 Dari beberapa penjabaran diatas, peneliti menyimpulkan bahwasanya belajar merupakan proses individu dalam memperoleh pegetahuan, pengalaman maupun keterampilan dan terdapat interaksi antara individu dan lingkungan belajarnya sehingga menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku dari individu tersebut. Dalam proses belajar melibatkan jasmani diantaranya yaitu panca indera, mental individu, serta otak yang merupakan hal utama untuk mengingat dan memproses semua informasi yang didapat. Semakin tinggi tingkat keaktifan jasmani dan
mental
individu dalam proses belajar, maka akan semakin baik pula hasil belajarnya.
18
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 116. 19 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta 2006), h. 107-113.
9
3. Pengertian Minat Belajar Dalam pelaksanaan proses belajar tentu saja berkaitan erat dengan adanya minat. Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang timbul dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar.20 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa minat merupakan kesediaan jiwa dalam meningkatkan perhatian, dan memusatkan kegiatan mental individu terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dari minat tersebut yang akan menghasilkan dorongan dan juga semangat dalam diri individu untuk belajar. Sedangkan belajar merupakan proses individu
dalam
memperoleh
pegetahuan,
pengalaman
maupun
keterampilan dan terdapat interaksi antara individu dan lingkungan belajarnya sehingga menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku dari individu tersebut. Maka dari itu, dalam belajar seseorang harus memiliki minat agar dapat memulai proses belajar sesuai dengan yang diharapkan. Minat merupakan hal yang dapat memberikan dorongan dan kekuatan pada individu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Sebab dengan minat, individu tidak merasa terbebani dengan aktifitas belajar tersebut, meski tidak menutup kemungkinan banyak faktor yang dapat melemahkan keinginan individu dalam belajar akan tetapi setidaknya individu merasakan bahwa dirinya memiliki ketertarikan, kesukaan serta kebutuhan akan belajar. Seperti contohnya, seorang anak yang memiliki ketertarikan terhadap musik, anak tersebut harus menempuh jarak yang jauh untuk latihan dan mengasah kemampuan bermusiknya tersebut. Namun, karena anak tersebut memiliki minat terhadap musik, maka jarak yang jauh bukanlah suatu hal yang dapat menghalanginya untuk belajar musik. Jadi dapat kita ketahui bahwasanya, minat belajar adalah ketertarikan individu terhadap proses belajar yang sedang ia lakukan dengan cara memusatkan perhatiannya kepada hal tersebut secara maksimal dan
20
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h 33.
10
dengan konsentrasi utuh serta menjauhkan pikiran dari segala hal-hal yang dapat mengganggu proses belajar. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pada hakikatnya terdiri dari dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Adapun penjelasannya mengenai faktor-faktor tersebut antara lain : a. Faktor Internal 1) Inteligensi Menurut Sriyanti, “Inteligensi merupakan kemampuan penting yang sangat diperlukan bagi keberhasilan belajar seseorang. Inteligensi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu intelligere yang berarti
to
organize,
to
relate,
to
bind
together,
yaitu
menghubungkan atau menyamakan satu sama lain.” 21 Menurut W. Stern yang dikutip oleh Purwanto, “Inteligensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya”. 22 Sedangkan menurut Vaan Hoes yang dikutip dari Ahmadi, “inteligensi merupakan kecerdasan jiwa.” 23 Semakin tinggi kemampuan intelijensi seseorang, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Anak yang memiliki IQ tinggi dapat lebih mudah untuk menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seseorang
siswa
maka
semakin
kecil
peluangnya
untuk
memperoleh sukses. 24 Menurut Hotifah, “Anak yang normal (90110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ (110-140) dapat digolongkan cerdas, 140 keatas
21
Lilik Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h.121 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.52 23 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, op.cit., h.34 24 Muhubbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h.133 22
11
tergolong jenius.” 25 Golongan ini memiliki potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Klasifikasi Inteligensi26 (Suryabrata, 1994) Tabel 2.1 Kategori Inteligensi
Skor IQ
Luar Biasa atau Jenius
Diatas 140
Cerds Sekali, Very Superior
120-139
Cerdas, Superior
110-119
Sedang, Average
90-109
Bodoh, Dull Average
80-89
Anak pada Batas, Border Line
70-79
Debil, Moron
50-69
Embicile
30-49
Idiot
Dibawah 30
Perkembangan inteligensi seseorang terjadi karena interaksi antara keturunan dan lingkungan.”
27
Keturunan/pembawaan
memberikan rentangan dari kemampuan inteligensi/kecerdasan, sedangkan lingkungan merupakan yang menentukan posisi dari rentangan inteligensi seseorang.
25
Yulianti Hotifah, dkk., Psikologi Belajar, (Malang: Learning Assistance Program for Islamic Schools Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah, 2009), Paket 8-14, h.10 26 Lilik Sriyanti, op. cit., h.126 27 Lilik Sriyanti, op. cit., h.124
12
Keturunan merupakan faktor inteligensi yang tidak dapat dirubah dan lingkungan adalah faktor inteligensi yang dapat dirubah. Jadi, perkembangan inteligensi sangat berpengaruh dari lingkungan kita berada. Orang yang dianggap intelejen/cerdas, yaitu apabila responnya merupakan respon yang baik terhadap stimulus yang diterimanya, dengan kata lain seseorang perlu mempunyai lebih banyak hubungan antara stimulus dan respon dan hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan dari hasil responrespon yang telah lalu. Hal ini senada dengan teori inteligensi yang dikemukakan oleh Robert Stenberg yang sering disebut sebagai teori “Triachic of Intelligence” dikutip oleh Yusuf yaitu: Inteligensi merupakan deksripsi tiga bagian kemampuan mental (proses berpikir mengatasi pengalaman atau masalah baru dan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi) yang menunjukkan tingkah laku intelejen. Dengan kata lain, tingkah laku intelejen itu merupakan produk (hasil dari penerapan strategi berpikir, mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat, dan penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.28 Kaitannya dengan ukuran kemampuan intelektual atau tataran kognitif memang menunjukkan bahwa kualitas inteligensi atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar atau meraih kesuksesan dalam hidup. Namun, melihat banyaknya realita yang ada pada saat ini, faktor yang mempengaruhi seseorang gagal dalam hidupnya bukanlah karena kecerdasan intelektualnya rendah akan tetapi karena mereka kurang memiliki kecerdasan emosional. Dan tidak sedikit pula orang yang memperoleh sukses dalam hidupnya karena mereka
28
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 109
13
memiliki kecerdasan emosional meskipun inteligensinya hanya pada tingkat rata-rata.29 Menurut Yusuf, “Kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan-kemampuan mengendalikan diri, memotivasi diri dan berempati.” 30 Adapun unsur-unsur kecerdasan emosional secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Unsur-Unsur Kecerdasan Emosional31 Tabel 2.2 Aspek
Karakteristik perilaku
1. Kesadaran diri
a. Mengenal
dan
merasakan
emosi
sendiri b. Mengetahui penyebab
emosi
yang timbul c. Mengenal pengaruh perasaan
terhadap
tindakan
a. Bersikap
2. Mengelola emosi
toleran
terhadap frustasi dan mampu
mengelola
amarah secara lebih baik b. Lebih
mampu
mengungkapkan
29
Ibid., h.113 Ibid. 31 Ibid., h.113-114 30
14
amarah dengan tepat tanpa berkelahi c. Dapat mengendalikan perilaku yang
agresif
merusak diri
sendiri dan orang lain d. Memiliki
perasaan
positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga e. Memiliki kemampuan
untuk
mengatasi ketegangan
jiwa
(stress) f. Dapat
mengurangi
perasaan
kesepian
dan cemas dalam pergaulan
3. Memanfaatkan emosi secara
a. Memiliki
rasa
tanggung jawab
produktif
b. Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan c. Mampu mengendalikan diri dan tidak bersifat
15
impulsif 4. Empati
a. Mampu
menerima
sudut pandang orang lain b. Memiliki
sikap
empati
atau
kepekaan
terhadap
perasaan orang lain c. Mampu mendengarkan orang lain
5. Membina Hubungan
a. Memiliki pemahaman
dan
kemampuan
untuk
menganalisis hubungan
dengan
orang lain b. Dapat menyelesaikan konflik
dengan
orang lain c. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain d. Memiliki bersahabat
16
sifat atau
mudah
bergaul
dengan
teman
sebaya e. Memiliki
sikap
tenggang rasa dan perhatian
kepada
orang lain f. Memperhatikan kepentingan (senang orang
sosial
menolong lain)
dan
dapat hidup selaras dengan kelompok g. Bersikap berbagi
senang rasa
dan
bekerja sama h. Bersikap demokratis dalam
bergaul
dengan orang lain
Selain ditinjau melalui IQ dan EQ, dalam perkembangannya manusia juga harus memiliki Inteligensi Spiritual. Menurut Hasan, “Inteligensi
Spiritual
merupakan
akses
manusia
untuk
menggunakan makna, visi dan nilai-nilai dalam jalan yang kita pikirkan dan keputusan yang kita buat.”32 Keselarasan akan terjadi jika manusia memiliki keseimbangan antara IQ, EQ dan SQ. Dengan inteligensi spititual (SQ) dapat membuat manusia mencapai keutuhan dan memberi integritas kemanusiaan. Dengan inteligensi ini, seseorang akan dapat menggali dirinya sendiri, mempertanyakan pertanyaan mendasar dan membentuk kerangka dari jawaban yang diperoleh. Dengan kata lain inteligensi spiritual 32
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), h. 312
17
dapat membantu seseorang dalam menemukan jati dirinya dan memberi kebutuhan manusia dalam konteks nilai kehidupan.33 Inteligensi spiritual merupakan sesuatu yang dapat ditingkatkan. Manusia dapat meningkatkan kecerdasan spiritual yang dimilikinya sampai tua. Cara meningkatkan SQ ini yaitu dengan peninjauan diri kembali terhadap sesuatu yang dinilai tidak tepat pada dirinya. Ketika seseorang mengalami sesuatu yang salah atau kurang tepat ada pada dirinya disitulah titik yang dapat membuat seseorang untuk meningkatkan dirinya, melakukan perubahan yang lebih baik untuk mendapatkan SQ yang lebih tinggi. 2) Bakat a) Pengertian bakat Setiap individu memiliki bakat yang berbeda-beda. Tidak semua anak memiliki bakat di segala bidang. Anak yang berbakat di bidang musik, bisa jadi ia lemah di bidang olah raga atau sebaliknya. Menurut Ahmadi dan Supriyono, “Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dimiliki sejak lahir.” 34 Biasanya bakat sangat bergantung pada pembawaan orang tua. Orang tua yang berkecimpung di bidang kesenian, anaknya akan mudah mempelajari seni suara, tari, dan lain lain yang berhubungan dengan seni. Ahmadi dan Supriyono mengungkapkan, “Seseorang akan mudah mempelajari sesuatu apabila hal tersebut sesuai dengan bakatnya. Apabila seorang anak harus mempelajari sesuatu yang yang lain dari bakatnya, maka anak tersebut akan cepat merasa bosan, mudah putus asa, dan tidak senang.” 35 Sebab bakat merupakan faktor pendukung anak dalam sukses melakukan suatu hal. Apabila anak sukses dalam suatu hal dan dapat 33
Ibid. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono op. cit., h.82 35 Ibid, h.82 34
18
melakukannya dengan mudah, dengan sendirinya anak akan menyukai hal tersebut. Suryabrata mengungkapkan, “Bakat merupakan kualitas yang dimiliki individu yang menunjukkan perbedaan tingkatan dengan individu yang lain dalam suatu bidang.” 36 Menurut William B. Michael yang dikutip oleh Suryabrata, bahwa bakat adalah: An aptitude may be defined as a person‟s capacity, or hypothetical potential, for aquisition of a certain more or less weeldefined pattern of behavior involved in the performance of a task respect to wich the individual has had little or no previous training”. Jadi, Michael meninjau bahwasanya bakat itu ditinjau dari segi kemampuan seseorang dalam melakukan suatu hal, yang sedikit sekali tergantung pada latihan mengenai hal tersebut.37 Hal tersebut selaras dengan pendapat Syah, bahwa “Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”38 Dengan demikian dapat
diartikan bakat adalah kemampuan
khusus yang dimiliki oleh seseorang tanpa adanya proses latihan sebab hal tersebut merupakan sebuah karunia dari Tuhan (pembawaan sejak lahir). Bakat sangat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksakan kehendaknnya menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki oleh anaknya, sebab hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajarnya. 36
Muhammad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2014),
37
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005),
38
Syah, op.cit., h.136
h.107 h.160
19
Bakat berbeda dengan kemampuan yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal. Dengan demikian, dapat disarikan bahwa bakat merupakan suatu potensi yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan latihan. Adapun manfaat dalam mengenal bakat yaitu: (1) Untuk mengetahui potensi diri, dengan mengetahui bakat yang dimiliki, kita bisa tahu dan mengembangkannya. (2) Untuk merencanakan masa depan, dengan mengetahui bakat yang dimiliki, kita bisa merencanakan mengembangkannya untuk merencanakan masa depan. (3) Untuk menentukan tugas atau kegiatan, dengan mengetahui bakat yang dimiliki, dapat memilih kegiatan apa saja yang akan kita lakukan sesuai bakat kita.39 Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus misalnya bakat akademik dan sosial. Bakat khusus ini biasanya disebut dengan talent, sedangkan bakat umum disebut dengan istilah gifted. Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi
diperlukan
latihan,
pengetahuan,
pengalaman,
pendidikan dan motivasi.
39
Zakiah Darajat, Mencari Bakat Anak- Anak, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 3.
20
b) Jenis-jenis Bakat Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda- beda. Usaha pengenalan bakat ini mula- mula pada bidang pekerjaan, tetapi kemudian dalam bidang pendidikan. Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat menganalisis, olah raga, seni, musik, bahasa, teknik dan sebagainya.40 Conny Semiawan dan Utami Munandar mengklasifikasikan jenis- jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu bakat intelektual umum, bakat akademik khusus, bakat berpikir kreatif- produktif, bakat dalam salah satu bidang seni, bakat psikomotor, bakat psikososial.41 3) Motivasi Dalam proses belajar, motivasi sangat dibutuhkan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. Motivasi merupakan faktor pendorong akan adanya minat. Mc. Donald mengungkapkan pendapatnya yang dikutip oleh sriyanti, “Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.”42 Menurut Sartain yang dikutip oleh Purwanto, “Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang.”43
40
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h. 72.
41
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 23. 42 43
Lilik Sriyanti, op. cit., h.133 Ngalim Purwanto, op. cit., h. 61
21
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang dapat menimbulkan keinginan (dorongan) dalam diri yang diwujudkan dengan perubahan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian motivasi yang diungkapkan oleh para ahli bahwasanya Dimyati dan Mudjiono mengungkapkan, “ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, (b) dorongan, (c) tujuan.”44 Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Misalnya, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang memadai. Ia merasa memiliki cukup waktu, tapi ia kurang baik dalam mengatur waktu. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
Misalnya, seorang
siswa kelas 3 menginginkan untuk masuk ke fakultas teknik, sedangkan
dalam
pelajaran
matematika,
fisika,
kimia,
ia
mendapatkan nilai yang rendah. Menyadari hal itu, maka siswa tersebut mengambil kursus pada mata pelajaran yang nilainya rendah. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku yang diambil dalam memenuhi tujuan tersebut. Motivasi sebagai faktor batin (inner) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah , tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering
44
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.80-
81
22
meninggalkan pelajaran akibat banyak mengalami kesulitan belajar.45 Motivasi belajar yang ada pada diri peserta didik juga memiliki ciri-ciri/indikator sebagai berikut:46 a) Tekun menghadapi tugas. b) Ulet menghadapi kesulitan. c) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi. d) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan. e) Selalu berusahan berprestasi sebaik mungkin. f) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. g) Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan. dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya. h) Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang. Menurut Sardiman indikator motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa (instrinsik) adalah sebagai berikut:47 a) Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus- menerus dalam waktu yang lama (tidak pernah berhenti sebelum selesai). Seperti siswa mulai mengerjakan tugas tepat waktu, mencari sumber lain, tidak mudah putus asa dan memeriksa kelengkapan tugas. b) Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan. Dalam hal ini, siswa bertanggungjawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar. 45
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono loc. cit. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep pembelajaran Berbasis Kecerdasan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 21-22. 46
47
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali,
1990),Cet. Ke-12, h. 81
23
c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah yang terdiri dari berani menghadapi masalah, mencari jalan keluar terhadap masalah yang sedang dihadapi dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah. d) Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh ia mengerjakanapa yang menjadi tugasnya. e) cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif. f) Dapat mempertahankan pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu). 4) Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.48 Dalam psikologi perkembangan, anak pada usia remaja mengalami beberapa perkembangan yakni perkembangan fisik, kognisi dan sosioemosi yang mana dapat dikatakan, masa ini adalah masa rentan bagi seorang remaja sebab di masa ini remaja berada pada tahap peralihan dari penggunaan penalaran konkret ke penerpaan formal. Remaja mulai menyadari keterbatasan pemikiran mereka. remaja cenderung meningkatkan rasa harga diri dan penolakan dapat menimbulkan persoalan emosi yang serius. 49
48
Muhibbin Syah, op. cit., h.132 Robert E. Slavin, Educational Psychology: Theory and Practice, 9th ed., (New Jersey: Pearson Education, Inc, 2009), p. 107-110. 49
24
Sikap seorang siswa begitu beragam, ada yang berkeras hati, tekun dan sungguh-sungguh dalam belajar, ada juga yang malasmalasan. Hal tersebut akan banyak sekali ditemui oleh para guru di lapangan. Namun guru tidak boleh terbawa arus oleh keragaman sikap siswa yang beragam tersebut. Sebisa mungkin guru harus bersifat netral. Sikap siswa yang bersifat negatif dapat diantisipasi dengan terlebih dahulu guru harus menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi haknya. Dengan harapan sikap siswa yang negatif akan berangsurangsur hilang dan mulai menunjukkan sikap sikap yang positif terhadap guru dan juga mata pelajarannya. Brown dan Holtzman dalam Tulus Tu‟u mengembangkan konsep sikap siswa dalam belajar melalui dua komponen, yaitu sebagai berikut :50 a) Teacher Approval (TA) yaitu berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru, tingkah laku mereka di kelas; dan cara guru mengajar. Bagaimana pandangan siswa terhadap guru yang mengajar dalam kelas, bagaimana pandangan siswa terhadap tingkah laku guru dalam kelas, bagaimana pandangan siswa terhadap cara guru mengajar. Terdapat dua pandangan positif dan negative. Apabila seseorang memiliki sikap positif dalam proses pembelajaran, ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan objek itu. Jadi apabila siswa memiliki sikap yang negative terhadap proses pembelajaran ia akan acuh tak acuh terhadap pembelajaran itu. b) Education Acceptance (EA) yaitu penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai; dan materi yang akan disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di 50
Tulus Tu‟u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), h. 115-116.
25
sekolah. Sikap penting karena didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam proses pembelajaran. Bagaimana sikap siswa terhadap gaya guru mengajar, materi yang diajarkan, tugas, dan tujuan yang dicapai akan dicapai sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
b. Faktor Eksternal 1) Keadaan Keluarga Keluarga merupakan pendidikan informal yang diakui dalam dunia pendidikan. Keluarga merupakan fondasi awal akan seperti apa pribadi anak
akan terbentuk dan itu juga akan sangat
berpengaruh pada pola pikir serta proses belajar anak. Meskipun anak sudah nasuk sekolah, namun harapan masih digantungkan kepada keluarga untuk memberikan pendidikan dan memberikan suasana yang sejuk dan menyenangkan ketika anak belajar di rumah. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kegiatan belajar anak. ketegangan kelaurga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberikan damapk terhadap aktifitas belajar anak.51 Ada beberapa faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada anak yaitu : a) Hubungan antar anggota tidak harmonis, seperti sering terjadi pertengkaran antara kedua orang tua, atau pertengkaran antara anak dengan orang tua, mempunyai ayah atau ibu tiri, mempunyai saudara tiri, ada permusuhan keluarga dengan keluarga lainnya. b) Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar anak di rumah, ruang belajar terbatas dan penerangan kurang memadai sehingga
51
Rohmalina., op.cit ., h. 30.
26
kebutuhan belajar yang diperlukan tidak ada, maka kegiatan belajar anakpun terhenti untuk beberapa waktu. c) Ekonomi keluarga yang lemah mengakibatkan kurngnya biaya pendidikan, kebutuhan anak tidak tercukupi bahkan anak banyak meluangkan waktu untuk membantu orang tua, baik bekerja atau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. d) Kesehatan keluarga yang kurang baik. Orang tua yang sakitsakitan, misalnya, membuat anak harus ikut memikirkannya dan merasa prihatin, apalagi bila penyakit yang diderita orang tuanya adalah penyakit yang serius atau kronis. e) Kurang perhatian orang tua, seperti kesibukan yang tinggi, atau orang tua kurang memiliki wawasan bagaimana mengasuh anak, kurang ada kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua.52 f) Pola pengasuhan yang salah, orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya dan itu akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. hal ini membuat kehidupan anak tidak tenteram, tidak senang dirumah, pada akhirnya anak tersebut mencari kesenangan di luar rumah hingga lupa belajar. Orang tua yang lemah, suka memanjakan anak akibatnya anak tidak memiliki kemampuan dan kemauan, bahkan sangat bergantung pada orang tua hingga malas berusaha, malas mengerjakan tugastugas sekolah dan membuat prestasinya menurun.53 Menurut Suhartin, ada beberapa situasi pendidikan dalam kelurga yang dapat mempermudah untuk mencapai tujuan pendidikan, diantaranya adalah :54
52
Lilik Sriyanti, op. cit., h. 152 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, op. cit., h.85-86 54 Suhartin, Smart Parenting, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010), h. 6-9. 53
27
a) Keluarga yang diliputi rasa cinta dan kasih. Hal tersebut dapat membantu anak belajar untuk dapat mencintai orang lain. \ b) Keluarga yang tidak otoriter. Dalam situasi otoriter, anak dapat menderita gagap, penakut, rendah diri, dan sebagainya. Alangkah lebih baiknya
orang tua menerapkan sistem
demokratis, artinya ada give and take antara anak dan orang tua. c) Keluarga tidak melepaskan begitu saja. Maksudnya adalah anak juga perlu bimbingan dari orang tua. Orng tua dapat mengarahkan anaknya secara bijak. Gunakanlah sistem reward and punishment kepada anak. d) Keluarga tidak terlalu melindungi. Biarkan anak menjadi pribadi yang mandiri, yang bertanggung jawab akan hal yang dia lakukan. e) Norma harus tetap. Norma yang tetap dibutuhkan dalam keluarga agar anak belajar untuk menaati peraturan dan menghindari anak dari sikap plin-plan. f) Jangan terlalu banyak pengaturan. Peraturan yang terlalu banyak juga dapat mengakibatkan hal yang kurang baik. Anak akan memiliki sikap ragu, penakut,, dan sulit memutuskan sesuatu. g) Norma jangan terlalu tinggi. maksudnya berikanlah norma yang logis yang dpaat mudah dicerna oleh anak agar nantinya anak tidak bingung dan frustasi karena banyaknya konflik yang terjadi dalam dirinya. Penjelasan mengenai cara mendidik anak diatas memiliki kaitan yang erat terhadap proses belajar anak. hal tersebut mengarahkan orang tua untuk selalu mengembangkan potensi yang ada pada anak. membantu untuk mempermudah anak dalam proses belajarnya dalam aktifitas kesehariannya. Belajar dalam arti disini adalah pengembangan dalam aspek kecerdasan kognitif, afektif serta motoriknya. Dengan demikian kesimpulannya adalah
28
bahwasanya orang tua harus sangat berhati-hati dalam mendidik anak, jangan sampai cara mendidik orang tua membuat anak menjadi
kerdil
dalam
pengetahuan,
keterampilan
serta
kepribadiannya yang nantinya juga akan berefek pada hasil belajarnya. 2) Guru (pendidik) dan Cara Mendidik Guru merupakan ujung tombak dari pendidikan di sekolah. Tanpa adanya guru, maka tidak akan terjadi prsoes belajar mengajar di institusi pendidikan. Seorang guru memiliki tanggung jawab yang sangat berat, bukan hanya mengemban kewajiban di dalam kelas, namun guru juga memegang peran penting di sekolah dan juga masyarakat. Guru adalah orang dewasa yang karena jabatannya (secara formal) selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan mngerahkan segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategy) yang tepat (appropriate).55 Menurut Purwanto, “Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru itu mengajar pengetahuan itu kepada anak didik turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai oleh anak.”56 Menurut Syamsudin, “Guru harus memiliki pribadi yang baik sebab guru adalah yang menjadi panutan di sekolah. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
55
Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), h.155 56
Ngalim Purwanto, op. cit., h.105
29
Guru dapat dikatakan belajarnya berhasil jika perubahan yang diharapkannya, terjadi pada perilaku dan pribadi siswanya.”57 Guru yang ketus, galak dan kurang empati pada anak didiknya, guru yang kurang berkualitas, kurang memiliki kompetensi sebagai guru, kurang menguasai materi serta kurang bisa menggunakan metode belajar yang dapat memotivasi siswa, membuat siswa menjadi malas belajar. Hubungan guru dengan peserta didik, guru dengan masyarakat sekolah juga harus harmonis. Sebab hal tersebut dapat menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan tenteram dan menimbulkan interaksi antar masyarakat sekolah yang sehat. Menurut
Direktorat
Kependidikan,
Jenderal
kompetemsi
Pendidikan
pedagogis
dan
Tenaga
dijabarkan
dalam
subkompetensi dan indikator esensial, yakni sebagai berikut: 58 a) Memahami
peserta
didik.
Dengan
indikator
esensial
:
memanfaatkan prinsip perkembangan kognitif; memnafaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mnegidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik. b) Merancang pembelajaran. Indikatornya adalah : menerapkan teori
belajar
dan
pembelajaran
pembelajaran;
berdasarkan
menentukan
karakteristik
peserta
strategi didik;
kompetensi yang ingin dicapai; dan materi ajar serta menyusun RPP. c) Melaksanakan pembelajaran. Indikatornya : menata latar pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. d) Merancang
dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran.
Indikatornya : melakukan evaluasi secara berkala; dengan berbagai metode; menganalisis;melakukan perbaikan. 57 58
Abin Syamsuddin, op. cit., h.156 Aunurrahman., op,cit.,h. 192.
30
e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
3) Lingkungan Sosial Ruang lingkup lingkungan sosial dalam hal ini adalah masyarakat, tetangga, teman sepermainan, lembaga sosial dan keagamaan, sarana-prasarana serta budaya di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang kurang mendukung seperti kondisi lingkungan yang kumuh, serba kekurangan dan anak-anak pengganggu akan sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar ketika membutuhkan teman belajar untuk berdiskusi, meminjam alatalat belajar yang belum dimilikinya.59 Lingkungan masyarakat yang asri, tentram dan rukun dapat membantu menciptakan perkembangan psikologis anak ke arah yang lebih baik. Sebab dalam lingkungan tersebut terdapat interaksi yang baik yang dapat menumbuhkan mental yang sehat pada anak. Kelengkapan sarana dan prasarana di lingkungan sekitar juga dapat menunjang keberhasilan belajar pada anak. Karena saranaprasarana dapat membantu anak untuk belajar lebih efektif, lebih jelas dalam memperoleh materi pelajaran dengan alat bantu pembelajaran yang lengkap. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak didik hidup dalam komunitas masyarakat yang heterogen. Segala macam persoalan dalam masyarakat merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan yang heterogen tersebut. Dengan demikian kembali pada faktor keluarga yang merupakan fondasi dasar bagi anak didik untuk menyaring segala aktifitas yang ada di lingkungan sekitar.
59
Syah, op.cit., h.138
31
Pergaulan yang terkadang kurang bersahabat sering memicu konflik sosial. Perilaku negatif dapat muncul karena faktor teman sepermainan, serta budaya masyarakat yang buruk seperti banyak peminum dan penjudi, tidak ada budaya belajar serta tidak ada budaya mengaji. Selain itu, sarana dan fasilitas juga dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Apabila siswa tinggal di perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja yang positif (seperti lapangan voli), akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang tidak layak untuk dikunjungi.60 Maka dari itu, memang manusia sebagai makhluk sosial sudah semestinya akan selalu membutuhkan orang lain. Namun, adakalanya kita harus memilih orang-orang yang ada disekeliling kita. Kita harus sudah mempertimbangkan apakah orang tersebut akan memberikan pengaruh yang baik ataukah buruk kepada kita. Kondisi sarana dan fasilitas yang kurang memadai dapat menghambat kegiatan belajar siswa. Contoh lainnya yaitu listrik, jika ada siswa yang tinggal di daerah yang tidak ada listrik tentu saja hal tersebut akan mengganggu belajarnya. Apalagi di zaman yang serba modern dan berteknologi seperti sekarang ini menuntut kita untuk memiliki sarana dan fasilitas tersebut. Sekarang banyak informasi dan pengetahuan yang dapat kita ambil dari internet. Mengerjakan
tugas,
memberi
dan
mengirim
tugas
dapat
menggunakan e-mail. Dengan demikian sarana dan fasilitas pun amat sangat penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan minat dalam belajar. 5. Ciri-Ciri Minat Belajar Minat peserta didik dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan insting dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan, dan sebagainya.
60
Ibid., h. 139
32
Pendidik harus mengetahui ciri-ciri minat yang ada pada peserta didik, dengan begitu pendidik dapat membedakan mana peserta didik yang berminat dalam belajar dan mana peserta didik yang tidak berminat dalam belajar, adapun ciri-ciri minat tersebut adalah:61 a. Keputusan diambil dengan mempertahankan seluruh kepribadian; b. Sifatnya irasional; c. Berlaku perseorangan dan pada suatu situasi; d. Melakukan sesuatu terbit dari lubuk hati; e. Melaksanakan sesuatu tanpa ada paksaan; f. Melakukan sesuatu dengan senang hati. Adapun menurut Slameto, peserta didik yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:62 a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Dari ciri-ciri diatas, tentunya individu yang memiliki minat belajar akan dapat diukur dengan indikator minat itu sendiri.
Menurut Djamarah,
indikator minat belajar yaitu : a. rasa suka/senang, pernyataan lebih menyukai.
61
Agus Sudjanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 88.
62
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.58.
33
b. Adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar tanpa di suruh. c. Berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian.63 Menurut Slameto beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar tersebut diatas, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat yaitu: 64 a. Perasaan Senang Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran. b. Keterlibatan Siswa Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru. c. Ketertarikan Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas dari guru. d. Perhatian Siswa Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya
63
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta 2002), h. 132 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.180. 64
34
akan memperhatikan obyek tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi. Semakin besar intensitas individu aktif dalam suatu kegiatan maka semakin besar pula indikasi minat individu tersebut. Jika seorang peserta didik selalu bertanya atau aktif dalam pembelajaran maka dapat dikatakan peserta didik memiliki minat terhadap pelajaran tersebut. Dalam proses pembelajaran, peserta didik yang memiliki minat, dapat kita perhatikan ia akan mempersiapkan dirinya dari awal hingga akhir pembelajaran, mengerjakan tugas dengan baik, memiliki catatan yang
lengkap,
menunjukkan
antusiasme
yang
tinggi
dalam
pembelajaran.
B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa (lughatan) terdiri dari tiga katayang digunakan. Ketiga kata tersebut, yaitu (a) “at-tarbiyah, (b) “al-ta‟lim”, dan (c) “al-ta‟dib”. Ketiga kata tersebut memiliki makna yang saling berkaitan. Saling cocok untuk pemaknaan pendidikan dalam Islam. Ketiga kata itu mengandung makna yang amat dalam, menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain.65 Term at-Tarbiyah berakar dari tiga kata, yakni berasal dari kata rabba yang artinya bertambah dan tumbuh, rabiya-yarbi yang artinya tumbuh dan berkembang, rabba-yarubbu yang artinya memperbaiki, membimbing, menguasai memimpin, menjaga dan memelihara. Term al-Ta‟lim secara bahasa berasal dari kata fi‟il tsulasi mazid biharfin wahid, yaitu „allama yu „allimu. Jadi „allama artinya mengajar. Selanjutnya term al-Ta‟dib berasal
65
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015, cet. Ke-12, h. 33
35
dari kata tsulasi mazid bihaijmn wahid, yaitu „addaba yu‟addibu. Jadi „addaba artinya memberi adab.66 Pendidikan Islam menurut istilah telah dirumuskan oleh beberapa pakar pendidikan Islam, sesuai dengan perspektif masing-masing. Diantara rumusan tersebut yang dikutip dari Ramayulis, dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam adalah :67 a. Al-Abrasyi
memberikan
pengertian,
bahwa
tarbiyah
adalah
mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaniyah, sempurna budi pekertinya (akhlaknya, teratur pikirannya, halus perasaannya mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan. b. Hasan Langgulung mengatakan, bahwa “pendidikan Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. c. Omar
Muhammad
al-Thoumi
Al-Syaibani
menyatakan,
bahwa
pendidikan Islam adalah prosoes mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. d. M. Arifin menyebutkan bahwa hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.68 e. Armai Arief berpandangan bahwa pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang bersifat progresif
66
Ibid. Ibid.,. h. 36. 68 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner), (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 32. 67
36
menuju ke arah kemampuan optimal anak didik yang berlangsung diatas landasan nilai-nilai ajaran Islam.69 Dari beberapa penjelasan diatas mengenai arti dan makna dari pendidikan agama Islam dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan Islam merupakan sebuah proses mengajarkan dan mengembangkan
potensi
dasar manusia dengan nilai-nilai keislaman yang terintegrasi melalaui perkataan, tindakan maupun pikirannya guna untuk kepentingan di dunia maupun di akhirat. 2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Secara umum, sebagaimana tujuan pendidikan agama islam di atas, maka dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam. Yaitu, Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam. a. Dimensi pemahaman atau penalaran intelektual serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam. b. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam. c. Dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran islam yang telah di imani, dipahami dan dihayati oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk mengamalkan ajaran agama
dan
nilai-nilainya
dalam
kehidupan
pribadinya
serta
merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.70 Sedang menurut Hasbi Ash-Shidiqi, ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi :71
69
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 10. 70 Muhaimin et. al., Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h. 78. 71
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bnadung: Rosda Karya, 2005), h.138.
37
a. Tarbiyah jismiyyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam pengalamannya. b. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang hasilnya dapat mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung. c. Tarbiyah adabiyah, segala sesuatu praktek maupun teori yang dapat meningkatkan budi dan meningkatkn perangai. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti/akhlak dalam ajaran islam merupakam salah satu ajaran pokok yang mesti diajarkan agar umatnya memiliki dan melaksanakan akhlak yang mulia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya diatas, jelaslah bahwa dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik (akhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran agama Islam. Oleh karena itulah, pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau guru sebisa mungkin mengarahkan anak untuk membentuk kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam. Untuk kurikulum PAI yang ada di sekolah, ruang lingkup yang telah dijabarkan diatas, secara menyeluruh terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang tersusun atas beberapa mata pelajaran, yakni : a. Al-Qur‟an Hadits b. Aqidah c. Akhlak d. Fiqh e. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Mata pelajaran tersebut merupakan pengaplikasian dari ruang lingkup PAI secara umum yang disajikan pada sekolah-sekolah yang yang berciri
38
khas Islam atau madrasah. Sementara untuk pengaplikasian ruang lingkup PAI pada sekolah umum adalah mata pelajaran PAI dengan bentuk kurikulumnya yakni In One System atau terpadu.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam
sesuai fitrahnya memiliki fungsi untuk
menjadikan manusia sebagai insan kamil yaitu insane yang mulia. Namun secara umum, Abdul majid mengemukakan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut 72 : a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban dilakukan oleh setiap
orang
tua
dalam
keluarga.
Sekolah
berfungsi
untuk
menumbuhkan menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukanoleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkankan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya Penyesuaian
menta,
sesuai dengan ajaran agama
yaitu
untuk
menyesuaikan
diri
Islam. dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. 72
Ibid., h.136.
39
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya. g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang mutlak diperlukan disamping ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk melahirkan generasi penerus yang rasional-religius, tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan namun juga memiliki kecerdasan spiritual yang baik. Menurut Alim, “Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaannya dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik yang meyakini, mamahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.73 Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam menjadi wajib pada sekolah formal tercantum di dalam perundang- undangan yang secara tidak langsung menjadi pedoman bagi pelaksanaannya. Adapun dasar hukumnya yakni : a. Sila pertama dalam falsafah negara Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. b. UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara
73
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 4
40
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu. c. Tap. MPR No. II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. 74 Selain itu, urgensi pendidikan agama Islam juga terdapat pada UUSPN No.2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendidikan agama. Yang mana penjelasannya adalah bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional. Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, yakni: a. Tujuan dan hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Nasir mengungkapkan yang dikutip dari Zakiah Darajat dalam dimensidimensi pendidikan Islam, bahwa menyembah Allah itu melengkapi semua kebesaran dunia dan kemenangan akhirat, serta menjauhkan diri dari
segala
larangan-larangan
yang
mmenghalangi
tercapainya
kemenangan dunia dan akhirat itu. 75 Adapun tujuan diciptakannya manusia hanya untuk megabdi kepada Allah. Firman Allah SWT :
74
Ibid., h. 4-5 Zakiah darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 155. 75
41
ِ ِ َّ ٱلس ََٰم ََٰو ِت َّ ودا َو َعلَى ُجنُوِبِِ ْم َويَتَ َف َّك ُرو َن ِف َخلْ ِق ً ُين يَ ْذ ُك ُرو َن ٱللَّ َه قيَ ًَٰما َوقُع َ ٱلذ ِ َٰط ًل سب َٰحن ِ َو ْٱْل َْر اب ٱلنَّا ِر َ َ َ ْ ُ ِ َت ََٰه َذا ب َ ض َربَّنَا َما َخلَ ْق َ ك فَقنَا َع َذ Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-„Imran: 191). b. Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia. Konsep manusia yaitu manusia sebagai makhluk yang unik yang memiliki beberapa potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter. c. Tuntutan masyarakat. Tuntutan masyarakat yakni berupa pelestarian nilai-nilai budaya dalam kehidupan bermasyarakat maupun pemenuhan terhadap
tuntutan
kebutuhan
hidupnya
dalam
mengantisipasi
perkembangan dunia modern. d. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi kehidupan ideal Islam yakni menyejahterakan hidup manusia di dunia dengan mengelola dan memanfaatkan kehidupan di dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat.76 Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas lima sasaran, yaitu : a. Membentuk akhlak mulia. b. Memersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. c. Persiapan untuk mencari rizki dan memlihara segi kemanfaatanya. d. Menumbuhkan semangat ilmiah di klangan peserta didik. e. Mempersiapkan tenaga professional yang terampil. 77
76
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
71-72. 77
Mohammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam :Terj. Bustami A.Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 1-4.
42
Sedangkan menurut al-Syaibani, bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhiraat, sementara tujuan akhir yang akan dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis, sehingga terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi al-ardh.78 Dari uraian tujuan pendidikan diatas, dapat kita simpulkan bahwasanya pendidikan agama Islam merupakan sebuah kebutuhan, sebab dalam tujuan pendidikan agama Islam tercantum banyak aspek yang secara hakikat pendidikan agama Islam itu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang dapat berdampak positif bagi kehidupan. Dan pendidikan agama Islam pun bersifat dinamis, maksudnya adalah meskipun zaman terus berkembang dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada, pendidikan agama Islam tetap dapat beradaptasi dengan hal tersebut tanpa mengurangi sedikitpun nilai-nilai yang telah ditetapkan sebelumnya yakni di dalam Al-Qur‟an dan Hadits.
C. Minat Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah kita mengetahui pengertian dalam minat belajar dan apa itu pendidikan agama Islam. Kini peneliti akan menjabarkan kaitannya antara minat belajar dalam pembelajaran PAI dengan melihat akan urgensi dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam itu sendiri bagi kehidupan saat ini. Tentunya juga untuk mencapai tujuan mulia pendidikan Islam yang hendak dicapai. Runtuhnya nilai-nilai keislaman pada saat ini, tentunya menjadikan minat sangat dibutuhkan untuk pembelajaran PAI. Minat adalah ujung tombak dari segala hal yang dapat mempengaruhi proses belajar. Tanpa adanya minat akan sangat mustahil tujuan pendidikan Islam akan tercapai, sebab tidak adanya dorongan atau kecenderungan dari siswa untuk mempelajari 78
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), h. 67.
43
(menyukai) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terlebih untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Minat belajar dalam Pembelajaran PAI artinya peserta didik diharapkan memiliki ketertarikan, kesenangan, dorongan dalam memperoleh pengetahuan PAI. Sehingga dalam proses belajar tersebut, peserta didik akan menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku yang tercermin sesuai dengan ajaran Islam. Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya dalam pembelajaran selain kognitif, peserta didik juga diharuskan mencapai kompetensi dalam hal afektif dan psikomotorik. Tujuan pendidikan agama Islam diharapkan tidak hanya dipelajari permukaannya saja, sekadar pengetahuan semata melainkan terpatri nyata dalam nilai-nilai kesungguhan yaitu keimanan yang mantap dalam diri peserta didik.
D. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yakni yang ditulis oleh : 1. Nurfaizah (106011000140) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 dengan judul Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Al Mubarak Pondok Aren – Tangerang Selatan. Dalam penelitian tersebut didapat suatu kesimpulan bahwa kondisi minat belajar siswa SMP Al- Mubarok khususnya kelas VIII terhadap pelajaran PAI adalah tinggi. Perbedaan antara Penelitian penulis dengan penelitian Nurfaizah adalah dalam penelitian Nurfaizah hanya mengungkapkan seberapa besar minat belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII SMP Al Mubarak Pondok Aren. Sedangkan dalam penelitian penulis disini akan mengungkapkan seberapa besar minat belajar siswa pada pelajaran PAI, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
minat
belajar
PAI,bagaimana
faktor
tersebut
mempengaruhinya, serta faktor apa yang paling mempengaruhi minat belajar PAI siswa kelas IX di SMP Citra Bangsa.
44
2. Naeklan Simbolon, Elementary School Journal PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed, Vol 1, No 2 (2014): Elementary School Journal dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta didik. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mendasari minat dalam belajar yaitu : 1) Faktor dorongan dalam, 2) Faktor motivasi sosial, 3) Faktor Emosional.79 3. Eli Putri Wati, Pendidikan Sejarah, Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Wisuda Ke-48, dengan judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Dikelas VII 1 SMP Pertiwi Siteba Padang Tahun Pelajaran 2013/2014.80 Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor yang memepengaruhi minat adalah faktor internal yaitu motivasi dan cita-cita siswa. Sedangkan faktor ekternal yaitu Keluarga, Guru, Sarana dan prasarana, Mass Media dan Pergaulan.
79
Naeklan Simbolon, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta didik, vol.1, 2014, (http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/view/1323, 18 November 2016, 21:04 WIB). 80 Eli Putri Wati, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Dikelas VII 1 SMP Pertiwi Siteba Padang Tahun Pelajaran 2013/2014, vol.3, 2014, (http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1221, 18 November 2016, 21:03 WIB).
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Citra Bangsa yang berlokasi di Kecamatan Limo – Depok. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 hingga bulan Juni 2017 yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari observasi data di lapangan dan juga sumber tertulis yang ada di perpustakaan.
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, dan juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. 81 Kemudian untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang mengungkapkan serta menjelaskan permasalahan dan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian kepustakaan (Library Research).82 1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penulis menghimpun informasi, data dan fakta dari objek yang diteliti untuk menemukan secara khusus dari realitas yang tengah terjadi di lapangan agar lebih objektif dan akurat. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan, misalnya berupa buku-buku, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.
81
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet.Ke-11, h. 44 82 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 1
46
C. Unit Analisis Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan jenis sampel sistematik. Sampel sistematik yaitu dimulai dengan menentukan jumlah subjek penelitian dari populasi yang ada yaitu dengan cara memilih poin awal secara acak kemudian data diambil sesuai sampel interval yang telah ditentukan dan melakukannya secara berulang. Jadi dalam penelitian ini terdapat populasi sebanyak 94 siswa yang ada di SMP Citra Bangsa. Kemudian peneliti menentukan subjek penelitian yaitu sebanyak 18 siswa.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu penulis untuk mengumpulkan data. Instrumen ini akan membantu penulis dalam mengumpulkan data yang dilakukan dengan angket, observasi dan wawancara. Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI No 1.
Pokok
Sub Pokok
Aspek Yang
Butir
Pertanyaan
Pertanyaan
Diungkap
Soal
Faktor Internal
1.1 Inteligensi
1.1.1
Pembawaan
1, 2, 3,
1.1.2
Kematangan
4
1.1.3
Pembentukan
5
1.1.4
Kebebasan
6, 7 8, 9
1.2 Bakat
1.3 Minat
1.2.1
Penguasaan Materi
12
1.2.2
Prestasi
13
1.3.1
Adanya
14, 15,
perhatian
47
10, 11,
16
1.4 Motivasi
1.3.2
Perasaan sena
17, 18
1.3.3
Adanya
19, 20,
partisipasi
21
1.4.1
Ketekunan
22
1.4.2
Kedisiplinan
23
1.4.3
Mandiri dalam
24, 25
belajar 1.4.4
Ulet
dalam
26, 27
menghadapi kesulitan belajar 1.4.5
berprestasi
28, 29
dalam pelajaran PAI 1.5 Sikap
1.5.1
Aktif
Siswa
32 1.5.2
2.
Faktor Eksternal
30, 31,
2.1 Keadaan Keluarga
Apresiatif
2.1.1 Suasana keluarga
33, 34 35, 36, 37
2.1.2 Pola asuh
38, 39,
orang tua
40, 41
2.1.3 Fasilitas
42
belajar di rumah 2.2 Guru Dan
2.2.1 Metode dan
Cara
Media
Mengajar
pembelajaran 2.2.2 Sikap guru
43, 44, 45
46, 47, 48
48
2.3Lingkungan
2.3.1
Sosial 2.3.2
Teman
49, 50,
sepermainan
51, 52
Masyarakat
53
sekitar
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Observasi Aktivitas pembelajaran PAI dan Aktivitas Belajar Siswa No.
Objek Pengamatan
1.
Aktivitas Pembelajaran PAI
2.
Indikator
Aktivitas Belajar Siswa
1.1
Kegiatan Awal
1.2
Kegiatan Inti
1.3
Kegiatan penutup
2.1
Kesiapan
siswa
memulai
pelajaran 2.2
Atensi peserta didik terhadap pembelajaran.
2.3
Kooperatif dalam
peserta
belajar
didik (diskusi,
mencatat, mengerjakan tugas, tanyajawab). 2.4
Interaksi
peserta
didik
dengan guru dan peserta didik lain
49
Tabel 3.3 Kisi –Kisi Wawancara kepada Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa No.
Pokok Pertanyaan
Sub Pokok
Butir Soal
Pertanyaan 1.
2.
3.
Kegiatan Pembelajaran PAI
Aktivitas Belajar Siswa
Minat Belajar
1.1 Proses KBM
1
1.2 Metode
4
1.3 Media
5
2.1 Antusiasme
2
2.2 Pengetahuan
3
2.3 Partisipasi
6
2.4 Perhatian
7
3.1 Minat
8
3.2 Faktor-faktor
9
3.3 Hasil belajar
10
Tabel 3.4 Kisi –Kisi Wawancara Minat dan Aktivitas Belajar Siswa Di Rumah Kelas IX SMP Citra Bangsa No.
Pokok Pertanyaan
Sub Pokok
Butir Soal
Pertanyaan 1.
2.
Minat
Keluarga
1.1 Minat Belajar
1
1.2 Faktor faktor
2
2.1 Peran Orang
3, 4
Tua
3.
Aktivitas Anak Di Rumah
2.2 Komunikasi
5
2.3 Suasana
8
2.4 Pola Asuh
9
3.1 Kegiatan
6
Liburan
50
3.2 Kegiatan
7
Belajar
Tabel 3.5 Kisi –Kisi Wawancara Kontrol Orang Tua Siswa Kelas IX SMP Citra Bangsa Terhadap kegiatan belajar Anak di Rumah No.
Pokok Pertanyaan
Sub Pokok
Butir Soal
Pertanyaan 1.
Aktivitas Di rumah
1.1 Quality Time
1
Keluarga 2.
Peran Orang Tua
2.1 Kontrol Orang
2
Tua 2.2 Pola Asuh
3, 4
2.3 Motivator
5, 6
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.
Observasi Partisipatif, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis tentang kejadian-kejadian, perilaku obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Dalam observasi ini, penulis mengamati kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Seperti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, metode pembelajaran yang digunakan, sarana dan prasarana, kondisi siswa saat belajar. Teknik ini digunakan agar penulis dapat melihat dan mendengar secara langsung pengalaman yang dialami obyek yang diteliti, sehingga dapat mempelajari pola dan perilaku obyek yang diteliti.
51
2.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. 83 Informan dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam di SMP Citra Bangsa dengan maksud untuk mengetahui proses pembelajaran PAI di kelas dan minat siswa dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, informan selanjutnya adalah
Siswa/siswi kelas IX SMP Citra Bangsa terkait
pembelajaran PAI di kelas dan proses belajarnya di rumah. Serta orang tua turut pula menjadi informan untuk mengetahui aktivitas dan cara belajar anak di rumah. 3.
Kuesioner (Angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
84
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis angket tertutup yang diberikan kepada 18 orang siswa. 4.
Dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental. Studi
dokumen merupakan merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. 85
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik analisis data yang penulis gunakan yakni teknik analisis Deskriptif Kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mengolah data dan mendeksripsikan data dalam bentuk tampilan data yang lebih bermakna dan mudah dipahami oleh orang lain.86
83
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya , 2001), h. 180 84 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 199 85 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), h. 169 86 Nana Sudjana, Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah Skripsi Tesis Disertasi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), h.77
52
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengolahan dan analisis data menurut Miles dan Hubermen, yakni :87 1. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan.
88
Pada tahap awal peneliti melakukan
penyebaran data angket yang dilakukan dengan teknik sampel sistematik. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa dan orang tua siswa kelas IX untuk dijadikan informan. Kemudian, selanjutnya peneliti melakukan studi dokumentasi di sekolah tersebut baik itu pada kegiatan pembelajaran, kegiatan diluar pembelajaran dan hal-hal terkait yang ada di sekolah SMP Citra Bangsa. 2. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses penelaahan seluruh data yaitu pengamatan, wawancara, angket dan dokumentasi. Adapun langkahnya dengan proses menyeleksi, memfokuskan dan mentrasformasikan data mentah yang telah diperoleh oleh peniliti. 89 Pada tahap ini, peneliti melakukan koding pada data yang telah didapatkan dari hasil wawancara. Yang mana koding tersebut menyeleksi hasil wawancara hanya yang berhubungan dengan penelitian yang diteliti. Selanjutnya, hasil angket yang diterima kemudian dicek kembali. Setelah itu angket tersebut diolah dengan menggunakan rumus yang telah tersedia. Kemudian ada juga data yang didapatkan dari hasil observasi yang terdiri dari catatan obyektif dan catatan reflektif. Semua catatan tersebut masing-masing diklasifikasikan dan diedit sesuai dengan situasi sebagaimana yang ada di lapangan, setelah itu catatan tersebut dikaitkan satu sama lain.
87
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.333 88 Ibid., h. 70 89 Ibid.
53
3. Penyajian data Penyajian data yang diilakukan secara umum dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang diceritakan secara panjang lebar, tetapi ada teks naratif tertentu yang dialihkan menjadi bentuk gambar, bagan dan tabel yang dapat mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian. 90 Untuk angket disajikan dengan adanya tabel dan hasil prosentasenya yang kemudian dijelaskan secara naratif agar mudah dipahami. Hasil wawancara dan pengamatan dijabarkan secara sistematis dan terintegrasi. Semua data yang telah direduksi baik itu angket, wawancara, pengamatan dan dokumentasi akhirnya diolah dan dikaitkan satu dengan yang lain (triangulasi). 4. Penarikan Kesimpulan Setelah data yang telah terkumpul maka mulai mereduksi data dan menyajikan data selanjutnya menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh peneliti untuk mengambil kesimpulan, bila masih awal biasanya penarikan kesimpulan perlu dikaji ulang karena terkadang masih belum terstruktur dengan baik.91 Pada tahap akhir ini, peneliti menyimpulkan hasil yang diperoleh dari data-data yang telah tersaji. Kesimpulan tersebut dijelaskan sesuai dengan jawaban dari rumusan masalah.
G. Pengecekan Keabsahan Data Uji Keabsahan Data yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan menggunakan cara Triangulasi. Triangulasi yaitu pengecekan data dengan menggunakan beragam sumber, teknik dan waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber yakni sumber akan digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalu waktu dan alat yang berbeda.92
90
Ibid., h. 71. Ibid. 92 Ibid., 74 91
54
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi dari beberapa sumber data yang diperoleh dari angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Sebelumnya, peneliti sudah melakukan studi lapangan (observasi). Oleh karena itu, peneliti telah mengetahui kondisi di lapangan seperti apa, selanjutnya peneliti melakukan studi lapangan ke beberapa rumah peserta didik untuk mengetahui kondisi sosial serta aktivitas apa saja yang terjadi. Kemudian pada penelitian selanjutnya, peneliti mengambil data dengan menyebarkan angket kepada 18 siswa yang dipilih secara sistematik. Data yang telah diperoleh dari hasil dua sumber data tersebut, selanjutnya peneliti
melakukan
perbandingan
hasil
data,
apakah
data-datanya
menunjukkkan hasil yang saling berkaitan atau bertolak belakang. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa informan yakni kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua murid terkait kegiatan pembelajaran peserta didik dan minat belajarnya di sekolah maupun di rumah guna menunjang hasil dari kedua sumber data sebelumnya yakni observasi dan angket. Terakhir, peneliti melakukan analisis dokumen yakni peninjauan hasil belajar siswa kelas IX SMP Citra Bangsa dari semester tiga hingga semester 6, kumpulan-kumpulan dokumentasi aktivitas belajar dan pembelajaran PAI di kelas, profil dan tata ruang sekolah. Setelah itu dokumentasi tersebut disesuaikan dengan hasil sumber data lainnya.
55
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab II bahwasanya faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar terdiri dari faktor internal dan eksternal. Berikut ini penulis akan memaparkan data hasil angket faktor yang mempengaruhi minat belajar yang telah disebar kepada siswa kelas IX SMP Citra Bangsa yaitu 18 siswa sebagai sampel. a. Faktor Internal Faktor internal adalah suatu hal yang asalnya dari dalam diri seseorang atau individu itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor internal antara lain inteligensi, bakat, minat, motivasi dan sikap siswa. Dibawah ini merupakan tabel yang menunjukkan data hasil angket dari faktor internal, antara lain : Tabel 4.1 Kemampuan Memahami Pelajaran dengan Cepat Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 6 11 1 0
Prosentase 33% 61% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa sebagian besar siswa dapat memahami pelajaran dengan cepat tanggap di sekolah. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju sebesar 61%, sangat setuju 33%, tidak setuju 6%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di SMP Citra Bangsa adalah siswa yang cerdas.
56
Tabel 4.2 Konfirmasi tentang Pelajaran yang Sulit Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 6 10 2 0
Prosentase 33% 56% 11% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.2 bahwasanya lebih dari setengah siswa selalu melakukan konfirmasi kepada guru saat pelajaran sulit. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 56%, sangat setuju 33%, tidak setuju 11%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup aktif dalam pembelajaran. Tabel 4.3 Orang Tua menjadi Role Model Literasi Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 3 10 5 0
Prosentase 16% 56% 28% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dipahami bahwa lebih dari setengah siswa menjadikan orang tuanya sebagai role model literasi. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 56%, sangat setuju 16%, tidak setuju 28%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku orang tua cukup berpengaruh terhadap kesenangan siswa dalam membaca buku.
57
Tabel 4.4 Support Orang Tua terhadap Kegiatan Belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 12 6 0 0
Prosentase 67% 33% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.4 dijelaskan sebagian besar orang tua siswa sangat mendukung kegiatan belajar anak. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 67%, setuju 33%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa respon orang tua siswa terhadap keggiatan belajar sangat baik. Tabel 4.5 Kesadaran Diri atas Kesalahan Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 7 0 0
Prosentase 61% 39% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperhatikan sebagian besar siswa sangat setuju untuk menyadari kesalahan yang siswa perbuat. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 39%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan siswa memiliki self awareness yang baik.
58
Tabel 4.6 Pembiasaan Literasi Sejak Usia Dini Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 6 11 1 0
Prosentase 33% 61% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dipahami bahwa sebagian besar siswa setuju memiliki literasi yang baik sejak usia dini. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 61%, setuju 61%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mendapatkan pengajaran literasi yang baik sejak kecil. Tabel 4.7 Bertanggung Jawab terhadap Tugas Sekolah Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 5 10 3 0
Prosentase 28% 56% 16% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.7 telah dipaparkan bahwa lebih dari setengah siswa setuju untuk selalu melaksanakan tugas guru dengan baik. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 56%, sangat setuju 28%, tidak setuju 16%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan sudah cukup baik.
59
Tabel 4.8 Pemberian Kepercayaan dalam Problem Solving Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 3 9 6 0
Prosentase 16% 50% 33% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.8 telah dijabarkan lebih dari setengah siswa setuju memiliki kebebasan dalam menyelesaikan masalah. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, tidak setuju 33%, sangat setuju 16%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan siswa dipercaya telah memiliki kematangan dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Tabel 4.9 Bertindak Jujur ketika Ujian Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 4 9 3 2
Prosentase 22% 50% 17% 11%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.9 telah diperlihatkan data yang mana setengah dari siswa setuju untuk berlaku jujur ketika ujian. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 22%, tidak setuju 17%, sangat tidak setuju 11%. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan diri siswa cukup baik.
60
Tabel 4.10 Kemampuan Mengingat Materi yang telah Disampaikan Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 5 9 4 0
Prosentase 28% 50% 22% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.10 yang mana dijelaskan setengah dari siswa setuju dapat mengingat pelajaran yang telah disampaikan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 28%, tidak setuju 22%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki daya ingat yang cukup baik dalam menerima pelajaran. Tabel 4.11 Kemampuan Linguistik Siswa dalam Menjelaskan Materi Pelajaran Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 4 9 4 1
Prosentase 22% 50% 2% 6%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.11 Bahwa setengah dari siswa setuju untuk mampu menjelaskan kembali materi pelajaran yang guru sampaikan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 22%, tidak setuju 21%, sangat tidak setuju 6%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan linguistik yang cukup baik dalam menjelaskana materi pelajaran.
61
Tabel 4.12 Penguasaan Materi Pembelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 8 6 4 0
Prosentase 44% 33% 22% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.12 dari data diatas menunjukan hampir setengah siswa setuju atas penguasaan materi pembelajaran PAI. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 44%, setuju 33%, tidak setuju 22%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang`menguasai materi pembelajaran PAI. Tabel 4.13 Memilik Prestasi dalam Bidang Keagamaan Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 5 6 7 0
Prosentase 28% 33% 39% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.13 telah diketahui bahwa sebagian kecil siswa tidak setuju memiliki prestasi dalam bidang keagamaan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan tidak setuju 39%, setuju 33%, sangat setuju 28%, sangat tidak setuju 6%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup acuh terhadap prestasi yang dimiliki pada bidang PAI.
62
Tabel 4.14 Perhatian terhadap Materi Pembelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 10 7 1 0
Prosentase 56% 39% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.14 menyatakan lebih dari setengah siswa sangat setuju untuk memiliki perhatian terhadap materi pembelajaran PAI. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 56%, setuju 39%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemauan yang baik untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Tabel 4.15 Aktifitas Mencatat ketika Pembelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 10 8 0 0
Prosentase 56% 44% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.15 telah diterangkan bahwasanya lebih dari setengah siswa sangat setuju aktif mencatat ketika pembelajaran PAI. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 56%, setuju 44%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan siswa memiliki kemauan yang sangat mempelajari lebih lanjut materi yang telah disampaikan.
63
baik untuk
Tabel 4.16 Berkonsentrasi ketika Proses Pembelajaran Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 8 9 1 0
Prosentase 44% 50% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.16 dapat kita peroleh data bahwa setengah siswa setuju berkonsentrasi ketika proses pembelajaran. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 44%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki perhatian penuh terhadap materi ketika proses pembelajaran berlangsung. Tabel 4.17 Perasaan Senang terhadap Pembelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 9 8 1 0
Prosentase 50% 44% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.17 memberikan penjelasan kepada kita bahwa setengah siswa
sangat
pembeljaaran PAI.
setuju
atas perasaan senang terhadap
Terbukti dengan jawaban responden yang
menyatakan sangat setuju 50%, setuju 44%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran PAI cukup menyenangkan bagi siswa..
64
Tabel 4.18 Antusiasme dalam Pembelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 7 9 2 0
Prosentase 39% 50% 11% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.18 bahwasanya setengah siswa setuju berantusias selama proses pembelajaran PAI. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 39%, tidak setuju 11%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup senang selama proses pembelajaran PAI. Tabel 4.19 Aktif Bertanya ketika Pembelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 7 10 1 0
Prosentase 39% 56% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.19 atas data yang telah didapat bahwa lebih dari setengah siswa setuju untuk aktif bertanya kepada guru mengenai materi PAI yang belum siswa mengerti. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 56%, sangat setuju 39%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi siswa untuk aktif bertanya kepada guru ketika belajar sudah baik.
65
Tabel 4.20 Responsibilitas dalam Menjawab Pertanyaan Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 9 6 3 0
Prosentase 50% 33% 16% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui pada data yang telah didapat yakni setengah siswa sangat setuju terhadap responsibilitas dalam menjawab pertanyaan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 50%, setuju 33%, tidak setuju 16%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menjelaskan bahwa siswa cukup responsif dalam menjawab pertanyaan ketika proses pembelajaran. Tabel 4.21 Keaktifan dalam Mengerjakan Tugas Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 9 7 2 0
Prosentase 50% 39% 11% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.21 dari data-data yang telah diperoleh bahwa setengah siswa setuju untuk aktif dalam mengerjkan tugas yang diberikan oleh guru. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 39%, tidak setuju 11%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menerangkan bahwa siswa cukup rajin dalam mengerjakan tugas.
66
Tabel 4.22 Ketekunan ketika Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 7 0 0
Prosentase 61% 39% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa lebh dari setengah siswa sangat setuju untuk tekun ketika guru sedang menjelaskan materi. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 39%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Tabel 4.23 Kedisiplinan dalam Mengumpulkan Tugas PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 7 7 4 0
Prosentase 39% 39% 22% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.23 dari data yang telah didapat bahwasanya sebagian kecil siswa sangat setuju untuk tepat waktu dalam mengumpulkan tugas PAI. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 39%, setuju 39%, tidak setuju 22%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran siswa akan kedisiplinan masih kurang baik.
67
Tabel 4.24 Pemanfaatan Waktu Luang untuk Mengulang Materi Pelajaran Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 6 8 3 1
Prosentase 33% 44% 16% 6%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa hampir setengah siswa setuju jika ada waktu luang maka siswa mengulang materi pelajaran PAI . Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 44%, sangat setuju 33%, tidak setuju 16%, sangat tidak setuju 6%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dalam memanfaatkan waktu untuk belajar masih kurang. Tabel 4.25 Kemandirian dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 8 9 0 1
Prosentase 44% 50% 0% 6%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.25 telah dijelaskan bahwa setengah siswa setuju untuk mencoba mengatasi kesulitan belajar secara mandiri. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 44%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 6%. Hal ini menunjukkan siswa telah memiliki rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri.
68
Tabel 4.26 Mengevaluasi Hasil Belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 5 11 2 0
Prosentase 28% 61% 11% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.26 yang mana telah diperoleh data yakni sebagian besar siswa setuju untuk mengevaluasi hasil belajar yang siswa dapatkan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 61%, sangat setuju 28%, tidak setuju 11%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan keinginann yang cukup kuat siswa untuk terus meningkatkan hasil belajarnya. Tabel 4.27 Pemulihan terhadap Kekurangan Diri Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 10 8 0 0
Prosentase 56% 44% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.27 dari data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa setuju akan pemulihan terhadap kekurangan dirinya. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 56%, setuju 44%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki rasa untuk menghargai dirinya sendiri.
69
Tabel 4.28 Hasil belajar yang Memuaskan pada Mata Pelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 8 8 2 0
Prosentase 44% 44% 11% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.28 telah diperoleh sebuah data yakni hampir dari setengah siswa setuju memiliki hasil belajar yang sangat memuaskan dalam mata pelajaran PAI. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 44%, setuju 44%, tidak setuju 11%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMP Citra Bangsa cukup cerdas. Tabel 4.29 Kepuasan akan Pencapaian Diri terhadap Mata Pelajaran PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 8 9 1 0
Prosentase 44% 50% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.29 dijelaskan bahwasanya setengah siswa setuju puas akan prestasi yang telah diraih Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 44%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sukses dalam mencapai target yang diinginkan dalam mata pelajaran PAI.
70
Tabel 4.30 Keinginan untuk Aktif Bertanya dalam Mengembangkan Kemampuan Berfikir Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 6 1 0
Prosentase 61% 33% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.30 dapat kita perhatikan sebagian besar siswa sangat setuju bahwa bertanya dapat megembangkan kemampuan berfikir. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 33%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa secara sadar siswa mengetahui cara untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam belajar. Tabel 4.31 Antusiasme terhadap Responsibilitas dalam Mengasah Kemampuan Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 9 9 0 0
Prosentase 50% 50% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.31 telah kita peroleh data yang mana setengah siswa setuju bahwa antusiasme terhadap responsibilitas dapat mengasah kemampuan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 50%, sangat setuju 50%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%.
71
Hal ini menunjukkan siswa telah memahami cara untuk mempertajam potensinya dalam belajar. Tabel 4.32 Aktif dalam Berpendapat Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 7 0 0
Prosentase 61% 39% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.32 dari hasil data yang ditemukan menyatakan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju untuk aktif dalam berpendapat. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 39%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan siswa telah berani dalam mengemukakan pendapatnya. Tabel 4.33 Afirmasi Sebagai Seorang Pendengar yang Baik Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 5 12 1 0
Prosentase 28% 67% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.33 data tersebut menyatakan sebagian besar siswa setuju mampu untuk menjadi seorang pendengar yang baik. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 67%, sangat setuju 28%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan
72
siswa telah mampu mengapresiasi dirinya dengan memberikan pengakuan positif bahwa dirinya dapat menjadi seorang pendengar yang baik. Tabel 4.34 Kemampuan dalam Menerima Pendapat Orang Lain Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 7 10 1 0
Prosentase 39% 56% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.34 data tersebut menunjukkan lebih dari setengah siswa setuju mampu dalam menerima pendapat orang lain. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 56%, sangat setuju 39%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kesadaran diri akan sikap berbesar hati. b) Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu yang dalam hal ini meliputi keadaan keluarga, guru dan cara mengajar, serta lingkungan sosial. Berikut ini akan penulis paparkan data hasil angket dari faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar, antara lain :
Tabel 4.35 Intensitas Berkumpul Bersama Keluarga Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju
Frekuensi 11 4 3 73
Prosentase 61% 22% 16%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
18
100%
Berdasarkan tabel 4.35 telah tertera data seperti diatas bahwasanya sebagian besar siswa sangat setuju siswa memiliki waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 22%, tidak setuju 16%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki waktu yang cukup untuk berkumpul bersama keluarga. Tabel 4.36 Kelancaran Komunikasi terhadap Orang Tua Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 13 5 0 0
Prosentase 72% 28% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.36 dapat dijelaskan bahwasanya sebagian besar siswa sangat setuju bahwa siswa memiliki komunikasi yang baik kepada orang tuanya. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 72%, setuju 28%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki komunikasi yang sangat baik kepada orang tua. Tabel 4.37 Quality Time Bersama Keluarga di Rumah Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju
Frekuensi 13 5 0
74
Prosentase 72% 28% 0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
18
100%
Berdasarkan tabel 4.37 data yang diperoleh adalah sebagian besar siswa sangat setuju bahwa siswa selalu senang apabila memiliki waktu di rumah bersama keluarga. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 71%, setuju 28%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat menginginkan waktu berkualitas bersama keluarga. Tabel 4.38 Kebebasan Berekspresi dari Orang Tua Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 7 0 0
Prosentase 61% 39% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.38 data yang ada pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju bahwa orang tua siswa memberikan ruang untuk berekspresi. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan setuju 61%, sangat setuju 39%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah cukup banyak orang tua siswa yang memberikan anaknya kepercayaan untuk mengaktualisasikan diri.
75
Tabel 4.39 Kontrol Orang Tua terhadap Kegiatan Belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 6 1 0
Prosentase 61% 33% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.39 diperoleh data yakni sebagian besar siswa sangat setuju bahwa orang tua siswa selalu mengontrol dan membantu dalam setiap kegiatan belajar. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 33%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua siswa aktif berperan dalam kegiatan belajar anaknya. Tabel 4.40 Orang Tua sebagai Role Model Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 15 3 0 0
Prosentase 83% 17% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.40 dapat ditarik penjelasan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju orang tua merupakan teladan bagi siswa. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 83%, setuju 16%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua siswa dinyatakan memiliki perilaku yang sangat baik dalam mendidik anaknya.
76
Tabel 4.41 Bertanggung Jawab dalam Sikap Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 7 0 0
Prosentase 61% 39% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.41 dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar dari siswa setuju bahwa siswa bertanggung jawab penuh atas hal apapun yang saya lakukan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 39%, tidak setuju 3,19%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mampu untuk menentukan sikap. Tabel 4.42 Ketersediaan Fasilitas Belajar di Rumah Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 10 5 3 0
Prosentase 56% 28% 16% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.42 kita dapat mengambil penjelasan bahwasanya lebih dari setengah siswa sangat setuju bahwa siswa merasa rumah dalah tempat yang paling sempurna untuk belajar. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 56%, setuju 28%, tidak setuju 16%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup merasa nyaman untuk belajar di rumah.
77
Tabel 4.43 Metode dan Media Pembelajaran yang Menarik sebagai motivasi dalam Belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 10 8 0 0
Prosentase 56% 44% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.43 telah tersusun data yang mana menunjukkan lebih dari setengah siswa sangat setuju bahwa dengan metode dan media pembelajaran yang menarik membuat siswa semangat dan termotivasi dalam belajar. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 56%, setuju 44%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan siswa cukup senang dengan metode dan media pembelajaran yang menarik. Tabel 4.44 Metode dan Media Pembelajaran yang Menyenangkan sebagai Pemacu Semangat Belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 11 6 1 0
Prosentase 61% 33% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.44 telah diketahui bahwa data diatas menjelaskan sebagian besar siswa sangat setuju bahwa siswa tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran dengan metode dan media pembelajaran
78
yang menyenangkan. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 61%, setuju 33%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa membutuhkan metode dan media belajar yang menyenangkan. Tabel 4.45 Metode dan Media yang Menarik sebagai Alat untuk Belajar sambil Bermain Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 9 8 1 0
Prosentase 50% 44% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.45 dapat dideskripsikan setengah siswa
setuju
bahwa dengan metode dan media pembelajaran yang menyenangkan, siswa dapat belajar sambil bermain. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 50%, setuju 44%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup meyukai belajar sambil bermain. Tabel 4.46 Guru PAI sebagai Motivator Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 9 7 2 0
Prosentase 50% 39% 11% 0%
18
100%
Jumlah
79
Berdasarkan tabel 4.46 dijelaskan setengah siswa sangat setuju bahwa guru PAI membuat siswa termotivasi dalam belajar. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 50%, setuju 39%, tidak setuju 11%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI cukup memotivasi siswa dalam belajar. Tabel 4.47 Guru PAI sebagai Role Model Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 12 6 0 0
Prosentase 67% 33% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.47 dianyatakan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju bahwa guru dapat menjadi teladan yang baik bagi siswa. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 67%, setuju 33%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI memiliki sikap yang baik. Tabel 4.48 Perasaan Senang akan Keteladaan Guru PAI Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 14 4 0 0
Prosentase 78% 22% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.48 disajikan data yang menjelaskan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju bahwa siswa sangat senang dengan
80
guru yang memiliki sikap sabar, murah senyum dan baik dalam bertutur sapa. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 78%, setuju 22%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sikap guru yang berakhlak baik sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Tabel 4.49 Teman sebagai Partner belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 10 7 1 0
Prosentase 56% 39% 6% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.49 data diatas menunjukkan lebih dari setengah siswa setuju bahwa teman adalah partner belajar. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 56%, setuju 39%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya cukup berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Tabel 4.50 Teman sebagai Kompetitor dalam Belajar Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 12 6 0 0
Prosentase 67% 33% 0% 0%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.50 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju bahwa teman sebagai kompetitor dalam belajar. Terbukti
81
dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 67%, setuju 33%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki jiwa kompetisi yang kuat dalam belajar. Tabel 4.51 Teman sebagai Role Model Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 9 5 3 1
Prosentase 50% 28% 16% 6%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.51 yangmana data tersebut menjelaskan bahwa setengah dari siswa setuju bahwa teman dijadikan role model. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 50%, setuju 28%, tidak setuju 16%, sangat tidak setuju 6%. Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya cukup berpengaruh dalam membentuk kepribadian siswa. Tabel 4.52 Teman sebagai Acuan Tren Kekinian Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 8 3 5 2
Prosentase 44% 16% 28% 11%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.52 telah diketahui hampir setengah siswa sangat setuju bahwa siswa akan mengikuti trend yang digunakan oleh temannya. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan
82
sangat setuju 44%, setuju 16%, tidak setuju 28%, sangat tidak setuju 11%. Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya kurang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku yang dilakukan oleh temannya. Tabel 4.53 Lingkungan Tenang sebagai Tempat Belajar Efektif Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Frekuensi 14 2 1 1
Prosentase 78% 11% 6% 6%
18
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.53 dipaparkan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju bahwa siswa dapat fokus dalam belajar ketika berada di lingkungan yang tenang. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 78%, setuju 11%, tidak setuju 6%, sangat tidak setuju 6%. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kondisi belajar siswa. B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian di atas, diketahui bahwa dinamika minat belajar siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa dapat dilihat dari 2 faktor, yang meliputi : 1. Faktor Internal Faktor internal terbesar yang mempengaruhi minat belajar yaitu pada faktor motivasi pada aspek ketekunan. Hal ini dapat dbuktikan bahwa prosentase rata-rata terbesar pada faktor motivasi yaitu ketekunan dengan jawaban memusat sebesar 50%. Hal tersebut selaras dengan hasil wawancara penulis dengan beberapa siswa SMP Citra Bangsa yang mana mereka menganggap bahwa motivasi merupakan faktor yang paling mempengaruhi adanya minat belajar dalam diri mereka. Sebagaimana yang
83
telah penulis kutip dari hasil wawancara dengan beberapa siswa Kelas IX SMP Citra Bangsa yakni yang pertama dari siswi yang bernama Putri Nurhayati. Ia mengatakan bahwa peran orang tua dalam membangun semangat belajar anak (motivasi) sangatlah penting. Motivasi tersebut dapat memberikan dorongan bagi anak untuk melakukan suatu hal. Jadi, jika tidak ada motivasi maka anak tidak akan memiliki arahan yang baik serta dorongan yang nantinya akan menghasilkan sebuah minat. 93 Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara penulis dengan siswi lain yang bernama Indah Nurulillah. Ia berkata, “Motivasi itu penting banget kak dari orang tua. Jika tidak ada mama biasanya aku malas. Tapi kalau ada mama, aku jadi ada yang mengingatkan untuk belajar. Pokoknya jadi ada yang menasehati dan aku jadi lebih rajin untuk belajar supaya nilaiku tidak turun”.94 Pendapat yang sama diutarakan oleh guru PAI SMP Citra Bangsa mengenai pengaruh dari motivasi. Beliau mengatakan, “salah satu Faktor internal yang paling mempengaruhi minat belajar siswa adalah dorongan atau motivasi dari diri sendiri. Sebab, yang paling mengetahui keinginan dan bagaimana cara untuk tetap semangat dalam menjalaninya yaitu diri kita sendiri.”95 Dari beberapa hasil wawancara diatas terlihat jelas bahwasanya Motivasi sangat berpengaruh untuk mengahasilkan minat belajar pada anak. Anak membutuhkan sebuah motivasi dalam belajar khususnya motivasi dari orang tua. Motivasi mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang mana hal tersebut akan berujung pada sebuah minat. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya pada Bab II oleh Dimyati dan
93
Putri Nurhayati, Wawawancara Pribadi dengan Siswa Kelas VIII SMP Citra Bangsa di Kediamannya Mampang Pancoran Mas, 27 Maret 2018. 94 Indah Nurulillah, Wawawancara Pribadi dengan Siswa Kelas VIII SMP Citra Bangsa di Kediamannya Mampang Pancoran Mas, 08 April 2018. 95 Syahronih. Wawancara Pribadi dengan Guru Pendidikan Agama Islam di Ruang Guru SMP Citra Bangsa, 2 Juni 2017
84
Mudjiono yang mengungkapkan bahwa, “ ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, tujuan.”96 2. Faktor Eksternal. Faktor eksternal terbesar yang mempengaruhi minat belajar yaitu pada faktor keadaan keluarga pada aspek pola asuh orang tua. Hal ini dapat dbuktikan bahwa prosentase rata-rata terbesar pada faktor keadan keluarga yaitu pola asuh orang tua dengan jawaban memusat sebesar 49,1%. Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara penulis bersama beberapa siswa SMP Citra Bangsa. Menurut mereka, keadaan keluarga yang mendukung dalam kegiatan belajar yaitu seperti besarnya intensitas berkumpul bersama keluarga dan memiliki Quality Time bersama orang tua mereka dapat menimbulkan ketenangan dan rasa nyaman untuk selalu betah di rumah untuk waktu yang lama. Selain itu, mereka merasa adanya controller, dukungan serta perhatian penuh terhadap kegiatan belajar yang berdampak tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab dan kedisiplinan bagi diri anak.97 Pendapat yang sama mengenai
faktor yang paling mempengaruhi
minat belajar siswa dalam pembelajaran PAI adalah motivasi dari diri anak itu sendiri dan juga dorongan dari orang tua siswa diutarakan oleh guru PAI di SMP Citra Bangsa yakni pak Syahronih. Berikut hasil wawancara yang penulis lakukan dengan mengutip salah satu ucapannya yaitu : Salah satu faktor yang menurut saya paling mempengaruhi minat belajar siswa selain motivasi pada diri sendiri yakni keadaan keluarga terutama pola asuh orang tua. Orang tua adalah faktor lainnya yang paling berpengaruh sebab orang tua adalah sumber utama seorang anak belajar. Ketika anak telah selesai belajar di sekolah, anak akan langsung bertemu dengan orang tuanya dan ketika komunikasi orang tua dan anak terjadi maka anak akan menerima motivasi dari orang tuanya yang akan berpengaruh pada respon sikap dan langkah apa yang akan dilakukan oleh anaknya kemudian.”98 96
Dimyati dan Mudjiono. loc. cit. Putri, Indah, Sandi. Wawancara Pribadi dengan Siswa/Siswi Kelas VIII SMP Citra Bangsa di Kediamannya masing-masing. 27 Maret s/d 08 April 2018. 98 Syahronih. Wawancara Pribadi dengan Guru Pendidikan Agama Islam di Ruang Guru SMP Citra Bangsa, 2 Juni 2017. 97
85
Terakhir yaitu peran yang dilakukan oleh orang tua siswa dalam proses kegiatan belajar anak dapat kita ketahui dari hasil wawancara salah satu orang tua siswa yaitu ibu Aminah, beliau dalah ibunda dari ananda M. Sandi Yatullah. Berikut adalah ucapan beliau yang begitu jujur dan bijak mengenai cara mendidik anaknya ketika dirumah : Kalau saya hanya sekadar menasehati anak untuk belajar, tidak terlalu menekan anak untuk belajar seperti ini dan itu. Kita harus memberikan kepercayaan kepada anak agar ia juga memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Untuk pendidikan agama, saya sangat menekankan sholat. Anak boleh kita pukul jika tidak mau sholat ketika ia sudah baligh. Bapaknya juga menekankan hal seperti itu. Pendidikan agama itu sangat penting, sebab untuk bekal anak juga dalam pergaulan terlebih untuk anak laki laki.”99 Begitulah data dan tanggapan dari masing-masing informan yang peneliti peroleh dari hasil angket dan juga wawancara yang dilakukan kepada guru PAI, Siswa dan orang tua siswa terkait faktor yang paling mempengaruhi minat siswa dalam belajar dan bagaimana faktor tersebut empengaruhinya.
99
Aminah. Wawancara Pribadi dengan Orang Tua Siswa SMP Citra Bangsa, 28 Maret
2018.
86
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1.
Faktor internal pada aspek motivasi mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI melalui stimulus dari orang tua terhadap anaknya. Stimulus yang berlangsung dengan baik dan berkelanjutan dari orang tua dapat menimbulkan dorongan untuk anak agar lebih tekun dalam belajar. Adanya dorongan tersebut berperan penting dalam merujuk berkembangnya minat anak. Sedangkan faktor eksternal yakni keluarga merupakan madrasah utama bagi seorang anak. Potensi yang dimiliki oleh seorang anak tergantung dari didikan orang tuanya. Anak akan merasa memiliki minat dalam belajar karena merasa didukung, diperhatikan oleh orang tuanya. Dalam hal tersebut, orang tua dapat berperan sebagai controller agar anak memiliki arah serta membantu menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab bagi anak. Suasana yang aman, tentram sangat dibutuhkan dalam meningkatkan minat belajar anak. Sebab anak akan menjadi semakin betah di rumah dan merasa bahwa rumah adalah tempat yang paling sempurna untuk belajar dan memperoleh pembelajaran.
2.
Temuan
penelitian
membuktikan
bahwa
faktor
yang
paling
mempengaruhi minat belajar siswa kelas IX SMP Citra Bangsa adalah faktor internal yaitu motivasi pada aspek ketekunan.
B. Implikasi Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa dapat memberikan kontribusi yang positif bagi sekolah ini diantaranya adalah dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran PAI. Selain itu, juga dapat membuat peserta didik untuk teratrik pada pembelajatran PAI yang hal tersebut dapat menunjang pencapaian dari tujuan pembelajaran PAI baik itu secara teoritis maupun
87
pengimplementasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dari faktor penunjang lainnya yang telah terlaksana seperti halnya guru yang menjadi teladan bagi siswa, orang tua yang selalu berperan aktif dalam perkembangan belajar anaknya harus terus dipertahankan.
88
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. dan Supriyono, Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013. Al-Abrasyi, M. Athiyah. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam :Terj. Bustami A.Gani dan Djohar Bahry. Jakarta: Bulan Bintang, 1984. Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Amin, Syukur. dan Fathimah, Usman, Insan Kamil (Paket Pelatihan Seni Menata Hati (SMH) Lembkota/Lembaga Bimbingan dan konsultasi Tasawuf). Semarang: CV. Bima Sejati, 2005. Andayani, Dian. dan Khon, A. Majid. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda Karya, 2006. Arief , Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA, 2012. Crow, L. and Crow, A. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Nur Cahaya, 2005. Darajat, Zakiah, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. -----, Mencari Bakat Anak- Anak. Jakarta: Bulan Bintang, 1982. Djamarah, B. Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008. Fatimah , Enung. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010. Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: CV Wacana Prima, 2009.
89
Hasan, Purwakania B. Aliah. Psikologi Perkembangan Islami. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006. Irham, Muhammad. Dkk. Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016. Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989. Majid , Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Mudjiono dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Muhaimin et. al. Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. Mujib, Abdul. dan Mudzakkir, Jusuf. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2008. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001. Munandar, Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Nadir. dkk. Psikologi Belajar. Malang: Learning Assistance Program for Islamic Schools Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah, 2009. Narbuko, Cholid., dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010. Pena, Prima Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia, tt.p: Gita Media Press, t.t. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2006. Sardiman.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: C.V. Rajawali,
1990. Simbolon, Naeklan. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta didik”.http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/view/1 323, 18 November 2016.
90
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Slavin, E. Robert. Educational Psychology: Theory and Practice, 9 th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc, 2009. Soemanto, Wasty.
Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Suhartin. Smart Parenting. Jakarta: Gunung Mulia, 2010. Surya, Muhammad. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2014. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005. Sriyanti, Lilik. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013. Sudjanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013. -----. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Syamsuddin, Abin. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Tu‟u, Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004. Undang-Undang
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
Dan
Peraturan
Pelaksanaannya Tahun 2000 - 2004. Jakarta: CV Tamita Utama, 2004. Uno, B. Hamzah. dan Kuadrat, Masri. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Wahab, Rohmalina. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2016. Wasty, Soemanto. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta 2006.
91
Wati, Putri Eli. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Dikelas VII 1 SMP Pertiwi Siteba Padang Tahun Pelajaran
2013/2014”.http://ejournal-s.stkip-pgri-
sumbar.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1221, 18 November 2016. Winkel, W.S. Educational Psychology (7th Edition). Boston: Allyn & Bacon, 1998. Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
93
94
95
96
97
98
Lampiran 2 PERTANYAAN WAWANCARA
Wawancara Pembelajaran PAI kepada Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa No. 1.
Pertanyaan Bagaimana proses pembelajaran PAI di SMP Citra Bangsa ? Khusus pembelajaran PAI seperti pada umumnya ya biasa, Cuma mungkin kita ada tambahan atau di sekolah lain juga ada. Ada pembiasaan hafalan surat-surat pendek setiap awal pembelajaran dengan ditambah dengan sholat Ashar berjamaah dan di hari Sabtu ada rohis. Sedangkan kurikulumnya, kita mengikuti aturan pemerintah yaitu dengan menggunakan kurikulum KTSP. Dulu, sebelumnya kita menggunakan K13 kemudian ada perubahan ke KTSP lagi, sampai saat ini masih menggunakan KTSP karena belum ada instruksi lagi tentang K13. Jadi, pembiasaan pengajaran PAI sesuai dengan apa yang ada di buku kemudian ditambahkan dengan tambahan-tambahan materi yang berkaitan dengan keagaaman khususnya di kelas yang bersangkutan.
2.
Apakah murid - murid semangat ketika proses pembelajaran PAI ? Alhamdulillah Iya. Tapi tergantung anaknya juga. Seperti halnya kelas 9.1 itu kan memang anaknya dipilih ya yang nilainya bagus-bagus dan mereka terlihat semangat. Dan untuk kelas 9 lainnya sebagian ada yang mudah merasa jenuh. Biasanya kalau jenuh mereka akan mengobrol, tidak memperhatikan. Jika mereka mengobrol biasanya kita berikan semangat dengan sisipan hafalan membaca Al-Quran bareng- bareng supaya bisa mengembalikan konsentrasi mereka. Tergantung kitanya sebagai guru harus pintar-pintar mengatur kelas. Misalnya, mohon maaf ada guru yang suka mengeluh bahwa kelas yang ini seperti ini dan itu. Bagi saya, tidak. Semua kelas sama tergantung
99
bagaimana kita menguasai kelas tersebut. Sebandel mungkin anak itu, kita harus bisa mengatur kelas agar anak tetap memperhatikan apa yang kita jelaskan. Dan misalnya ada satu atau dua yang mungkin agak kurang memperhatikan karena memang dari anaknya kurang apa gitu ya, mungkin dari pembawaan dari rumah, jadi ada juga dari mereka yang kurang berminat begitu. Tapi biasanya yang seperti itu setelah pembelajaran,
besoknya
kita
panggil,
kenapa
kemarin
tidak
memperhatikan atau kurang jelas penjelasannya atau mungkin lagi capek atau gimana gitu, mereka memberikan alasan-alasannya kenapa seperti itu. Jadi, ada peninjauan kembali. 3.
Jika dilihat dari anak-anak yang kurang memperhatikan itu pak, sebenarnya bagaimana latar belakang pengetahuan agama Islam murid-murid di SMP Citra Bangsa ini? Memang rata-rata anak-anak disini kan SMP umum ya, Citra Bangsa itu SMP umum bukan SMP Islam jadi rata-rata dari lulusan SD, jadi mereka pengetahuan keagamaannya terbatas, berbeda mungkin dengan yang dari MI atau madrasah mereka lebih menguasai, karena yang di PAI SMP itu rata-rata sudah diajarkan di tingkat madrasah jadi rata-rata mereka mempunyai kelebihan, tapi ada juga yang dari SD kalau memang dia asalnya pengetahuan agamanya ditunjang dari rumah, ngaji di TPA mereka lebih banyak menguasai dibidang agama sebab hubungannya dibidang Al-Qur‟an. Juga sebenarnya dari orang tua itu mendukung, hanya saja di lingkungan rumah yang berat. Ketika di sekolah kan mereka tanggung jawab kita, tapi beda ketika di rumah. Kalo di sekolah istilahnya di geber lah, hehe. Memang rata-rata kondisi orang tua anak di sekolah ini dari menengah kebawah, pendidikannyapun rendah. Jadi, ya dimaklumi saja. Sementara itu, untuk anak yang memiliki potensi bagus hanya sekitar 5% dalam bidang keagamaan. Potensi anak dalam keagamaan
100
sebenarnya sangat penting sekali, meskipun di sekolah ini SMP umum namun mayoritas beragama Islam. Seperti halnya ada orang tua sebagian yang bilang jika anaknya sekarang sudah bisa sholat dan membaca Al-Qur‟an. Anak itu semuanya memiliki potensi yang baik sebenarnya, tinggal gimana kita memupuknya, bagaimana kita mengisinya terutama pemateri agama Islam, buat bekal hidup mereka. sesuai dengan Al-Qur‟an “Kullu mauluudin yuuladu „alal fitrah, semua anak yang lahir dilahirkan atas fitrah”, tergantung kita yang mengembangkannya, jika anak sejak kecil diisi dengan pengetahuan saja, ya anak akan sekedar tahu ilmu pengetahuan, tapi jika sejak kecil di bekali juga dengan pengetahuan agama, itu akan lebih seimbang untuk mereka. 4.
Apa saja metode yang telah bapak terapkan pada mata pelajaran PAI ? Umumnya pertama kita metode ceramah sudah biasa ya, kemudian tanya jawab, kemudian yang terkahir itu biasanya kita suka ada main game yang kita anggap medianya dengan menggunakan game kita siapkan agar mereka lebih menarik dan tidak bosan, kalau ceramah terus kan agak bosan kita sambil dengan yang lain, kadang kita contohkan dengan media Hp juga bisa. Kan di youtube/google suka ada, contohnya tentang peristiwa hari kiamat, gambaran hari kiamat, kan suka ada. Meskipun itu tidak benar tetapi itu menambah pengetahuan mereka tentang pembelajaran.
5.
Apa media yang bapak gunakan untuk menunjang mata pelajaran PAI? Kita biasanya terjun langsung seperti praktek-praktek di masjid atau musholah contoh mungkin tentang masalah kebersihan itu kita lihat kenapa di masjid bisa bersih itu kan ada alasan-alasan tertentu ya memang masjid itu tempat ibadah. Itu salah satu contoh yang diluaran. Atau mungkin kita ambil dari kliping – kliping, tugas tambahan tugas
101
cari kliping yang berhubungan dengan materi tersebut. Contohnya tentang menuntut ilmu, ada orang-orang sukses kenapa sih dia bisa sukses, apa sih sebabnya. Atau mungkin sifat-sifat terpuji yang seperti tekun, kerja keras, dan seterusnya itu kita suruh tugas buat kliping kisah-kisah orang sukses yang berkaitan dengan materi kerja keras ataupun tekun atau yang berkaitan dengan materi tersebut. Ya memang disini kan untuk media seperti infokus itu sangat belum memadai, apalagi anak dituntut harus istilahnya melek teknologi. Contohnya seperti waktu itu UNBK dengan meggunakan komputer, anak-anak juga harus dibiasakan dengan hal yang seperti itu. 6.
Apakah
murid
selalu
aktif
berpartisipasi
dalam
proses
pembelajaran PAI ? Biasanya setelah pembelajaran itu kan ada Tanya jawab ya. Menurut saya untuk pembelajaran PAI ini 75% siswa aktif. Karena kan biasanya berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, jadi mereka mau bertanya untuk itu. Contoh mungkin yang menarik tentang binatang halal dan haram, pasti mereka sering bertanya. Ada juga biasanya anak laki-laki habis sholat ada yang bertanya, pak ini apa hukumnya, ini gimana? Ya seperti itu. Biasanya kayak kelas 9.1, mereka ada yang namanya kerja kelompok, itu inisiatif mereka sendiri. Mungkin karena rata-rata anak 9.1 itu terdiri dari anak-anak yang menjadi 10 besar di kelasnya, makanya mereka lebih memiliki motivasi untuk belajar mandiri. 7.
Apakah
murid-murid
selalu
memperhatikan
ketika
guru
menyampaikan materi pada mata pelajaran PAI ? Mungkin 85% memperhatikan, paling yang 15% itu yang kita anggap memang yang dari dulunya anak yang perlu perhatian khusus artinya waktu ketika pembelajaran kurang memperhatikan saat itu juga kita tegur. Tapi umumya biasanya selalu memperhatikan. 8.
Bagaimana pendapat bapak mengenai minat dalam belajar ?
102
Minat belajar anak kita tidak bisa menyamaratakan semua tergantung dari anaknya juga cuma kita berusaha semaksimal mungkin merasa semangat dalam belajar. Sekali lagi di SMP Citra bangsa ini rata-rata maaf mungkin anak-anak yang dulunya mendaftar yang tidak diterima di sekolah negeri tapi ada juga sebagian yang memang niatnya sekolah disini ya tergantung dari kita bagaimana cara mengajarkan atau mendidik anak tersebut supaya mereka berminat belajar. Biasanya minat itu bisa kita lihat dari buku-buku yang mereka miliki ketika mengerjakan tugas dan jika diberikan tugas mereka mau mengerjakan tugas, mungkin kalau tugas rumah terutama mereka mau mengerjakan tapi ada juga yang tidak mengerjakan itu pasti ada biasanya jika tidak mengerjakan akan kita peringatkan atau kita beri tugas ulang. 9.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat dalam proses pembelajaran PAI? Menurut saya, karena disini kan mayooritas dari SD, mungkin dorongan dari orang tua, pasti kan orang tua mempertimbangkan anaknya sekolah disini karena dekat dengan masjid juga dari segi biaya murah. Kemudian, teman sebaya sekitar 50% yang ngajak untuk sekolah disini, ada juga yang ikut-ikutan, dan mungkin metode kita dalam mengajar agar anak itu bisa berminat belajar PAI jadi kita menguasai anak, bagaimana caranya anak itu memperhatikan apa yang kita bicarakan. Itu salah-satunya. Yang terakhir, mugkin melalui media-media atau melalui tanya jawab supaya mereka termotivasi mau belajar, apalagi kelas 9 sekarang yang ingin ujian. Kalau untuk faktor yang paling mempengaruhi minat anak menurut saya adalah minat dari diri sendiri dan juga motivasi orang tua, itu yang paling berpengaruh. Karena kan kita sendiri yang tau apa yang kita inginkan, maunya gimana dan supaya kita semangat ngejalaninnya, kemudian juga ketika pulang sekolah kan mereka pasti akan bertemu dengan orang tua, disitulah anak bisa mendapatkan motivasi dari orang
103
tua, beda dengan misalnya anak yang orang tuanya gak ada, atau broken home itu pasti beda. Karena disini jika terjadi kasus, rata-rata yang dirumahnya broken home, jadi itu mempengaruhi motivasi belajar anak. 10. Bagaimana hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI ? Apakah ada peningkatan/penurunan/tetap? Yang tadi saya bilang, terutama yang kelas pilihan itu terjadi peningkatan belajar tetapi yang kelas lainnya biasa-biasa aja. Jika dirata-ratakan ada 40% yang berminat atau serius dalam belajar PAI. 11. Adakah kendala yang bapak hadapi dalam proses pembelajaran PAI ? Kendala pasti ada, PAI kendalanya mungkin ketika mereka diminta untuk membaca Al-Qur‟an, itu mereka agak gerogi, banyak yang izin macam-macam.
Depok, 2 Juni 2017
Syahronih, S.Ag
104
Lampiran 3 WAWANCARA SISWA SMP CITRA BANGSA
Nama Siswa
: Putri Nurhayati
Jenis Kelamin
: Perempuan
Hari/Tanggal
: Selasa, 27 Maret 2018
Waktu
: 19.30 s/d 20.30 WIB
Tempat
: JL. Pramuka No.1 Mampang Pancoran
Mas
Depok, Beji 1. Menurut Anda, minat itu apa ? Jawaban : Minat itu semacam hobi 2. Apa saja yang dapat membuat Anda memiliki minat dalam belajar ? Jawaban : Kalau buat Putri, yang bisa membuat minat itu adalah karena pelajarannya mudah dicerna dan juga fasilitas belajarnya mendukung. Misalnya, belajar sambil mendengarkan musik. 3. Seberapa besar peran orang tua Anda terhadap proses pendidikan, terutama pendidikan keagamaan ? Jawaban : Ya lumayan besar kak. Misalkan mama sering ketika terdengar adzan, Putri langsung diminta untuk sholat, apalagi kalau Putri lagi malas atau menunda-nunda waktu sholat, pasti mama langsung marah. Mama juga terkadang pernah mengajarkan Putri secara langsung ketika belajar. Kalau bapak kan kerja jadi tidak ada waktu untuk mengajarkan Putri, kadang juga pengen gitu diajarin sesekali sama Bapak, tapi ada mama juga sudah cukup sih.
105
4. Menurut Anda, seberapa penting
peran orang tua dalam membangun
semangat belajar ? Jawaban : Penting banget, karena misalkan saat Putri lagi malas belajar, kemudian mama mengingatkan akhirnya seperti ada dorongan gitu untuk segera mengerjakan. Rasanya kasihan jika ada anak yang tidak ada dorongan atau arahan dari orang tuanya, jadi anaknya di rumah hanya main hp, tiduran, tidak ada yang mengontrol. 5. Seberapa besar intensitas Anda bertemu dan berkomunikasi dengan orang tua di rumah? Jawaban : Kalau mengobrol ya ada setiap hari, kan memang selalu di rumah jarang keluar. Kalau sama mama selalu ketemu setiap hari, paling kayak bercanda gitu-gitu tapi kalau ngobrol tentang pelajaran jarang. Kalau bapak kan jarang di rumah karena kerja jadi jarang ketemu dan ngobrol sama bapak. 6. Aktifitas apa saja yang dilakukan ketika liburan sekolah ? Jawab : Kalau di rumah pagi beres-beres kamar, mencuci, nanti kalau lelah baru tiduran, tidak pernah keluar rumah, keluar hanya ke warung soalnya panas. 7. Lebih nyaman belajar di sekolah atau di rumah ? Jawaban : Di sekolah, karena kalau di sekolah belajarnya kelompok, jadi kalau ada yang tidak dimengerti bisa bertanya dengan teman, kalau di rumah terkadang mama suka gatau kalau ditanyain. Di sekolah bisa nanya sama guru dan ramai banyak teman, di rumah sepi. 8. Susana rumah seperti apa yang membuat Anda semangat untuk belajar ? Jawaban : Kalau di rumah pengennya tuh ada meja belajar biar enak kalau belajar, tapi karena mama banyak kebutuhan juga kan jadinya gitu. Terus juga gak bising sama bunyi kendaraan.
106
9. Dampak apa yang Anda rasakan dari cara mendidik orang tua Anda terhadap kehidupan sehari-hari?\ Jawaban : Mama kan suka nasehatin gitu ya, dari situ putri jadi lebih merasa harus berbakti dan hormat sama orang tua. Kemudian juga membuat Putri sadar untuk selalu tanggung jawab sama diri sendiri. Ya kalau ditanya kenapa bisa berpengaruh rasanya udah darisananya, kayak ada dorongan untuk selalu nurut sama orang tua dan emang senang aja di rumah dibanding main di luar.
Siswa SMP Citra Bangsa
Putri Nurhayati
107
WAWANCARA SISWA SMP CITRA BANGSA
Nama Siswa
: Indah Nurulillah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Hari/Tanggal
: MInggu, 08 April 2018
Waktu
: 20.00 s/d 21.00 WIB
Tempat
: JL. Pramuka Raya No.21 Mampang Pancoran Mas Depok, Beji
1. Menurut Anda, minat itu apa ? Jawaban : Minat itu kayak kita punya rasa keinginan untuk melakukan sesuatu. 2. Apa saja yang dapat membuat Anda memiliki minat dalam belajar ? Jawaban : Emang pelajarannya suka, terus gurunya asik jadi bikin semangat, suka sama pembelajaran yang aktif. 3. Seberapa besar peran orang tua Anda terhadap proses pendidikan , terutama pendidikan keagamaan ? Jawaban : Besar banget. Misalnya, kalau nilainya turun pasti langsung ditanyain kenapa kok bisa nilainya turun, ada masalah apa?, kemudian ketika belajar pasti ditanya ada PR atau tidak, kayak gitu. 4. Menurut Anda, seberapa penting peran orang tua dalam membangun semangat belajar ? Jawaban :
108
Penting banget, kalau gak ada mamah tuh jadinya males, kan kalau ada mamah jadi diingetin harus belajar, kemudian disuruh ngaji . pokoknya ada yang ingetin deh. Kalau dalam pendidikan agama, mama selalu nasehatin dan suka marah kalau aku gak sholat. Seneng sama cara mendidik orang tuaku karena gak terlalu dikekang banget, kalau mamah boleh bebas yang penting nilainya gak turun. 5. Seberapa besar intensitas Anda bertemu dan berkomunikasi dengan orang tua di rumah? Jawaban : Ya emang ngobrolnya sama Ibu dan bapak sih, tapi gak pernah serius kayak bercanda-canda gitu. Tapi lebih deket sama mamah, soalnya kalau sama bapak suka takut. Kalau Ibu itu bisa bikin tenang. Nah, kalau soal pelajaran lebih sering nanyanya sama bapak, dijelasin secara detail. 6. Aktifitas apa saja yang dilakukan ketika liburan sekolah ? Jawab : Bantuin mamah kalau pagi, terus main handphone, soalnya jarang juga keluar rumah. 7. Lebih nyaman belajar di sekolah atau di rumah ? Jawaban : Di sekolah, soalnya kalau di rumah suka gak fokus karena kalau di rumah kan ada handphone jadinya gak fokus, kadang keberisikan sama ade juga. 8. Susana rumah seperti apa yang membuat Anda semangat untuk belajar ? Jawaban : Misalkan lagi ngumpul keluarga, bercanda, itu rasanya nyaman. Kalau lagi gak ngumpul kayaknya sepi. Hampir setiap hari rame sih kak kalau disini. 9. Dampak apa yang Anda rasakan dari cara mendidik orang tua Anda terhadap kehidupan sehari-hari? Jawaban : 109
Karena mamah gak terlalu menekan, jadi lebih enak aja, kalau terlalu ditekan gitu kan bikin kepikiran. Dan efeknya aku jadi lebih rajin buat belajar. Siswa SMP Citra Bangsa
Indah Nurulillah
110
WAWANCARA SISWA SMP CITRA BANGSA
Nama Siswa
: M. Sandi Yatullah
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Hari/Tanggal
: Rabu, 28 Maret 2018
Waktu
: 20.00 s/d 21.00 WIB
Tempat
: Grogol, Limo, kota Depok, Jawa Barat
1. Menurut Anda, Minat itu apa ? Jawaban : Menurut saya Minat itu keinginan 2. Apa saja yang dapat membuat Anda memiliki Minat dalam belajar ? Jawaban : Keinginan saya yaitu untuk menjadi orang sukses dan bisa membanggakan kedua orang tua. 3. Seberapa besar peran orang tua Anda terhadap proses pendidikan , terutama pendidikan keagamaan ? Jawaban : Sangat besar peran kedua orang tua saya dalam pendidikan agama untuk kehidupan sehari-hari. Contohnya dari kecil saya diajarkan apa arti agama, seperti belajar, mengaji, sholat. 4. Menurut Anda, seberapa penting peran orang tua dalam membangun semangat belajar ? Jawaban : Sangat penting, Jadi lebih disiplin.
111
5. Seberapa besar intensitas Anda bertemu dan berkomunikasi dengan orang tua di rumah? Jawaban : Setiap hari komunikasi, cuma nanyain udah pulang kerja apa belum, dijemput atau enggak. Kan saya sekolah pagi, pulang sore. Kalau untuk belajar sama ibu jarang, soalnya ibu asal pulang kerja langsung tidur kak. Ibu kerja dari pagi sampe malam. 6. Aktifitas apa saja yang dilakukan ketika liburan sekolah ?\ Jawaban : Kalau tidak ada acara, orang tua dan saya ya di rumah aja. 7. Lebih nyaman belajar di sekolah atau di rumah ?\ Jawaban : Di sekolah, Karena lebih asik belajar bareng-bareng. 8. Susana rumah seperti apa yang membuat Anda semangat untuk belajar ? Jawaban : Suasana yang sangat sunyi,supaya lebih mudah menangkap pelajaran yang dibaca. 9. Dampak apa yang Anda rasakan dari cara mendidik orang tua Anda terhadap kehidupan sehari-hari? Jawaban : Sangat senang sekali, saya bisa masuk SMK Negeri di Jakarta karena berkat didikan kedua orang tua saya dan juga saya jadi lebih disiplin.
Siswa SMP Citra Bangsa
M. Sandiyatullah
112
Lampiran 4 WAWANCARA ORANG TUA SISWA SMP CITRA BANGSA
Nama
: Ibu Aminah (Ibu dari Sandi)
Usia
: 47 tahun
Pekerjaan
: Membantu di TK
Hari/Tanggal
: Rabu, 28 Maret 2018
Waktu
: 20.00 s/d 21.00 WIB
Tempat
: Grogol, Limo, kota Depok, Jawa Barat
1. Apa saja aktifitas yang dilakukan oleh Ibu dan ananda ketika di rumah? Jawaban : Jadi kalau Sandi tiap hari sama Saya. Pulang sekolah nanti dia jemput Saya. Selain sekolah, dia ada kegiatan lain Misalnya futsal dan band. Terus juga suka ngaji di pengajian remaja masjid dekat rumah. Kalau lagi libur biasanya Sandi di rumah, kemana-mana biasanya juga izin , kalau main gak pernah jauh. Kalau saya sendiri biasanya kegiatan sehari-harinya ada hataman AlQur‟an sebulan sekali , kalau libur ya saya di rumah. Bapak kerja, pulangnya seminggu sekali. Semua kegiatan saya itu ada di rumah yang satu lagi. Biasanya kita kumpul Sabtu kalau bapaknya libur, kalau masuk ya masuk palingan kita bertiga aja. Tapi biasanya kakaknya juga masuk kerja karena kerjanya juga jauh jadinya ngekost. Bapak kerja sebagai marbot dan kepala masjid, juga menjaga rumah kepala yayasan.
113
2. Bagaimana cara Ibu mengontrol ananda dalam kegitan belajar? Jawaban : Ya palingan jam-jam segini suruh ngerjain PR. Biasanya sih dia belajar kelompok sama teman-temannya datang ke rumah. Soalnya kalau belajar saya gak ngerti sama pelajarannya dia. 3. Bagaimana pola asuh Ibu dalam membimbing ananda untuk belajar? Jawaban : Kalau saya palingan nasehatin anak untuk belajar, gak terlalu menekan dia harus belajar gini gitu. Ya palingan Cuma bilangin suruh belajar besok harus dapet nilai bagus, gitu aja. Kakaknya sih yang paling ngedisiplinin adiknya kalau sekarang. Soalnya kakaknya di rumah udah kayak imam yang gantiin bapaknya kalau bapak kerja. 4. Bagaimana peran Ibu dalam mendidik pendidikan agama kepada ananda? Jawaban : Sholat. Kalau saya yang penting sholat, kan anak boleh kita pukul kalau tidak mau sholat. Bapaknya juga menekankan hal seperti itu. Pendidikan agama penting banget deh 100%, kan untuk dia juga ya, dalam pergaulan juga apalagi dia laki laki. 5. Bagaimana cara Ibu memotivasi ananda agar mau belajar? Jawaban : Saya iming-imingi, tapi akhirnya ya saya gak turutin. Padahal di rumah belajarnya ya gitu-gitu aja, tapi katanya emang dia lebih fokus belajar kalau di sekolah. 6. Seberapa penting motivasi, dan pengaruhnya kepada anak terhadap didikan Ibu? Jawaban : Ya Alhamdulillah sih, maksudnya dalam belajar ya bagus cuma kadangkadang kita ngerinya di pergaulan, tapi kalau disini sih teman- temannya Sandi saya sudah kenal semua. Alhamdulillah dari SD saya gak pernah dipanggil sekolah karena nakal atau gimana gitu. Palingan pernah
114
dipanggil karena ikut-ikutan teman sebab dia keluar jajan padahal bel masuk sudah berbunyi. Orang Tua Siswa
Aminah
115
WAWANCARA ORANG TUA SISWA SMP CITRA BANGSA
Nama
: Ibu Ana (Ibu dari Putri)
Usia
: 39 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Pembantu Rumah Tangga
Hari/Tanggal
: Selasa, 27 Maret 2018
Waktu
: 19.30 s/d 20.30 WIB
Tempat
: JL. Pramuka No.1 Mampang Pancoran Mas Depok, Beji
1. Seberapa besar itensitas untuk berkumpul bersama keluarga ? Jawaban : Setiap hari, kalau sama bapak ya sore, soalnya kan Sabtu-Minggu kita libur, kalau saya pribadi kumpul semuanya palingan ya sore. Zuhur saya juga sudah ada di rumah. Anak-anak kan pulang sekolah jam 3 jadinya ya kalau kumpul diwaktu sore itu. 2. Bagaimana keseharian ananda ketika di rumah? Jawaban : Putri biasanya sehari hari sekolah, kalau abis pulang sekolah ya di rumah, paling kalau keluar ya main di belakang rumah. Kalau sekarang aktifitasnya ya cuma sekolah sama ngaji aja. Putri jarang keluar anaknya. 3. Bagaimana cara Ibu mengontrol ananda dalam kegitan belajar? Jawaban : Kalau kontrol ya setiap hari ya, karena kan namanya anak kalau keluar. Pulang sekolah ya emang anaknya gak kemana-mana jadinya gak khawatir
116
banget. Pulang sekolah dijemput, berangkat ke sekolah diantar sama bapaknya. Palingan kalau di rumah suka ingetin belajar, nyuruh sholat. 4. Menurut Ibu, seberapa pentingkah pendidikan terutama pendidikan agama bagi ananda? Jawaban : Penting banget, untuk dia nanti ya namanya ilmu, saya juga kan dulu kalau sama agama kan pendidikannya dari MI, MTs, MA. Buat dasarlah supaya kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk. 5. Bagaimana harapan Ibu dalam memberikan arahan mengenai pendidikan kepada ananda? Jawaban : Ya kalau saya sih pengennya anak sekolah yang tinggi ya, cuma karena bapaknya kan mikirin dananya juga, mungkin SMK terus abis lulus nanti kerja dulu, kalau ada biayanya mah ya kuliah.
Orang Tua Siswa
Saarnah
117
WAWANCARA ORANG TUA SISWA SMP CITRA BANGSA
Nama
: Ibu Maryatin (Ibu dari Indah)
Usia
: 36 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Hari/Tanggal
: MInggu, 08 April 2018
Waktu
: 20.00 s/d 21.00 WIB
Tempat
: JL. Pramuka Raya No.21 Mampang Pancoran Mas Depok, Beji
1. Apa saja aktifitas yang dilakukan oleh ananda ketika di rumah? Jawaban : Ya gitu aja. Bantuin nyuci kalau gak sekolah, kalau gak ya main hp , kalau sekolah ya pulangnya jam 3. Gak pernah keluar kalau sehari-hari, mainnya paling malam MInggu aja. Supaya ada peraturan aja gitu biar gak terlalu banyak main. Indah juga anaknya kalau sekali dibilangin dia udah ngerti. Kita orang tua mah cuma mantau aja, palingan kakak-kakaknya yang suka nasehatin. 2. Seberapa besar intensitas untuk berkumpul bersama keluarga ? Jawaban : Setiap malam, habis Maghrib pasti kumpul semua. Bercanda-canda gitu. Soalnya bapaknya kan juga suka humor. Indah kalau ada apa-apa selalu cerita gak ada yang ditutup-tutupin, soalnya kelihatan kalau udah murung ya saya langsung tanyain. Biasanya lewat whatsapp kalau gak bisa ngomong langsung. 3. Bagaimana pola asuh Ibu dalam membimbing ananda untuk belajar? Jawaban : 118
Gak terlalu gimana-gimana sih yang penting nilainya aja. Sesuai kemampuannya dia. Jadi ikutin maunya anak untuk belajar. Biasanya juga Indah kalau di rumah belajar sendiri, kalau gak ngerti baru nanya sama bapaknya. 4. Bagaimana peran Ibu dalam mendidik pendidikan agama kepada ananda? Jawaban : Biasa aja sih, kayak ngaji remaja seminggu 3 kali, sholat paling. Indah juga berjilbab kemauan sendiri. Soalnya kan udah besar juga anak sekarang udah lumayan sulit untuk dinasehatin, lebih penting sama handphone. Paling saya cuma menghimbau aja dan kasih kepercayaan kepada anak. 5. Bagaimana cara Ibu mengontrol ananda dalam kehidupan sehari-hari? Jawaban : Diliatin aja sih, gak terlalu gimana-gimana karena anaknya juga di rumah aja dan jarang main. Jadi percayain aja ke anak. kalau di rumah juga gak ada peraturan yang terlalu menekan yang penting sih masih positif. Kalau ada apa-apa saya yang nanganin di rumah, kalau saya gak bisa ya serahin ke kakaknya, soalnya kalau bapaknya kan emosian jadi bapak gak mau ikut campur soalnya kan bapak sambung juga ya. 6. Menurut Ibu, seberapa pentingkah pendidikan terutama pendidikan agama bagi ananda? Jawaban : Penting banget,untuk masa depan. Jangan kayak kita orang tuanya. Kalau bisa dia lebih tinggi pendidikannya, kerja yang bagus. Harapannya sih bisa sampe kuliah. Orang Tua Siswa
Maryatin
119
Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Nama Peneliti
: Putri Amelia
Lokasi
: SMP Citra Bangsa
Kelas
: IX-2, IX-3 dan IX-1
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Tanggal
No.
: 28 November 2016 – 1 Desember 2017
Aspek yang Diamati 1.
Kesiapan
siswa
Deskripsi
dalam
memulai pelajaran PAI
Kelas IX-2, siswa ada yang membuka
buku
pelajaran
dan ada yang tidak, namun siswa terlihat cukup antusias dalam menerima pelajaran.
Kelas IX-3, siswa ada yang baru masuk ke dalam kelas dan ada pula yang masih mengobrol.
Kelas IX-1, siswa dengan tertib memulai pelajaran dan siswa
pun
mempersiapkan
telah segala
sumber belajar. 2.
Antusias
siswa
selama
Kelas IX-2, dalam kelas
berlangsungnya
tersebut
pembelajaran PAI
antusias
terlihat
cukup selama
pembelajaran yaitu dengan menjawab pertanyaan yang
120
diberikan dan berani
untuk
mengeluarkan
pendapat.
Kelas IX-3, terlihat siswa cukup
antusias,
diminta
untuk
ketika membaca,
murid
melaksanakan
perintah
guru
dan
perhatianpun
terfokus
kepada guru.
Kelas
IX-1,
siswa
melaksanakan perintah guru dengan
baik,
kondisi
kelaspun tertib, anak-anak terlihat
belajar
dengan
tekun. Tidak ada yang tidurtiduran
selama
berlangsung
pelajaran
dan
siswa
mengikuti pelajaran dengan seksama. 3.
Siswa
memperhatikan
Kelas
IX-2,
siswa
penjelasan materi dari guru
memperhatikan guru ketika
PAI
sedang menjelaskan, namun siswa yang duduk di posisi belakang
terlihat
memperhatikan
tidak sibuk
dengan aktifitasnya sendiri dan ada juga yang sedang mengobrol.
121
Kelas IX-3, beberapa siswa
ada yang terlihat sedang mengobrol, bercanda dan mengantuk,
namun
mayoritas murid menyimak guru
yang
sedang
menjelaskan.
Kelas IX-1, siswa terlihat sangat memperhatikan guru dan juga fokus terhadap materi yang disampaikan.
4.
Siswa
aktif
menjawab,
(bertanya,
Kelas IX-2, ada beberapa
berpendapat)
siswa yang aktif menjawab
dalam pembelajaran PAI
pertanyaan dan berpendapat.
baik interaksi terhadap guru
Cukup interaktif komunikasi
ataupun
antara guru dan murid.
dengan
siswa
lainnya
Kelas IX-3, sebagian besar murid
dapat
menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kelas IX-1, seluruh murid antuasias
dan
menjawab pertanyaan
dapat seluruh
dengan
baik
yang diberikan oleh guru. 5.
Siswa mencatat materi yang
dijelaskan oleh guru
Kelas IX-2, tidak ada siswa yang mencatat materi.
Kelas IX-3, tidak ada siswa yang mencatat materi.
Kelas IX-1, tidak ada siswa yang mencatat materi.
122
6.
Tertarik pada materi yang disajikan
dengan
media
Kelas IX-2, dikelas ini pada saat
pembelajaran
itu
media
yang
digunakan
adalah
karton
dengan
bacaan
(Q.S.At-Tin
pendek
dan
isi
kandungannya).
siswa
tertarik dengan media yang digunakan terlihat dari fokus siswa terhadap media.
Kelas IX-3, dikelas ini pada saat itu menggunakan alat dan bahan papan tulis dan spidol, sedangkan metode yang
digunakan
adalah
metode
cerita.
dengan
Terlihat ada bebrapa siswa yang
mengantuk
mengobrol
di
dan barisan
belakang.
Kelas IX-1, di kelas ini alat dan bahan yang digunakan hanya papan tulis dan spidol sedangkan materinya yaitu membahas tentang (Q.S. AlQari‟ah),
siswa
cukup
tertarik dengan media yang digunakan
dan
antusias
dalam mengikuti pelajaran. 7.
Interaksi antar siswa dan
123
Kelas IX-2, interaksi siswa
media pembelajaran yang
cukup baik siswa menerima
digunakan guru
pesan yang tersamPAIkan lewat media dengan baik.
Kelas IX-3, siswa kurang menangkap
pesan
dari
media yang digunakan saat pembelajaran (ceramah/konvensional) terlihat
banyaknya
siswa
yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru.
Kelas IX-1, cukup baik. Siswa
mengikuti
pembelajaran dengan baik ketika menggunakan media pembelajaran
yang
disiapkan oleh guru. 8.
Ketekunan mempelajari
siswa
dalam
Kelas IX-2, siswa kurang
sumber
bersemangat, terlihat dari
belajaran yang ditentukan
banyaknya siswa yang tidur-
guru
tiduran
di
meja
dan
mengobrol. Sumber belajar hanya LKS jadi sumber belajar terbatas.
Kelas IX-3, ada yang tidak memiliki buku LKS, sumber belajar hanya LKS, tapi siswa
cukup
antusias
mempelajarinya.
124
Kelas IX-1, siswa fokus
mempelajari LKS, tidak ada yang
mengobrol
dan
bercanda. 9.
Siswa melaksanakan tugas
Kelas IX-2, siswa ada yang
yang diberikan oleh guru
mengerjakan tugas ada yang
PAI
tidak mengerjakan.
Kelas
IX-3,
memberikan
soal
guru latihan
kepada siswadan siswapun mengerjakannya.
Kelas IX-1, siswa
tidak
diberikan tugas oleh guru.
Catatan Reflektif
:
Kelas IX-1
Kondisi kelas nyaman dan tenang sehingga memungkinkan untuk belajar dengan baik
Anak-anak selalu memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Kelas IX-2
Kondisi sekolah ramai, banyak anak kecil berkeliaran sehingga membuat siswa menjadi kurang fokus dalam belajar
Media belajar yang kurang membuat siswa aktif dalam belajar.
Kurangnya sumber belajar membuat siswa kurang termotivasi dan tekun dalam mempelajari materi.
Siswa yang mengobrol membuat kelas jadi kurang kondusif.
125
Kelas IX-3
Siswa banyak yang mengobrol, ada yang belajar sambil tiduran, melamun, tapi ada juga yang memperhatikan guru.
Siswa merespon umpan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Sumber belajar dirasa sangat kurang, sebab hanya menggunakan LKS tanpa ada buku paket.
Media pembelajaran yang kurang variatif dan efektif sehingga membuaat minat siswa berkurang dalam belajar. Mengetahui
Guru Pendidikan Agama Islam
Peneliti
Syahronih, S.Ag
Putri Amelia
126
Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI Nama Peneliti
: Putri Amelia
Lokasi
: SMP Citra Bangsa
Kelas
: IX-2, IX-3 dan IX-1
Tanggal
: 28 November – 1 Desember 2016
No.
Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal
Kelas IX-2
1. Guru mengucapkan salam
hangat,
memberikan motivasi
Deskripsi
1. Ketika masuk ke dalam kelas, guru mengucakan salam
kepada
siswa
dan
kepada
siswa.
Setelah itu, seperti biasa sebelum
memulai
menyiapkan siswa
pelajaran siswa membaca
agar siap menerima
Al-Qur‟an surat pendek.
pelajaran
Posisi duduk siswa wanita
2. Guru menjelaskan perihal materi yang akan disampaikan 3. Guru menyiapkan media
dan
alat
pembelajaran
di depan dan laki-laki di belakang. 2. Guru menjelaskan materi di pertemuan sebelumnya dan materi baru yang akan disampaikan. 3. Media
dan
alat
pembelajaran hanya buku LKS,
dtambah
media
belajar yaitu kertas karton yang
digunakan
untuk
menulis materi yang akan disampaikan.
127
Kelas IX-3 1. Ketika memasuki ruangan kelas, gruu mengucapkan salam,
kemudian
mengabsen mengulas
siswa
dan
pelajaran
di
pertemuan sebelumnya. 2. Guru
menyampaikan
materi pelajaran yang akan disampaikan, memberikan kesempatan siswa untuk membaca terlebih dahulu. 3. Alat dan bahan belajar haya menggunakan papn tulis dan spidol dengan metode ceramah/konvensional. Kelas IX-1 1. Ketika memasuki ruangan guru memberikan salam, kemudian motivasi
memberikan kepada
para
siswa. Kemudian memulai pelajaran
dengan
mengulas terlebih dahulu pelajaran
dipertemuan
yang lalu. Setelah itu guru mengabsen siswa. 2. Guru memberikan umpan kepada
128
siswa
dengan
memberikan
pertanyaan
seputar materi yang telah dipelajari. 3. Guru
menggunakan
sumber belajar LKS 2. Kegiatan inti
Kelas IX-2
1. Guru menjelaskan meteri
dengan
1. Guru
memberikan
strategi dan metode
kepada
pembelajaran yang
yang
interaktif
metode
2. Guru memberikan umpan
kepada
cukup
interaktif pertanyaan
murid.
Metode
digunakan
adalah
ceramah
dan
hafalan. 2. Guru
memberikan
siswa agar lebih
pertanyaan kepada murid.
aktif
Kemudian guru meminta
dalam
pembelajaran
murid untuk menghafalkan al-quran yang pada saat itu adalah Q.S. At-Tin. Kelas IX-3 1. Metode
pembelajaran
digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab. 2. Guru
memberikan
pertanyaan sebagai umpa kepada siswa. Berapa ada yang menjawab, beberapa lagi tidak bisa. Kelas IX-1 1. Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah dan
129
bercerita
dengan
mengambil
contoh
dari
realita yang terjadi saat ini. 2. Guru
memberikan
pertanyaan kepada siswa secara acak melalui absen dengan
menggunakan
media belajar kertas yang berisikan jawaban, guru menggunakan
metode
puzzle . 3. Kegiatan penutup
Kelas IX-2
1. Guru memberikan
1. Guru
mengevaluasi
kesimpulan materi
pembelajaran
pembelajaran
memberikan
2. Guru mengevaluasi hasil pembelajaran 3. Guru pelajaran
menutup dengan
doa
dengan pertanyaan-
pertanyaan
pendek
mengenai materi hari ini. 2. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. Kelas IX-3
4. Guru memberikan salam
1. Guru memberi kesimpulan dengan kembali
menjelaskan secara
singkat
materi yang disampaikan. 2. Guru menuutp pelajaran dengan mengucap salam. Kelas IX-1 1. Guru memberikan umpan kepada
murid
dengan
menanyakan hikmah dari materi yang disampaikan. 2. Guru menutup pelajaran
130
dengan mengucap salam.
Catatan Reflektif
:
Kelas IX-1 Sumber belajar yang digunakan hanya dengan LKS. Menurut saya hal tersebut sangatlah tidak cukup, karena peluang siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan menjadi sangat terbatas. Kelas IX-2 Bebebrapa murid melaksanakan apa yang guru perintahkan dalam proses pembelajaran, juga terlihat kondisi kelas yang kurang nyaman seperti ventilasi yang kurang memadai, berisik karena banyak anak kecil yang bermain di area sekolah, serta posisi tempat duduk yang dirasa kurang efektif untuk membuat kelas menjadi lebih kondusif. Kelas IX-3 Metode yang digunakan hanya ceramah dan Tanya jawab dan yang lebih aktif adalah guru dibandingkan siswanya. Siswa hanya mendengarkan saja. Sementara itu ada siswa ada yang mengantuk, tidak memperhatikan dan bercanda. Kemudian, sumber belajar yang kurang memadai yaitu hanya dengan LKS. Mengetahui Guru Pendidikan Agama Islam
Peneliti
Syahronih, S.Ag
Putri Amelia
131
Lampiran 7
ANGKET PENELITIAN DINAMIKA MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS IX SMP CITRA BANGSA
I.
II.
Identitas Responden Nama/Inisial
:
Kelas
:
Jenis kelamin
:(P/L)
Tanda Tangan
:
Petunjuk Pengisian a. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum menjawab. b. Berilah tanda Check List (√) pada jawaban yang sesuai menurut Anda. Contoh alternatif jawaban : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Selamat Mengerjakan No. 1.
Pernyataan Saya dapat memahami pelajaran dengan cepat tanggap di sekolah
2.
Saya selalu menanyakan pelajaran yang sulit kepada guru
3.
Saya senang membaca buku seperti orang tua Saya
132
Pilihan Jawaban SS
S
TS
STS
4.
Orang tua Saya selalu mendukung kegiatan belajar Saya di sekolah
5.
Saya selalu menyadari kesalahan yang Saya perbuat
6.
Saya dapat membaca dengan lancar sewaktu kecil
7.
Saya selalu melaksanakan tugas guru dengan baik
8.
Saya selalu memiliki kebebasan dalam menyelasaikan masalah
9.
Saya tidak pernah mencontek ketika ujian
10. Saya dapat mengingat pelajaran yang telah disampaikan minggu lalu 11. Saya
mampu
menjelaskan
kembali
materi pelajaran PAI yang guru telah sampaikan 12. Menurut
Saya
PAI
adalah
mata
pelajaran yang dapat Saya pelajari dengan mudah 13. Saya memiliki prestasi lebih dalam bidang keagamaan dibandingkan teman Saya yang lain 14. Saya selalu mendengarkaan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran PAI 15. Saya selalu mencatat materi yang penting ketika belajar PAI 16. Saya mudah untuk berkonsentrasi ketika pelajaran PAI
133
17. Saya tidak pernah merasa jenuh ketika pelajaran PAI 18. Saya selalu bersemangat selama proses pembelajaran PAI berlangsung 19. Saya selalu bertanya kepada guru mengenai materi PAI yang belum Saya mengerti 20. Saya senang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mengenai materi PAI 21. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 22. Saya selalu memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran PAI 23. Saya
selalu
tepat
waktu
dalam
mengumpulkan tugas PAI 24. Jika ada waktu luang, Saya selalu mengulang materi pelajaran PAI 25. Semaksimal mungkin Saya mencoba mengatasi kesulitan belajar Saya sendiri 26. Saya selalu mengevaluasi hasil belajar yang Saya dapatkan 27. Saya
berusaha
untuk
menutupi
kekurangan Saya dengan kelebihan yang Saya punya 28. Saya memiliki hasil belajar yang sangat memuaskan dalam mata pelajaran PAI 29. Saya senang memiliki prestasi dalam mata pelajaran PAI 30. Saya selalu ingin bertanya dalam proses
134
pembelajaran PAI, sebab itu dapat meningkatkan kemampuan berfikir Saya 31. Saya
senang
ketika
menjawab
pertanyaan
untuk
mengasah
belajar
kemampuan Saya 32. Menurut
Saya,
memperkaya
diskusi
ilmu
dapat
pengetahuan
mengenai PAI 33. Saya dapat menjadi pendengar yang baik 34. Saya selalu dapat menerima pendapat orang lain 35. Saya
selalu
memilki
waktu untuk
berkumpul bersama keluarga 36. Saya memiliki komunikasi yang baik kepada orang tuas Saya 37. Saya selalu senang apabila memiliki waktu dirumah dan bersama keluarga 38. Orang tua Saya selalu memberikan Saya ruang untuk berekspresi 39. Orang tua Saya selalu mengontrol dan membantu dalam setiap kegiatan belajar Saya 40. Orang tua adalah teladan bagi Saya 41. Saya bertanggung jawab penuh atas hal apapun yang Saya lakukan 42. Saya merasa rumah adalah tempat yang paling sempurna untuk belajar 43. Metode dan media pembelajaran yang menarik membuat Saya semangat dan
135
termotivasi dalam belajar 44. Saya tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran dengan metode dan media pembelajaran yang menyenangkan 45. Dengan metode dan media pembelajaran yang menyenangkan, Saya dapat belajar sambil bermain 46. Guru PAI membuat Saya termotivasi dalam belajar 47. Guru dapat menjadi teladan yang baik bagi Saya 48. Saya sangat senang dengan guru yang memiliki sikap sabar, murah senyum dan baik dalam bertutur sapa 49. Saya lebih mudah memahami materi pelajaran ketika belajar bersama dengan teman 50. Saya merasa terpacu untuk berkompetisi dengan
teman
dalam
memperoleh
prestasi belajar 51. Saya akan ke masjid apabila teman Saya ke masjid 52. Saya
akan
mengikuti
trend
yang
digunakan oleh teman Saya 53. Saya dapat fokus dalam belajar ketika berada di lingkungan yang tenang
136
Lampiran 8
PROFIL SEKOLAH/MADRASAH
PROFIL SEKOLAH
NAMA SEKOLAH
:
SMP CITRA BANGSA
ALAMAT SEKOLAH
:
JL. SWADAYA No.1 KRUKUT
KABUPATEN/KOTA
:
DEPOK
DINAS PENDIDIKAN KOTA DEPOK
2015
137
1.
Nama Sekolah
:
SMP Citra Bangsa
2.
NPSN
:
20268962
3.
Alamat Sekolah
:
Jl.Raya Krukut Rt 03/02 No.1
:
Kecamatan Limo
:
Kota Depok
:
Jawa Barat
4.
Telepon/HP/Fax
:
081932329261
5.
Status Sekolah
:
Swasta
6.
Akreditasi Sekolah
:
B
7.
Luas Lahan, dan jumlah rombel
:
1080 m2
Luas Lahan
:
m2
jumlah ruang pada lantai 1
:
6
jumlah ruang pada lantai 2 :
6
jumlah ruang pada lantai 3 :
-
Jumlah Rombel
9
Lantai =
8.
:
2
Keadaan Murid di sekolah Murid
Jumlah murid per kelas*
Tot al
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Laki-laki
........
........
........
........
........
........
54
58
48
164
Perempuan
........
........
........
........
........
........
47
37
44
130
Total
........
........
........
........
........
........
107
38 294 95
9. Pendidik dan Tenaga Kependidikan a.
138
b.
Kepala sekolah Jenis Kelamin
Nama
L 1.
Kepala Sekolah
2.
Wakil
Zulkarnain, S.Pd
Kepala
Usia
PendAkhir
Masa Kerja
42
S1/AIV
6
53
S2
6
P
√
Endah Tjatur Winarti, M.Pd
√
Sekolah
c.
Guru 1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Jumlah dan Status Guru
No.
Tingkat Pendidikan
1.
S3/S2
2.
S1
3.
D-4
4.
D3/Sarmud
5.
D2
6.
D1
7.
≤ SMA/sederajat
GT/PNS
Jumlah
GTT/Guru Bantu
L
P
9
10
9
10
L
Jumlah
P
19
2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No.
Guru
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar
139
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan tugas mengajar
Jumlah
D1/D2
D3/
S1/D4
S2/S3
D1/D2
Sarmud
D3/
S1/D4
Sarmud
1. IPA
1
2. Matematika
2
3. Bahasa Indonesia
1
4. Bahasa Inggris
3
5. Pendidikan Agama
1
6. IPS
3
1
7. Penjasorkes
2
8. Seni Budaya
1
9. PKn
S2/S3
2
10. TIK/Keterampilan
1
11. BK
1
12. Lainnya: a. ......... b. ........... Jumlah
d.
13
1
5
Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung
Jumlah tenaga pendukung dan kualifikasi pendidikannya No.
Tenaga pendukung ≤ SMP SMA
D1
D2
D3
Jumlah tenaga pendukung Berdasarkan Status dan Jenis Kelamin PNS
S1 L
1.
Tata Usaha
3
140
Jumlah
Honorer P
L
P
1
2
3
2.
Perpustakaan
3.
Laboran lab. IPA
4.
Teknisi
lab.
Komputer 5.
Laboran lab. Bahasa
6.
PTD
(Pend
Tek.
Dasar) 7.
Kantin / dapur
8.
Penjaga Sekolah
9.
Tukang
Kebun
1 /
1
1
1 1
1
Pesuruh 10.
Keamanan
11.
Lainnya: uks Jumlah
5
10. a. Data Ruang Belajar Lainnya Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
1. Perpustakaan 1
Ukuran Kondisi*) (pxl) 6X7
Jenis Ruangan
6. Lab. Bahasa
2. Lab. IPA
7.
Lab.
Komputer 3. Ketrampilan
8. PTD
4. Multimedia
9. Serbaguna/aula
141
Jumlah Ukuran Kondisi (buah) (pxl)
5. Kesenian
10. ……………
b) Data Ruang Kantor Jenis Ruangan
1. Kepala Sekolah
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
1
3X4
BAIK
3. Guru
1
6X7
BAIK
4. Tata Usaha
1
2,5 X 7
BAIK
2.
Wakil
Kepala
Sekolah
5. Tamu
BAIK
Lainnya: ………………
c) Data Ruang Penunjang Jenis Ruangan
Jumlah Ukuran (buah) (pxl)
Kondisi*)
Jenis Ruangan
1. Gudang
1
3X3
KURANG
10. Ibadah
2. Dapur
1
2X3
BAIK
11. Ganti
BAIK
12. Koperasi
3. Reproduksi 4. KM/WC Guru 1
2 X 1,5
BAIK
13. Hall/lobi
5. KM/WC Siswa 2
2 X 1,5
KURANG
14. Kantin
6. BK
1
15. Rumah
142
Jumlah Ukuran Kondisi (buah) (pxl)
Pompa/ Menara Air 7. UKS
16. Bangsal Kendaraan
8.
17. Rumah
PMR/Pramuka
Penjaga
9. OSIS
18. Pos Jaga
11) Lapangan Olahraga dan Upacara Lapangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi
Keterangan
1. Lapangan Olahraga a. Basket b. Volley c. Bulu tangkis
1
15 X 25
BAIK
d. ....................................... e. ........................................
2. Lapangan Upacara
12. Kepemilikan Tanah
:
Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa/menumpang*) Status Tanah
: SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah*)
Luas Lahan/Tanah
:
Luas Tanah Terbangun
: 1080 m2
m2
143
Luas Tanah Siap Bangun
: -
Luas Lantai Atas Siap Bangun
: -
*) Coret yang tidak perlu Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala) dengan ukuran kertas minimal A4. a. Perabot ruang belajar lainnya Perabot Meja
Almari + rak buku/alat
Lainnya
Ruang
1. Perpustakaan
Baik Ringan Berat
4
√
10
√
Rsk. Baik
Ringan Berat
2. Lab. IPA 3. Ketrampilan 4. Multimedia 5. Lab. Bahasa 6. Lab.
Rsk.
Komp. 7. Serbaguna 8. Kesenian 9. PTD 10. Lainnya: ........
144
Rsk.
Baik
Rsk.
Baik Ringan Berat
Rsk. Rsk.
Jml
Rsk.
Jml
Jml
Rsk.
Jml
No.
Kursi
Ringan
Berat
b. Perabot Ruang Kantor
Perabot Meja
Lainnya
√
1
√
2
√
1
√
Ringan Berat
Baik
4
Rsk. Jml
√
Ringan Berat
Rsk. Baik
1
Rsk. Jml
Berat
Baik
Ringan
Rsk. Jml
Rsk.
Kepala Sekolah
2.
Rsk. Baik
1.
Almari + rak buku/alat
Ruang Jml
No.
Kursi
Wk Kepala Sekolah
3.
Guru
21 √
24
√
1
√
4.
Tata
5
√
6
√
1
√
1
√
2
√
Usaha 5.
Tamu
6.
Lainnya:
Kepala Sekolah
145
Rsk.
Rsk.
Ringan
Berat
Lampiran 9
146
Lampiran 10 REKAP NILAI PAI SEMESTER 3 S/D SEMESTER 6 TAHUN AJARAN 2014/2015 SMP CITRA BANGSA
NO
K L S
1
91
2
91
3
91
4
91
5
91
6
91
7
91
8
NAMA PESERTA
Semester 3
Semester 4
Semester 5
Semester 6
ADHITYA NURHIDAYAT
76
85
80
85
AKBAR RIZKI RAMADHAN
79
75
80
85
ANDIKA FIRDAUSI
83
90
90
85
ANDRI MARDIANSYAH
76
82
80
85
ASRI DINDA FAIZIA
77
80
80
86
ESA WULAN SETIA
90
90
88
90
FADLY MUFTAQIN
70
77
88
86
91
FIRMAN DWI PRASETYO
76
75
80
85
9
91
HERLIYANA PUTRI
88
95
85
86
10
91
INDAH NURULLILAH
78
95
80
85
11
91
INDAH WIDYA WARDANI
83
90
85
86
12
91
KHALA RIZKYANSAH
81
80
80
85
13
91
KIKY YUARAWATI
79
76
80
86
14
91
MARLIYANIH
77
84
88
86
15
91
MELA INDRIANI
78
95
80
86
16
91
MELIYA MONIKA
88
90
88
86
17
91
MUHAMMAD LUTHFI
79
76
80
85
18
91
MUHAMMAD SALMULDI
86
88
90
85
19
91
NOVITRI SERLY RAHMAN
81
80
90
87
20
91
NUR AFNI NATALIA
77
85
87
21
91
NUR AZIZAH
79
80
80
86
22
91
RIDWAN FAHRUROZI
77
82
80
86
23
91
RISKA CAHYANY
82
76
82
86
24
91
SALSABILLAH RAMADANI
86
95
90
85
25
91
SEKAR MAYANG ARUM
76
78
90
85
26
91
SETIA PUTRI
90
95
90
86
27
91
SITI ANNISA AZ-ZAHRA
79
86
90
86
28
91
SUCI NOVI YANTI
88
80
90
86
29
91
TUBAGUS HAJAR MUGARA
75
78
80
86
30
91
YUKE JUNIAR AL FAZRI
86
85
80
86
31
92
ABDUL RASYID AHMAD
75
80
80
85
147
FAHRI 32
92
ADELIA FERNANDA
76
85
80
86
33
92
AHMAD JEMMY PRATAMA
77
85
80
85
34
92
76
78
80
85
35
92
AKBAR ALDINO AKHLAKUL AFIDRA RAMADHAN
36
92
ANDINI RAHMAWATI
76
37
92
ANDRI DANI SUPRIATNA
79
38
92
ARIEF SETIAWAN
76
39
92
40
92
BANI SETIAWAN CATUR MAULANA BINTANG
79
41
92
EOS PUTRA PRATAMA
75
75
80
84
42
92
FAISAL RIZKY
76
75
82
84
43
92
FEBRY ANGGIE PRASETIYO
75
75
82
83
44
92
75
75
80
86
45
92
FIZA PUTRI AULIA HAFFIFAH RAMDHAH AZZAHRA
46
92
IRWAN MAULANA
60
47
92
LINGGA BIMA PRAYOGA
84
48
92
LITA MARA
78
49
92
MASRUNI
75
50
92
MIRANTI RINDIANI
77
51
92
75
52
92
MUCHAMAD RIZAL MUHAMAD DWINOVA DARUS SALEH
53
92
76
54
92
MUHAMAD NUR FADILAH MUHAMAD RAFII DZULFIQAR
55
92
MUHAMMAD AKBARUDIN
76
56
92
MUHAMMAD RENALDY
76
57
92
NURHASANAH
79
58
92
RAIHAN SURYA MAULANA
87
59
92
RENALDI FIRMANSYAH
75
60
92
RHETANIA YONATAN
61
92
62
75
75
75
75
75
75
80
85
90
90
85
80
80
84
78
90
86
75
80
85
75
75
80
80
86
85
75
80
85
76
80
83
85
90
86
78
80
83
76
80
84
75
80
85
75 78 75
80 80 80
84 84 84
80
80
84
84
80
84
76
85
85
80
85
84
75
80
84
90
80
80
84
RISTA APRIANTI
75
80
85
84
92
RULY MACHMUD IBRAHIM
75
80
82
83
63
92
77
75
82
83
64
92
SANDI SANTOSO SEPTIAWAN RANGGA PAMUNGKAS
65
92
SITI NURAIDAH
79
66
92
YUDHA SAPUTRA
75
67
93
ADI NIRWANA
78
78
148
80
80
83
75
80
84
75
82
84
76
81
83
68
93
ALVI REHAN ZAHRIN
75
75
81
82
69
93
ALWI DARMAJI
75
75
81
82
70
93
AYU WANDIRA
76
84
83
84
71
93
BUDY SETIYANTO
76
75
81
84
72
93
DAVID KURNIAWAN
75
75
81
83
73
93
DESSY INDRIYANI
76
76
83
84
74
93
DIANA LESTARI
76
90
93
84
75
93
FAJAR ZAKARIA
89
84
83
84
76
93
75
80
83
77
93
FUADI RAHMAN GILANG MUHAMMAD RAIHAN
75 77
75
83
78
93
87
93
79
93
75
80
81
80
93
78
76
81
81
93
81
75
83
82
93
KARISMA AZZAHRA MUHAMAD FADILAH AKBAR MUHAMMAD RAFLI JULISTIAN MUHAMMAD SANDIYATULLAH MUHAMMAD SHEVA WIJAYA
82
77
75
83
83
93
NADYA RIYANI
80
84
83
84
84
93
NURUL ALFIANI
77
90
93
84
85
93
NURUL FAZHRI
75
75
83
83
86
93
PANJI MAHENDRA
79
75
83
84
87
93
PUTRI NURHAYATI
83
76
83
83
88
93
RICKY ERLANGGA PUTRA
75
75
80
82
89
93
SADANATUNNISA
80
80
80
83
90
93
SANJEVI UMARDI
78
75
91
93
SASTRA MAULANA
77
78
83
83
92
93
SEFI DWI RAHAYU
76
75
83
84
93
93
SITI NUR YULIANI
79
78
83
84
94
93
TARA JULIANA ENJELINA
79
80
80
84
95
93
TINTO ALFAHBI
80
82
80
83
96
93
ZULFAN ADRIAN
77
75
80
83
RATA-RATA
78
80
83
85
84 83 83 84 83
83
Mengetahui Guru PAI
Syahronih, S.Ag
149
83
Lampiran 11
Dokumentasi Penelitian di SMP Citra Bangsa
Lampiran 12
150
Biodata Penulis
Putri Amelia, lahir di Jakarta pada tanggal 21 April 1995. Putri kedua dari pasangan Bapak Masikun dan Ibu Dahliyah. Bertempat tinggal di Jl. H.Rimin, Gg. Tower, Kelurahan LimoDepok. Pendidikan penulis dimulai pada tahum 2000 hingga tahun 2006 yaitu di MI Al-Anwar. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya di SMP Negeri 37 Jakarta dari tahun 2006-2009. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikannya menengah keatas di MAN 11 Jakarta pada tahun 2009-2012. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, penulis melanjutkan ke perguruan tinggi yakni di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak hanya itu, penulis juga aktif dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) paduan suara dan berhasil meraih banyak penghargaan di bidang tersebut baik di dalam maupun luar negeri.
151