Skripsi Identifikasi Arsitektur Tradisonal Rumah Adat Batak Bolon Di Prapat Sumatera Utara.docx

  • Uploaded by: Putri Boangmanalu
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skripsi Identifikasi Arsitektur Tradisonal Rumah Adat Batak Bolon Di Prapat Sumatera Utara.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,415
  • Pages: 9
IDENTIFIKASI ARSITEKTUR TRADISONAL RUMAH ADAT BATAK BOLON DI PARAPAT SUMATERA UTARA SEMINAR ARSITEKTUR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur OLEH : EDI LIU MANURUNG (150160076) Dosen Pembimbing : ARMELIA DAFRINA, S. T., MT

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Identifikasi berasal dari kata identify yang artinya meneliti. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari ‘‘kebutuhan’’ lapangan. Di Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang beragam dan sangat banyak, sudah tentu mempunyai ragam budaya yang berbeda pula mulai dari adat istiadat sampai bentuk bangunan mempunya gaya yang berbeda-beda juga. Jika benar-benar melihat sudut pandang bentuk-bentuk rumah adat tradional berbagai suku di Indonesia. Semua ini sangat jelas bahwa arsitektur tradisional Indonesia harus di jaga kelestariannya. Kekayaan arsitektur tradisional Indonesia terletak pada keunikan dan gaya bangunan yang dimilikinya. Misalnya rumah-rumah arsitektur tradisional batak berdesain dengan atap yang berbeda-beda dengan keunikan dari segi struktur dan ruang-ruang di dalamnya yang mengutamakan fungsionalnya masing-masing.

Jika kita mengamati arsitektur-arsitektur tradisional di Indonesia, kita akan bangga dan menyadari betapa uniknya keberagaman rumah adat yang ada di Indonesia. Banyak yang bisa kita pelajari, amati, dan eksporasi dari gaya-gaya arsitektur tradisional ini. Dimana suku-suku memiliki kebudayaan tersendiri, termasuk didalamnya adalah arsitektur tradisional. Sebagai contoh suku batak toba memiliki beberapa gaya arsitektur tradisionalnya. Dari warisan dan kekayaan arsitektur tradisonal yang beraneka ragam ini masih sangat sedikit yang meneliti dan di tulis oleh masyarakatnya maupun orang yang di luar daerah melihat keunikan arsitektur tradional. Terutama di daerah sumatera utara salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia ialah kebudayaan rumah adat Bolon suku batak toba. Rumah adat Bolon ini merupakan ciri khas dari kebudayaan batak toba. Pada bangunan-bangunan tradisional tempat tinggal adat batak toba memiliki istilah yang di sebut jabu batak. Jabu batak merupakan istilah yang berarti rumah, sedangkan jabu rumah merupakan rumah adat. Rumah adat batak batak toba terbagi dua, yaitu : jabu rumah yang berarti rumah adat yang tanpa gorga, sedangkan jabu rumah gorga yang berarti rumah adat yang memakai gorga. Dalam penelitian ini penulis akan mengidentikasi ruangan dan corak rumah tradisional adat bolon batak toba prapat sumatera utara. Rumah adat bolon ini terlelak di desa batu marhosa sialagan Parapat, Sumatera Utara, Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah a. Bagaimana Konsep Arsitektur Tradisional Rumah Adat Bolon Parapat, Sumatera Utara. b. Bagaimana Karakteristik Arsitektur Tradisonal Rumah Adat Bolon. c. Sejarah Rumah Adat Bolon.

1.3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana konsep Arsitektur Tradisional Rumah Adat Bolon Parapat, Sumatera Utara. b. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Arsitektur Tradisonal Rumah Adat Bolon. c. Untuk mengetahui asal-usul rumah Adat Bolon.

1.4. Mamfaat Penelitian a. Sebagai mewujudkan ilmu yang telah di peroleh dari pendidikan di Progam Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh dengan membuat praproposal seminar skripsi. b. Teridentifikasinya konsep Arsitektur Tradisional Rumah Adat Bolon Parapat, Sumatera Utara. c. Mengetahui konsep Arsitektur Tradisional. d. Mengetahui Sejarah Rumah Adat Bolon.

1.5. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penelitian kualitatif.

a. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan pengamatan melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat kepribadian perilaku dan kejadian yang ada pada keadaan yang sebenarnya. b. Wawancara

Wawancara ini hanya untuk memenuhi sumber-sumber dan data-data penelitian survey dengan akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ARSITEKTUR TRADISIONAL Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan yang memiliki ukuran struktur yang telah ditetapkan. Arsitektur memiliki proses dalam perkembangan dunia dari masa klasik sampai modern. Jadi, Arsitektur tradisonal adalah suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias dan cara pembuatannya di wariskan secara turun-temurun. Arsitektur tradisional memiliki cirri-ciri khusus yang merangkum beberapa bentuk dan teknologi yang mencirikan bentuk dari daerah masing-masing dengan latar warisan sejarah.

.

Arsitektur Tradisional Suku Batak (Sumatera Utara)

Mitologi Batak adalah kepercayaan tradisional yang dianut oleh orang batak. Kepercayaan Batak tradisional terbentuk sebelum adanya agama islam dan kristen. Suku Batak terbagi dari : 1. Batak Toba (Tapanuli) : mendiami Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah menggunakan bahasa Batak Toba. 2. Batak Simalungun : mendiami Kabupaten Simalungun, sebagian Deli Serdang, dan menggunakan bahasa Batak Simalungun.

3. Batak Karo : mendiami Kabupaten Karo, Langkat dan sebagian Aceh dan menggunakan bahasa Batak Karo. 4. Batak Mandailing : mendiami Kabupaten Tapanuli Selatan, Wilayah Pekantan dan Muara Sipongi dan menggunakan bahasa Batak Mandailing. 5. Batak Pakpak : mendiami Kabupaten Dairi, dan Aceh Selatan dan menggunakan bahasa Pakpak. Toba PUSUT BUHIT Simalungun Karo Pakpak Mandailing Angkola. Orang Batak terdiri dari 5 jenis yang secara iklimnya dibagi sebagai berikut: Suku Nias yang mendiami Kabupaten Nias (Pulau Nias) mengatakan bahwa mereka bukanlah orang Batak karena nenek moyang mereka bukan berasal dari Tanah Batak. Namun ada juga yang berpendapat dan berkeyakinan bahwa batak bukanlah terdiri dari 5 jenis, Akan tetapi sesungguhnya ada 11, ke 6 jenis Batak tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Batak Pesisir, Batak Angkola, Batak Padang Lawas, Batak Melayu, Batak Nias, Batak Alas Gayo.

Rumah Batak berbentuk 4 persegi panjang berukuran 2 kali lebarnya, tingginya sekitar 13,00 meter dari pondasi sampai puncak atapnya. Rumah panggung dengan kontrusi kayu ini di berdirikan atas tiang-tiang yang terletak di batu ojahan (pondasi).

B. KARAKTER TRADISIONAL RUMAH ADAT BOLON (SUMATERA UTARA) Rumah Bolon memiliki beberapa karakteristik yang membedakan antara rumah adat Sumatera Utara dengan rumah adat yang lainnya yang ada di indonesia. Rumah Bolon merupakan rumah panggung yang hampir seluruh bagian menggunakan bahan dari alam. Tiang penopang rumah yang tingginya sekitar 1,75 meter dari permukaan tanah yang terbuat dari gelondogan kayu berdiameter > 40 cm, Dindingnya terbuat dari anyaman bambu, lantai terbuat dari papan, sementara atapnya terbuat dari daun rumbia atau ijuk. untuk menguatkan ikatan bahan agar dapat menyatu dengan rumah bolon tidak menggunakan paku melainkan sistem kunci antar kayu yang kemudian diikat dengan tali supaya terikat dengan kuat, tidak mudah lepas dan terkesan rapi. C. SEJARAH RUMAH ADAT BOLON ( SUMATERA UTARA) Rumah Bolon adalah rumah adat dari suku Batak yang ada di indonesia berasal dari Sumatera Utara. Pada zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari 13 raja yang tinggal di Sumatera Utara. 13 Raja tersebut adalah Raja Ranjinman, Raja Baringin, Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Bonabatu, Raja Rajaulan, Raja Atian, Rja Hormabulan, Raja Roandop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogam.

.

. Struktur Rumah Adat Bolon Khas Batak Terdapat bagian-bagian Rumah Batak diantaranya ada 3 bagian : 1. Bagian Bawah (Tombara) yang terdiri dari batu pondasi atau tiang-tiang pendek, pasak (rancang) yang menusuk tiang, tangga (balatuk). 2. Bagian Tengah (Tonga) yang terdiri dari dinding depan, dinding samping, dan belakang. 3. Bagian Atas (Ginjang) yang terdiri dari atap (tarup) di bawah atap urur di atas urur membentang lais, rumah yang lama atapnya adalah ijuk (serat dari pohon enau).

. Fungsi Rumah Adat Bolon Khas Batak Rumah Bolon merupakan rumah bagi para raja-raja batak. Namun, seiring perkembangannya, rumah ini digunakan sebagai rumah bagi penduduk suku Batak secara umum. untuk fungsi tersebut, rumah adat sumatera utara terbagi beberapa ruang, yaitu : 1. Ruangan jabu bong adalah ruangan khusus untuk kepala keluarga yang letaknya berada di belakang di sudut sebelah kanan. 2. Ruangan jabu soding adalah ruangan khusus untuk anak perempuan yang letaknya berada di belakang sebelah kiri berhadapan dengan jabu bong. 3. Ruangan jabu suhat adalah ruangan khusus untuk anak lelaki tertua yang telah menikah terletak di sudut kiri depan. 4. Ruangan tampar piring adalah ruangan khusus untuk menyambut tamu yang letaknya berada di sebelah jabu suhat. 5. Ruangan jabu tonga rona ni jabu rona adalah ruang keluarga yang ukurannya paling besar berada di tengah rumah. 6. Kolong rumah adalah tempat penyimpanan bahan pangan sekaligus kndang ternak. Pembagian ruangan seperti aturan di atas tidak semestinya harus dipisahkan dengan dinding pemisah. Secara umum, bagian dalam ruangan adalah ruangan luas tanpa sekat. Namun ruangan-ruangan tersebut di pisahkan oleh aturan adat yang membatasi dan mengikat setiap anggota keluarga maupun tamu.

.Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Bolon dapat menjadi rumah adat Sumatera Utara karena di anggap memiliki beberapa keunikan tersendiri dalam desain arsitekturnya. Keunikan inilah yang membuat ciri khas rumah adat di Sumatera utara. 1. Memiliki atap yang bentuknya seperti pelana kuda sudutnya yang begitu sempit sehingga memiliki ketinggian cukup tinggi. 2. Dindingnya yang pendek tidak cukup untuk berdiri karena tidak di lengkapi dengan plafon. 3. Dinding bagian atas dilengkapi dengan anyaman-anyaman yang mempercantik penampilan rumah. 4. Di atas pintu terdapat gorga atau lukisan hewan, seperti cicak dan kerbau yang didominasi dengan warna merah dan putih. Cicak merupakan simbol bahwa masyarakat yang memiliki rasa persaudaraan yan begitu erat atau kuat dengan sesamanya, sedangkan gambar kerbau adalah simbol ucapan terima kasih.

\

Related Documents


More Documents from ""