Sketsaku-03

  • Uploaded by: NA Suprawoto
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sketsaku-03 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,015
  • Pages: 3
Sketsaku

………….berbagi ilmu dengan

sahabat

Sarana komunikasi dan informasi UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Unit Karangsambung Nomor 003 Tahun I Edisi Minggu ke-3 Juni 2009 Media belajar bagi guru di UPTD Dikpora Unit Kecamatan Karangsambung yang sedang mencoba menjadi lebih berarti dengan segala keterbatasan yang dimiliki….

Bagaimana Membina Calon Juara OSN? Kegiatan seleksi olimpiade sains (Matematika dan IPA) adalah kegiatan rutin yang selalu diselenggarakan setiap tahun. Kegiatan ini bukan kegiatan musiman yang penyelenggaraannya tidak menentu, tetapi merupakan kegiatan yang diselenggarakan dengan kalender yang relatif ajeg. Oleh karena itu, seleksi olimpiade sains nasional (OSN) merupakan kegiatan lomba yang cukup mudah diantisipasi persiapannya oleh setiap sekolah. Mungkinkah salah satu anak didik kita mampu menjadi juara OSN? Jawabnya ‘sangat mungkin’. Tuhan menganugerahkan otak yang cerdas tidak hanya kepada anak-anak kota, tetapi juga kepada anak-anak kita yang lahir, hidup dan dibesarkan di pedesaan. Pengalaman menunjukkan bahwa tidak setiap pemenang OSN adalah anak-anak yang berasal dari perkotaan. Berawal dari sinilah kita hendaknya mampu membangun optimisme dan bekerja keras dengan membentuk “partai optimis” di sekolah kita. Kalau selama ini anak didik kita belum mampu menjadi juara, itu tidak berarti bahwa anak-anak kita tidak akan pernah menjadi juara. Fakta yang kita alami adalah, selama ini anak-anak kita belum pernah menjadi juara. Mengapa demikian? Barangkali mereka belum mendapat bekal yang cukup untuk menempati kedudukan terhormat tersebut. Mereka lebih sering hanya berperan menjadi semacam pemandu sorak, yang lebih sering dikirim hanya untuk meramaikan suasana saja. Beberapa saran yang dapat dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi dalam bidang lomba OSN antara lain: 1. Menyusun program pembinaan. Program pembinaan hendaknya disusun untuk jangka

menengah dan jangka tahunan. Jangka menengah (untuk kurun waktu 3 tahun) sangat penting disiapkan dalam menyongsong dan mempersiapkan anak didik dalam laga lomba tiga tahun yang akan datang. Dalam program tersebut hendaknya memuat beberapa aspek penting antara lain: a. Menetapkan bagaimana merekrut calon peserta b. Menentukan sistem pembinaan yang akan diterapkan c. Menetapkan jadwal pembinaan Dengan cara begini aku berbagi denganmu ….

Page 1

d. Menentukan dan mempersiapkan pembina e. Menetapkan alokasi anggaran yang harus disiapkan 2. Menyiapkan substansi materi (IPA atau Matematika). Materi pembinaan calon juara OSN

tidak serupa dengan materi pembelajaran. Soal-soal olimpiade sains tidak merupakan jenis soal biasa, tetapi soal-soal yang luar biasa. Maksudnya, soal-soal olimpiade itu dikemas dan disusun sedemikian rupa sehingga terkesan sulit dan seperti bukan materi untuk sekolah dasar. Di bawah ini saya sajikan contoh tipe soal bukan olimpiade dan tipe soal olimpiade. Tipe soal bukan olimpiade: 23 + 607 + n = 702

n = ….

Tipe soal olimpiade : 23 + 24 + 25 + …………. + 33 = n

n = ….

Setelah kita membandingkan kedua soal tersebut (yang sama-sama menyajikan operasi penjumlahan) maka nampak jelas bagi kita bahwa soal olimpiade memiliki karakteristik yang berbeda dengan soal yang bukan olimpiade. Untuk memecahkan soal-soal olimpiade, selain calon peserta harus memahami konsepnya, mereka juga harus dibekali cara khusus (trik) yang membuat mereka mampu menyelesaikan soal lebih cepat dan benar. Penyelesaian soal olimpiade yang serupa contoh di atas, tentu saja akan membutuhkan waktu yang relative lebih lama jika dikerjakan dengan cara-cara biasa. 3. Materi pembinaan bahasa. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa soal-soal olimpiade

juga menyajikan soal dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu materi pembinaan juga meliputi pembahasan soal-soal yang disajikan dalam Bahasa Inggris. Calon peserta sebenarnya tidak dituntut untuk benar-benar menguasai Bahasa Inggris sebagaimana orang belajar Bahasa Inggris, tetapi calon peserta harus dibekali sebanyak mungkin kosa kata dalam Bahasa Inggris yang berhubungan dengan kosa kata yang banyak dijumpai dan umum digunakan dalam IPA atau Matematika. Beberapa pengalaman berdasar pengamatan penulis, banyak dijumpai peserta seleksi olimpiade (khususnya IPA) yang gagal menjadi yang terbaik karena lemahnya kemampuan menyelesaikan soal dalam Bahasa Inggris. Maksud saya, peserta tersebut salah menjawab bukan karena tidak menguasai substansi materinya tetapi gagal karena tidak memahami isi/maksud soal yang disajikan dalam Bahasa Inggris.. 4. Peralatan praktik/eksperimen. Dalam dua atau tiga tahun terakir ini seleksi olimpiade

sains bagi siswa SD/MI tidak menyajikan soal yang menuntut peserta melakukan praktik Dengan cara begini aku berbagi denganmu ….

Page 2

atau eksperimen secara langsung di depan penguji. Meskipun demikian, tidak berarti calon peserta tidak perlu dibekali pengalaman bereksperimen untuk menemukan atau membuktikan kebenaran atas sebuah teori, konsep atau fakta. Pengalaman bereksperiman sangat diperlukan bagi mereka karena meskipun tidak dilakukan uji terhadap kemampuan praktik/eksperimen, pengalaman melakukan praktik/bereksperimen dibutuhkan untuk memecahkan soal-soal yang hanya bias dipecahkan dengan tepat jika peserta benar-benar telah memiliki pengalaman mempraktikkan. Prasyarat utama menjadi peserta OSN adalah memiliki nilai IPA atau Matematika minimal 7,5 (tujuh koma lima) sejak semester pertama kelas tiga berturut-turut sampai semester pertama kelas lima. Dengan demikian, sebenarnya kita bisa mulai membina calon juara tersebut paling tidak selama lima semester. Waktu yang cukup panjang dan sangat mungkin untuk memberikan bekal yang cukup untuk menyiapkan siswa berlaga pada ajang seleksi olimpiade. Logikanya sangat sederhana. Setelah kita menemukan siswa dengan nilai rapor 7,5 atau lebih dari anak kelas tiga, sejak itulah anak tersebut kita tetapkan untuk diproyeksikan sebagai peserta lomba dan kita mulai melakukan pembinaan. Karena anak tersebut kita bina secara intensif, maka hampir tidak mungkin anak tersebut akan mengalami gagal berpeluang karena prestasinya menurun. Jika pada tahun ini kita menemukan masing-masing dua anak yang mendapatkan nilai 7,5 untuk IPA dan Matematika, maka sedikitnya kita telah memiliki dua calon juara OSN pada dua atau tiga tahun yang akan datang. Bagi golongan “partai pesimis”, maka mereka akan berkata “Akh, itu kan teorinya..!!”. Boleh saja Anda berkata demikian. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, tidak bisa kita pungkiri bahwa dalam banyak hal, kita memang harus lebih dahulu membuat ‘teori’ untuk menciptakan reka bentuk/gambaran berbagai alternatif langkah yang akan kita lakukan untuk mewujudkan yang kita inginkan, dan menghindar dari berbagai kemungkinan yang tidak kita kehendaki. Alur pemikirannya sederhana. Jika kita tidak membuat ‘teori’, maka akan sangat sulit bagi kita untuk menetapkan langkah-langkah apa yang akan kita lakukan guna meraih keinginan tersebut. Dengan merancang ‘teori’, kita menjadi tertantang untuk membuktikan kebenaran ‘teori’ tersebut. Menyiapkan program, menyiapkan materi, melakukan pembinaan bahasa, dan menyiapkan dan melatih praktik/eksperimen adalah teori yang harus kita buktikan kebenarannya untuk menjadikan anak kita menjadi juara OSN. Semoga dapat menginspirasi.

Dengan cara begini aku berbagi denganmu ….

Page 3

More Documents from "NA Suprawoto"