PANDUAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN (RSUPP) BETUN KABUPATEN MALAKA TAHUN 2018
1
PEMERINTAH KABUPATEN MALAKA RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN (RSUPP) BETUN Jl. Sukabihanawa No.2, Desa Kamanasa, Kec, Malaka Tengah BETUN Kode Pos 85762
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN (RSUPP) BETUN TENTANG PANDUAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH NOMOR RSUPP.445/
/R/V2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN BETUN,
Menimbang
: 1. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Rumah Umum Penyangga Perbatasan Betun maka di perlukan upaya untuk menjamin keselamatan pasien salah satunya dengan melakukan manajemen risiko jatuh;
2. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan kebijakan panduan manajemen risiko pasie jatuh di Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan Betun dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan Betun;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-Uundang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5072); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
MEMUTUSKAN : Menetapkan
: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN
(RSUPP)
BETUN
TENTANG
PANDUAN
PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
KESATU
: Peraturan Panduan Resiko Pasien Jatuh di Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan ( RSUPP) Betun terlampir dalam Peraturan Direktur Nomor RSUPP.445/
KEDUA
/R/VI/2018;
: Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. 2
Ditetapkan di : Betun Pada tanggal : DIREKTUR RSUPP BETUN
dr. OKTELIN KURNIAWATI KASWADIE PENATA NIP. 19811016 201412 2 002
3
DAFTAR ISI
BAB I. DEFINISI .................................................................................................................... 1.1. Latar Belakang ................................................................................................................... 1.2 Pengertian .......................................................................................................................... 1.3 Tujan Pencegahan Jatuh ...................................................................................................... BAB II RUANG LINGKUP…………………………………………………….…………… BAB III. PELAKSANAAN PASIEN RISIKO JATUH ........................................................... 3.1 Assesmen Awal ................................................................................................................... 3.2 Assesmen Ulang.................................................................................................................. 3.3 Pencegahan ......................................................................................................................... 3.4 Strategi Rencana Keparawatan ........................................................................................... BAB IV DOKUMENTASI……………………………………………………………………
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN (RSUPP) BETUN TENTANG
: PANDUAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
NOMOR
: RSUPP.445/ / R /V/2018 4
BAB I BAB I DEFINISI
1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas di rumah sakit. Dalam rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan melakukan penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam memberikan intervensi pencegahan jatuh sesuai prosedur. 1.2 Pengertian Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak sengaja/tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai licin). Risiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera. Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori : 1. Intrinsik : berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis. 2. Ekstrinsik : berhubungan dengan lingkungan Selain itu faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat terjadi sebelum pasien jatuh.
Intrinsik
Ekstrinsik
(berhubungan dengan kondisi pasien)
(berhubungan dengan lingkungan)
5
Dapat
Riwayat jatuh sebelumnya
diperkirakan Inkontinensia
Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan
Gangguan kognitif/psikologis
kurang,
Gangguan keseimbangan/mobilitas
longgar/lepas
kabel
Usia > 65 tahun
Alas kaku tidak pas
Osteoporosis
Dudukan
Status kesehatan yang buruk Gangguan moskuloskeletal
toilet
yang
rendah Kursi atau tempat tidur beroda Rawat
inap
berkepanjangan Peralatan
yang
tidak
aman Peralatan rusak Tempat ditinggalkan
tidur dalam
posisi tinggi Tidak dapat Kejang diperkirakan Aritmia jantung
Reaksi individu terhadap obat-obatan
Stroke atau serangan iskemik sementara (Transient Ischaemic Attack-TIA) Pingsan Serangan jatuh (Drop Attack) Penyakit Kronis
1.3 Tujuan Pencegahan Jatuh Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara :
6
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko jatuh tinggi dengan menggunakan “Asessment Risiko Jatuh” 2. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien (setiap hari) 3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang beresiko jatuh dengan menggunakan “Asessment Risiko Jatuh Harian” 4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif.
BAB II 7
RUANG LINGKUP
Risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien yang dirawat di ruangan : 1. INSTALASI RAWAT JALAN 2. INSTALASI RAWAT INAP 3. ICU Semua petugas yang bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa semua pasien yang dirawat inap memiliki risiko untuk jatuh dan semua petugas tersebut memiliki peran untuk mencegah pasien jatuh.
BAB III 8
PELAKSANAAN PASIEN RESIKO JATUH
3.1 Asesmen awal 1) Pada pasien rawat inap Identifikasi pasien dengan resiko jatuh dibedakan untuk pasien anak dan dewasa. Pada pasien anak instrumen yang digunakan adalah Scoring Humpty Dumpty ( Pasien Usia <13 tahun). Pada pasien dewasa instrumen yang digunakan adalah Morse Fall Scale (MFS). 2) Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko Jatuh pasien mencatat hasil assesment kedalam lembar assesman awal pasien. 3) Rencana intervensi akan segera disusun, diimplementasikan dan dicatat dalam Rencana Keperawatan Interdisiplin dalam waktu 2 jam setelah skrining 4) Pada Pasien Rawat Jalan, identifikasi pasien resiko jatuh menggunakan instrumen Time Up and go 3.2 Asesmen ulang Asesmen ulang dilakukan jika ada perubahan kondisi pada pasien pada saat pasien dirawat di rumah sakit minimal 2x24 jam untuk pasien resiko jatuh sedang dan 1x24 jam untuk resiko jatuh tinggi (misal setelah operasi, setelah terjatuh, atau setelah pemberian obat-obatan tertentu seperti obat penenang, diuretic, dan lain-lain), saat pasien pindah dari ruangan lain, saat pasien pulang 3.3. Pencegahan Prosedur Pencegahan Jatuh pada pasien yang beresiko rendah, sedang atau tinggi harus diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal. 1. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori) : a) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien b) Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan baik. c) Ruangan rapi d) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam, tombol panggilan, air minum,kacamata) e) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien) f) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
9
g) Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar (pastikan bersih dan berfungsi) h) Pantau efek obat-obatan i) Anjuran ke kamar mandi secara rutin j) Sediakan dukungan emosional dan psikologis k) Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga 2. Kategori risiko tinggi : lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal berikut ini : a) Beri tulisan di dekat tempat tidur pasien “resiko jatuh” b) Beri penanda berupa gelang berwarna kuning yang dipakaikan di pergelangan tangan pasien c) Sandal anti licin d) Tawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan pispot setiap 2 jam (saat pasien bangun) dan secara periodik (saat malam hari) e) Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis f) Nilai kebutuhan akan:
Fisioterapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur
Tempat tidur rendah (khusus)
Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse station)
3.3 Strategi Rencana Keperawatan 1. Strategi umum untuk pasien risiko jatuh yaitu : a) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam sekali (saat pasien bangun) b) Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur c) Lampu panggilan berada dalam jangkauan, perintahkan pasien untuk mendemostrasikan penggunaan lampu panggilan d) Jangan ragu untuk meminta bantuan e) Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan f) Adakan konferensi multidisiplin mingguan dengan partisipasi tim keperawatan
10
g) Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen yang lebih spesifik, misalnya fisioterapi h) Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat hendak turun dari tempat tidur 2. Strategi untuk mengurangi/mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis, yaitu : a) Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien b) Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya c) Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika d) Kurangi suara berisik e) Lakukan asesmen ulang f) Sediakan dukungan emosional dan psikologis 3. Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh yaitu : a) Lampu panggilan berada dalam jangkauan b) Posisi tempat tidur rendah c) Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin d) Pencahayaan yang adekuat e) Ruangan rapi f) Sarana toilet dekat dengan pasien 4. Manajemen setelah kejadian jatuh a) Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio, laserasi, fraktur, cedera kepala) b) Nilai tanda vital c) Nilai adanya keterbatasan gerak d) Pantau pasien dengan ketat e) Catat dalam status pasien (rekam medis) f) Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang bertugas dan lengkapi lampiran insiden g) Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin sesuai dengan kondisi pasien 5. Edukasi pasien/keluarga Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor resiko jatuh dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan. Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai faktor risiko jatuh di lingkungan rumah sakit dan melanjutkan keikutsertaannya sepanjang 11
keperawatan pasien. Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai penggunaan alat bantu. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding. Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi konsumsi
obat-obatan,
efek
samping,
serta
interaksinya
dengan
makanan/obat-obatan lain.
12
BAB IV DOKUMENTASI 4.1. Instrumen Asesmen Awal PENGKAJIAN RESIKO JATUH (Pasien Dewasa)
MORSE FALL SCALE Nama Pasien
: ....................................No.Rekam Medis : …………………………
Umur/Jenis Kelamin: ....................................Kelas/Kamar
:………………………….
Diagnosis
:…………………………
: ....................................Tanggal/Jam
Keterangan :
Tulis jumlah skor yang sesuai pada kolom skor pasien Kategori: - Risiko Rendah : 0 - 24 - Risiko Sedang : 25 - 44 - Risiko Tinggi : ≥ 45
FAKTOR RISIKO
Riwayat jatuh
Diagnose Sekunder
Menggunakan alat-alat bantu
SKALA
SKOR
Tidak
0
Ya
25
Tidak
0
Ya
15
Tidak ada/Bedtest/Dibantu perawat
0
Kruk/tongkat
15
SKOR PASIEN
13
Kursi/perabot
30
Menggunakan Infus/ Heparin/ Pengencer darah/Obat risiko jatuh
Tidak
0
Ya
20
Gaya berjalan
Normal/Bedrest/ kursi roda
0
Lemah
10
Terganggu
20
Menyadari Kemampuan
0
Lupa akan keterbatasan/pelupa
15
Status mental
Skor Total Kategori :15
PETUNJUK PENGGUNAAN ASESMEN RISIKO JATUH (MORSE FALL SCALE) Riwayat Jatuh : Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sakit atau terdapat riwayat kejadian jatuh fisiologis dalam 12 bulan terkhir ini, seperti pingsan atau gangguan gaya berjalan, berikan skor 25. Jika pasien tidak mengalami jatuh berikan skor 0. Diagnosis Sekunder : Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15, jika tidak berikan skor 0 Alat Bantu : Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30. Jika pasien menggunakan tongkat/alat penopang, berikan skor 15. Jika pasien dapat berjalan tanpa alat bantu, berikan skor 0 14
Terapi Intravena (terpasang infus) : Jika pasien terpasan ginfus, berikan skor 20, jika tidak berikan skor 0. Gaya Berjalan : 1. Jika pasien mengalami gaya berjalan, mengalami kesulitan untuk bangun dari kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya, kepala menunduk, pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang-total untuk menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada perabot, orang atau alat bantu berjalan dan langkah-langkahnya pendek maka berikan skor 20. 2. Jika pasien memiliki gaya perjalan yang lemah, pasien membungkuk, tidak dapat mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan atau memerlukan bantuan ringan untuk berjalan dan langkah-langkahnya pendek maka berikan skor 10. 3. Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
Status Mental : Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya untuk berjalan. Jika pasien mempunyai over-estimasu terhadap kemampuan fisiknya berikan skor 15. Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya berikan skor 0.
15
PENGKAJIAN RESIKO JATUH (Pada Anak) SCALE HUMPTY DUMPTY
Nama Pasien
: ....................................No.Rekam Medis : …………………………
Umur/Jenis Kelamin: ....................................Kelas/Kamar
:…………………………
Diagnosis
:………………………....
: ....................................Tanggal/Jam
Fall risk Low humpty dumpty score
: 7-11
Hight risk humpty dumpty score : 12 >
Parameter
Kriteria < 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun
Nilai 4 3 2 1
Usia
□ □ □ □
Jenis Kelamin
□ Laki-laki □ Perempuan
2 1
Diagnosa
□ Diagnosa neurologi □ Perubahan oksigenasi (diagnose □ respiratorik, □ dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb) Gangguan perilaku/psikiatri Diagnosa lainnya
4 3
□ Tidak menyadari □ keterbatasan dirinya □ Lupa akan keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri
3 2 1
Gangguan kognitif
Skor
2 1
16
Faktor lingkungan
Respon terhadap : 1. Pembedahan/seda si/ anestesi
□ Riwayat jatuh/bayi diletakkan di tempat □ tidur dewasa Pasien menggunakan □ alat bantu/bayi □ diletakkan dalam tempat tidur/perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit
4
□ Dalam 24 jam □ Dalam 48 jam □ > 48 jam atau tidak
3 2 1
3 2 1
menjalani pembedahan
/sedasi/anestesi 2. Penggunaan Medikamentosa
□ Penggunaan multipel :
3
sedative, obat hypnosis, barbiturate, fenotiazin,
□ antidepresan, diuretik, □ pencahar, narkotikaPenggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi JUMLAH
2 1
17
PENGKAJIAN RESIKO JATUH Time Up and Go (Pada pasien rawat jalan)
No
Penilaian
Ya
a
Cara Berjalan Pasien (salah satu atau lebih)
Tidak
1. Tidak Seimbang 2. Jalan dengan menggunakan alat bantu ( kursi
roda,
tongkat,
orang
dan
lain
sebagainya) b.
Menopang saat akan duduk : tamapak memegang pinggiran kursi atau meja/ benda lain sebagai penopang saat akan duduk.
No
Hasil
Penilaian/ Pengkajian
1
Tidak Beresiko Tidak ditemukan a dan b
2
Resiko Rendah
Ditemukan salah satu dari a atau b
3
Resiko Tinggi
Ditemukan a dan b
Keterangan
Dalam penanganan pasien jatuh perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Selamatkan pasien dan pindahkan pasien ke tempat yang lebih aman 2. Lakukan observasi kondisi pasien saat setelah jatuh yang terdiri dari tekanan darah, nadi, respirasi dan kesadaran 3. Laporkan kondisi pasien kepada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) 4. Periksa lingkungan sekitar pasien, tempat tidur pasien, lantai, cahaya penerangan dan sarana lain 5. Catat insiden pasien jatuh di buku KTD 6. Laporkan insiden pasien jatuh kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
18