STEP 2 1. CoCr = kobalt + kromium untuk pembuatan implan gigi menggantikan NiCr yang bersifat toksik. Kromium resisten terhadap korosi karena membentuk lapisan tipis Cr2O3 yang mencegah difusi oksigen atau korosi lainnya ke logam yang mendasarinya. 2. Komposisi dental alloy 2 logam = binary 3 logam = tertianary 4 logam = quartenery 3. Klasifikasi berdasarkan elemen utama - Gold-based - Palladium-based - Silver-based - Nickel-based - Cobalt-based - Titanium-based 4. Tahapan manipulasi dental alloy - Waxing = pembuatan pola malam (langsung, tidak langsung, atau langsung tidak langsung). - Spruing = bertujuan membuat sprue pin sebagai saluran alloy cair dapat masuk ke mould space setelah malam dihilangkan. - Investing = menuangkan bahan pendam ke bumbung tuang (gypsum-bonded, phospate-bonded, atau silicate-bonded). - Preheating = bertujuan mengeringkan adonan (150ยบC selama 15 menit), - wax elimination = bertujuan menghilangkan wax dari mould space (350ยบC selama 30 menit), - heating = terjadi pemuaian maksimal bumbung tuang dan mould space (700ยบC selama 3o menit) - Melting & casting = menuang alloy cair ke mould space yang disediakan dan pembakaran menggunakan centrifugal casting machine atau air pressure casting machine - Pickling = setelah pembakaran alloy akan berwarna hitam karena oksidasi. Alloy diikat dengan benang dan dipanaskan dalam larutan HCl/H2SO4 yang bersifat toksik kemudian dinetralkan dalam larutan sodium bikarbonat.
STEP 7 1. Berdasarkan fase dominan fase: suatu keadaan secara fisik yang menunjukan spesifitasnya. Bila logam campuran homogen, maka hanya memiliki satu fase. Jenis klasifikasi fasenya membedakan kekuatan, biokompabilitas, dan korositas.
Berdasarkan elemen utama: Gold-based
Fungsi konstituen Emas/Gold (Au): resisten terhadap tarnish dan korosi, memiliki nilai estetika, memiliki daktilitas dan sifat lunak. Tembaga/Copper (Cu): bahan utama untuk mengeraskan alloy, mereduksi titik leleh dan densitas emas, pada kuantitas tertentu menyebabkan warna kemerahan pada alloy, mereduksi tarnish dan korosi, persentase maksimal tidak boleh lebih dari 16%. Perak/Silver (Ag): memutihkan warna alloy (menetralkan kemerahan tembaga), meningkatkan kekerasan dan kekuatan, pada kuantitas tinggi dapat mencegah tarnsih. Platina/Platinum (Pt): meningkatkan kekuatan dan resisten korosi, meningkatkan titik leleh, memberi efek pemutih pada alloy. Palladium (Pd): mirip platina, tetapi lebih murah. Tambahan minor Seng/Zinc (Zn): mengikat oksigen dan mencegah absorbsi selama pelelehan dan mencegah porus saat solidifikasi casting. Indium, timah, dan besi (In, Sn, Fe): paling efektif meningkatkan kekerasan alloy porselen Au-Pd. Kalsium/Calcium (Ca): mengompensasi penurunan CTE (koefisien ekspansi termal) ketika komponen perak dihilangkan (karena menghasilkan noda hijau pada margin metal-porselen). Iridium, ruthenium, rhenium: ditambahkan dalam jumlah sedikit (100-150 ppm), membantu menurunkan ukuran grain. CoCr
Fungi konsitituen Kobalt: Memberi kekerasan, kekuatan dan kekakuan pada paduan, memiliki titik leleh yang tinggi. Chromium: resistensi terhadap korosi. Kandungan chromium berbanding lurus dengan ketahanan tarnish dan korosi, menurunkan titik leleh, dan mengeraskan campuran. 30% kromium adalah batas atas untuk mencapai sifat mekanik maksimum. Nikel: mengurangi kekuatan, kekerasan, MOE dan suhu fusi, serta meningkatkan keuletan. Molibdenum atau tungsten. pengeras efektif. Molibdenum lebih disukai karena mengurangi keuletan sampai taraf yang lebih rendah daripada tungsten. Molibdenum mengurangi struktur grain. Besi, tembaga, dan berilium: pengeras. Selain itu, berilium mengurangi fusi temperature dan memperbaiki struktur butiran. Mangan dan silikon: pengikat utama oksida untuk mencegah oksidasi elemen lain selama peleburan, dan pengeras campuran. Boron: pengeras dan pengoksidasi, mengurangi keuletan. Karbon: Kandungan karbon sangat penting untuk kekuatan alloy, namun jika berlebih dapat meningkatkan kerapuhan 2. Alloy gigi umumnya ditempatkan di mulut pasien selama bertahun-tahun di mana mereka perlu menahan beban mekanis dan lingkungan korosif. Maka, penting untuk memahami sifat alloy karena alloy dapat menginduksi terjadinya reaksi biologis seperti pembengkakan gingiva, eritema, dll, melalui pelepasan ion metalik selama korosi. Tidak semuanya memenuhi semua persyaratan. Beberapa telah menunjukkan potensi reaksi alergi (paduan yang mengandung nikel) dan efek samping lainnya ketika digunakan tanpa tindakan pencegahan yang tepat. Beberapa alloy cukup sulit untuk dicetak. Beberapa sangat keras (paduan logam dasar) sehingga sulit untuk dipotong, digerinda dan dipoles. Semua paduan menyusut saat pendinginan. Beberapa (paduan logam dasar) menunjukkan penyusutan lebih banyak daripada yang lain. Penyusutan tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikompensasi. Selain persyaratan umum ini, paduan yang ditujukan untuk penggunaan khusus tertentu harus memenuhi persyaratan untuk itu.
Misalnya, paduan logam-keramik harus memiliki persyaratan tambahan agar kompatibel dengan porselen. (Manappalil, 2016) Gold-based - Warna: bervariasi dari warna emas hingga putih tergantung penambahan elemen pemutih (perak, platina, paladium) - Rentang leleh: 920-960ยบC. Rentang leleh suatu alloy penting untuk menentukan bahan pendam dan metode pemanasan yang digunakan. - Massa jenis/kepadatan: mengindikasikan jumlah casting yang dapat dibuat, dimana alloy dengan massa jenis rendah dapat menghasilkan lebih banyak casting, dan memengaruhi Alloy emas memiliki massa jenis lebih rendah daripada emas murni. Tipe III: 15.5 g/๐๐3 Tipe IV: 15.2 g g/๐๐3 - Yield strength (batas regangan permanen): Tipe III โ 207 MPa Tipe IV โ 275 Mpa - Kekerasan: lebih rendah dari alloy metal Type III โ 121 MPa Type IV โ 149 Mpa - Elongasi/pemanjangan: Type IIIโ30โ40% โข Type IVโ30โ35%. - Modulus elastisitas: Type IVโ90 ร 103 MPa. - Resistensi tarnish dan korosi baik karena kandungan logam mulia. - Kontraksi casting: Alloy emas menyusut sebesar 1.25โ1.65%. Penyusutan terjadi dalam tiga tahap: 1. Kontraksi termal dari logam cair. 2. Kontraksi logam saat berubah dari cair menjadi padat. 3. Kontraksi termal dari logam padat karena mendingin hingga suhu kamar. - Bahan pendam yang digunakan: gypsum-bonded. - Biokompabilitas baik. CoCr karena biayanya yang lebih rendah dan sifat mekanik yang baik. Massa jenis/kepadatan: 8 -9 g / cm3. Yield strength: lebih tinggi dari pada paduan emas (710 MPa). Daktilitas: lebih rendah dari pada alloy emas tergantung pada komposisi, laju pendinginan dan fusi dan tempe rature yang digunakan. Nilai elongasi: 1-12%. Modulus elastisitas: dua kali lebih keras dari paduan emas (225 ร 103 MPa). Dengan demikian, casting dapat dibuat lebih tipis, sehingga mengurangi berat RPD. Kekerasan: 50% lebih keras daripada paduan emas (432 VHN) sehingga memotong, menggiling, dan finishing sulit. Diperlukan alat khusus yang keras dan berkecepatan tinggi. Casting shrinkage: jauh lebih besar (2,3%) dari pada paduan emas. Penyusutan yang tinggi disebabkan oleh suhu fusi yang tinggi.
Porositas Galvanic shock Saliva dengan kandungan garamnya menghasilkan suatu elektrolit yang lemah. Korosi galvanik terjadi ketika logam yang berbeda terletak pada kontak fisik langsung satu sama lain. Jika restorasi emas bersentuhan dengan restorasi amalgam, amalgam membentuk anoda dan mulai berkarat. Listrik sebesar 500 milivolt terbentuk ketika dua restorasi bersentuhan, menyebabkan rasa sakit yang tajam yang disebut 'sengatan galvanik'. Biasanya terjadi segera setelah insersi dan dapat diminimalkan dengan mengecat pernis pada permukaan restorasi amalgam. Namun, tindakan pencegahan terbaik adalah menghindari logam yang berbeda dalam kontak. Variasi lain dari korosi galvanik dapat terjadi bahkan pada restorasi yang berdiri sendiri (jarang). Komposisi alloy AgCu
Sumber: Manappallil, J.J., 2016, Basic Dental Materials, 4th ed., Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd